Perbedaan TQM dan Reengineering dalam Meningkatkan Kinerja Bisnis

Perbedaan antara TQM dan reengineering telah menjadi topik yang terus menjadi perbincangan di kalangan pengusaha modern. TQM (Total Quality Management) menekankan pada pengendalian dan perbaikan kualitas produk atau layanan yang dibuat oleh sebuah perusahaan. Di sisi lain, reengineering fokus pada perubahan fundamental dalam cara sebuah perusahaan melakukan bisnisnya.

TQM dan reengineering memiliki prinsip yang berbeda dalam hal perbaikan bisnis. TQM menerapkan banyak perubahan kecil yang secara progresif meningkatkan produk atau layanan perusahaan. Sementara itu, reengineering muncul ketika perusahaan melakukan perubahan besar untuk memperbaiki proses bisnisnya secara keseluruhan. Perubahan signifikan yang dilakukan oleh reengineering juga dapat memerlukan penyesuaian yang lebih besar dari pihak manajemen dan karyawan.

Pilihan antara TQM dan reengineering tergantung pada kebutuhan spesifik bisnis perusahaan. Tapi ketika memilih apa yang tepat, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan waktu dan biaya yang diperlukan dan juga bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi karyawan dan pelanggan. Namun, satu hal yang pasti, baik TQM maupun reengineering dapat membantu sebuah perusahaan dalam mencapai keberhasilan dan meningkatkan kinerja perusahaan dengan merespons kebutuhan pelanggan.

Pengertian TQM

Total Quality Management atau TQM adalah suatu pendekatan manajemen yang berfokus pada kualitas dalam segala aspek perusahaan. TQM memastikan bahwa setiap bagian dari perusahaan, baik itu produksi, pemasaran, atau manajemen, bertujuan untuk mencapai kualitas produk atau layanan yang tinggi. Konsep TQM melibatkan seluruh anggota perusahaan untuk bekerja bersama-sama dalam meningkatkan kualitas produk atau layanan.

Dalam TQM, semua anggota perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap kualitas produk atau layanan yang dihasilkan. Hal ini termasuk para manajer yang akan membimbing dan mendukung staf mereka untuk mencapai tujuan kualitas perusahaan. Para pekerja di tingkat bawah diberikan kewenangan dan tanggung jawab yang cukup untuk meningkatkan proses produksi.

TQM mengusung beberapa prinsip, yaitu penekanan pada kualitas, pemberdayaan karyawan, pelanggan yang puas, pemecahan masalah, dan kerja sama tim. Dalam konsep TQM, setiap orang dalam perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dan membuat perbaikan yang diperlukan untuk mencapai kualitas yang lebih baik.

Pengertian Reengineering

Reengineering atau rekonstruksi merupakan suatu proses bisnis yang meninjau kembali dan memodifikasi proses bisnis yang lama untuk mencapai efisiensi, produktivitas, dan peningkatan kepuasan pelanggan. Tujuan utama reengineering adalah untuk membuang aktivitas yang tidak perlu serta meningkatkan kualitas, kecepatan, dan efisiensi pada proses bisnis tersebut dengan mengambil pendekatan yang lebih radikal.

  • Proses bisnis lama tidak lagi efisien:
  • Pendekatan ini digunakan ketika sebuah organisasi merasa bahwa proses bisnis lama yang digunakan tidak lagi efisien dan perlu tujuan untuk ditingkatkan. Dalam hal ini, organisasi harus melakukan transformasi secara besar-besaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

  • Pendekatan radikal:
  • Reengineering adalah pendekatan radikal dalam melakukan perubahan secara menyeluruh pada proses bisnis. Hal ini sangat berbeda dengan Total Quality Management (TQM) yang lebih fokus pada kontinuitas dan peningkatan bertahap.

  • Fokus ke arah pengguna:
  • Reengineering berfokus pada pengalaman pengguna dan tujuannya adalah untuk membuat segala sesuatunya lebih mudah dan efisien untuk pelanggan. Reengineering bertujuan untuk mengoptimalkan semua langkah proses bisnis untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini, pelanggan menjadi fokus utama dan organisasi berupaya untuk melihat proses bisnis dari sudut pandang pelanggan.

Reengineering memerlukan waktu dan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan Total Quality Management (TQM). Dalam melakukan reengineering, organisasi harus melakukan peninjauan ulang dari awal hingga akhir pada proses bisnis. Hal ini juga membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik antara bagian-bagian yang terlibat di dalam proses bisnis tersebut.

Keuntungan Reengineering Kekurangan Reengineering
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas Prosesnya memakan waktu dan biaya yang tinggi
Meningkatkan kualitas produk dan layanan Resiko kegagalan dalam pelaksanaannya
Meningkatkan daya saing organisasi Memerlukan keterlibatan dan kerjasama yang kuat dari semua bagian dalam organisasi dalam pelaksanaannya

Meskipun memiliki kekurangan, Reengineering akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang bagi organisasi jika dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Oleh karena itu, organisasi harus melakukan kajian matang dan membuat tim yang handal bagi implementasi reengineering secara tepat dan efektif.

Konsep TQM dan Reengineering

Perbedaan antara konsep TQM dan reengineering dapat menjadi hal yang membingungkan bagi banyak orang. Keduanya berkaitan erat dengan manajemen kualitas dan efisiensi, tetapi masing-masing mempunyai pendekatan yang berbeda dan fokus pada hal yang berbeda pula. Mari kita bahas keduanya lebih detail.

  • TQM (Total Quality Management)
  • TQM adalah suatu pendekatan manajemen yang bermaksud untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta memperbaiki proses bisnis secara keseluruhan. Pendekatan ini berfokus pada penciptaan produk yang berkualitas sejak awal, serta menjaga dan meningkatkan kualitas tersebut dari waktu ke waktu. TQM menggunakan pendekatan yang sistematis dalam memperbaiki proses bisnis dengan menggunakan data dan analisis, termasuk penggunaan alat-alat seperti Six Sigma, lean manufacturing, dan pemasaran berbasis nilai.

  • Reengineering
  • Reengineering adalah suatu pendekatan manajemen yang bermaksud untuk merancang ulang proses bisnis secara fundamental, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang lebih efektif dan efisien. Pendekatan ini fokus pada merancang kembali proses bisnis yang sudah ada, atau menciptakan proses bisnis yang baru, dengan memperhatikan tujuan bisnis secara keseluruhan. Reengineering menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, termasuk menggunakan sistem informasi dan teknologi otomasi yang dapat menggantikan tenaga kerja manusia.

Meskipun keduanya memiliki fokus pada peningkatan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, reengineering dan TQM memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan paling mendasar adalah pendekatan yang masing-masing digunakan. TQM menggunakan pendekatan sistematis dengan fokus pada kualitas produk dan layanan, sementara reengineering menggunakan pendekatan yang lebih revolusioner dengan fokus pada pembaruan proses bisnis secara fundamental. Oleh karena itu, organisasi harus mempertimbangkan apa yang diutamakan, kualitas atau efisiensi, sebelum memutuskan untuk menerapkan TQM atau reengineering.

Konsep TQM Reengineering
Berfokus pada kualitas produk dan layanan Berfokus pada pembaharuan proses bisnis secara grundig
Menjaga kualitas dari waktu ke waktu Menciptakan proses bisnis yang baru
Menggunakan alat-alat seperti Six Sigma dan lean manufacturing Menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi

Dalam kesimpulannya, baik TQM maupun reengineering adalah pendekatan manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis. Organisasi harus mempertimbangkan apa yang diutamakan sebelum memutuskan untuk menerapkan salah satu dari kedua pendekatan tersebut. Dalam keadaan modern, baik TQM maupun reengineering bisa menjadi teknik yang berguna untuk meningkatkan kualitas bisnis dan menemukan cara baru untuk memperbaiki proses bisnis dengan tujuan menjadi lebih efektif dan efisien.

Manfaat TQM dan Reengineering

TQM dan reengineering adalah dua konsep manajemen yang berbeda dalam hal fokus dan metodologi. Namun, keduanya memiliki manfaat yang signifikan untuk organisasi. Berikut adalah beberapa manfaat TQM dan reengineering:

  • TQM
  • 1. Meningkatkan kualitas produk dan layanan
  • 2. Meningkatkan kepuasan pelanggan
  • 3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi
  • 4. Menurunkan biaya dan meningkatkan profitabilitas
  • Reengineering
  • 1. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi
  • 2. Mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas
  • 3. Mengurangi lead time dan meningkatkan kecepatan pelayanan

Manfaat pertama TQM adalah meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dengan memperbaiki proses dan memastikan kualitas pada setiap tahapan, kualitas produk dan layanan dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini akan menciptakan kepercayaan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi, biaya dapat ditekan dan profitabilitas dapat ditingkatkan.

Reengineering juga memberikan manfaat serupa dalam hal menurunkan biaya dan meningkatkan profitabilitas. Namun, fokus utama reengineering adalah pada perubahan fundamental dalam struktur dan proses organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mengurangi lead time dan meningkatkan kecepatan pelayanan, organisasi dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan menciptakan keunggulan kompetitif.

TQM Reengineering
Meningkatkan kualitas produk dan layanan Meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi
Meningkatkan kepuasan pelanggan Mengurangi biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas organisasi Mengurangi lead time dan meningkatkan kecepatan pelayanan
Menurunkan biaya dan meningkatkan profitabilitas

Dalam kesimpulannya, baik TQM dan reengineering memiliki manfaat yang sama-sama berharga untuk organisasi. Memilih konsep manajemen yang tepat tergantung pada kondisi spesifik organisasi, seperti industri, kondisi pasar, dan tujuan perusahaan. Namun, fokus pada peningkatan kualitas, efisiensi, dan produktivitas dapat membawa manfaat nyata dan signifikan untuk organisasi.

Kelemahan TQM dan Reengineering

Terlepas dari manfaatnya, TQM dan reengineering juga memiliki kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan TQM dan reengineering:

  • Biaya: Implementasi TQM dan reengineering dapat menjadi mahal, terutama jika organisasi besar dan kompleks.
  • Waktu: Implementasi TQM dan reengineering juga memerlukan waktu yang cukup lama, tergantung pada ukuran organisasi dan tingkat perubahan yang dibutuhkan.
  • Pengetahuan: Keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan TQM dan reengineering dapat sulit ditemukan di dalam organisasi, sehingga organisasi mungkin perlu mencari sumber daya eksternal untuk membantu.
  • Resiko: Perubahan besar yang terjadi selama implementasi TQM dan reengineering dapat menimbulkan risiko, seperti kehilangan kepercayaan pelanggan atau kesalahan dalam proses transisi.
  • Mungkin tidak sesuai dengan semua organisasi: Meskipun TQM dan reengineering telah berhasil di banyak organisasi, tidak semua organisasi dapat mengimplementasikan TQM atau reengineering dengan sukses karena persyaratan khusus atau kurangnya dukungan dari manajemen.

Dengan mempertimbangkan kelemahan di atas, organisasi perlu memastikan bahwa mereka memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan implementasi TQM atau reengineering sebelum mengambil tindakan.

Namun, beberapa perusahaan masih berhasil mengimplementasikan TQM dan reengineering dengan sukses dengan meminimalkan kelemahan tersebut dan memaksimalkan manfaatnya.

Dalam akhirnya, keputusan organisasi untuk mengadopsi TQM atau reengineering harus didasarkan pada analisis yang matang dan kebutuhan spesifik organisasi tersebut.

Kelebihan Kekurangan
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi Biaya yang tinggi
Memberi fokus pada kepuasan pelanggan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan perubahan
Berfokus pada proses bisnis Kesulitan dalam menemukan Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
Menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk Risiko besar dalam menjalankan perubahan ini
Memperbaiki hubungan antara departemen yang berbeda Tidak sesuai dengan semua organisasi

Kesimpulannya, kelemahan TQM dan reengineering harus diperhitungkan saat memutuskan apakah akan mengimplementasikan strategi ini. Namun, jika dikelola dengan benar, perusahaan mungkin dapat mencapai manfaat besar dari pengadopsian TQM atau reengineering tanpa terlalu banyak terpengaruh oleh kelemahan-kelemahan tersebut.

Perbedaan TQM dan Reengineering

TQM dan reengineering adalah dua konsep bisnis yang berbeda yang sering diadopsi oleh organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional mereka. Meskipun terdengar mirip, keduanya sangat berbeda dalam konsep dan pendekatannya. Berikut adalah perbedaan antara TQM dan reengineering:

Perbedaan Konsep TQM dan Reengineering

  • TQM menjunjung tinggi konsep kualitas dan fokusnya adalah pada perbaikan yang progresif.
  • Sementara itu, reengineering mengusulkan perubahan besar dalam proses bisnis.
  • TQM melihat kualitas sebagai tanggung jawab bersama semua orang dalam organisasi, sedangkan reengineering menganggap kualitas sebagai tanggung jawab sekelompok orang yang ditunjuk khusus untuk tugas tersebut.
  • TQM dapat diterapkan pada hampir semua jenis bisnis, sedangkan reengineering cocok untuk bisnis yang ingin melakukan perubahan besar dalam cara mereka beroperasi.

Pendekatan TQM dan Reengineering

Di bawah ini adalah perbedaan dalam pendekatan TQM dan reengineering:

  • TQM menggunakan pendekatan peningkatan yang berkelanjutan dengan melibatkan semua orang dalam sebuah organisasi, sementara reengineering lebih menekankan pada transformasi radikal.
  • Metodologi TQM melibatkan analisis data yang mendalam untuk menemukan kelemahan dalam proses dan mencari solusi yang mungkin, sementara reengineering lebih mengadopsi pendekatan pemetaan ulang proses.
  • TQM mendorong keterlibatan karyawan dan kerja sama tim, sedangkan reengineering sering membentuk tim khusus untuk melakukan pemetaan ulang proses.
  • Karakteristik inti dari TQM ada pada pengembangan kualitas produk dan layanan yang bergerak lebih efisien dan efektif, sedangkan pemangkasan cost adalah bagian penting dari reengineering.

Tujuan TQM dan Reengineering

TQM dan reengineering berbeda dalam tujuan utama mereka:

  • Tujuan utama TQM adalah memperbaiki kualitas produk atau layanan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan membuat perubahan dalam operasi bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi.
  • Reengineering, di sisi lain, bertujuan untuk menghasilkan perubahan besar dalam bisnis, terutama dalam hal efektivitas dan efisiensi.

TQM dan Reengineering dalam Praktik Bisnis

Organisasi sering mengadopsi TQM atau reengineering sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis mereka. Berikut adalah beberapa contoh implementasi praktis:

TQM Reengineering
Perusahaan sedang menerapkan TQM dengan fokus pada pengembangan keterampilan dan peningkatan proses manufaktur untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Perusahaan merekayasa ulang komunikasi bisnis mereka dan memperkenalkan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.
Departemen layanan pelanggan sedang menerapkan TQM untuk meningkatkan respons waktu terhadap keluhan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan mengenalkan platform e-Commerce baru yang mengganti proses penjualan mereka yang lama, sehingga memungkinkan efisiensi operasional yang lebih besar.
Perusahaan menyelenggarakan program pelatihan bagi karyawan mereka untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas kerja. Perusahaan menciptakan tim khusus untuk melakukan perubahan substantif yang dapat menghemat biaya.

Prinsip-prinsip TQM

Prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM) adalah serangkaian filosofi dan metodologi pengelolaan kualitas yang bertujuan meningkatkan efisiensi serta memaksimalkan kepuasan pelanggan dengan fokus pada kualitas produk atau layanan. Prinsip-prinsip TQM adalah seperti berikut:

  • Kepemimpinan: Kepemimpinan yang kuat dan terus mendorong inovasi serta peningkatan kualitas adalah penting untuk keberhasilan TQM. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki visi masa depan, kemampuan untuk memotivasi dan mengarahkan tim, serta berkomitmen untuk kepuasan pelanggan.
  • Partisipasi Karyawan: Karyawan harus terlibat dalam setiap tahap proses untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan lanjutan, pengembangan kerjasama tim dan peningkatan keterampilan kerja.
  • Sistem Pendekatan: TQM adalah pendekatan sistematis dan holistik untuk pengelolaan kualitas. Fokusnya adalah pada proses sebagai suatu kesatuan, dan bukan hanya pada kegiatan individual.
  • Peningkatan Berkelanjutan: TQM mendorong upaya terus-menerus dalam meningkatkan kualitas produk atau layanan. Ini melibatkan identifikasi dan eliminasi penyebab masalah dan pengimplementasian perbaikan proses yang berkelanjutan.
  • Pendekatan Berorientasi Pelanggan: Pelanggan harus selalu menjadi pusat perhatian dalam TQM. Dalam konteks ini, kualitas harus diukur dari perspektif pelanggan, dan organisasi harus berusaha memenuhi semua kebutuhan pelanggan dengan kualitas terbaik.
  • Pendekatan Berbasis Fakta: TQM memerlukan analisis data yang akurat dan terukur sebagai dasar pengambilan keputusan, dan bukan hanya berdasarkan intuisi atau prediksi. Ini melibatkan pengumpulan data dan informasi, pengukuran kinerja, serta identifikasi dan analisis penyebab masalah.
  • Peningkatan Keadaan Keseluruhan: TQM melibatkan upaya untuk meningkatkan semua area dalam organisasi, bukan hanya satu fungsi tertentu. Ini termasuk pengelolaan sumber daya manusia, teknologi, dan suplai yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Prinsip-prinsip Reengineering

Reengineering adalah suatu konsep perbaikan sistem bisnis yang sangat radikal, dimana perusahaan mengubah proses bisnisnya secara menyeluruh dengan tujuan untuk mencapai perbaikan kinerja yang signifikan. Reengineering tidak sama dengan Total Quality Management (TQM). Di bawah ini akan dijelaskan perbedaan antara Reengineering dan TQM, serta prinsip-prinsip Reengineering.

Beberapa perbedaan antara TQM dan Reengineering adalah:

  • TQM adalah upaya perbaikan yang bersifat inkremental, sedangkan reengineering bersifat radikal.
  • TQM berfokus pada pengendalian kualitas produk, sedangkan reengineering berfokus pada perubahan proses bisnis secara menyeluruh.
  • TQM melibatkan seluruh karyawan, sedangkan reengineering melibatkan tim proyek yang terdiri dari ahli sistem dan karyawan dari beberapa departemen.

Prinsip-prinsip Reengineering:

1. Mengidentifikasi Proses Bisnis Utama

Sebelum melakukan reengineering, perusahaan harus mengidentifikasi proses bisnis utamanya. Proses bisnis utama adalah proses-proses yang paling penting dalam menciptakan nilai bagi pelanggan. Anda harus mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi nilai tambah bagi pelanggan. Hal ini akan membantu anda dalam mengidentifikasi proses bisnis utama.

2. Menggunakan Pendekatan Cross-Functional

Proses bisnis harus diimplementasikan secara cross-functional. Pada umumnya sebuah proses bisnis melibatkan beberapa departemen dan harus dikelola secara terintegrasi. Seorang pemimpin tim proyek yang efektif harus mampu menggabungkan pemikiran dari berbagai departemen untuk menyelesaikan proses bisnis.

3. Menggunakan Teknologi Informasi

Perusahaan harus menggunakan teknologi informasi untuk memudahkan proses bisnis. Teknologi dapat digunakan untuk mempercepat waktu siklus, mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas produk. Namun, teknologi bukanlah solusi akhir, dan harus digunakan hanya sebagai alat bantu.

4. Menghilangkan Kegiatan yang Tidak Bernilai Tambah

Proses bisnis sering kali dilanda oleh kegiatan yang tidak bernilai tambah. Tugas reengineering adalah untuk mengidentifikasi kegiatan yang tidak bernilai tambah dan menghilangkannya dari proses bisnis. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi waktu siklus, biaya, dan kegiatan yang tidak berguna.

5. Proses Bisnis Harus Dilakukan dengan Baik dan benar

Keberhasilan Reengineering Tidak Berhasil Reengineering
Perencanaan yang baik Tidak adanya perencanaan
Proses definisi yang jelas Proses definisi yang ambigu
Rendahnya tingkat keberhasilan Tingkat keberhasilan yang tinggi

Proses bisnis harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Walaupun reengineering adalah suatu konsep perbaikan yang radikal, hal ini tidak berarti bahwa kita tidak perlu melakukan perencanaan dan pengendalian. Perusahaan harus menjamin bahwa reengineering yang dilakukan harus sesuai dengan rencana awal dan dapat diukur.

Pada dasarnya, Reengineering membuat perubahan besar dalam sistem bisnis dan perusahaan yang melakukannya harus Siap untuk menghadapi perubahan yang berarti. Konsep Reengineering dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan sehingga dapat memenangkan persaingan dalam pasar global yang semakin sulit.

Proses Implementasi TQM

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, Total Quality Management (TQM) adalah sebuah sistem manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan dengan melibatkan seluruh pihak secara terintegrasi. Setelah mengetahui perbedaan antara TQM dan Reengineering, kini saatnya kita membahas tentang proses implementasi TQM. Berikut adalah tips-tips mengenai implementasi TQM:

  • 1. Komitmen dari manajemen
  • 2. Melibatkan seluruh bagian dalam organisasi
  • 3. Peningkatan kapabilitas karyawan
  • 4. Analisis terhadap proses bisnis
  • 5. Peningkatan kualitas produk dan layanan
  • 6. Fokus kepada kepuasan pelanggan
  • 7. Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan
  • 8. Penghargaan kepada karyawan yang berprestasi
  • 9. Pengukuran dan evaluasi kinerja secara terus-menerus

Proses evaluasi dan pengukuran kinerja secara terus-menerus menjadi hal yang sangat penting dalam implementasi TQM. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah sistem manajemen yang diterapkan telah berjalan dengan baik dan terdapat efektivitas dalam mencapai tujuan organisasi dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan. Berikut adalah contoh tabel pengukuran kinerja dalam implementasi TQM:

Indikator Kinerja Tujuan Target
Tingkat kepuasan pelanggan Meningkatkan kepuasan pelanggan 90%
Produktivitas karyawan Meningkatkan produktivitas karyawan 5% per bulan
Defect Rate Mengurangi tingkat cacat produk Kurang dari 0,1%

Dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja secara terus-menerus, maka organisasi dapat memahami apakah sistem manajemen TQM yang diterapkan telah berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif. Oleh karena itu, proses implementasi TQM perlu dilakukan secara terstruktur dan terfokus pada tujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan dan meningkatkan kualitas produk dan layanan.

Proses Implementasi Reengineering

Reengineering atau Rekayasa Ulang adalah proses transformasi tindakan bisnis dengan tujuan mencapai hasil yang lebih baik dalam segi biaya, waktu, dan kualitas. Walaupun mirip dengan Total Quality Management (TQM), beberapa perbedaan dasar antara keduanya adalah aspek fokus dan pendekatan. Sementara TQM hanya berfokus pada kualitas produk atau layanan dan secara bertahap meningkatkan proses produksi yang ada, Reengineering melihat keseluruhan sistem bisnis dan mencari cara untuk merubah seluruh sistem tersebut agar mendapatkan kinerja yang lebih baik.

  • Pada proses implementasi reengineering, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan:
  • Pelaksanaan analisis, yaitu tahapan untuk memahami proses bisnis yang ada dan mengevaluasi potensi perbaikan yang dapat dilakukan. Dalam analisis ini, perlu dilakukan identifikasi poin kegagalan sistem, evaluasi kinerja, serta mengidentifikasi hambatan yang mungkin terjadi dalam proses kinerja.
  • Perancangan strategi, yaitu tahapan untuk menghasilkan rencana aksi untuk mengatasi masalah yang sudah diidentifikasi dalam tahap analisis. Langkah ini akan meliputi tujuan untuk peningkatan proses kinerja, sumber daya yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaan, serta evaluasi kembali yang perlu dilakukan.
  • Implementasi reengineering, yaitu tahapan dimana rencana strategi yang sudah dibuat akan dijalankan. Hal ini meliputi perubahan struktur organisasi, pengaturan kembali tugas dan tanggung jawab, penggunaan teknologi baru atau pengembangan sistem informasi baru, serta pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
  • Perawatan dan pemeliharaan, yaitu tahapan dimana sistem mendapatkan perawatan dan pemeliharaan secara teratur untuk memastikan bahwa perubahan yang dilakukan sesuai dengan rencana strategi yang sudah dibuat dan kinerja sistem dapat ditingkatkan seiring waktu.

Hal yang menjadi fokus dalam implementasi reengineering adalah mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan meningkatkan kecepatan dalam setiap tahapan dalam proses bisnis. Reengineering melibatkan semua bagian dalam sebuah organisasi, terutama pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh beberapa departemen. Maka dari itu, koordinasi dan komunikasi yang baik antar departemen sangat diperlukan dan pendekatan keterlibatan antara atas dan bawah juga sangat penting.

Berikut adalah contoh tabel yang memperlihatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap implementasi reengineering:

Hal yang perlu diperhatikan Keterangan
Memiliki tim yang kompeten Tim yang terdiri dari berbagai departemen perlu dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan dalam waktu yang ditentukan
Pengambilan keputusan secara kolaboratif Melakukan pengambilan keputusan secara terbuka dan melibatkan semua anggota tim dalam pengambilan keputusan
Menentukan proses dan tindakan yang memenuhi tujuan Membuat rencana aksi yang jelas untuk memperbaiki proses dan tindakan yang tidak efektif
Anggaran yang dibutuhkan Menentukan anggaran yang dibutuhkan sesuai dengan rencana strategi
Pemilihan teknologi Menggunakan teknologi yang tepat untuk mendukung proses kerja dalam organisasi

Perbedaan Pendekatan TQM dan Reengineering

Manajemen kualitas sudah menjadi isu yang penting dalam dunia bisnis, terutama dalam mempertahankan dan meningkatkan daya saing sebuah perusahaan. Di dalam manajemen kualitas, terdapat dua pendekatan yang paling sering digunakan, yaitu Total Quality Management (TQM) dan Reengineering. Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan antara kedua pendekatan tersebut.

  • Pendekatan: Salah satu perbedaan utama antara TQM dan Reengineering adalah pendekatannya. TQM adalah pendekatan yang memfokuskan pada perbaikan terus-menerus dan penggunaan data untuk mengambil keputusan. Sedangkan, Reengineering adalah pendekatan yang memfokuskan pada perbaikan drastis dan melakukan perubahan besar-besaran pada proses bisnis.
  • Tujuan: Tujuan dari kedua pendekatan ini juga berbeda. TQM memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses bisnis secara bertahap untuk mencapai keunggulan kompetitif. Sedangkan Reengineering memiliki tujuan untuk mengubah cara kerja suatu proses bisnis secara fundamental untuk mencapai hasil yang lebih baik.
  • Waktu dan Biaya: TQM membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengimplementasikan perubahan dan biaya yang lebih sedikit. Hal ini karena TQM memfokuskan pada perbaikan terus-menerus dan perubahan kecil-kecilan yang dilakukan secara bertahap. Sedangkan Reengineering membutuhkan waktu yang singkat tetapi biaya yang lebih besar karena memerlukan perubahan besar-besaran pada proses bisnis.
  • Reaksi Karyawan: Reengineering seringkali berdampak pada reaksi buruk dari karyawan yang merasa terancam dengan perubahan besar yang dilakukan. Sedangkan TQM memperhatikan partisipasi karyawan dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kolaborasi dan perbaikan terus-menerus.

Selain perbedaan-perbedaan tersebut, TQM dan Reengineering juga memiliki persamaan, yaitu keduanya memfokuskan pada perbaikan proses bisnis dan menciptakan nilai bagi pelanggan. Namun, pilihan antara TQM dan Reengineering sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan yang ingin dicapai.

Pendekatan TQM Pendekatan Reengineering
Perbaikan terus-menerus Perubahan drastis
Memanfaatkan data untuk pengambilan keputusan Fokus pada perubahan besar untuk mencapai hasil yang lebih baik
Meningkatkan kualitas dan efisiensi secara bertahap Mengubah cara kerja suatu proses bisnis secara fundamental
Partisipasi karyawan dan lingkungan yang kondusif bagi kolaborasi Reaksi buruk dari karyawan karena perubahan besar-besaran yang dilakukan

Jadi, kedua pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting adalah memilih pendekatan yang tepat dan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Terima Kasih Sudah Membaca!

Nah, itulah perbedaan antara TQM dan reengineering. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian yang ingin mengetahui lebih detail. Bila kalian ingin membaca artikel menarik lainnya, jangan lupa kunjungi website kami di waktu yang akan datang ya!