X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, telah memperkenalkan kontrol baru yang membatasi balasan hanya kepada akun-akun yang telah ter-verifikasi. Yang menarik adalah kontrol ini tidak terbatas pada akun berbayar.
Pengguna yang tidak membayar untuk X Premium juga dapat memilih untuk tidak membiarkan pengguna non-terverifikasi merespons postingan mereka. Ini adalah langkah baru yang menarik perhatian dalam evolusi media sosial dan memiliki dampak besar terhadap pengalaman pengguna di platform tersebut.
Pengendalian Balasan yang Lebih Kuat
Awalnya, Twitter menghadirkan kontrol untuk membatasi balasan hanya kepada “Akun yang Anda ikuti” atau “Hanya akun yang Anda sebutkan” pada tahun 2020. Namun, saat itu pengguna hanya bisa memilih pengaturan ini sebelum memposting sebuah tweet.
Pada tahun 2021, Twitter memperluas jangkauan fitur ini, memungkinkan pengguna untuk mengontrol balasan setelah sebuah tweet dipublikasikan. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada pengguna dalam mengelola respons terhadap konten mereka di platform. Selain itu, pengguna masih dapat mengutip sebuah postingan meskipun balasan dibatasi.
Pemberian Prioritas untuk Akun Terverifikasi
X telah memberikan penekanan pada akun-akun terverifikasi dengan menawarkan peringkat yang diprioritaskan dalam percakapan dan pencarian sebagai salah satu keuntungan langganan. Dengan pengendalian baru ini yang membatasi balasan hanya kepada akun terverifikasi, X sekarang memberikan kesempatan bagi pengguna berbayar untuk mendapatkan lebih banyak perhatian.
Ini dapat menjadi dorongan besar bagi banyak akun yang berusaha membangun audiens mereka dan memperkuat kehadiran mereka di platform. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun niatnya adalah untuk mengurangi spam dalam balasan, tidak ada jaminan bahwa akun-akun terverifikasi tidak akan memposting informasi yang merugikan.
Sebelumnya, laporan NBC News mencatat bahwa banyak akun terverifikasi di X telah memposting berita palsu tentang Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengalokasikan $8 miliar sebagai bantuan militer untuk Israel.
Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi platform media sosial dalam mengendalikan disinformasi dan informasi yang merugikan yang dapat disebarkan oleh akun-akun yang memiliki tanda centang biru.
Dampak pada Kebebasan Berbicara
Meskipun langkah ini dapat membantu dalam mengatasi masalah spam dan penyebaran informasi palsu, beberapa pengguna mungkin melihatnya sebagai pembatasan terhadap kebebasan berbicara di platform. Batasan ini dapat menghalangi diskusi yang luas dan beragam, serta menyaring berbagai pendapat.
Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan yang tepat antara melindungi pengguna dari konten merugikan dan memastikan bahwa platform tetap menjadi tempat yang inklusif untuk berbicara.
Kesimpulannya, langkah X untuk membatasi balasan hanya kepada akun terverifikasi adalah perkembangan yang menarik dalam ekosistem media sosial. Ini memberikan lebih banyak kendali kepada pengguna atas respons terhadap konten mereka dan memberikan keuntungan tambahan bagi pengguna berbayar.
Namun, tantangan terus ada dalam mengatasi disinformasi, bahkan di antara akun-akun terverifikasi. Penting bagi platform-media sosial untuk terus berupaya mencari solusi yang seimbang antara melindungi pengguna dan menjaga kebebasan berbicara.