Perbedaan Throwback dan Flashback: Manakah yang Lebih Populer?

Salam! Kita pasti pernah mendengar istilah throwback dan flashback. Kedua istilah ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari kita. Namun, masih banyak orang yang bingung tentang perbedaan antara throwback dan flashback. Karena itu, saya akan membahas secara singkat perbedaan kedua istilah ini.

Ketika kita mendengar kata throwback, biasanya yang terlintas dalam pikiran adalah mengenai masa lalu atau kenangan indah yang ingin diulang. Throwback lebih mengacu pada peristiwa atau momen yang sudah terjadi di masa lalu, namun diingat atau dihadirkan kembali di masa sekarang. Sedangkan flashback mengarah pada peristiwa atau kenangan yang datang tiba-tiba ke pikiran, saat kita sedang berada di masa yang sekarang.

Sebenarnya, throwback dan flashback seringkali dipakai untuk memberikan sensasi nostalgia atau rasa kangen dengan masa lalu. Meski keduanya sering digunakan dalam konteks yang sama, terdapat perbedaan antara keduanya yang cukup signifikan lho! Nah, bagi kalian yang penasaran lebih jauh, mari simak pembahasan berikutnya.

Pengertian Throwback dan Flashback

Terkadang saat kita menonton film atau membaca sebuah buku, kita akan menemukan dua istilah yang sering digunakan yaitu “throwback” dan “flashback”. Namun sebenarnya, apakah arti dari kedua istilah tersebut?

Throwback atau dalam bahasa Indonesia berarti “membalikkan waktu”, biasanya digunakan untuk menggambarkan momen dimana seseorang membicarakan atau mencoba mengingat sesuatu yang terjadi di masa lalu. Contoh sederhananya adalah ketika teman Anda memamerkan foto sekolahnya pada saat masih kecil.

  • Throwback dapat digunakan pada situasi dimana seseorang ingin mengingat kembali sebuah moment di masa lalu.
  • Istilah ini kerap kali digunakan di media sosial seperti Facebook dan Instagram sebagai tagar #throwbackthursday atau #tbt.
  • Moment throwback tidak selalu mengalir dalam urutan waktu.

Sementara itu, flashback atau “kilas balik” dalam bahasa Indonesia, mengacu pada sebuah peristiwa atau kenangan di masa lalu yang muncul di benak seseorang melalui sebuah pengalaman atau situasi dalam masa sekarang. Contohnya, pada saat seseorang mengamati binatang peliharaannya, ia teringat pada anjing peliharaannya yang telah meninggal akibat kecelakaan di masa lalu.

Flashback memiliki arti lebih spesifik dan sering digunakan di dunia perfilman, konteks cerita, atau novel sebagai sebuah teknik pengisahan untuk merujuk pada kejadian di masa lalu yang mempengarui masa kini atau masa depan.

Meski terdapat perbedaan antara throwback dan flashback, keduanya memiliki kesamaan yaitu sama-sama mengarah pada momen di masa lalu. Perbedaan antara keduanya terletak pada cara momen ini diungkapkan dan pengaruhnya pada keadaan sekarang.

Jenis-Jenis Flashback dalam Film dan Fungsinya

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang perbedaan antara throwback dan flashback. Setelah mengetahui perbedaannya, mari kita pelajari lebih lanjut jenis-jenis flashback dalam film beserta fungsinya.

  • Narrative flashback: Jenis flashback yang paling umum terjadi dalam film. Seringkali digunakan untuk memberikan konteks pada adegan saat ini atau untuk memberikan informasi tambahan tentang latar belakang karakter. Sebagai contoh, dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2, terdapat narrative flashback saat Harry memasuki penseive milik Dumbledore untuk melihat masa lalu profesor Snape.
  • Emotional flashback: Jenis flashback yang digunakan untuk membangkitkan perasaan atau emosi tertentu pada penonton. Seringkali digunakan dalam film drama atau romantis untuk membangkitkan empati penonton terhadap karakter. Sebagai contoh, dalam film The Fault in Our Stars, terdapat emotional flashback saat Hazel berkunjung ke rumah Augustus dan melihat sejarah keluarganya dalam bentuk foto.
  • Dynamic flashback: Jenis flashback yang digunakan untuk menunjukkan perubahan karakter atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang berdampak pada keadaan saat ini. Seringkali digunakan dalam film thriller atau misteri. Sebagai contoh, dalam film Inception, terdapat dynamic flashback saat Cobb mengingat kembali kenangan bersama istrinya, yang mempengaruhi tindakannya dalam misi saat ini.
  • Thematic flashback: Jenis flashback yang digunakan untuk membangun tema film melalui pengulangan adegan atau gambaran. Seringkali digunakan dalam film arthouse atau eksperimental. Sebagai contoh, dalam film The Tree of Life, terdapat thematic flashback saat kita melihat gambaran kehidupan manusia dari awal hingga akhir dalam bentuk evolusi dan fenomena alam.

Jenis-jenis flashback tersebut memiliki fungsinya masing-masing dalam memperkaya storytelling dalam film. Penggunaan flashback yang tepat dapat membuat pengalaman menonton film menjadi lebih dekat dan bermakna. Tetapi, penggunaannya yang berlebihan atau salah dapat membuat film terasa membingungkan dan membosankan.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Throwback dan Flashback dalam Film

Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperkaya sebuah film, salah satunya adalah dengan penggunaan konsep flashback atau throwback. Namun, masing-masing dari konsep ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum digunakan dalam pembuatan film. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan konsep flashback dan throwback dalam film:

  • Kelebihan Flashback:
    • Memperkuat plot & karakter: Penggunaan flashback dapat membantu memperkuat plot dan karakter dalam sebuah film. Dengan flashback, penonton dapat melihat kejadian masa lalu dari karakter yang memberikan informasi lebih mendalam tentang karakter tersebut. Selain itu, flashback juga bisa memberikan penjelasan tentang bagaimana plot film berkembang hingga sampai pada masa sekarang.
    • Memberikan sentuhan emosional: Flashback juga bisa menjadi alat untuk memicu emosi penonton. Saat melihat kembali kejadian masa lalu, penonton dapat merasakan emosi yang sama dengan karakter, seperti perasaan kesedihan, bahagia, atau marah.
    • Memperkaya kosakata audio-visual: Penggunaan flashback dalam film dapat memperkaya kosakata audio-visual. Misalnya dengan penggunaan warna yang lebih pastel atau efek kamera yang lebih lembut saat flashback yang menunjukkan perbedaan waktu.
  • Kekurangan Flashback:
    • Meningkatkan kompleksitas film: Flashback bisa meningkatkan kompleksitas film, karena penonton perlu memahami hubungan waktu antara adegan flashback dan adegan saat ini. Jika penggunaannya terlalu sering atau rumit, penonton akan kebingungan dan akhirnya kehilangan minat.
    • Merusak kejutan plot: Penggunaan flashback juga bisa merusak sebuah kejutan plot. Misalnya, ketika sebuah adegan penting dijelaskan secara eksplisit melalui flashback, alih-alih menjadi kejutan, justru akan berdampak negatif pada pemahaman penonton.
  • Kelebihan Throwback:
    • Melihat kembali momen penting: Throwback bisa membantu penonton untuk melihat kembali momen-momen penting dalam film sebelumnya. Sehingga penonton dapat menikmati ulang atau mengingat kembali alur cerita sebelum memasuki adegan penting berikutnya.
    • Menambah konsistensi: Penggunaan throwback juga bisa menambah konsistensi cerita dalam sebuah trilogi atau rangkaian film lainnya. Misalnya, dalam sebuah trilogi, saat ada adegan penting dalam film ketiga yang berkaitan dengan cerita dari film pertama, maka penggunaan throwback bisa membantu memperjelas cerita tersebut.
  • Kekurangan Throwback:
    • Meningkatkan kemungkinan kebosanan: Penggunaan throwback bisa membuat beberapa penonton bosan, terutama jika mereka sudah menonton film sebelumnya. Karena scene yang sama sudah pernah dilihat, penonton mungkin akan merasa bahwa film yang mereka tonton tidak ada perkembangan yang signifikan.
    • Membutuhkan keterampilan pengeditan yang ahli: Menempatkan adegan-aegangan tambahan kedalam sebuah film bisa menjadi sebuah pekerjaan yang rumit dan membutuhkan keterampilan pengeditan yang ahli. Juga dibutuhkan keterampilan yang sama dalam penggunaannya, agar tidak merusak plot dan kesinambungan film itu sendiri.

Jadi, penggunaan flashback atau throwback dalam pembuatan film dapat memberikan sebuah film dampak yang berbeda-beda. Kelebihan dan kekurangan setiap konsep ini harus dipertimbangkan secara hati-hati oleh penulis skenario, sutradara, dan editor. Dengan demikian dapat diketahui apakah sebuah film perlu menggunakan flashback, throwback, mungkin menggunakan kedua-duanya, atau mungkin tidak menggunakan konsep apa-apa.

Perbedaan Antara Throwback dan Flashback dalam Cerita

Banyak dari kita pasti sudah akrab dengan istilah throwback dan flashback. Kedua kata tersebut sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari, maupun dalam dunia fiksi seperti novel, film, atau drama. Meski terkesan mirip, kedua kata tersebut sebenarnya memiliki perbedaan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan antara throwback dan flashback dalam cerita:

Perbedaan dalam Arti

  • Throwback merujuk pada kejadian atau hal yang terjadi di masa lalu, namun masih relevan dengan masa kini. Misalnya, seseorang memposting foto dirinya di tahun 90an dan menambahkan caption “throwback ke jaman SMA”.
  • Sedangkan flashback mengacu pada sebuah adegan atau kenangan yang terjadi di masa lalu dan biasanya digunakan dalam konteks penyampaian kisah. Misalnya, adegan flashback dalam film yang menggambarkan masa lalu karakter utama.

Perbedaan dalam Penggunaan

Throwback biasanya digunakan untuk mengenang suatu momen di masa lalu, sementara flashback digunakan sebagai alat untuk memperlihatkan keterkaitan suatu peristiwa dengan masa lalu. Throwback lebih sering digunakan dalam konteks non-fiksi seperti media sosial, sedangkan flashback lebih sering digunakan dalam karya fiksi.

Perbedaan dalam Efek

Ketika sebuah cerita menggunakan throwback, biasanya hal tersebut memberikan efek nostalgia dan ketenangan bagi pembaca atau penonton. Sementara itu, penggunaan flashback memberikan kesan mendalam dan bisa jadi emosional bagi audiens, karena sering kali dikaitkan dengan konflik yang terjadi di masa lalu.

Perbedaan dalam Tampilan

Throwback Flashback
Seringkali menggunakan foto atau video di masa lalu Berupa adegan atau kenangan yang digambarkan dalam cerita
Lebih informasi dan deskriptif Lebih visual dan dramatis

Meskipun throwback dan flashback memiliki perbedaan, keduanya dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan pengalaman pembaca atau penonton dalam sebuah karya. Seorang penulis atau pembuat film harus mengetahui perbedaan ini agar dapat menggunakan keduanya dengan tepat dan membuat karya yang berkualitas.

Cara Menggunakan Throwback dan Flashback yang Tepat dalam Penulisan Cerita

Throwback dan flashback merupakan teknik dalam penulisan cerita yang sering digunakan untuk memberikan latar belakang karakter atau peristiwa di masa lalu. Namun, banyak penulis pemula yang masih bingung dengan perbedaan kedua teknik ini. Berikut adalah penjelasan singkat tentang perbedaan throwback dan flashback:

  • Throwback adalah teknik yang digunakan untuk membawa pembaca ke masa lalu karakter dengan menceritakan momen atau peristiwa di masa lalu. Throwback biasanya terjadi dalam waktu singkat, seperti beberapa paragraf atau satu halaman saja. Teknik ini memberikan pembaca pemahaman yang lebih baik tentang karakter atau peristiwa penting di masa lalu.
  • Flashback, di sisi lain, lebih kompleks karena dapat membuat pembaca beralih ke waktu yang berbeda dan kadang-kadang sulit untuk mengikuti cerita. Flashback digunakan untuk menceritakan peristiwa penting atau traumatik di masa lalu yang sangat mempengaruhi karakter atau plot utama. Flashback harus digunakan secara hati-hati agar tidak membingungkan pembaca dan digunakan hanya ketika diperlukan untuk dapat memahami cerita secara utuh.

Jika Anda ingin menggunakan teknik throwback dan flashback dalam penulisan cerita, Anda harus memahami kapan dan bagaimana menggunakan kedua teknik ini. Berikut adalah beberapa tips dalam menggunakan kedua teknik ini secara tepat:

  • Pikirkan alur cerita – Pertimbangkan apakah penggunaan throwback atau flashback akan memperkaya alur cerita. Jika iya, maka gunakan teknik tersebut dengan tepat waktu dan di tempat yang tepat. Jangan terlalu sering menggunakan teknik ini karena dapat membuat cerita menjadi kurang menarik dan membingungkan pembaca.
  • Pilih momen yang pas – Pilih momen dalam cerita yang tepat ketika menggunakan teknik throwback atau flashback. Pastikan momen tersebut mempunyai nilai penting dalam cerita dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang karakter atau plot.
  • Gunakan teknik yang tepat – Pilih teknik yang tepat sesuai dengan momen dan karakter dalam cerita. Jika momennya relatif sederhana dan pendek, gunakan teknik throwback. Namun, jika momennya kompleks dan sangat mempengaruhi plot, maka gunakan teknik flashback.

Berikut adalah contoh penggunaan teknik flashback dalam sebuah cerita:

Sebelum flashback: Selama flashback: Setelah flashback:
Jane sedang duduk di depan TV dan menonton film menegangkan. Flashback dimulai ketika Jane mungkin baru berusia tujuh tahun. Ia mengingat masa lalu yang indah saat ia bermain bersama teman-temannya. Ketika flashback berakhir, Jane tersadar bahwa ia merindukan masa lalu yang bahagia dan ia jadi lebih sensitif pada cerita film yang ia tonton.

Dalam contoh tersebut, flashback digunakan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang kenangan masa kecil yang indah dari Jane. Dengan melakukan flashback, karakter Jane menjadi lebih terlihat manusiawi dan lebih mempengaruhi plot cerita.

Sampai Jumpa Kembali!

Nah, itu dia perbedaan antara throwback dan flashback. Kedua kata tersebut memang terdengar mirip, tapi sebenarnya memiliki arti dan penggunaan yang berbeda. Keduanya juga sering digunakan di era digital untuk menandai momen-momen dari masa lalu. Sekarang, kamu sudah tahu kan perbedaannya? Terima kasih sudah membaca artikel ini! Jangan lupa untuk kembali lagi nanti, ya. Sampai jumpa!