Orde lama dan orde baru adalah istilah yang sering kita dengar setiap kali membahas tentang sejarah Indonesia. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Orde lama mengacu pada masa kepemimpinan Soekarno, sedangkan orde baru merujuk pada masa kepemimpinan Soeharto. Dalam kurun waktu yang cukup lama, kedua orde ini mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap Indonesia.
Orde lama dikenal sebagai zaman nasionalis dan revolusioner yang didominasi oleh ideologi sosialis dan komunis. Kala itu Indonesia masih membangun identitas nasionalnya dan mengedepankan kepentingan kolektif. Sedangkan orde baru dikenal sebagai periode kebijakan otoriter dan pembangunan ekonomi yang efektif. Meskipun terdapat kontroversi, Soeharto dinilai mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Namun, perbedaan orde lama dan orde baru tidak hanya sebatas pada kedua kepemimpinan yang memimpin. Terdapat perbedaan signifikan dalam kebijakan-kebijakan yang diterapkan, kondisi sosial-ekonomi masyarakat, serta perbedaan dalam hal pandangan politik dan ideologi. Hal inilah yang membuat perbedaan orde lama dan orde baru perlu ditelusuri dengan baik agar kita dapat memahami dan mengapresiasi sejarah Indonesia secara utuh.
Perbedaan ideologi Orde Lama dan Orde Baru
Ideologi Orde Lama dan Orde Baru adalah dua paham yang sangat berbeda. Secara sederhana, Orde Lama lebih berpusat pada nasionalisme, sedangkan Orde Baru lebih berfokus pada pembangunan ekonomi. Berikut adalah beberapa perbedaan ideologi yang mendasari kedua orde:
- Konsep Pancasila: Orde Lama mengartikan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia. Sementara itu, Orde Baru mengartikannya sebagai dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan belaka, tidak lagi sebagai landasan ideologi.
- Kepentingan rakyat vs. kepentingan elit: Orde Lama lebih memperhatikan kepentingan rakyat, sedangkan Orde Baru lebih memperhatikan kepentingan elit dan para pengusaha. Hal ini tergambar dalam pengambilan kebijakan di bidang ekonomi yang memberikan keuntungan besar bagi para pengusaha.
- Jenis ekonomi: Orde Lama menganut ekonomi sosialis dan mengedepankan kesejahteraan rakyat. Sementara itu, Orde Baru menganut ekonomi liberal dan mendukung kebijakan deregulasi yang memberikan keleluasaan bagi swasta untuk beroperasi.
Perbedaan ideologi ini tergambar jelas dalam kebijakan pemerintah saat itu. Orde Baru lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur dan industri, sedangkan Orde Lama lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat dan mengurangi ketimpangan sosial. Meskipun demikian, kedua orde ini juga memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Perubahan dalam kebijakan ekonomi antara Orde Lama dan Orde Baru
Pada masa Orde Lama, kebijakan ekonomi Indonesia didominasi oleh pengambilalihan pemerintah di sektor industri. Pemerintah berfokus pada nasionalisasi, di mana perusahaan swasta asing diambil alih dengan maksud untuk menempatkan kepentingan nasional di atas keuntungan individu atau asing. Menjelang akhir periode Orde Lama, program peningkatan ekonomi dilakukan dengan membuat kerjasama dengan luar negeri melalui bantuan teknis dan keuangan dari lembaga donor internasional seperti Bank Dunia.
- Orde Baru memulai perubahan dalam sektor ekonomi menuju arah pemerintah yang lebih pro-bisnis. Dibentuknya Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM pada tahun 1971 adalah upaya untuk meningkatkan investasi asing di Indonesia.
- Pemerintah mulai memberikan insentif kepada investor asing dan domestik. Program ini memungkinkan perusahaan swasta untuk ikut berpartisipasi dalam sektor industri, termasuk perbankan, agribisnis, dan pariwisata.
- Pada tahun 1985, Pemerintah membuka diri terhadap penerimaan investor asing dengan mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi 1985 yang berisi 20 poin kebijakan. Isi dari kebijakan ini adalah mempermudah investasi asing dan membebaskan pajak impor.
Perubahan dalam kebijakan ekonomi dari Orde Lama ke Orde Baru sangat drastis. Orde Baru mengundang investor asing masuk ke pasar dan berinvestasi di sektor manapun, yang menghasilkan hasil yang positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun demikian, perubahan kebijakan ekonomi Orde Baru juga menuai kritikan. Globalisasi ekonomi di Indonesia membuat negara ini menjadi sangat rentan terhadap ketergantungan pada pasar global. Sistem keuangan juga menjadi sangat tergantung pada arus modal asing, yang menyebabkan kepanikan dalam menghadapi krisis moneter pada tahun 1997.
Orde Lama | Orde Baru |
---|---|
Nasionalisasi perusahaan asing | Pembukaan diri terhadap investasi asing |
Peningkatan ekonomi melalui bantuan teknis dan keuangan dari lembaga donor internasional | Peningkatan ekonomi melalui kemitraan dengan investor asing |
Pemerintah dominan dalam sektor industri | Dibukanya sektor industri bagi perusahaan swasta |
Dalam keseluruhan, terdapat perbedaan yang signifikan antara kebijakan ekonomi Orde Lama dan Orde Baru. Namun, kebijakan di Orde Baru pada masa itu masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Pengaruh Sosial Budaya antara Orde Lama dan Orde Baru
Periode Orde Lama dan Orde Baru memiliki perbedaan dalam banyak hal, termasuk pengaruh sosial budaya yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa perbandingan antara Orde Lama dan Orde Baru dalam pengaruh sosial budaya:
- Orde Lama lebih mengutamakan kehidupan bermasyarakat yang tertib dan subur, sementara Orde Baru lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi dan modernisasi.
- Orde Baru mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang bersih, sedangkan Orde Lama lebih mengandalkan Bahasa Belanda sebagai bahasa resmi.
- Orde Baru lebih membuka diri pada pengaruh budaya global, sementara Orde Lama mengutamakan tradisi dan kearifan lokal.
Perbedaan di atas memberikan pengaruh yang signifikan pada masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh pengaruh sosial budaya yang terjadi pada masa Orde Lama dan Orde Baru:
Pada periode Orde Lama, penggunaan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi membuat pendidikan dan pemerintahan menjadi terbatas. Hal ini menjadikan masyarakat yang tidak bisa berbahasa Belanda sebagai rendah dan tidak teredukasi. Pada masa Orde Baru, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi memberikan oportunis bagi semua orang untuk berlatih dalam membaca dan menuangkan gagasan dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.
Pertumbuhan ekonomi menjadi fokus pemerintah pada masa Orde Baru, di mana terjadi penuaan dan modernisasi industri yang diikuti oleh pembangunan jalan tol, gedung perkantoran, dan tempat industri. Industrialisasi ini memberikan dampak pada kesenjangan pendapatan dengan hanya beberapa orang kurang mampu yang mendapatkan hasil ekonomi, sementara orang-orang kaya semakin kesempatan untuk memperoleh keuntungan dan memperbaiki taraf hidup.
Pengaruh Orde Lama pada Masyarakat
Pada masa Orde Lama, masyarakat Indonesia memberikan nilai pada tradisi dan kearifan lokal dengan terjadi pengaruh pada akar budaya Indonesia. Perayaan hari-hari besar seperti hari raya keagamaan dan tanggal kemerdekaan menjadi hari yang penting dalam tradisi dan budaya masyarakat Indonesia. Selain itu, pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia menjadi sangat penting dan menjadi ajaran yang mengakar pada masyarakat pada masa itu. Pergaulan sosial masyarakat bersifat etis di mana kehormatan, rasa percaya, dan keadilan merupakan nilai dasarnya.
Pengaruh Orde Baru pada Masyarakat
Pada masa Orde Baru, modernisasi, industrialisasi, dan globalisasi menjadi fokus utama dalam pembangunan. Pengaruh luar yaitu budaya barat memberikan dampak pada masyarakat Indonesia dalam hal fashion, kuliner, dan perubahan sosial budaya lainnya. Modernisasi yang terjadi membuat masyarakat memandang hidup lebih materialistik.
Perbedaan Sosial Budaya Orde Lama dan Orde Baru | Orde Lama | Orde Baru |
---|---|---|
Resmi Bahasa | Bahasa Belanda | Bahasa Indonesia |
Pertumbuhan Ekonomi | Tertib dan subur | Industrialisasi dan modernisasi |
Pengaruh Budaya Global | Lebih mengutamakan tradisi dan kearifan lokal | Lebih membuka diri pada pengaruh budaya global |
Dalam rangka memahami pengaruh sosial budaya antara Orde Lama dan Orde Baru, hal ini menjadi penting dalam mengetahui sejarah perkembangan politik dan sosial Indonesia. Pengaruh tersebut mempengaruhi tidak hanya kehidupan masyarakat, tapi juga kebijakan pemerintah dan budaya bangsa Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru
Perbedaan antara Orde Lama dan Orde Baru adalah perubahan yang signifikan dalam sejarah Indonesia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan ini, di antaranya:
- Krisis ekonomi
- Krisis politik dan sosial
- Invasi asing
- Tuntutan reformasi sosial-politik
Selain faktor-faktor tersebut, pengaruh global juga memainkan peran penting dalam perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru. Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang setiap faktor:
Krisis ekonomi
Krisis ekonomi pada tahun 1997 adalah salah satu faktor pemicu terjadinya perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru. Pada saat itu, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah yang menyebabkan banyak masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Hal ini membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menuntut perubahan dan reformasi.
Krisis politik dan sosial
Krisis politik dan sosial di Indonesia pada akhir Orde Lama juga mempengaruhi perubahan ke Orde Baru. Pada saat itu, masyarakat merasa kecewa dan tidak puas dengan pemerintahan yang ada. Ketidakstabilan politik dan ketidakadilan sosial mengakibatkan masyarakat membutuhkan tindakan yang nyata dari pemerintah.
Invasi asing
Selama Orde Lama, Indonesia terus menerima tekanan dari negara-negara asing terutama terkait kebijakan luar negeri. Dalam beberapa kasus, Indonesia bahkan mengalami invasi asing seperti invasi Belanda pada tahun 1947. Hal ini mengakibatkan masyarakat merasa terancam dan menuntut perubahan dalam sistem pemerintahan.
Tuntutan reformasi sosial-politik
Tuntutan reformasi sosial-politik terus meningkat pada akhir Orde Lama. Masyarakat luas menuntut perubahan dalam sistem pemerintahan dan adanya kebebasan berpendapat. Mereka juga menuntut agar kebijakan pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat.
Faktor | Pengaruh |
---|---|
Krisis ekonomi | Memunculkan kesempatan untuk menuntut reformasi |
Krisis politik dan sosial | Memicu ketidakpuasan terhadap pemerintah yang ada |
Invasi asing | Membuat masyarakat merasa terancam dan menuntut perubahan dalam sistem pemerintahan |
Tuntutan reformasi sosial-politik | Memicu tuntutan perubahan dalam sistem pemerintahan |
Melalui faktor-faktor tersebut, terjadi perubahan sistem pemerintahan Indonesia dari Orde Lama ke Orde Baru. Perubahan ini membawa dampak besar bagi Indonesia dan mengubah sejarah negara ini.
Perbandingan antara stabilitas politik Orde Lama dan Orde Baru
Dalam sejarah politik Indonesia, Orde Lama dan Orde Baru adalah dua periode politik yang signifikan. Orde Lama, juga dikenal sebagai Masa Demokrasi Terpimpin, adalah periode politik pada tahun 1950-1965 setelah Indonesia merdeka dan masih dipimpin oleh Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Sementara itu, Orde Baru adalah periode politik pada tahun 1966-1998 setelah jatuhnya Soekarno dan naiknya Jenderal Soeharto. Inilah periode politik di mana Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang signifikan, tetapi juga gejolak politik yang cukup besar. Dalam hal stabilitas politik, Orde Lama dan Orde Baru memiliki perbandingan yang menarik untuk dibahas.
- Orde Lama
- Orde Baru
Saat Orde Lama berkuasa, stabilitas politik cenderung terjaga. Hal ini karena Soekarno mengerti betul bagaimana menjaga keseimbangan dalam kekuasaan. Selama masa ini, Soekarno sangat erat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI), kedua partai inilah yang menjadi basis kekuatan Soekarno. Soekarno juga kerap menggunakan takikulasi politik baik melalui cara persuasif atau represif sebagai bentuk kontrol atas oposisi yang ada. Tindakan Soekarno dalam menangani kemacetan politik pada waktu itu seolah-olah telah membentuk struktur dan pola perilaku politik untuk periode yang akan datang di Indonesia.
Pada saat Orde Baru berkuasa, stabilitas politik tidak terjaga. Selama periode ini, Soeharto membentuk sistem pemerintahan yang sangat sentralistik dan tertutup. Soeharto proaktif dalam mengatasi kemacetan politik dari tahun 1960-an hingga 1970-an. Namun, pada 1980-an, oposisi mulai meningkat dan Soeharto memperkuat kekuatan aparat keamanan untuk mempertahankan kekuasannya. Dalam hal keamanan dan stabilitas politik, Orde Baru menawarkan stabilitas yang cukup terjamin namun jauh dari pengkondisian toleransi politik dan ekonomi.
Ketika dibandingkan, stabilitas politik Orde Lama lebih terjamin dibandingkan dengan Orde Baru. Hal ini karena Soekarno secara aktif memastikan bahwa kekuasaannya tidak dapat diganggu oleh oposisi dan perubahan sosial yang lebih besar. Sementara pada masa Orde Baru, Soeharto lebih cenderung mengambil tindakan represif untuk mengatasi oposisi dan mempertahankan kekuasaannya.
Perlu dicatat bahwa kedua periode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, jika kita hanya fokus pada stabilitas politik, Orde Lama lebih stabil dibandingkan dengan Orde Baru.
Berikut adalah tabel perbandingan antara stabilitas politik Orde Lama dan Orde Baru:
Orde Lama | Orde Baru |
---|---|
Lebih stabil | Sedikit stabil |
Soekarno menggunakan takikulasi politik untuk mengontrol oposisi | Soeharto menggunakan kekerasan dan represi untuk mempertahankan kekuasaannya |
Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) menjadi basis kekuatan Soekarno | Soeharto membentuk sistem pemerintahan yang sangat sentralistik dan tertutup |
Meski memiliki perbedaan, penting bagi kita untuk memahami bahwa kedua periode ini membentuk sejarah politik di Indonesia dan memiliki peran penting dalam pembentukan Indonesia sekarang ini.
Terima Kasih Sudah Membaca
Demikianlah perbedaan antara Orde Lama dan Orde Baru yang bisa saya sampaikan. Semoga artikel ini bisa membantu menambah wawasan dan informasi kamu mengenai sejarah Indonesia. Jangan lupa untuk selalu berkunjung kembali ke situs ini untuk membaca artikel-artikel menarik lainnya. Terima kasih atas kunjungan kamu!