Asus Vivobook 16X OLED, nama resmi dari laptop ini, memang dapat membingungkan saat mencari informasi di web. Meski begitu, jangan terkecoh dengan label OLED yang tertera pada perangkat ini, karena tidak semua varian laptop ini dilengkapi dengan layar OLED.
Ternyata, ada beberapa konfigurasi yang berbeda untuk dipilih, dan hanya dua di antaranya yang menggunakan layar OLED. Saya mencoba varian dengan panel IPS LCD dalam penelitian ini, namun hal ini tidak mengecilkan nilainya.
Layar & Audio
Layar pada Vivobook 16X ini bukanlah yang terbaik, tetapi pada harga ini layarnya sudah cukup baik. Asus mengklaim bahwa layar ini dapat mencakup 100% gamut warna sRGB, dan hasilnya cukup baik dalam berbagai situasi.
Mode Normal menghasilkan akurasi warna yang tinggi, namun jika beralih ke mode Vivid, warna-warna pada layar akan terlihat lebih hidup, terutama warna merah.
Kontras pada layar menggunakan panel IPS, sehingga hitam tidak sempurna dan terdapat sedikit blooming pada piksel terang. Namun, hal ini masih dapat diterima mengingat refresh rate layar yang halus sebesar 120Hz.
Kecerahan maksimum hanya mencapai 300 nits, sehingga sebaiknya tidak menggunakan laptop ini di luar ruangan, kecuali di tempat yang teduh. Permukaan mat dengan perlindungan anti-silau yang baik sedikit membantu dalam hal ini, namun tidak sepenuhnya sempurna.
Layar ini tidak mendukung teknologi HDR, namun kombinasi layar berkualitas tinggi dan speaker yang seimbang memberikan pengalaman menonton film yang baik. Sedikit peningkatan dalam penampilan mid-range dan bass akan lebih baik.
Namun, tidak ada masalah dalam penggunaan konten suara, sementara webcam 720p yang cukup baik dan mikrofon yang baik juga menjamin pengalaman panggilan video yang solid.
Spesifikasi, Performa & Port
Vivobook 16X memiliki spesifikasi perangkat keras yang mumpuni, dengan prosesor Intel H-type yang kuat dan kartu grafis Nvidia GeForce RTX.
Namun, jangan salah sangka bahwa laptop ini dapat digunakan untuk bermain game dengan baik. Laptop ini dirancang untuk digunakan sebagai perangkat produktivitas, dengan GPU diskrit yang dirancang untuk memberikan peningkatan performa pada tugas-tugas yang lebih berat seperti pengeditan video. Tidak ada desain khusus untuk gaming, tidak ada pencahayaan RGB atau dukungan G-Sync untuk layar.
Fitur-fitur lain yang terkait dengan gaming, seperti aplikasi Armoru Crate dari Asus (yang digunakan untuk memonitor dan meningkatkan performa), tidak ada pada laptop ini. Namun, opsi serupa tersedia melalui aplikasi MyAsus dan ProArt Creator Hub, serta menu Pengaturan Windows 11.
Perlu dicatat bahwa prosesor dan kartu grafis pada model yang diuji bukan yang terbaru, bahkan pada saat review ini dibuat. Ini berarti prosesor Intel generasi ke-12 dan RTX 3050, kartu grafis termurah dalam seri 2022. Untuk menjalankan game dengan lancar, Anda harus mengorbankan beberapa efek khusus dan ray tracing.
Namun, dalam situasi lainnya, RTX 3050 masih dapat memberikan performa yang sangat baik. Kartu grafis ini memberikan performa hampir empat kali lipat dari grafis terintegrasi Intel Iris Xe, mempercepat proses rendering video dan pemodelan 3D. Enam dari sepuluh inti pada chip Core i7-12650H difokuskan pada performa (bukan efisiensi), sehingga juga sangat baik untuk multitasking.
Model yang saya uji dilengkapi dengan RAM 16GB, yang cukup umum untuk laptop berukuran 15 dan 16 inci pada harga ini. SSD 512GB sudah cukup untuk kebanyakan orang, namun tersedia slot M.2 kosong untuk ekspansi dan kartu SD untuk memindahkan file dengan cepat.
Jika Anda ingin menggunakan SSD eksternal melalui USB, terdapat tiga port yang tersedia: satu Type-C dan dua Type-A. Banyak komputer lain dalam kelas ini memiliki port USB-C tambahan, namun Vivobook 16X tidak menggunakannya sebagai metode pengisian utama, meskipun itu mungkin.
Sebaliknya, charger yang disertakan menggunakan konektor bulat standar di sisi laptop.
Keyboard, Trackpad & Daya Tahan Baterai
Keyboard pada Vivobook 16X ini dirancang dengan baik, dilengkapi dengan pencahayaan latar yang jelas dan tombol-tombol yang cukup besar, meskipun keypad terpisah membuatnya sedikit sesak.
Karena tombol power berada di bagian atas keypad dan bukan di bagian keyboard biasa, kemungkinan untuk secara tidak sengaja menekannya dan mematikan layar menjadi lebih kecil. Jika tidak, hal ini bisa menjadi keluhan.
Tombol-tombol itu sendiri terasa agak plastik dan perjalanan tombolnya bukan yang terbaik, tetapi hal ini seharusnya bukan halangan besar. Jika Anda tidak menghabiskan berjam-jam mengetik di laptop, hal ini tidak akan menjadi masalah besar.
Di bawahnya, trackpad kaca mati nyaman digunakan dan menawarkan kontrol yang baik. Bahkan, terdapat sensor sidik jari di sudut kanan atas, sehingga login tanpa PIN atau password menjadi lebih mudah.
Namun, dengan performa yang kuat, grafis tingkat gaming, dan layar dengan refresh rate 120Hz, daya tahan baterainya tidaklah terbaik. Selama pengujian, daya tahan baterainya berkisar antara dua hingga enam jam, tergantung pada seberapa banyak tugas berat yang saya lakukan. Pada kondisi paling maksimal, saat mengkonversi file video besar, baterainya hanya bertahan selama lebih dari satu jam.
Mode hemat daya ekstrim dapat memperpanjang daya tahan baterai hingga seharian penuh, tetapi performa yang lebih terbatas akan membuat pekerjaan menjadi sulit dilakukan. Jadi, selalu siapkan charger.
Dalam kesimpulan, Asus Vivobook 16X adalah laptop dengan desain kualitas, performa yang kuat, dan harga yang terjangkau. Meski tidak dilengkapi dengan layar OLED, layar IPS LCD pada laptop ini sudah cukup baik, dan kombinasinya dengan speaker yang seimbang memberikan pengalaman menonton yang memuaskan.
Laptop ini juga cocok untuk tugas-tugas produktivitas yang lebih berat, meski bukan untuk gaming. Meski daya tahan baterainya tidak terlalu baik, Asus Vivobook 16X tetap menjadi pilihan yang bagus di kelasnya.