Dunia gaming portable semakin dipenuhi dengan perangkat baru yang menarik perhatian para gamer. Setelah Valve merilis Steam Deck yang sukses pada tahun lalu, berbagai produsen perangkat keras berlomba-lomba untuk menghadirkan PC portable mereka sendiri.
Salah satunya adalah Asus ROG Ally yang cukup menjanjikan, dan ada juga pilihan unik seperti Ayaneo 2S. Kini, Lenovo bergabung dalam persaingan ini dengan meluncurkan Lenovo Legion Go.
Lenovo Legion Go mungkin terlihat seperti PC portable biasa pada pandangan pertama, tetapi ternyata Lenovo membawa inovasi yang cukup unik dalam perangkat ini. Dengan pengontrol yang dapat dilepas, penyangga, mode “mouse” inovatif, dan banyak fitur lainnya, Legion Go berhasil membedakan dirinya dari pesaing-pesaingnya.
Namun, apakah layak untuk mengeluarkan $700 (Rp. 10 jt-an) pada bulan Oktober mendatang untuk memiliki perangkat gaming portable ini? Jawabannya ternyata lebih rumit daripada yang Anda kira.
Perangkat yang Bertenaga
Secara teknis, Lenovo Legion Go siap untuk bersaing dalam dunia gaming portable. Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen z1 Extreme, perangkat ini memiliki potensi kekuatan yang sama dengan Asus ROG Ally.
Sistem yang tangguh ini dilengkapi dengan RAM 16 GB, penyimpanan 512 GB, dan baterai 49,2 Wh, yang semuanya mendukung harga kompetitifnya. Meskipun memiliki faktor bentuk yang cukup besar dan banyak ventilasi, performanya pada awalnya tidak begitu mengesankan.
Ketika mencoba game Hi-Fi Rush, pengujian awal menunjukkan frame rate yang kurang mulus. Awalnya, hal ini dianggap akibat pengaturan grafis yang belum dioptimalkan (alat internal yang akan datang dengan perangkat belum siap untuk diuji), tetapi yang sebenarnya menjadi penyebabnya adalah fitur paling mengesankan: layar 1600p.
Lenovo Legion Go memiliki layar 144Hz 8.8” QHD+, yang mungkin merupakan salah satu layar terbaik yang pernah ada pada perangkat gaming portable. Namun, angka 1600p ini mungkin terlalu tinggi untuk sebagian besar laptop gaming kelas rendah, apalagi perangkat portable dengan layar yang jauh lebih kecil.
Ini terutama tinggi untuk Z1 Extreme, yang mungkin menjelaskan mengapa kinerja Hi-Fi Rush kurang memuaskan. Perlu dilakukan banyak eksperimen untuk melihat sejauh mana Legion Go dapat dioptimalkan demi performa dibandingkan dengan tampilan yang mungkin tidak terlalu diperlukan.
Kontrol Inovatif
Salah satu hal yang menarik dari Lenovo Legion Go adalah pendekatannya yang inovatif terhadap kontrol, yang lebih mengambil inspirasi dari Nintendo Switch daripada Steam Deck. Legion Go dilengkapi dengan pengontrol yang dapat dilepas sepenuhnya. Bahkan memiliki penyangga bawaan yang mirip dengan Switch OLED, yang menunjukkan bahwa Lenovo lebih menargetkan penggunaan pada meja daripada digenggam.
Meskipun pengontrol memiliki tata letak ABXY standar, pengontrol ini adalah salah satu pengontrol yang paling tidak biasa yang pernah ada pada perangkat semacam ini. Trackpad pada pengontrol kanan memberikan keunggulan dibandingkan dengan ROG Ally, sedangkan enam tombol cengkeraman yang dapat diatur memberikan banyak ruang untuk penyesuaian kontrol.
Namun, masalahnya adalah kenyamanan saat pengontrol dilepas. Saat dilepas, pengontrol terasa besar dan berbentuk sudut yang sangat tajam. Rasanya seperti saya sedang memegang dua segitiga tebal, yang agak aneh setelah begitu banyak tahun menggunakan Joy-Con ringan milik Nintendo.
Ini mungkin sesuatu yang akan saya terbiasa seiring berjalannya waktu, tetapi masih ada pertanyaan tentang seberapa nyaman saat digunakan dalam sesi permainan yang lebih lama.
Kontrol FPS Inovatif
Namun, yang paling mengejutkan dari Legion Go adalah setup yang cukup cerdas yang mengubah pengontrol kanan menjadi mouse. Legion Go disertai dengan cincin plastik kecil yang dapat diletakkan di atas meja (versi akhirnya akan terbuat dari magnet, tetapi yang saya uji belum).
Dengan mengaktifkan sakelar “FPS” dan meletakkan pengontrol kanan di dalam cincin, Anda dapat mengendalikannya seperti stik penerbangan. Tombol bumper kanan dan tambahan di sisi pengontrol berfungsi sebagai klik kiri dan kanan mouse, sedangkan sebuah roda rahasia di dekatnya memberikan kemampuan untuk menggulir.
Meskipun mungkin terdengar seperti gimmick, ini adalah jenis daya tarik yang sama yang membuat saya jatuh cinta dengan Nintendo Switch ketika pertama kali mencobanya. Saya dapat menggunakan mode ini untuk bermain Powerwash Simulator dengan akurasi yang luar biasa, sambil memegang pengontrol kiri di tangan saya yang lain untuk beralih nozzle.
Ini tampaknya merupakan pilihan ideal bagi orang yang bermain genre yang dibuat khusus untuk PC, seperti CRPG dan game strategi. Ini dapat membantu Legion Go menjadi pilihan yang diutamakan untuk game seperti Baldur’s Gate 3, membuatnya menjadi perangkat gaming portable bagi pemain PC.
Tentu saja, skema kontrol yang unik seperti ini pasti memiliki beberapa hambatan. Ketika mode FPS diaktifkan, game yang saya coba langsung mengasumsikan saya bermain dengan mouse dan keyboard.
Itu berarti kontrol dalam game yang ditunjukkan kepada saya tidak berguna, sehingga saya harus mengatur tombol hingga saya memahami fungsinya. Saya yakin hal ini akan menimbulkan kebingungan dalam game yang berfokus pada PC yang mengandalkan puluhan perintah keyboard daripada pintasan pengontrol.
Lenovo Legion Go adalah perangkat gaming portable yang menarik dengan inovasi yang menarik, meskipun masih ada beberapa pertanyaan tentang praktikalitasnya. Ukuran yang besar dan layar yang ambisius mungkin menjadi tantangan, tetapi ide-ide segar yang dibawa Lenovo ke dalam
pasar gaming portable dapat mengguncang pasar dengan cara yang membuatnya menjadi pemimpin. Legion Go dijadwalkan akan diluncurkan pada bulan Oktober dengan harga $700. Lenovo juga mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan model yang lebih murah dan kurang kuat, tetapi tanggal peluncurannya belum diumumkan.