Selama pandemi Covid-19, obat-obatan dan vaksin menjadi fokus utama untuk melawan virus. Ada banyak jenis vaksin yang telah dikembangkan, dua di antaranya adalah Pfizer dan AstraZeneca. Mungkin ada beberapa dari kita yang bertanya-tanya, apa perbedaan antara Pfizer dan AstraZeneca?
Pertama-tama, Pfizer dikembangkan oleh perusahaan farmasi multinasional asal Amerika Serikat. Sedangkan AstraZeneca berasal dari farmasi multinasional Inggris-Swedia. Meskipun keduanya adalah vaksin RNA, metodenya berbeda. Pfizer menggunakan jenis mRNA sintetis, sedangkan AstraZeneca menggunakan virus adenovirus yang diubah genetiknya.
Oleh karena itu, banyak orang menanyakan apakah vaksin Pfizer atau AstraZeneca lebih baik. Karena keduanya baru dirilis pada tahun 2020, pertanyaan ini masih menjadi perdebatan dan masih memerlukan penelitian lanjutan. Namun, penting untuk mencari informasi terpercaya tentang kedua vaksin ini sebelum memilih satu yang tepat untuk kita.
Perbandingan efektivitas vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Vaksin COVID-19 menjadi topik hangat di seluruh dunia. Pfizer dan AstraZeneca adalah dua merek vaksin yang tertinggi popularitasnya. Kedua vaksin ini memiliki efektivitas yang berbeda. Pfizer terkenal sebagai vaksin mRNA, sedangkan AstraZeneca menggunakan teknologi adenovirus yang disempurnakan. Berikut adalah perbandingan efektivitas vaksin Pfizer dan AstraZeneca:
- Vaksin Pfizer memiliki efektivitas lebih tinggi, mencapai 95% setelah dua suntikan. Ini berarti orang yang divaksinasi akan kurang rentan terhadap COVID-19, termasuk varian Delta.
- Di sisi lain, vaksin AstraZeneca memiliki efektivitas sekitar 70%, tetapi ini dapat bervariasi tergantung pada rentang waktu antara dua suntikan dan usia penerima vaksin. Meskipun efektivitasnya lebih rendah, vaksin AstraZeneca masih mampu melindungi dari gejala penyakit yang parah dan kematian akibat COVID-19.
Jenis Vaksin | Tipe Teknologi | Interval Suntikan | Efektivitas |
---|---|---|---|
Pfizer | mRNA | 3-4 minggu | 95% |
AstraZeneca | Adenovirus yang disempurnakan | 4-12 minggu | 70% |
Secara keseluruhan, kedua vaksin ini dianggap efektif dalam membantu mencegah penyebaran COVID-19. Namun, bahan bakunya, efektivitas, serta rentang waktu antara dua suntikan dapat menjadi faktor yang memengaruhi pilihan Anda dalam memilih vaksin COVID-19 yang terbaik untuk Anda.
Kandungan dan Dosis Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Kedua jenis vaksin ini memiliki kandungan dan dosis yang berbeda. Berikut penjelasannya:
- Vaksin Pfizer
- Vaksin AstraZeneca
Vaksin Pfizer mengandung messenger RNA (mRNA) yang dirancang untuk mengajarkan sel-sel di tubuh manusia untuk membuat protein lonjakan (spike) yang terdapat pada virus corona. Protein ini kemudian merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus. Tidak ada virus hidup dalam vaksin Pfizer, sehingga tidak dapat menyebabkan COVID-19. Dosisnya terdiri dari dua suntikan dengan jangka waktu 3-4 minggu antara suntikan pertama dan kedua.
Vaksin AstraZeneca menggunakan vektor adenovirus yang dimodifikasi dari virus sapi yang telah dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Adenovirus dirancang untuk menyampaikan informasi genetik virus corona ke dalam tubuh manusia dengan tujuan sama seperti vaksin Pfizer, yaitu merangsang sistem kekebalan tubuh. Dosisnya terdiri dari dua suntikan dengan jangka waktu 8-12 minggu antara suntikan pertama dan kedua.
Vaksin Pfizer dan AstraZeneca sama-sama telah menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah penyakit COVID-19. Namun, efektivitas vaksin AstraZeneca tampaknya sedikit lebih rendah daripada vaksin Pfizer, terutama terhadap varian virus yang lebih menular, seperti varian Delta.
Berdasarkan sifat kandungan dan dosis yang berbeda antara kedua jenis vaksin ini, pemerintah dan tenaga medis di Indonesia akan menentukan jenis vaksin yang tepat sesuai dengan kondisi pasien dan situasi pandemi secara umum.
Jenis Vaksin | Kandungan | Dosis |
---|---|---|
Pfizer | mRNA | 2 suntikan dengan jangka waktu 3-4 minggu |
AstraZeneca | vektor adenovirus yang dimodifikasi | 2 suntikan dengan jangka waktu 8-12 minggu |
Sumber: Kementerian Kesehatan RI
Efek Samping Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Setelah mendapatkan vaksin Covid-19, mungkin terdapat beberapa efek samping yang dapat muncul. Efek samping yang muncul dari vaksin Pfizer dan AstraZeneca dapat berbeda-beda, namun umumnya tidak terlalu berat dan hanya bersifat sementara.
Perbedaan Efek Samping Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
- Untuk vaksin Pfizer, efek samping yang sering dilaporkan adalah nyeri pada area suntikan, sakit kepala, dan kelelahan. Beberapa orang juga melaporkan mengalami demam dan mual setelah mendapatkan vaksin Pfizer.
- Sementara itu, untuk vaksin AstraZeneca, efek samping yang umum dilaporkan adalah nyeri pada area suntikan, demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Beberapa orang juga melaporkan mengalami mual atau muntah setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca.
- Selain itu, beberapa kasus jarang juga dilaporkan terkait pembekuan darah setelah penerimaan vaksin AstraZeneca. Namun, efek samping ini sangat jarang terjadi dan hanya dilaporkan pada sebagian kecil dari populasi yang telah menerima vaksin AstraZeneca.
Penanganan Efek Samping
Jika Anda mengalami efek samping setelah menerima vaksin Covid-19, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala tersebut. Beberapa cara yang dapat dicoba antara lain:
- Minum obat pereda nyeri seperti paracetamol untuk meredakan nyeri pada area suntikan atau otot yang terasa sakit setelah mendapatkan vaksin.
- Kompres dingin pada area yang terasa nyeri atau bengkak setelah mendapatkan vaksin.
- Istirahat yang cukup dan minum cukup air putih agar tubuh dapat pulih dengan lebih cepat.
Faktor Risiko Efek Samping Berat
Meskipun efek samping yang muncul setelah mendapatkan vaksin Covid-19 umumnya tidak terlalu berat, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami efek samping yang lebih serius. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
Faktor Risiko | Keterangan |
---|---|
Riwayat Alergi berat | Orang yang memiliki riwayat alergi berat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terkait risiko efek samping yang dapat terjadi setelah mendapatkan vaksin Covid-19. |
Masalah Kesehatan Serius | Orang yang memiliki masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung atau gangguan kekebalan tubuh sebaiknya meminta saran dokter sebelum menerima vaksin Covid-19. |
Usia Lebih Tua | Orang yang berusia di atas 60 tahun mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami efek samping yang serius setelah menerima vaksin Covid-19. |
Jika Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami efek samping yang serius setelah menerima vaksin Covid-19, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi.
Harga Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Kehadiran vaksin COVID-19 menjadi harapan baru bagi manusia di seluruh dunia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Ada banyak jenis vaksin yang ditemukan, salah satunya adalah vaksin Pfizer dan AstraZeneca. Di bawah ini adalah perbandingan harga antara vaksin Pfizer dan AstraZeneca.
- Vaksin Pfizer dijual dengan harga sekitar Rp. 800.000 – Rp. 1.000.000 per dosisnya, sehingga untuk dosis kedua, seseorang harus merogoh kocek sekitar Rp. 1.600.000 – Rp. 2.000.000.
- Sedangkan vaksin AstraZeneca memiliki harga lebih murah, yaitu berkisar antara Rp. 350.000 – Rp. 500.000 per dosisnya. Ini berarti, seseorang harus membayar sekitar Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000 untuk kedua dosis vaksinnya.
- Perbedaan harga ini dikarenakan beberapa faktor, seperti biaya riset dan pengembangan, bahan baku, proses produksi, dan distribusi.
Meskipun begitu, harga vaksin tidak perlu dijadikan tolak ukur untuk menentukan kualitas dan keampuhan vaksin tersebut. Setiap vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi pilihlah vaksin yang telah disetujui oleh otoritas kesehatan di negara masing-masing serta sesuai dengan kondisi kesehatan yang dimiliki.
Untuk mengetahui informasi yang lebih detail terkait harga dan ketersediaan vaksin COVID-19, disarankan untuk mengecek langsung dengan lembaga pemerintah atau fasilitas kesehatan terdekat.
Jenis Vaksin | Harga per Dosis | Harga Kedua Dosis |
---|---|---|
Vaksin Pfizer | Rp. 800.000 – Rp. 1.000.000 | Rp. 1.600.000 – Rp. 2.000.000 |
Vaksin AstraZeneca | Rp. 350.000 – Rp. 500.000 | Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000 |
Sebagai langkah awal dalam mencegah penyebaran pandemi COVID-19, jagalah kesehatan dan patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan otoritas setempat. Tetap waspada dan jangan menyepelekan virus ini.
Ketersediaan dan Distribusi Vaksin Pfizer dan AstraZeneca di Indonesia
Vaksin Pfizer dan AstraZeneca telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia untuk digunakan dalam rangka program vaksinasi COVID-19 nasional. Kedua vaksin ini memiliki perbedaan dalam hal teknologi pembuatan dan efektivitas, namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengurangi risiko infeksi dan penyebaran virus COVID-19. Saat ini, ketersediaan dan distribusi vaksin Pfizer dan AstraZeneca di Indonesia masih menjadi topik perbincangan hangat bagi masyarakat.
- Vaksin Pfizer tersedia dalam bentuk botol dengan jumlah dosis 6 dosis per botolnya.
- Vaksin AstraZeneca tersedia dalam bentuk vial dengan netto 5 ml, yang berguna sebanyak 10 dosis.
- Saat ini, vaksin Pfizer dan AstraZeneca baru tersedia di beberapa provinsi di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.
Untuk distribusi vaksin Pfizer, pemerintah bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) sebagai distributor resmi. Sedangkan untuk vaksin AstraZeneca, PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan pemerintah Inggris melalui COVAX Facility.
Meskipun ketersediaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca masih terbatas di Indonesia, Pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan produksi dan distribusi vaksin agar dapat menjangkau seluruh warga negara di Indonesia. Hingga pertengahan 2021, pemerintah berencana untuk mengimunisasi sekitar 181,5 juta orang atau sekitar 70% dari total populasi Indonesia, melalui program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung.
Bulan/Tahun | Ketersediaan vaksin Pfizer | Ketersediaan vaksin AstraZeneca |
---|---|---|
Desember 2020 – Februari 2021 | 512.320 dosis | 4.828.900 dosis |
Maret 2021 | 3.830.400 dosis | 7.874.800 dosis |
April 2021 | 5.476.800 dosis | 8.162.400 dosis |
Ketersediaan vaksin Pfizer dan AstraZeneca di Indonesia masih terbilang terbatas, namun dengan upaya bersama antara pemerintah dan perusahaan farmasi, diharapkan dalam waktu dekat ketersediaan vaksin dapat meningkat dan lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.
Terima Kasih Sudah Membaca!
Jadi, sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara Pfizer dan Astrazeneca. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kembali ke poin utama, vaksin ini dibuat untuk melindungi kita dari virus COVID-19. Jadi, pastikan kamu mendapatkan vaksin yang tersedia di lingkunganmu. Jangan ragu untuk bertanya kepada doktermu jika masih ada keraguan. Di sini kami hanya memberikan informasi yang kami miliki, jadi pastikan untuk selalu memperbarui pengetahuanmu dan terus membaca artikel kami yang lain. Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lagi!