Perbedaan Yield to Maturity dan Yield to Call: Apa Yang Harus Anda Ketahui

Jika Anda terjun ke pasar obligasi, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah yield to maturity dan yield to call. Bagi mereka yang baru belajar tentang obligasi, keduanya mungkin terlihat sama. Namun, ternyata kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dan bisa mempengaruhi kinerja investasi Anda di pasar obligasi.

Yield to maturity (YTM) mencerminkan return total dari suatu obligasi jika dipegang sampai jatuh tempo. Dalam artian, YTM berdasarkan pada asumsi bahwa semua pembayaran kupon akan diterima oleh investor, dan semua pembayaran tersebut akan diinvestasikan kembali pada tingkat suku bunga yang sama dengan obligasi tersebut. Sedangkan Yield to call (YTC) dapat muncul ketika penerbit obligasi memiliki opsi untuk menebus obligasi sebelum jatuh tempo.

Tentunya, kedua yield tersebut mempunyai implikasi yang berbeda. YTM hanya memberikan gambaran return yang diharapkan dari obligasi jika dipegang sampai jatuh tempo. Sementara, YTC memperhitungkan faktor opsi penebusan obligasi oleh penerbit. Oleh karena itu, jika Anda berinvestasi pada obligasi yang memiliki opsi call yang mungkin dipakai oleh penerbit, perlu memahami YTC dan memperhitungkannya dalam melakukan analisis untung-rugi dari investasi tersebut.

Konsep Yield to Maturity

Dalam investasi obligasi, yield to maturity (YTM) adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari obligasi selama masa simpanan hingga jatuh tempo. YTM adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dengan harga pasar saat ini dari obligasi tersebut. Artinya, jika Anda membeli obligasi pada harga pasar yang diberikan dan menahan obligasi hingga jatuh tempo, YTM adalah tingkat pengembalian yang diharapkan.

Perbedaan lain antara YTM dan tingkat bunga kupon obligasi adalah bahwa YTM merupakan pengukuran total pengembalian investasi, sementara tingkat bunga kupon hanya menghitung imbal hasil tahunan yang dibayarkan oleh obligasi.

Secara matematis, YTM dapat dihitung dengan menghitung diskon rate yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas (baik kupon dan nilai kembali obligasi) dengan harga pasar saat ini dari obligasi.

Cara Menghitung Yield to Maturity

  • Mencari harga pasar obligasi saat ini
  • Mencari nilai nominal obligasi
  • Mencari tingkat bunga kupon obligasi
  • Mencari jangka waktu obligasi hingga jatuh tempo
  • Menggunakan rumus matematika untuk menghitung YTM

Contoh Perhitungan Yield to Maturity

Misalkan Anda membeli obligasi senilai Rp 100.000 yang membayar kupon tahunan senilai Rp 10.000 dan jatuh tempo dalam 3 tahun. Saat ini, harga pasar obligasi tersebut adalah Rp 95.000. Menggunakan rumus matematika, YTM dapat dihitung sebagai berikut:

Langkah Perhitungan
1 Mencari diskon rate dengan mencari selisih antara harga pasar dengan nilai nominal dan membaginya dengan nilai nominal [(100.000 – 95.000) / 100.000] = 0,05 atau 5%
2 Menghitung kupon yang akan diterima selama kurun waktu 3 tahun (10.000 x 3) = 30.000
3 Menghitung nilai kembali obligasi di akhir masa jatuh tempo 100.000
4 Menghitung total aliran kas (kupon ditambah nilai kembali) 30.000 + 100.000 = 130.000
5 Menghitung YTM dengan mencocokan total aliran kas dan diskon rate dengan menggunakan rumus 130.000 = 10.000 / (1 + YTM) + 10.000 / (1 + YTM)^2 + 10.000 / (1 + YTM)^3 + 100.000 / (1 + YTM)^3 YTM = 7,43%

Dalam contoh ini, YTM adalah 7,43%, yang mengindikasikan bahwa obligasi ini sangat menarik karena akan memberikan imbal hasil yang lebih besar daripada tingkat bunga pasar pada saat itu.

Konsep Yield to Call

Yield to Call atau YTC adalah istilah yang digunakan dalam obligasi. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dapat memilih untuk membayar kembali hutang tersebut secara dini, atau “call back” pada tanggal tertentu sebelum jatuh tempo. Artinya, pemegang obligasi menerima pengembalian modal sebelum waktunya. Yield to call adalah imbal hasil tingkat keuntungan yang dihitung jika obligasi dibelanjakan lebih awal.

Yield to call dihitung dengan mengasumsikan bahwa setiap pembayaran bunga dilakukan pada tanggal pembayaran bunga berikutnya, namun obligasi mungkin dibeli kembali sebelumnya. Ini berarti bahwa investor harus memperhitungkan jumlah uang yang akan mereka terima jika obligasi dibelanjakan lebih awal.

  • Yield to call selalu lebih rendah daripada yield to maturity karena mereka cenderung memiliki umur yang lebih pendek.
  • Investor harus memperhatikan yield to call, terutama jika mereka membeli obligasi karena imbal hasilnya yang tinggi.
  • Memahami yield to call adalah penting untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik dan menghindari kerugian.

Untuk menghitung yield to call, Anda dapat menggunakan formula yang sama dengan yield to maturity. Asumsikan bahwa bond akan dibelanjakan kembali pada tanggal tertentu sebelum jatuh tempo dan sertakan nilai pengembaliannya. Perbedaan utama antara yield to maturity dan yield to call adalah tanggal kembali, meskipun investor harus memikirkan potensi akan dibelanjakan sebelum jatuh tempo ketika melakukan investasi.

Beli: $ 950
Jumlah: $ 1.000
Jatuh tempo: 5 tahun
Pembayaran bunga: semi tahunan
Pembayaran saat ini: $ 50 setiap 6 bulan
Beli kembali: $ 1.050
Tanggal pembelian kembali: 3 tahun

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat menggunakan formula yield to call seperti ini:

Yield to call = [(bunga + (nilai pengembalian/banyak tahun)) / ((harga saat ini + nilai pengembalian) / 2)] x 100

Dengan mencari tahu yield to call, investor dapat memprediksi potensi imbal hasil jika bond dibelanjakan lebih awal dan dalam kondisi apa pun.

Mekanisme Perhitungan Yield to Maturity

Yield to maturity (YTM) atau imbal hasil hingga jatuh tempo adalah indikator keuntungan untuk investasi obligasi secara keseluruhan. YTM didasarkan pada kupon tahunan, harga saat ini, nilai nominal, dan jangka waktu. Perhitungan YTM menghitung pengembalian tertimbang rata-rata dari obligasi sampai jatuh tempo, yaitu tahun terakhir dari obligasi.

  • Pertama, hitung pembayaran bunga setahun.
  • Kedua, hitung total pembayaran bunga hingga jatuh tempo.
  • Ketiga, hitung nilai obligasi pada saat ini.

Rumus YTM melibatkan perhitungan pengembalian secara diskon. Obligasi dengan YTM yang lebih tinggi akan menawarkan pengembalian yang lebih baik, tetapi jika harga obligasi tidak sama dengan nilai nominal, bisa saja YTM dan kupon tidak sama. Sebaliknya, yield to call (YTC) atau imbal hasil hingga penarikan adalah indikator keuntungan untuk investasi obligasi hingga tanggal penarikan.

Mekanisme Perhitungan Yield to Call

Yield to Call (YTC) adalah tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh obligasi jika dihitung hingga masa jatuh tempo dan secara sukarela dihubungkan oleh penerbit sebelum masa jatuh tempo dengan memperhitungkan biaya call atau premium call. Dalam hal ini, YTC lebih relevan untuk dilihat daripada tingkat pengembalian yang dihasilkan hingga jatuh tempo obligasi tersebut, yang dikenal sebagai Yield to Maturity (YTM).

Perhitungan YTC bergantung pada beberapa faktor, antara lain:

  • Harga obligasi di pasar sekarang
  • Harga par atau nilai nominal obligasi
  • Bunga yang diterima dari obligasi
  • Masa jatuh tempo obligasi
  • Biaya call atau premium call jika ada

Untuk lebih memahami perhitungan YTC, mari kita lihat contoh sederhana tabel di bawah ini:

Bulan Harga Pasar Harga Par Masa Jatuh Tempo Bunga Biaya Call YTC
12 109 100 5 3% 2% 2.5%
24 111 100 5 3% 2% 2.6%
36 110 100 5 3% 2% 2.7%

Dalam contoh tabel di atas, untuk menghitung YTC, kita perlu menggunakan rumus tertentu. Sebagai contoh, pada bulan ke-12, jika obligasi dapat dipanggil pada premi call 102 dan harga pasar yang sama dari obligasi tersebut ialah 109, maka tingkat pengembalian yang diharapkan adalah 2,5%.

Itulah beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan ketika menghitung Yield to Call. Dengan memperhatikan variabel yang saling terkait di atas, investor dapat memahami tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh obligasi selama kurun waktu tertentu dan membuat keputusan investasi yang tepat berdasarkan risiko dan hasil yang diharapkan.

Perbedaan Yield to Maturity dan Yield to Call

Dalam dunia investasi obligasi, terdapat dua istilah yang sering dipergunakan yaitu yield to maturity dan yield to call. Meskipun kedua istilah tersebut terdengar serupa, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya.

  • Definisi
    Yield to maturity adalah tingkat pengembalian keseluruhan yang akan Anda peroleh apabila Anda memegang obligasi hingga jatuh tempo. Sementara itu, yield to call adalah tingkat pengembalian yang akan Anda peroleh apabila penerbit obligasi memutuskan untuk menebus/membeli kembali obligasi tersebut sebelum jatuh tempo.
  • Perhitungan
    Yield to maturity dihitung berdasarkan nilai nominal obligasi, harga pasar saat ini, tingkat suku bunga, serta jatuh tempo obligasi. Sedangkan yield to call dihitung berdasarkan harga pasar saat ini, nilai jatuh tempo terdekat, tingkat suku bunga, dan harga tebus yang disepakati.
  • Harga
    Karena tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh yield to call lebih tinggi dibandingkan yield to maturity, maka harga obligasi dengan yield to call biasanya lebih tinggi. Hal ini terkait dengan risiko yang harus ditanggung oleh investor. Dengan yield to call, penerbit bisa mengurangi utang lebih awal, sehingga risiko yang harus ditanggung oleh investor juga lebih tinggi.

Secara umum, yield to maturity lebih disukai oleh investor yang mencari sumber investasi jangka panjang, sedangkan yield to call lebih disukai oleh investor yang mencari sumber investasi jangka pendek.

Contoh Perhitungan

Untuk memperjelas perbedaan antara yield to maturity dan yield to call, berikut contoh perhitungannya:

Obligasi Harga Pasar Tingkat Suku Bunga Jatuh Tempo Harga Tebus YTM YTC
Obligasi A Rp1.100.000,- 5% 3 tahun Rp1.150.000,- 4,55% 4,70%
Obligasi B Rp1.050.000,- 7% 5 tahun Rp1.000.000,- 6,48% 7,23%

Pada contoh di atas, dapat dilihat bahwa yield to maturity obligasi A sebesar 4,55%, sedangkan yield to call-nya sebesar 4,70%. Sementara pada obligasi B, yield to maturity sebesar 6,48%, sedangkan yield to call-nya sebesar 7,23%. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa investor memperoleh pengembalian yang lebih tinggi apabila memegang obligasi hingga jatuh tempo (yield to maturity), namun risiko yang harus ditanggung juga lebih besar jika penerbit memutuskan menebus/membeli kembali obligasi tersebut sebelum jatuh tempo (yield to call).

Sampai Jumpa Lagi

Sudah paham tentang perbedaan antara yield to maturity dan yield to call, kan? Sangat penting untuk kita memahami kedua istilah ini jika ingin berinvestasi dengan aman. Selalu ingat bahwa pengalaman adalah guru terbaik, jadi jangan takut untuk mencoba dan berinvestasi. Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lagi di artikel menarik selanjutnya!