Pada konferensi tahunan I/O, Google mengumumkan sejumlah peningkatan pada alat dan aplikasi kantornya, Workspace, yang diperkaya dengan kecerdasan buatan. Workspace hadir sebagai pesaing AI assistant Copilot milik Microsoft, dan kini Google mengumumkan Duet AI, yang menawarkan sejumlah alat generatif AI untuk aplikasi produktivitas Google dalam Workspace.
Duet AI menawarkan bantuan dalam menulis teks di Google Docs dan Gmail, serta membantu dalam pembuatan gambar untuk Slides, program presentasi slide serupa Microsoft PowerPoint. Selain itu, Duet AI dapat merangkum percakapan di Google Meet, layanan konferensi video milik Google.
Workspace menawarkan alur kerja, pesan teks, dan komunikasi suara yang terpadu, terutama melalui Gmail dan Google Meet. Aplikasi kolaborasi Workspace meliputi Google Docs, Sheets, Slides, dan Forms.
Google juga mengumumkan penggunaan baru untuk Smart Compose, asisten teks yang kini dikenal dengan “Help Me Write”. Help Me Write menawarkan saran-saran prosa untuk digunakan di Google Docs, Slides, Sheets, dan Drawings. Namun, pembaharuan hanya terbatas pada penggunaan Help Me Write pada Gmail di perangkat seluler.
Sheet, aplikasi spreadsheet milik Google, ditingkatkan dengan kotak teks berbasis Bard yang memungkinkan pengguna untuk meminta Sheets membuat spreadsheet berdasarkan kueri yang diketik.
Sebagai contoh, pengguna bisnis dapat meminta informasi tentang penyedia rantai pasokan teratas dari sebuah suku cadang yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Sheets akan menyediakan spreadsheet dengan informasi supplier, serta gambar dan tautan ke produk.
Sheet juga terintegrasi dengan Google Charts, alat grafik dan data interaktif. Sehingga, seperti Excel, Sheets dapat digunakan untuk mengorganisir data dan kemudian menghasilkan bagan batang, pie, atau gaya lainnya untuk ilustrasi data.
Google juga membicarakan tentang “Sidekick,” yang mampu membaca, merangkum, dan menjawab pertanyaan pada dokumen di berbagai aplikasi Google.
Google menyebut peningkatan AI pada Workspace ini sebagai “eksperimental”, dan satu-satunya cara bagi orang untuk mengakses peningkatan AI adalah dengan mendaftar di daftar tunggu untuk Google Labs.
Chirag Dekate, wakil presiden analis di Gartner Research, menyebut Workspace yang diperkaya AI sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas pengguna, “sekaligus memberdayakan pengguna untuk melindungi data dan model mereka.”
“Generative AI kelas kepemimpinan Google yang diintegrasikan di seluruh Google Workspace memungkinkan pengalaman konsumen yang berbeda,” kata Dekate. “Dari alat komposisi email Duet AI, penulisan dokumen, pembuatan gambar kustom, dan penggunaan model AI generatif sebelumnya yang terintegrasi, Workspace sebagai platform menawarkan pengalaman terintegrasi di mana pengguna tidak perlu mencari berbagai sumber model untuk fungsi serupa.”
Google dan Microsoft sedang bersaing dalam persaingan berbasis AI. Pada bulan Februari, kedua perusahaan mengumumkan peningkatan AI pada mesin pencari mereka; Microsoft menawarkan upgrade pada Bing sedangkan Google menawarkan versi AI-infused dari Search. Tujuan AI pada mesin pencari adalah untuk menawarkan pengalaman pencarian yang lebih dalam bagi pengguna.
Google juga merilis Bard, chatbot percakapan eksperimental yang didukung oleh teknologi bernama Language Model for Dialogue Applications (atau disingkat LaMDA).
Pada pengumuman Februari, Google mengumumkan kemitraan dan kepemilikan saham strategis di DeepMind – pesaing AI dari OpenAI, perusahaan yang didukung oleh investasi Microsoft dan teknologinya menjadi dasar bagi chatbot Microsoft ChatGPT.
IBM dan AWS juga meluncurkan produk generative AI mereka sendiri, yang ditujukan untuk membantu perusahaan merancang dan menyesuaikan model bahasa besar (LLM) sesuai kebutuhan operasional dan bisnis mereka.
“Dari Android, hingga Workspace dan platform cloud Enterprise, Google menunjukkan niatnya untuk memimpin percakapan seputar generative AI dan menciptakan momen transformatif bagi penggunanya, baik konsumen maupun enterprise,” kata Dekate.