Sudah menjadi rahasia umum bahwa di dunia Islam, terdapat dua kelompok besar yang disebut sebagai Sunni dan Syiah. Kendati keduanya sama-sama berpegang pada Al-Quran dan hadis, perbedaan Syiah dan Sunni menjadi perbincangan yang tak ada habisnya. Bagi sebagian orang, perbedaan ini cukup membingungkan dan sulit untuk dipahami.
Syiah dan Sunni memiliki banyak perbedaan di antara mereka, mulai dari pandangan dalam hal struktur kesucian hingga pandangan politik. Ideologi Syiah berpusat pada filsuf Yunani dan menganut pola pengambilan keputusan yang beragam. Sementara itu, Sunni lebih berfokus pada Karaitisme dan menganut pendekatan yang lebih tradisional. Meskipun secara umum perbedaan Syiah dan Sunni dilihat dari masalah agama, tetapi sebenarnya juga dipengaruhi oleh perbedaan budaya dan sejarah di antara kelompok tersebut.
Ketika membahas perbedaan Syiah dan Sunni, tidak dapat dipungkiri bahwa upaya mendapatkan pemahaman yang dapat diterima oleh kedua belah pihak membutuhkan banyak kesabaran dan upaya. Namun, dengan kacamata yang tepat, akan mampu untuk memahami bahwa perbedaan Syiah dan Sunni adalah bagian dari keragaman di antara pemahaman manusia. Salah satu tujuan utama dari artikel ini adalah untuk membantu pembaca untuk memahami perbedaan antara kedua kelompok besar ini, dan memperkuat rasa toleransi di antara sesama umat Islam.
Sejarah Perpecahan Sunni dan Syiah
Perpecahan Sunni dan Syiah bermula pada saat kematian Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 Masehi. Pasca wafatnya Nabi, para pengikutnya mulai berselisih mengenai siapa yang seharusnya menjadi pemimpin umat Islam selanjutnya. Sunni berpendapat bahwa pemimpin seharusnya dipilih berdasarkan kesepakatan umat Islam, sedangkan Syiah percaya bahwa pemimpin seharusnya berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW. Saat itu, Ali dianggap sebagai calon pemimpin oleh para pengikutnya.
Sebab-Sebab Terjadinya Perpecahan
- Kesulitan dalam Memilih Pemimpin
- Perbedaan dalam Penafsiran Hadis
- Konflik Politik
Sunni dan Syiah memiliki perbedaan dalam memilih pemimpin umat Islam. Sunni berpendapat bahwa pemimpin haruslah dipilih secara kesepakatan umat Islam, sementara Syiah percaya bahwa pemimpin seharusnya berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib.
Sunni dan Syiah memiliki perbedaan dalam penafsiran hadis. Sunni percaya bahwa hadis dapat ditafsirkan secara bebas, sementara Syiah lebih mendasarkan penafsiran pada pemimpin mereka, ayat Al-Qur’an, dan Sunnah.
Konflik politik antara Sunni dan Syiah menjadi salah satu penyebab terjadinya perpecahan. Pada masa kejayaannya, kekuasaan Islam berada di tangan dinasti Umayyah yang Sunni, sedangkan kelompok Syiah lebih banyak berasal dari masyarakat Arab yang tertindas.
Kesimpulan
Perpecahan antara Sunni dan Syiah telah berlangsung selama berabad-abad dan terus berlanjut hingga saat ini. Meskipun telah terjadi perbedaan dalam sejarah dan pandangan keagamaan di antara mereka, baik Sunni maupun Syiah masih terus memperkenalkan hakikat Islam melalui tafsir masing-masing. Namun, perpecahan yang terjadi hendaknya tidak mengurangi sikap toleransi dan kerjasama dalam hal-hal yang membuat kehidupan bermasyarakat semakin baik di tengah kondisi global yang terus berubah.
Perbedaan Sunni dan Syiah | Sunni | Syiah |
---|---|---|
Pemimpin Umat Islam | Pemimpin dipilih berdasarkan kesepakatan masyarakat | Pemimpin berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib |
Penafsiran Hadis | Penafsiran bebas | Penafsiran didasarkan pada pemimpin, ayat Al-Qur’an, dan Sunnah |
Konflik Politik Sunni dan Syiah
Perbedaan antara Sunni dan Syiah tidak hanya terlihat dari sekte keagamaan yang dipercayai, tetapi juga dalam politik dan sejarah. Selama berabad-abad, konflik politik antara Sunni dan Syiah telah terjadi di berbagai belahan dunia, dari Timur Tengah hingga Asia Selatan.
Ada sejumlah konflik politik yang membedakan antara Sunni dan Syiah, di antaranya adalah:
- Pemahaman tentang kepemimpinan dalam Islam
- Pemahaman tentang sejarah awal Islam
- Perbedaan pandangan tentang kebijakan politik Islam
Namun, yang paling signifikan di antara perbedaan ini adalah perselisihan bersejarah dalam bidang kepemimpinan Islam. Sunni dan Syiah memiliki perspektif berbeda tentang siapa yang seharusnya menjadi pemimpin Muslim setelah kematian Nabi Muhammad SAW. Sunni menganggap bahwa posisi kepemimpinan harus dilakukan melalui pemilihan atau musyawarah, sementara Syiah meyakini bahwa kepemimpinan harus disandarkan pada linimasa keluarga terdekat Nabi Muhammad SAW.
Karena perbedaan di atas, konflik politik antara Sunni dan Syiah terus berlanjut hingga saat ini. Dalam sejarah, konflik ini pernah memicu berbagai bentuk kekerasan, baik di antara umat Islam maupun antara agama yang berbeda. Karenanya, banyak pakar yang memandang bahwa penyelesaian dari konflik ini membutuhkan kerja sama dan dialog antara kedua sekte Islam tersebut.
Sunni | Syiah |
---|---|
Mayoritas umat Islam dunia, sekitar 85%. | Hanya sekitar 15% dari umat Islam dunia yang mempercayai Syiah. |
Tidak memiliki sistem kepemimpinan formal dan mengakui kepemimpinan Muslim yang dipilih melalui pemilihan ataupun musyawarah. | Memiliki sistem kepemimpinan yang diwariskan secara turun-temurun. |
Memiliki semangat tentang keadilan sosial dan kesederhanaan dalam ajarannya. | Cenderung menekankan peran penting figur imam sebagai pemimpin spiritual. |
Tersebar luas di berbagai negara, seperti Arab Saudi, Mesir, dan Turki. | Dominan di negara-negara seperti Iran, Irak, dan Bahrain. |
Meskipun konflik politik antara Sunni dan Syiah terus terjadi di sejumlah negara, semakin banyak orang menyadari bahwa dialog antara kedua kelompok adalah kunci untuk mengatasi perselisihan. Dengan meningkatkan pemahaman dan menghormati perbedaan satu sama lain, umat Islam dunia dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan memperbaiki dampak negatif dari konflik politik yang selama ini terjadi.
Perbedaan Keyakinan Sunni dan Syiah
Islam sebagai agama memiliki banyak varian atau cabang, di antaranya adalah Sunni dan Syiah. Meski sama-sama berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan hadis, namun terdapat beberapa perbedaan keyakinan antara Sunni dan Syiah. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Kepemimpinan Agama: Bagi Sunni, kepemimpinan agama dipegang oleh khalifah atau pemimpin umat Islam. Sedangkan bagi Syiah, kepemimpinan harus dipegang oleh imam atau pemimpin yang dipilih secara ketat dan memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad.
- Pemahaman Hadis: Sunni cenderung merujuk kepada enam kitab hadis, sementara Syiah hanya memercayai empat kitab hadis. Selain itu, Syiah memiliki hawza ‘ilmiyyah atau lembaga pendidikan agama yang hanya terdapat di negara-negara Syiah, seperti Iran.
- Makna Ashura: Perayaan Ashura merupakan momen penting dalam agama Islam. Di antara Sunni dan Syiah, makna perayaan tersebut berbeda. Bagi Sunni, Ashura adalah hari di mana Nabi Musa diselamatkan dari Fir’aun dan Bani Israel diberi kebebasan. Sedangkan bagi Syiah, Ashura adalah momen berduka dan mengenang peristiwa pembunuhan cucu Nabi Muhammad, Imam Husain di Karbala.
Perbedaan keyakinan Sunni dan Syiah tidak menjadikan salah satu di antaranya lebih unggul atau lebih benar. Sebaliknya, perbedaan ini menunjukkan ragam pemahaman dalam Islam yang harus dihormati dan tidak dipolitisasi.
Demikianlah penjelasan mengenai beberapa perbedaan keyakinan Sunni dan Syiah. Semoga bermanfaat untuk menyamakan persepsi dan saling menghargai perbedaan dalam memahami agama Islam.
Perbedaan dalam Ibadah Sunni dan Syiah
Agama Islam memiliki dua aliran utama, yaitu Sunni dan Syiah. Kedua aliran tersebut memiliki perbedaan dalam menjalankan ibadah. Berikut adalah beberapa perbedaan dalam ibadah antara Sunni dan Syiah:
- Shalat Jumat
Sunni: Biasanya dilakukan di masjid dengan khutbah atau ceramah.
Syiah: Ada dua jenis shalat Jumat, yaitu shalat Jumat utama dan shalat Jumat khusus. Shalat Jumat utama hanya dilakukan di beberapa masjid dan dihadiri oleh masyarakat umum. Sedangkan shalat Jumat khusus hanya dilakukan oleh imam pada saat-saat tertentu. - Shalat Jenazah
Sunni: Shalat jenazah dilakukan dengan 3 takbir, dan dilakukan di dalam masjid atau di dekat kuburan.
Syiah: Shalat jenazah dilakukan dengan 5 takbir, biasanya dilakukan di dalam masjid dan tidak di dekat kuburan. Shalat jenazah juga bisa dilakukan dirumah sendiri, tidak harus di masjid. - Qunut
Sunni: Tidak melakukan qunut dalam shalat subuh.
Syiah: Melakukan qunut dalam shalat subuh pada hari Jumat dan pada 11 bulan Hijriyah.
Perbedaan lainnya dalam ibadah:
Perbedaan lainnya dalam ibadah antara Sunni dan Syiah yang dapat dilihat adalah dalam melakukan wudhu, adzan, serta dalam melakukan shalat sunnah. Namun, meski terdapat perbedaan dalam ibadah, Sunni dan Syiah masih memiliki kesamaan dasar dalam keyakinan dan ajaran Islam.
Ibadah | Sunni | Syiah |
---|---|---|
Shalat 5 waktu | Melakukan dengan 4 rakaat | Melakukan dengan 3 rakaat |
Zakat | Biasanya diberikan selama bulan Ramadan atau setahun sekali | Biasanya diberikan setiap tahun dan jumlahnya lebih besar dari zakat Sunni |
Puasa | Puasa dilakukan dari matahari terbit hingga matahari tenggelam | Puasa dilakukan dari matahari terbit hingga matahari terbenam (dalam beberapa kasus hingga waktu maghrib) |
Haji | Melakukan di Mekkah | Melakukan di Mekkah dan juga di Karbala |
Jadi, perbedaan dalam ibadah Sunni dan Syiah terutama terlihat dalam beberapa hal kecil seperti shalat Jumat, shalat jenazah, dan qunut. Namun, pada dasarnya keduanya memiliki kesamaan dalam keyakinan dan ajaran dalam Islam.
Kajian Ulama Mengenai Perbedaan Sunni dan Syiah
Berdasarkan pemahaman pemeluk agama Islam, umat Muslim terbagi menjadi dua kubu besar, yaitu Sunni dan Syiah. Perbedaan yang mendasar antara Sunni dan Syiah seringkali menimbulkan perdebatan di antara kedua pihak. Namun, apakah pandangan para ulama mengenai perbedaan Sunni dan Syiah?
- Muhammad Abduh, ulama Sunni Mesir, menganggap perbedaan antara Sunni dan Syiah berasal dari preferensi politik dan bukan masalah agama.
- Imam Khomeini, ulama Syiah Iran, berpendapat bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah berasal dari perbedaan dalam aqidah (keyakinan) dan hukum-hukum syari’ah.
- Dr. Yusuf al-Qaradawi, ulama Sunni asal Mesir, menyatakan bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah berasal dari perbedaan dalam pendekatan pengajaran Islam dan bukan karena perbedaan hukum syari’ah.
Meskipun ada perbedaan pandangan, para ulama sering menghormati pandangan masing-masing dan berusaha untuk membuka dialog untuk memahami perbedaan di antara kedua ajaran.
Sebagai umat Muslim, kita seharusnya senantiasa meresapi nilai-nilai perdamaian dan saling menghormati terhadap perbedaan pandangan, baik itu antara Sunni dan Syiah harus selalu didukung. Dalam Islam, kita selalu diarahkan untuk saling menghargai, dan menjaga persatuan dan kesatuan umat.
Jangan sampai perbedaan pandangan antara Sunni dan Syiah menjadi penyebab terpecahnya umat dan berujung pada konflik sosial yang merusak. Mari kita terus berusaha memahami perbedaan antara Sunni dan Syiah, dan menjauhi pemahaman yang bersifat eksklusif dan menyakiti hati sesama muslim.
Perbedaan Aqidah dan Praktik Ibadah
- Perbedaan Aqidah: Sunni menganggap bahwa kepemimpinan umat Islam berada di tangan orang yang dianggap paling layak dan mumpuni, sementara Syiah meyakini bahwa kepemimpinan tegas berada di tangan keluarga Nabi Muhammad, yaitu Ahlul Bait.
- Praktik Ibadah: Meskipun praktik ibadah dasarnya sama di antara Sunni dan Syiah, terdapat perbedaan dalam detail-doctrine dalam praktik penggunaannya.
Perbedaan Kebudayaan dan Politisasi
Perbedaan nilai budaya dalam masyarakat Sunni dan Syiah cenderung menurunkan kebiasaan untuk bergaul dalam lingkungan kelompok yang berbeda. Di sisi politik, perbedaan pandangan dan kepentingan dalam pengambilan keputusan umat sangat sensitif dan berpotensi memicu konflik.
Perbedaan Sunni dan Syiah | Sunni | Syiah |
---|---|---|
K pemimpinan | Pemimpin dipilih oleh umat. | Pemimpin tegas berada di tangan keluarga Nabi Muhammad, yaitu Ahlul Bait. |
Doctrinal differences | Perbedaan doktrin tidak signifikan. | Perbedaan doktrin cukup signifikan. |
Nilai budaya | Senang menikmati musik dan hiburan lainnya. | Cenderung lebih konservatif dalam hal musik dan hiburan lainnya. |
Kita selalu ditegaskan untuk mengedepankan tindakan saling menghormati dan toleransi dalam bersikap terhadap perbedaan pandangan dan keyakinan, tanpa merugikan kepentingan pihak lainnya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari perbedaan pandangan Sunni dan Syiah, dan terus membangun persaudaraan dan persatuan antar umat Muslim.
Terima Kasih Sudah Membaca!
Sekarang kamu sudah menjadi lebih paham tentang perbedaan antara Syiah dan Sunni. Meskipun memiliki perbedaan dalam praktik dan pandangan keagamaan, penting bagi kita untuk tetap memperhatikan persatuan dan toleransi dalam kelompok agama yang berbeda. Jangan lupa untuk mengunjungi lagi situs kami untuk informasi menarik lainnya. Terima kasih sudah membaca!