Meta baru-baru ini merilis AI-nya sendiri dengan LLaMA yang fokus pada akademisi dan Segment Anything image tool yang ditenagai oleh AI, namun dalam mengadopsi AI, Bing dengan ChatGPT dan Google Bard jauh lebih cepat. Kini, hal itu tampaknya akan berubah.
Dalam panggilan pendapatan Q1 Meta pada 26 April lalu, Mark Zuckerberg mengumumkan rencana untuk membawa teknologi AI “ke miliaran orang dengan cara yang akan berguna dan bermakna.” Pendiri Facebook itu secara langsung menyebutkan “pengalaman chat di WhatsApp dan Messenger”, serta “alat penciptaan visual untuk posting di Facebook dan Instagram dan iklan” dengan video dan pengalaman multi-modal yang akan segera hadir.
Zuckerberg tidak memberikan rincian, tetapi menyatakan bahwa generative AI akan hadir dalam semua produk Meta, dengan beberapa diantaranya diharapkan akan hadir dalam beberapa bulan ke depan. Bentuk fitur-fitur tersebut belum diketahui saat ini, namun kemungkinan akan melibatkan jenis chatbot yang menggunakan model LLaMA.
Namun, apakah fitur-fitur AI layak dihadirkan pada platform sosial adalah masalah yang lain. Fitur My AI milik SnapChat yang ditenagai oleh ChatGPT menghadapi reaksi keras dengan ulasan 1-bintang untuk aplikasi tersebut dan bahkan mempengaruhi beberapa pengguna untuk menghapus aplikasi tersebut. Ada juga kebingungan mengenai seberapa banyak data yang diambil oleh AI. Meta sendiri sudah memiliki informasi pribadi tentang sebagian besar dari kita, yang kemungkinan akan terus berlanjut dengan fitur-fitur AI-nya.
Namun, AI adalah kekuatan yang akan datang di dunia teknologi dan meskipun Meta telah mengakui hal ini, mereka tetap tidak akan meninggalkan dunia Metaverse. Dalam panggilan yang sama, Zuckerberg mengatakan bahwa “ada sebuah narasi yang berkembang bahwa kami somehow bergerak menjauh dari fokus pada visi Metaverse, jadi saya hanya ingin mengatakan bahwa itu tidak akurat”, kata Zuckerberg.
Sebenarnya, AI bisa memberikan dorongan pada Metaverse, dengan Zuckerberg menyatakan pengguna akan “jauh lebih mudah dapat membuat avatar, objek, dunia, dan kode untuk menghubungkan semuanya bersama.”
Untuk lebih menegaskan komitmen Meta pada Metaverse, ada beberapa rumor yang mengindikasikan bahwa headset VR berikutnya dari Meta, Meta Quest 3, akan diluncurkan tahun ini. Mark Zuckerberg mengonfirmasi bahwa headset tersebut akan dilengkapi dengan Meta Reality, yang memungkinkan headset tersebut digunakan untuk augmented reality dan virtual reality.
Namun, ada banyak pertanyaan dan polemik yang muncul terkait kehadiran teknologi AI di platform sosial Media. Terlepas dari polemik tersebut, hadirnya teknologi AI pada platform sosial Media, terutama pada Facebook, Instagram dan Whatsapp akan sangat penting bagi miliaran penggunanya.
Dengan kehadiran teknologi AI tentunya akan mempermudah pengalaman pengguna dalam mengakses informasi secara cepat dan efektif. Selain itu, dengan penggunaan teknologi AI pada platform sosial Media, dapat mendukung pengembangan dunia digital dan inovasi teknologi di masa yang akan datang.
Kedatangan Meta Quest 3 dan Meta Reality juga akan menjadi sebuah terobosan yang sangat penting bagi pengguna VR. Dengan adanya teknologi Meta Reality, pengguna akan lebih dapat menggabungkan antara VR dan AR dalam satu platform.
Meskipun demikian, Meta juga harus memastikan bahwa kehadiran teknologi AI pada platform mereka mampu memberikan manfaat yang nyata bagi pengguna serta menjaga keamanan dan privasi pengguna dalam penggunaan teknologi tersebut.