Hampir semua wanita pasti pernah merasakan tanda-tanda PMS atau sindrom pra menstruasi. Sedangkan, bagi beberapa wanita lain, mungkin saja mereka mengalami gejala yang mirip dengan wanita hamil pada saat PMS. Tapi, perbedaan PMS dan hamil sebenarnya cukup signifikan lho.
Bagi sebagian besar wanita, PMS terjadi beberapa hari atau satu minggu sebelum datang bulan dan biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu setelahnya. Sementara itu, kehamilan adalah kondisi di mana sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim dan tumbuh menjadi bayi dalam rahim. Perbedaan ini lebih jelas terlihat dari gejala yang muncul.
Namun, dalam beberapa kasus, gejala yang muncul pada wanita yang mengalami PMS dan kehamilan bisa saja serupa. Mulai dari kram perut, mual, hingga kesulitan tidur. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mengetahui perbedaan antara PMS dan kehamilan agar tidak salah diagnosa atau khawatir secara berlebihan. Nah, mari kita bahas lebih lanjut di artikel ini!
Gejala PMS
Sebelum membicarakan perbedaan antara gejala PMS dan hamil, kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan PMS. PMS atau premenstrual syndrome adalah kondisi yang dialami oleh banyak perempuan menjelang menstruasi. Gejala PMS biasanya muncul 1-2 minggu sebelum menstruasi dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu setelah menstruasi dimulai.
Berikut ini adalah beberapa gejala PMS yang biasa dialami oleh wanita:
- Nyeri dan kembung pada payudara
- Sensitivitas emosional
- Perubahan mood, seperti mudah marah atau mudah menangis
- Kelelahan dan lelah
- Sulit berkonsentrasi
- Berkurangnya libido
- Kram perut dan sakit kepala
- Peningkatan nafsu makan dan hasrat untuk mengonsumsi makanan tertentu
- Kembung dan perut terasa tidak nyaman
Tanda dan Gejala PMS | Kondisi Serupa saat Hamil |
---|---|
Nyeri dan kembung pada payudara | Ya, pada awal kehamilan |
Sensitivitas emosional dan perubahan mood | Ya, disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan |
Kelelahan dan lelah | Ya, pada awal kehamilan |
Sulit berkonsentrasi | Tidak biasa |
Berkurangnya libido | Tidak biasa |
Kram perut dan sakit kepala | Mungkin, tetapi cenderung lebih ringan daripada saat PMS |
Peningkatan nafsu makan dan hasrat untuk mengonsumsi makanan tertentu | Ya, pada awal kehamilan |
Kembung dan perut terasa tidak nyaman | Ya, karena perubahan hormonal dan pertumbuhan janin |
Jadi, meskipun ada beberapa gejala yang sama antara PMS dan kehamilan, tetapi ada juga beberapa perbedaan. Jika Anda mencurigai bahwa Anda hamil atau memiliki kekhawatiran lain seputar kesehatan Anda, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter Anda.
Gejala Hamil
Perbedaan antara PMS (Sindrom Pramenstruasi) dan kehamilan dapat cukup sulit untuk dibedakan, karena banyak dari gejala keduanya mirip satu sama lain. Namun, ada beberapa gejala khusus yang dapat membantu Anda mengetahuinya, terutama jika Anda telah berencana untuk hamil.
- Mual
- Pusing
- Mengantuk
Gejala pertama yang mungkin dirasakan ketika hamil adalah rasa mual yang sering disebut dengan morning sickness. Namun, tidak semua wanita hamil mengalami gejala ini. Sensasi mual dapat terjadi kapan saja dalam sehari, tetapi cenderung lebih sering terjadi di pagi hari.
Gejala lain yang sering dirasakan ketika hamil adalah pusing dan mengantuk yang berlebihan. Ini semua berkaitan dengan perubahan hormon pada tubuh Anda, dan tubuh sedang beradaptasi dengan kehamilan.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda juga dapat melihat tabel di bawah ini yang merangkum beberapa gejala umum dari kehamilan:
Gejala | Penjelasan |
---|---|
Mual | Sensasi mual yang berlebihan, terutama di pagi hari |
Pusing | Sensasi pusing atau linglung |
Mengantuk | Keinginan untuk tidur yang berlebihan dan sulit untuk terjaga |
Sakit Punggung | Rasa sakit pada bagian belakang tubuh bagian bawah |
Perut Kembung | Perut terasa sakit dan kembung |
Gejala-gejala di atas umumnya tidak berbahaya, tetapi jika Anda mengalami gejala lain seperti perdarahan atau kram perut yang parah, segera konsultasikan ke dokter. Selalu ingat untuk melakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan untuk memastikan kesehatan Anda dan bayi Anda tetap baik. Semoga informasi ini bermanfaat!
Penyebab PMS
Pre-Menstrual Syndrome (PMS) adalah sindrom yang banyak dialami oleh wanita. Namun, tidak semua wanita mengalami PMS. Apa sebenarnya penyebab PMS? Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya PMS pada wanita.
- Perubahan hormon. Hormon estrogen dan progesteron merupakan hormon yang sangat berperan dalam menstruasi. Pada saat menjelang menstruasi, kadar hormon ini akan berubah secara drastis. Hal ini dapat memicu terjadinya PMS.
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). PCOS merupakan kondisi medis yang dapat mempengaruhi produksi hormon oleh ovarium. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan menyebabkan PMS yang lebih berat.
- Faktor psikologis. Stress, kecemasan, dan depresi dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Hal ini dapat memperburuk gejala PMS yang dialami.
Gejala PMS dan Perbedaannya dengan Kehamilan
Bagi sebagian wanita, PMS dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena gejala yang ditimbulkannya. Beberapa gejala yang sering dialami oleh wanita yang mengalami PMS di antaranya adalah:
- Nyeri payudara
- Sakit kepala
- Peningkatan nafsu makan
- Perubahan mood
- Insomnia
Namun, gejala PMS serupa dengan gejala yang dialami oleh wanita hamil. Maka dari itu, seringkali wanita bingung dalam membedakan gejala PMS atau hamil. Untuk membedakan gejala ini, berikut adalah tabel perbedaan gejala PMS dan hamil:
Gejala | PMS | Hamil |
---|---|---|
Nyeri payudara | Ya | Ya |
Mual dan muntah | Tidak | Ya |
Perubahan mood | Ya | Ya |
Sakit kepala | Ya | Tidak |
Penambahan berat badan | Ya | Ya |
Jika Anda masih bingung dalam membedakan gejala PMS dan hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Penyebab Hamil
Mendapatkan kabar bahagia bahwa seseorang sedang hamil adalah hal yang sangat menyenangkan. Namun, tahukah kamu apa saja penyebab hamil? Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan:
- Ovulasi. Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur matang dari ovarium dan siap untuk dibuahi. Sel telur akan bergerak melalui saluran tuba falopi menuju rahim. Pada saat yang sama, sperma yang berhasil masuk ke dalam tuba falopi dapat membuahi sel telur dan menghasilkan kehamilan.
- Keberadaan sperma. Untuk terjadinya kehamilan, sperma harus berada di dalam tubuh wanita saat ovulasi terjadi. Sperma yang sehat dapat bertahan hidup dalam tubuh wanita selama beberapa hari setelah ejakulasi.
- Kondisi fisik dan hormon. Kondisi fisik dan hormon yang sehat serta stabil juga mempengaruhi terjadinya kehamilan. Wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur, sistem reproduksi yang sehat, dan level hormon yang normal, akan lebih mudah hamil dibandingkan dengan wanita yang memiliki kondisi fisik dan hormon yang buruk.
Perbedaan Gejala PMS dan Kehamilan
Banyak wanita yang mengalami gejala premenstrual syndrome (PMS) dan kebingungan dalam membedakannya dengan gejala awal kehamilan. Berikut ini adalah beberapa perbedaan gejala PMS dan kehamilan:
- Nyeri payudara: Nyeri payudara mungkin terjadi pada saat PMS atau kehamilan. Namun, pada kehamilan, nyeri payudara akan menjadi lebih intens dan terjadi lebih lama.
- Mood swings: Mood swings juga bisa terjadi pada saat PMS maupun kehamilan. Namun, pada kehamilan, mood swings bisa lebih ekstrem dan konstan.
- Mual dan muntah: Mual dan muntah seringkali terjadi pada kehamilan, terutama pada trimester pertama. Pada PMS, gejala-gejala ini umumnya tidak terjadi atau tidak seintens pada kehamilan.
- Perubahan nafsu makan: Perubahan nafsu makan juga bisa terjadi pada kehamilan, terutama pada trimester pertama. Pada PMS, nafsu makan mungkin berubah, tetapi tidak seintens pada kehamilan.
Perlunya Konsultasi dengan Dokter untuk Mendapatkan Kehamilan yang Sehat
Mendapatkan kehamilan yang sehat membutuhkan banyak persiapan dan perhatian. Konsultasi dengan dokter sebelum kehamilan adalah hal yang penting untuk dilakukan. Dokter dapat memberikan saran dan informasi tentang bagaimana cara menjaga kesehatan selama kehamilan, termasuk hal-hal yang harus dihindari dan makanan yang harus dikonsumsi.
Hal yang Harus dihindari | Makanan yang Harus Dikonsumsi |
---|---|
Merokok | Makanan yang kaya nutrisi, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan segar |
Mengonsumsi alkohol | Makanan yang kaya asam folat, seperti bayam, brokoli, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya |
Mengonsumsi kafein berlebihan | Makanan yang tinggi protein, seperti daging, ikan, dan kacang-kacangan |
Memahami penyebab hamil serta membedakan gejala PMS dan kehamilan adalah penting untuk menjalani kehamilan yang sehat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kehamilan yang sehat.
Perbedaan Fisik PMS dan Hamil
PMS atau premenstrual syndrome dan kehamilan seringkali memiliki gejala yang sama, namun untuk membedakan mana yang mana bisa jadi cukup sulit. Berikut beberapa perbedaan fisik yang dapat membantu Anda memahami gejala yang dialami.
- Masa menstruasi – PMS terjadi sebelum atau selama periode menstruasi. Sedangkan kehamilan biasanya tidak menyertai menstruasi.
- Mual dan Muntah – Kondisi ini dapat terjadi pada PMS dan juga pada kehamilan. Namun, pada kehamilan, rasa mual cenderung lebih sering dan bisa terjadi sepanjang hari.
- Peningkatan berat badan – Wanita seringkali mengalami peningkatan berat badan selama PMS, namun biasanya hanya beberapa pond. Sedangkan pada kehamilan, penambahan berat badan lebih banyak terjadi pada trimester terakhir.
Perbedaan fisik lain yang dapat membedakan PMS dan kehamilan adalah:
- Kelelahan – Kelelahan dapat terjadi pada keduanya, namun kelelahan pada kehamilan biasanya lebih ekstrim dan menetap.
- Sakit Punggung – Wanita dengan PMS biasanya memiliki ringan sampai sedang nyeri punggung bawah. Sedangkan pada kehamilan, nyeri punggung lebih umum terjadi dan dapat terasa lebih parah.
Untuk memastikan apakah seorang wanita mengalami PMS atau kehamilan, sebaiknya lakukan tes kehamilan dan berkonsultasi dengan dokter. Hal ini penting agar melakukan tindakan yang tepat dan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Tanda PMS | Tanda Kehamilan |
---|---|
Sakit perut dan kram | Implantasi dan nyeri perut awal |
Peningkatan nafsu makan | Lidah terasa aneh dan nafsu makan menurun |
Banyak mengantuk | Kelelahan ekstrim |
Jadi, meskipun beberapa gejalanya mirip, ada perbedaan fisik yang penting antara PMS dan kehamilan. Jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
Perbedaan PMS dan Hamil
Perempuan seringkali bingung dengan gejala yang muncul menjelang menstruasi atau ketika sedang hamil. PMS (Pre-Menstrual Syndrome) dan kehamilan memiliki banyak gejala yang mirip, sehingga sulit untuk membedakan keduanya. Berikut ini adalah perbedaan PMS dan kehamilan.
- Siklus menstruasi
PMS muncul menjelang menstruasi, sementara kehamilan terjadi setelah ovulasi. Jika siklus menstruasi Anda teratur, maka mudah bagi Anda untuk mengetahui apakah gejala yang muncul merupakan PMS atau tanda awal kehamilan. - Waktu munculnya gejala
PMS muncul beberapa hari sebelum menstruasi, biasanya dua minggu sebelumnya. Sementara gejala kehamilan muncul lebih lama, yakni sekitar satu atau dua minggu setelah ovulasi. Jadi, jika gejalanya muncul segera setelah ovulasi, kemungkinan besar bukan tanda kehamilan. - Jenis gejala
PMS dan kehamilan memiliki gejala yang sama, seperti kelelahan, perubahan mood, kram perut, dan nyeri payudara. Namun, gejala kehamilan juga dapat meliputi mual, muntah, dan peningkatan sensitivitas pada bau tertentu.
Dalam banyak kasus, sulit untuk membedakan antara PMS dan kehamilan. Sebaiknya lakukan tes kehamilan jika Anda merasa ragu dan khawatir. Tes kehamilan harus dilakukan pada saat Anda melewatkan periode menstruasi. Jika hasilnya positif, maka hal tersebut menunjukkan tanda awal kehamilan.
Jadi, timbulkanlah kesadaran pada diri Anda tentang perbedaan antara PMS dan kehamilan agar Anda dapat menentukan langkah selanjutnya dengan tepat. Selain itu, konsultasikan dengan dokter jika Anda ragu atau khawatir. Semoga bermanfaat!
Mual dan Muntah Pada PMS
Selain dikenal dengan kram perut, perasaan tidak nyaman, dan mood swings, PMS juga bisa menimbulkan gejala mual dan muntah. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai mual dan muntah pada PMS:
- Mual dan muntah pada PMS biasanya terjadi di awal siklus menstruasi dan berlangsung selama beberapa hari.
- Gejala ini bisa diakibatkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen pada tubuh.
- Mual dan muntah juga bisa disebabkan oleh perubahan dalam kadar gula darah dan tekanan darah selama fase PMS.
Meskipun gejala mual dan muntah pada PMS tidak berbahaya, mereka bisa sangat mengganggu dan mengurangi kualitas hidup seseorang selama beberapa hari. Ada beberapa cara untuk meredakan gejala ini, di antaranya:
Pertama, mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang selama fase PMS. Hindari makanan yang mengandung banyak garam, gula, dan lemak jenuh yang dapat memperburuk gejala. Alih-alih, pilihlah makanan yang kaya serat dan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat.
Kedua, menghindari konsumsi kafein dan alkohol yang dapat memicu mual dan muntah. Sebaliknya, coba minum air putih, teh herbal, atau jus buah segar yang dapat melembapkan tubuh dan meredakan gejala.
Ketiga, mencoba terapi relaksasi seperti yoga, meditasi, atau aromaterapi untuk mengurangi stres dan tegangan yang dapat memperburuk gejala PMS.
Bagi sebagian wanita, mual dan muntah pada PMS mungkin tidak terlalu parah dan hanya membutuhkan perubahan sederhana dalam gaya hidup untuk meredakannya. Namun, bagi yang mengalami gejala yang lebih serius, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran dan pengobatan yang tepat.
Mual dan Muntah Pada Kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala umum yang sering terjadi pada kehamilan. Namun, seringkali mual dan muntah dapat disalahartikan sebagai gejala sindrom pramenstruasi (PMS). Berikut adalah perbedaan antara mual dan muntah pada kehamilan dan PMS:
- Mual dan muntah pada kehamilan sering terjadi pada pagi hari, sementara mual dan kram pada PMS terjadi dalam rentang waktu yang lebih lama.
- Gejala mual dan muntah pada kehamilan umumnya lebih parah dibandingkan dengan gejala PMS.
- Mual dan muntah pada kehamilan dapat terjadi setiap saat, sedangkan gejala PMS sering terjadi sebelum atau selama menstruasi.
Jika Anda mengalami mual dan muntah selama kehamilan, ini bisa jadi tanda normal. Namun, jika Anda mengalami dehidrasi, penurunan berat badan, atau gejala tambahan seperti pusing atau sakit kepala, segera hubungi dokter Anda untuk saran medis.
Berikut adalah beberapa tips untuk meredakan mual dan muntah selama kehamilan:
- Makanlah makanan ringan dan sering, bukan beberapa makanan berat sekaligus.
- Kurangi stimulan seperti kafein dan alkohol.
- Cobalah untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
- Gunakan teknik pernapasan dangkal jika sedang mual.
Berikut ini adalah daftar makanan yang dapat membantu meredakan mual:
Makanan | Manfaat |
---|---|
Jahe | Membantu mengatasi mual dan muntah |
Pisang | Mengandung nutrisi yang bagus untuk dikonsumsi selama kehamilan, serta membantu mencegah sembelit yang sering terjadi pada kehamilan |
Yoghurt | Kaya akan probiotik dan kalsium, serta bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan |
Kentang | Mengandung karbohidrat yang dapat membantu mengurangi rasa mual, serta mengandung serat yang membantu memelihara kesehatan pencernaan |
Jangan ragu untuk menghubungi dokter Anda jika Anda mengalami gejala mual dan muntah yang berlebihan atau jika Anda membutuhkan bantuan dalam mengatasi gejala tersebut.
Sensitivitas Payudara pada PMS
Payudara yang terasa sakit, sensitif, atau bengkak adalah salah satu gejala PMS yang paling umum. Sensitivitas payudara biasanya terjadi beberapa hari hingga satu minggu sebelum menstruasi dimulai dan akan mereda beberapa hari setelah menstruasi dimulai.
Hormon estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi mempengaruhi perubahan pada jaringan payudara. Pada tahap ovulasi dan puncak progesteron, kelenjar payudara akan menghasilkan lebih banyak air susu dan melunak, menciptakan sensasi nyeri dan kepekaan pada payudara.
Apa Bedanya Sensitivitas Payudara pada PMS dan Hamil?
- Waktu Auara Gejala. Pada PMS, sensitivitas payudara biasanya terjadi sebelum menstruasi dimulai dan akan mereda setelah menstruasi. Sedangkan sensasi sakit pada payudara pada awal kehamilan biasanya terjadi beberapa minggu setelah pembuahan dan akan bertahan selama beberapa minggu atau bahkan berlangsung selama masa kehamilan.
- Intensitas Nyeri. Pada PMS, sensitivitas payudara biasanya tidak terlalu parah dan dapat ditangani dengan nyaman. Sedangkan pada awal kehamilan, nyeri pada payudara dapat sangat intens dan menyakitkan.
- Perubahan Bentuk Payudara. Pada awal kehamilan, payudara akan membesar dan mengalami perubahan bentuk sebagai respons terhadap pertumbuhan janin. Sedangkan pada PMS, sensitivitas payudara jarang disertai dengan perubahan bentuk yang signifikan.
Bagaimana Cara Meredakan Sensitivitas Payudara pada PMS?
Berikut adalah beberapa cara untuk meredakan sensitivitas payudara pada PMS:
- Mengenakan bra yang nyaman dengan penyangga payudara yang cukup untuk mendukung payudara Anda.
- Mengurangi asupan garam dan makanan pedas untuk mengurangi retensi air.
- Menghindari minuman berkafein dan alkohol, karena bisa membuat rasa sakit pada payudara semakin buruk.
- Menjaga berat badan ideal dan rutin melakukan olahraga ringan, seperti yoga atau jalan kaki, untuk membantu menjaga kesehatan hormon dan mengurangi stres.
Kapan Saya Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Jika sensitivitas payudara sangat mengganggu dan tidak mereda setelah menstruasi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Hal ini terutama penting jika sensasi sakit pada payudara disertai dengan benjolan, perubahan bentuk, atau keluarnya cairan dari payudara. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin akan melakukan tes tambahan, seperti mamografi atau sinar-X pada payudara, untuk mengevaluasi gejala yang Anda alami.
Kapan harus ke dokter | Aksi |
---|---|
Payudara terlihat memar atau memar dengan sendirinya tanpa alasan yang jelas | Segera mencari pertolongan medis |
Tersentuh titik nyeri di payudara | Menggunakan bra dengan penyangga payudara yang cukup dan nyaman |
Payudara lembek atau kedutan | Menghindari pemicu nyeri payudara seperti kafein dan alkohol |
Sensitivitas Payudara pada Kehamilan
Ketika wanita hamil, sensitivitas payudara dapat meningkat dengan signifikan. Perubahan hormon dalam tubuh wanita selama kehamilan dapat menyebabkan payudara menjadi lebih sensitif dan terasa lebih besar.
- Sebagian besar wanita mengalami tingkat sensitivitas yang berbeda-beda selama kehamilan. Ada yang tidak merasakan perubahan sama sekali, sementara lainnya mengalami perubahan yang sangat signifikan.
- Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam mempersiapkan tubuh untuk menyusui bayi.
- Cairan yang disebut kolustrum juga dapat diproduksi oleh payudara selama kehamilan, dan dapat membuat payudara terasa lebih besar dan lebih sensitif.
Meskipun kondisi ini normal terjadi selama kehamilan, wanita yang mengalami perubahan sensitivitas yang sangat signifikan dapat merasa tidak nyaman atau bahkan sakit. Beberapa tips yang dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan ini meliputi:
- Mengenakan bra yang nyaman dan mendukung payudara.
- Menghindari pakaian ketat yang dapat memperburuk rasa tidak nyaman di area payudara.
- Meredakan ketidaknyamanan dengan kompres dingin atau panas pada daerah payudara.
Sebagai kesimpulan, sensitivitas payudara yang meningkat selama kehamilan normal terjadi dan disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh wanita. Meskipun dapat menyebabkan ketidaknyamanan, ada beberapa cara untuk mengurangi sensasi yang tidak nyaman yang diakibatkan oleh sensitivitas payudara ini.
Perbedaan Waktu Terjadinya PMS dan Kehamilan
Wanita seringkali mengalami kesulitan untuk membedakan antara tanda-tanda awal datangnya periode menstruasi (PMS) atau gejala kehamilan. Namun sebenarnya, terdapat perbedaan waktu terjadinya PMS dan kehamilan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan waktu terjadinya PMS dan kehamilan:
- PMS terjadi sebelum menstruasi
- Kehamilan terjadi setelah ovulasi
Sebelum menstruasi, wanita seringkali mengalami gejala fisik dan emosional yang disebut PMS, seperti sakit kepala, payudara terasa nyeri dan bengkak, perubahan mood, dan lain-lain. PMS ini terjadi sekitar seminggu hingga sehari sebelum datangnya menstruasi.
Kehamilan terjadi setelah sel telur yang telah dibuahi oleh sperma menempel pada dinding rahim. Perlu diketahui bahwa ovulasi terjadi pada sekitar dua minggu sebelum datangnya menstruasi. Oleh karena itu, tanda-tanda kehamilan bisa muncul setelah dua minggu sejak ovulasi, yaitu sekitar seminggu hingga beberapa hari sebelum datangnya menstruasi yang telah terlewat. Namun, tanda-tanda ini bisa berbeda pada setiap wanita.
Gejala PMS dan Kehamilan yang Seringkali Sama
Walau terdapat perbedaan waktu terjadinya PMS dan kehamilan, namun terdapat beberapa gejala yang bisa sama-sama dialami selama kedua kondisi tersebut:
- Perut kembung
- Mual dan muntah
- Mudah lelah
- Peningkatan nafsu makan
- Perubahan mood
Perbedaan Keluarnya Darah
Sama seperti gejalanya, darah yang keluar dari vagina pada PMS dan kehamilan juga memiliki perbedaan tersendiri. Berikut ini adalah perbedaan keluarnya darah pada PMS dan kehamilan:
PMS | Kehamilan |
---|---|
Warna merah terang | Warna merah muda atau cokelat |
Konsistensi kental | Konsistensi encer dan lebih sedikit |
Lama hingga 7 hari | Singkat dan hanya muncul bercak darah pada awal kehamilan |
Dalam hal ini, anda tetap harus berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Artikel ini hanya sebagai referensi saja dan tidak bisa menggantikan fungsi dokter dalam memberikan diagnosis dan perawatan.
Terima Kasih Sudah Membaca
Itulah tadi perbedaan antara PMS dan kehamilan. Semoga artikel ini membantu! Jangan lupa untuk mengecek kembali artikel kami lainnya yang dapat membantu kamu seputar topik-topik kesehatan dan kecantikan lainnya. Sampai jumpa di artikel kami selanjutnya!