Google Assistant, asisten digital yang selama ini menemani kita dalam berbagai aktivitas, baru saja mengalami perampingan besar-besaran. Sebanyak 17 fitur dihapuskan, mulai dari kontrol audiobook hingga penjadwalan ulang agenda, menimbulkan keraguan dan pertanyaan di benak pengguna.
Apakah langkah ini merupakan pertanda arah baru Google Assistant, atau justru ada masalah internal yang lebih besar?
Pemangkasan Fitur dan PHK Karyawan: Sinyal Perubahan Besar?
Berita penghapusan fitur ini berbarengan dengan kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan di divisi Google Assistant, serta mundurnya James Park dan Eric Friedman, co-founder Fitbit. Hal ini tentu memicu spekulasi tentang kondisi internal Google dan masa depan layanan AI mereka.
Meski Google belum mengungkapkan tanggal pasti penghapusan fitur, dalam beberapa bulan ke depan, pengguna tidak lagi bisa menggunakan suara untuk mengirim email, pesan audio, atau mengatur ulang jadwal Google Calendar. Kemampuan-kemampuan lain yang dihilangkan juga cukup beragam, mulai dari mengontrol stopwatch di Smart Display, hingga meminta informasi kontak.
Apa yang Hilang dan Apa yang Tersisa?
Google sendiri menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk “memperkuat fokus pada kualitas dan keandalan” Google Assistant. Mereka berharap dengan memangkas fitur yang jarang digunakan, pengembangan dan pemeliharaan fitur inti akan lebih optimal.
Berikut beberapa fitur utama yang dihapus:
- Kontrol audiobook Google Play Books: Pengguna masih dapat melakukan casting audiobook dari perangkat mobile.
- Alarm media, musik, dan radio: Fitur ini bisa digantikan dengan Routine atau alarm standar.
- Resep: Google Assistant masih bisa digunakan untuk mencari resep di web dan YouTube.
- Stopwatch di Smart Display dan Speaker: Timer dan alarm masih berfungsi.
- Panggilan dan broadcast ke perangkat: Pengguna masih bisa melakukan broadcast ke rumah.
- Email, video, dan pesan audio: Panggilan dan pesan teks tetap tersedia.
- Penjadwalan ulang Google Calendar: Penjadwalan event baru masih bisa dilakukan.
- App Launcher di Google Maps: Kontrol suara Google Maps tetap berfungsi.
- Family Bell: Fitur ini bisa digantikan dengan Routine.
- Meditasi dengan Calm: Opsi meditasi dari penyedia media lain seperti YouTube masih tersedia.
- Kontrol aktivitas Fitbit: Tombol fisik di perangkat Fitbit tetap berfungsi.
- Ringkasan tidur: Google Smart Display masih menampilkan ringkasan tidur.
- Caller ID panggilan speaker/Smart Display: Hanya tersedia jika menggunakan Duo.
- Perkiraan waktu “Commute to Work”: Permintaan waktu tempuh dan arahan masih bisa dilakukan.
- Jadwal perjalanan personal: Permintaan status penerbangan masih tersedia.
- Informasi kontak: Panggilan ke kontak tetap bisa dilakukan.
- Tindakan spesifik seperti mengirim uang, reservasi, atau posting media sosial: Google Assistant masih dapat membuka aplikasi yang terinstal.
Masa Depan Google Assistant: Antara Streamlining dan Keperluan Pengguna
Di satu sisi, penghapusan fitur ini bisa dilihat sebagai upaya streamlining, merampingkan Google Assistant agar lebih efisien dan fokus pada fitur inti yang paling sering digunakan. Namun, di sisi lain, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang komitmen Google terhadap pengalaman pengguna dan inovasi teknologi.
Penghapusan fitur yang signifikan, ditambah PHK karyawan, memunculkan pertanyaan tentang arah pengembangan Google Assistant ke depannya. Apakah layanan ini akan semakin terbatas dan berfokus pada fungsi dasar saja? Atau justru Google sedang mempersiapkan perubahan besar untuk menghadirkan pengalaman AI yang lebih canggih dan terintegrasi?
Yang jelas, keputusan Google ini menandai titik krusial dalam perjalanan Google Assistant. Pengguna perlu memantau dengan seksama langkah Google selanjutnya, memastikan bahwa perampingan ini tidak mengorbankan fitur-fitur penting dan kenyamanan pengguna. Selain itu, Google juga perlu bersikap transparan dan terbuka terhadap masukan pengguna agar masa depan Google Assistant tetap relevan dan bermanfaat bagi semua.