Bagi para penggila teknologi yang senang mengotak-atik dan menginginkan laptop yang benar-benar milik mereka, Framework Laptop 16 hadir sebagai jawaban. Laptop 16 inci ini tidak hanya menawarkan performa mumpuni untuk aktivitas sehari-hari dan gaming, tetapi juga mengunggulkan aspek keterpasangan (upgradability) dan kemampuan perbaikan sendiri (reparability) yang tak tertandingi.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam mengenai Framework Laptop 16, membahas kelebihan dan kekurangannya, serta melihat apakah laptop ini memang pantas menjadi idaman para tinkerers.
Desain Modular dan Kebebasan Kustomisasi
Framework Laptop 16 tidak seperti laptop kebanyakan. Ia mengusung desain modular yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menukar berbagai komponen, mulai dari keyboard, touchpad, hingga kartu ekspansi yang menentukan port dan fungsi tambahan.
Bayangkan, Anda bisa memindahkan keyboard ke sisi kiri atau kanan, menambahkan numpad, bahkan mengganti Expansion Card untuk menambah port HDMI atau Ethernet sesuai kebutuhan. Kebebasan ini belum pernah ada sebelumnya di dunia laptop.
Performa dan Gaming
Meski mengutamakan aspek kustomisasi, Framework Laptop 16 tidak mengabaikan performa. Unit review kami yang menggunakan AMD Ryzen 7 7840HS dan RAM 16GB DDR5 terasa cukup kencang untuk aktivitas sehari-hari, termasuk membuka banyak tab browser dan aplikasi office.
Untuk gaming pun, laptop ini sanggup menjalankan game-game berat seperti Cyberpunk 2077 dan Marvel’s Midnight Suns dengan pengaturan medium-high, meski tidak seganas laptop gaming murni. Namun, perlu dicatat bahwa Framework Laptop 16 ini bukan yang terdepan dalam benchmark performa mentah jika dibandingkan dengan laptop gaming lain.
Layar, Port, dan Baterai
Layar 16 inci WQXGA (2560×1600) 165Hz pada unit review kami cukup jernih dan tajam, walaupun tidak bisa menandingi panel OLED dalam hal kontras dan kedalaman warna. Kecerahannya pun tergolong baik, mencapai 484 nits, lebih unggul dari laptop gaming sekelasnya.
Namun, kekurangannya terletak pada port. Framework Laptop 16 tidak memiliki port bawaan dan mengandalkan Expansion Card untuk menambah USB-C, HDMI, atau bahkan jack audio 3.5mm. Ini memang memberikan fleksibilitas, tapi juga bisa merepotkan jika Anda sering lupa membawa Expansion Card yang dibutuhkan.
Soal baterai, Framework Laptop 16 bertahan sekitar 8-9 jam dalam pengujian web browsing, tergolong standar untuk laptop gaming dan lebih baik dari beberapa laptop Windows premium.
Harga dan Ketersediaan:
Framework Laptop 16 tersedia dalam versi DIY (tanpa RAM, storage, dan power adapter) mulai dari Rp. 22 jt-an dan versi prebuilt mulai dari Rp. 26.6 jt-an. Pengiriman saat ini dilakukan bertahap berdasarkan batch, dengan batch berikutnya diperkirakan pada Q2 2024.
Framework masih tergolong perusahaan muda, dan potensi Framework Laptop 16 masih sangat besar. Ke depannya, kita berharap Framework bisa meningkatkan performa dan memperluas ekosistem Expansion Card untuk menawarkan lebih banyak pilihan dan kompatibilitas. Dengan terus berinovasi, Framework berpotensi menjadi pelopor tren laptop modular yang semakin diminati di masa depan.
Kesimpulan:
Framework Laptop 16 adalah laptop yang unik dan inovatif, terutama bagi mereka yang menghargai kemampuan untuk mengotak-atik dan memperbaiki sendiri perangkat mereka. Keterpasangan dan desain modularnya tak tertandingi, memberikan kebebasan kustomisasi yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, perlu diingat bahwa performa secara keseluruhan bukanlah yang terdepan, dan sistem port yang mengandalkan Expansion Card bisa terasa merepotkan bagi sebagian pengguna.
Jika Anda seorang tech enthusiast yang senang bereksperimen dan tidak keberatan dengan sedikit kerumitan, Framework Laptop 16 bisa menjadi laptop impian Anda. Namun, bagi pengguna yang mengutamakan performa murni dan kemudahan penggunaan, mungkin ada pilihan lain yang lebih cocok.