Hai semuanya! Apakah kamu pernah mendengar istilah OOP dan terstruktur? Tahu tidak, ternyata keduanya merupakan teknik dalam pemrograman yang sering digunakan oleh para programmer. Mungkin bagi sebagian orang, OOP dan terstruktur hanyalah sepotong puzzle yang belum tersusun dengan baik. Namun, jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan OOP dan terstruktur maka kamu datang ke tempat yang tepat!
Sebelum kita membahas tentang perbedaan OOP dan terstruktur, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu OOP dan terstruktur. OOP (Object Oriented Programming) merupakan teknik pemrograman yang berorientasi pada objek atau data dalam sistem. Konsep OOP memungkinkan programmer untuk merepresentasikan data sebagai objek dan melakukan manipulasi data melalui metode dan properti yang terasosiasi dengan objek tersebut. Sedangkan terstruktur adalah teknik pemrograman yang memecah program menjadi blok logis yang berisi sejumlah statement yang saling berkaitan. Setiap pernyataan yang dibuat dalam teknik terstruktur harus memuat informasi tentang apa yang akan dilakukan oleh program selanjutnya.
Perbedaan OOP dan terstruktur terletak pada cara pemrograman dan pengorganisasian program. Teknik OOP lebih berorientasi pada objek, sedangkan terstruktur lebih fokus pada logika program. OOP menyediakan fitur yang memungkinkan developer untuk membuat code modular yang dapat digunakan kembali. Sedangkan dalam program terstruktur, code lebih bersifat linier sehingga sulit untuk diadaptasi ke dalam program yang lain. Itulah sebabnya, pemilihan teknik pemrograman yang tepat sangat penting untuk menunjang pengembangan sebuah program yang berkualitas.
Prinsip OOP
Pemrograman Berorientasi Objek (OOP) adalah paradigma pemrograman modern yang berfokus pada penggunaan objek untuk mengorganisir dan memanipulasi data dalam program. OOP memungkinkan pengembang untuk membuka kembali kode dan modifikasi tanpa mengganggu kode yang ada.
- Enkapsulasi: Prinsip ini berfokus pada batasan akses ke kode, menjaga data dalam objek, dan memungkinkan penggunaan fungsi atau metode untuk mengakses dan memodifikasi data. Dalam OOP, informasi dalam objek diatur dan diarsipkan dalam satu tempat, sehingga mudah untuk dilacak.
- Pewarisan: Prinsip ini memungkinkan pengembang untuk membuat objek baru dengan mewarisi properti dan metode dari objek yang ada. Dengan demikian, tidak perlu menulis kode ulang, dan membuat program lebih efisien.
- Polimorfisme: Prinsip ini mengacu pada kemampuan objek untuk memiliki lebih dari satu bentuk, dengan metode dan properti yang berbeda-beda. Ini memungkinkan pengembang untuk menggunakan metode atau properti yang sama pada objek yang berbeda.
Enkapsulasi adalah prinsip OOP yang pertama dan paling penting. Ini berperan sebagai pengatur akses ke data dan fungsi yang akan digunakan dalam program. Tanpa prinsip ini, program dapat menjadi sulit dipahami. Hal ini seringkali diatasi dengan meletakkan kode dalam berbagai file atau folder, namun OOP menawarkan cara yang lebih unik untuk mengakses kode.
Prinsip Terstruktur
Dalam pemrograman komputer, terdapat dua jenis paradigma dasar yaitu OOP (Object-Oriented Programming) dan terstruktur. Terstruktur, juga dikenal sebagai procedural programming, adalah metode pemrograman di mana program terdiri dari sejumlah besar prosedur atau subrutin. Berbeda dengan OOP, terstruktur hanya mengandalkan fungsi dan metode yang dapat digunakan berulang kali dalam program.
- Desain algoritma: Dalam pemrograman terstruktur, desain algoritma adalah bagian penting untuk menghasilkan program yang efektif. Algoritma yang baik harus mudah dibaca, dipahami, dan mudah dijalankan dalam waktu yang singkat.
- Penggunaan variabel: Pemrograman terstruktur menggunakan constan dan variabel untuk memberi nama nilai tertentu. Variabel ini dapat digunakan di seluruh fungsi atau modul dalam program.
- Penggunaan strutur data: Struktur data adalah bentuk khusus dari variabel yang dapat menyimpan data lebih kompleks. Contohnya, array dan record sangat dikenal dalam bahasa pemrograman seperti C dan Pascal.
Desain Modular
Desain modular adalah salah satu prinsip utama dalam pemrograman terstruktur. Dalam desain modular, program dibagi menjadi modul yang saling terkait. Setiap modul berisi fungsi-fungsi terkait yang dapat diakses oleh modul lain dalam program. Dengan cara ini, program menjadi lebih mudah dipahami dan dirancang.
Dalam desain modular, setiap modul harus mempunyai satu tugas yang spesifik dan tidak saling bergantung satu sama lain. Sebuah modul dapat digunakan kembali di program lain tanpa menghambat fungsionalitas program itu sendiri. Dengan demikian, modul dapat dikembangkan secara independen dan dapat diuji secara terpisah sebelum diimplementasikan dalam program.
Perbedaan OOP dan Terstruktur
Perbedaan mendasar antara OOP dan terstruktur adalah cara mereka mengorganisir program. Dalam OOP, program diatur dengan objek sebagai unit dasar. Objek ini memiliki sifat dan perilaku yang didefinisikan oleh kelas dari objek tersebut.
OOP | Terstruktur |
---|---|
Program diorganisir dengan objek | Program diorganisir dengan fungsi |
Kelas mendefinisikan sifat dan perilaku objek | Modul mendefinisikan fungsi |
Poses pemrograman lebih kompleks dan memakan waktu | Proses pemrograman cenderung lebih cepat |
Dalam OOP, proses pemrograman cenderung lebih kompleks dan memakan waktu karena harus merancang kelas dan objek terlebih dahulu sebelum dapat membuat program. Di sisi lain, terstruktur memungkinkan untuk membuat program yang lebih cepat karena hanya memerlukan fungsi yang sederhana.
Perbedaan OOP dan Terstruktur: Class vs Procedure
Saat kita membicarakan tentang pemrograman, ada dua jenis metode utama: terstruktur dan berorientasi objek. Terstruktur, dalam arti bahwa program ini berjalan sesuai dengan aliran logis baris per baris, dan berorientasi objek, maksudnya kita membangun program berdasarkan objek dan hubungan hierarkisnya. Dalam artikel ini, kita akan melihat perbedaan antara keduanya dalam hal kelas dan prosedur.
Sistem terstruktur menyusun program menjadi baris per baris, atau satu fungsi atau prosedur pada satu waktu. Ini dianggap mudah dipahami dan diimplementasikan, karena itu adalah cara yang intuitif untuk membangun program. Namun, ketika program menjadi lebih besar dan kompleks, metode terstruktur dapat menjadi sulit untuk dikelola. Metode pewarisan dan polimorfisme tidak dapat diterapkan secara efektif dengan terstruktur, dan itu mengarah pada tingkat abstraksi yang lebih rendah.
Di sisi lain, OOP memodelkan program sebagai kumpulan entitas objek, yang terdiri dari properti dan metode. Kode di dalam instansi diatur berdasarkan kelas itu. Dengan OOP, kita dapat membangun hierarki kelas dan objek, dengan kemampuan pewarisan dan polimorfisme yang memungkinkan kita membangun program yang lebih besar dan lebih kompleks secara efisien. OOP memungkinkan abstraksi yang lebih tinggi dengan menggabungkan data dan fungsi ke dalam suatu entitas objek.
- Prosedur hanya mengeksekusi perintah sedangkan kelas membawa informasi dan mengelola perilaku
- Bentuk sistem terstruktur persegi panjang sedangkan pada OOP persegi panjang menjadi benda
- Sistem terstruktur membutuhkan banyak perintah / baris kode sedangkan dengan OOP lebih singkat karena hanya perlu mengakses objek kelas
Dalam OOP, kelas digunakan sebagai template untuk membuat objek. Kelas memberikan struktur data yang berbeda untuk menyimpan informasi. Ini juga memberikan metode untuk memanipulasi data yang disimpan di dalamnya. Prosedur umumnya digunakan untuk menggabungkan serangkaian instruksi yang dipanggil dari berbagai bagian program. Dalam terstruktur, kita perlu menentukan setiap parameter dalam prosedur, sementara dalam OOP, metode di dalam kelas dapat diakses oleh objek yang bisa mengambil dan bahkan memodifikasi variabel.
Terstruktur | Object-oriented |
---|---|
Menggunakan prosedur | Menggunakan kelas |
Instruksi dieksekusi baris per baris | Memodelkan program dalam objek |
Lebih sulit digunakan untuk program yang lebih besar | Lebih mudah digunakan pada program yang lebih besar |
Kurang fleksibel dalam manipulasi data | Lebih fleksibel dalam manipulasi data |
Jadi, mengapa OOP menjadi lebih populer dibandingkan dengan terstruktur? Implikasi logis dari peningkatan kecepatan CPU dan jumlah memori adalah bahwa kita dapat membangun program yang lebih besar dan lebih kompleks. Dalam situasi seperti ini, OOP dengan kemampuan pewarisan, polimorfisme, dan encapsulation dapat lebih sederhana dan efektif dalam mengelola dan memodifikasi program yang lebih besar.
Inheritance vs Nesting
Perbedaan antara paradigma pemrograman terstruktur dan OOP dapat dilihat pada bagaimana kode dikemas. Pada pemrograman terstruktur, kode program disusun secara linear, sedangkan pada OOP, kode program disusun dalam bentuk objek. Namun, ada dua konsep penting dalam OOP yang mungkin menyebabkan kebingungan yaitu inheritance dan nesting.
- Inheritance
- Nesting
Salah satu keunggulan OOP adalah dapat mewarisi sifat atau perilaku dari class lain yang disebut inheritance. Dalam konsep inheritance, terdapat class induk dan class anak. Class anak akan mengekstensi behavior class induk sehingga class anak akan memiliki behavior class induk serta behavior tambahan dari dirinya sendiri.
Sebagai contoh, terdapat class Shape dan class Circle yang diwarisi dari class Shape. Class Circle akan memiliki behavior dari class Shape, yaitu area(). Namun, class Circle juga memiliki behavior tambahan yaitu calculateCircumference().
Konsep nesting adalah ketika sebuah class didefinisikan di dalam class lainnya. Class yang berada dalam class lain disebut dengan inner class. Inner class memiliki akses penuh ke semua anggota class induk seperti method dan variabel.
Sebagai contoh, terdapat class Animal yang berisi variabel jenis dan class nested Legs yang berisi variabel jumlah kaki untuk animal tersebut. Inner class tersebut akan diakses dari instance class Animal sehingga dapat diketahui jumlah kaki dari animal tersebut.
Jadi, perbedaan antara inheritance dan nesting adalah inheritance membuat class anak memperoleh behavior dari class induk. Sedangkan nesting adalah class yang berada di dalam class lain untuk mengakses semua anggota class induk.
Inheritance | Nesting | |
---|---|---|
Definisi | Class anak yang memperoleh behavior dari class induk. | Class yang didefinisikan di dalam class lain untuk mengakses semua anggota class induk. |
Akses | Class anak dapat mengakses method dan variabel yang diwarisi dari class induk. | Inner class dapat mengakses method dan variabel dari class induk. |
Contoh | Class Shape dan class Circle. | Class Animal dan class Legs. |
Nesting dan inheritance keduanya merupakan konsep penting dalam OOP. Memahami perbedaan antara inheritance dan nesting dapat membantu programmer dalam mengembangkan aplikasi OOP yang baik dan efisien.
Polimorfisme vs Modularity
Objek yang ada dalam OOP dapat digunakan dalam banyak cara yang berbeda. Dalam OOP, polimorfisme memungkinkan objek dari kelas yang berbeda untuk memiliki fungsi atau metode dengan nama yang sama.
Modularitas adalah prinsip desain perangkat lunak yang membagi program menjadi bagian yang lebih kecil, terpisah, dan independen. Dalam struktur terstruktur, program biasanya dibangun sebagai satu blok besar, sedangkan dalam OOP, program dibagi menjadi sejumlah objek terpisah.
- Polimorfisme memungkinkan adanya fleksibilitas yang lebih besar ketika mengubah program
- Modularitas membuat program lebih mudah dipahami dan dipelihara
Berikut adalah perbedaan detail antara Polimorfisme dan Modularitas:
Polimorfisme | Modularitas |
---|---|
Memungkinkan berbagai objek dengan kelas yang berbeda untuk memiliki metode dengan nama yang sama. | Membagi program menjadi bagian terpisah dan independen sehingga lebih mudah untuk dipelihara dan dipahami. |
Meningkatkan fleksibilitas dan penggunaan kembali kode. | Meningkatkan keterbacaan kode dan penggunaan kembali oleh pemrogram lain. |
Memungkinkan untuk menulis kode yang berfungsi untuk kelompok objek yang berbeda. | Mudah untuk menyelesaikan masalah tertentu dalam program. |
Jadi, Polimorfisme dan Modularitas adalah dua konsep yang penting dalam OOP dan memainkan peran penting dalam pembuatan program yang efektif dan mudah dipelihara. Polimorfisme memberikan fleksibilitas dan penggunaan kembali kode, sedangkan Modularitas membuat program lebih mudah dipahami dan dipelihara.
Perbedaan OOP dan Terstruktur
Ketika kita berbicara tentang pemrograman, ada beberapa pendekatan dasar yang bisa dipilih. Dua di antaranya adalah paradigma pemrograman terstruktur dan pemrograman berorientasi objek (OOP). Kedua paradigma ini memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah secara efektif di dunia pemrograman.
Prinsip-prinsip Terstruktur dan OOP
- Pemrograman terstruktur: Terstruktur berfokus pada algoritma atau serangkaian instruksi yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Paradigma ini didasarkan pada konsep urutan, keputusan, dan pengulangan.
- Pemrograman berorientasi objek: OOP memfokuskan pada data dan tindakan yang berkaitan dengan data tersebut. Paradigma ini berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu enkapsulasi, pewarisan, dan polimorfisme.
Perbedaan Konsep
Salah satu perbedaan utama antara paradigma terstruktur dan OOP adalah bagaimana data dan perilaku dipandang. Pada pendekatan terstruktur, data dan perilaku merupakan entitas yang terpisah. Di sisi lain, OOP mempengaruhi pemrogram untuk memadukan data dan perilaku menjadi objek tunggal.
Sebagai contoh, dalam paradigma terstruktur, kita mungkin memiliki sejumlah struktur data yang berbeda, seperti array, list, atau struktur. Kami akan membuat keputusan logis tergantung pada masalah tertentu saat memilih struktur data yang ideal untuk tujuan tertentu.
Dalam pemrograman berorientasi objek, kita akan menggunakan objek sebagai struktur data tunggal yang mencakup properti dan metode. Misalnya, jika kita ingin merepresentasikan buku dalam program, kita bisa membuat objek buku yang memiliki beberapa properti seperti judul, penulis, dll., Serta metode seperti membuka buku atau mengembalikannya ke perpustakaan.
Perbedaan Pendekatan
Pendekatan pemrograman terstruktur didasarkan pada urutan logis instruksi dan memisahkan data dan perilaku. Paradigma ini lebih sederhana dan lebih mudah dipahami bagi pemula, tetapi bisa menjadi sulit ketika proyek-proyek semakin kompleks.
OOP bervariasi dengan pendekatan yang lebih kompleks dan abstrak. Pada dasarnya, OOP menciptakan sebuah model dalam program dan menggunakan objek sebagai komponen sentral model tersebut. Setiap objek pada model tersebut memiliki fitur yang menjelaskan perilaku, properti, dan keahlian objek tersebut, yang dapat menghubungkannya dengan objek lain pada model. Pendekatan ini memerlukan lebih banyak perencanaan dan pemikiran, tetapi dapat membantu pemrogram mengelola kompleksitas proyek yang lebih besar.
Perbedaan Implementasi
Selain perbedaan dalam konsep dan pendekatan, ada juga perbedaan praktis dalam cara paradigma terstruktur dan pemrograman berorientasi objek diimplementasikan. Dalam pemrograman terstruktur, semua kode biasanya dijalankan secara bersamaan pada urutan yang ditentukan. Dalam OOP, pada dasarnya kita memanggil objek-objek tersebut untuk melakukan tindakan, dan program secara otomatis melakukan perhitungan yang diperlukan.
Kesimpulan
Paradigma Pemrograman Terstruktur | Paradigma Pemrograman Berorientasi Objek |
---|---|
Menggunakan algoritma dan serangkaian instruksi | Menggunakan objek sebagai struktur data tunggal |
Memisahkan data dan perilaku | Mengabstraksi data dan perilaku menjadi objek |
Lebih mudah untuk dimulai dan dipahami | Lebih kompleks tetapi lebih baik untuk mengelola kompleksitas |
Jadi, dalam mengambil keputusan untuk menggunakan paradigma pemrograman terstruktur atau pemrograman berorientasi objek, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan Anda. Paradigma terstruktur lebih mudah dimulai dan dipahami untuk pemula, sementara OOP merupakan pilihan yang lebih baik ketika kita harus mengelola kompleksitas proyek yang besar.
Perbedaan dalam Konsep
Salah satu perbedaan mendasar antara OOP dan terstruktur terletak pada konsep masing-masing. Dalam terstruktur, fokus utama adalah pada prosedur atau fungsi yang berjalan secara berurutan, sedangkan dalam OOP, fokus utamanya adalah pada objek, yaitu entitas yang memiliki karakteristik dan perilaku tertentu. Dalam OOP, objek dapat memiliki hubungan hierarkis dengan objek lainnya, yang memungkinkan penggunaan konsep warisan atau inheritance.
Prinsip OOP: berisi tentang prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam pengembangan OOP.
Prinsip OOP adalah kerangka kerja yang penting untuk mengembangkan program dengan menggunakan pendekatan OOP. Dalam prinsip OOP, ada delapan konsep utama yang harus dipahami secara mendalam oleh pengembang perangkat lunak yang ingin menggunakan pendekatan OOP. Konsep-konsep ini adalah:
- Abstraksi
- Inheritance
- Polimorfisme
- Encapsulation
- Class
- Object
- Method
- Event
Menggunakan prinsip OOP akan memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk membuat program yang jauh lebih terstruktur dan mudah dipelihara. Oleh karena itu, mari kita bahas setiap konsep secara lebih rinci untuk memahami prinsip OOP dengan lebih baik.
1. Abstraksi
Abstraksi berarti menghilangkan kompleksitas dari objek dunia nyata dengan menyembunyikan detail tertentu dan hanya menunjukkan informasi yang relevan. Dalam OOP, kita dapat mencapai abstraksi dengan melakukan pemodelan objek. Contohnya, dalam pemrograman game, objek mobil dapat dimodelkan dengan beberapa parameter seperti warna, kecepatan, dan kapasitas bahan bakar.
2. Inheritance
Inheritance adalah konsep dasar dalam OOP di mana kita dapat mewarisi sifat dan perilaku objek dari kelas induknya. Dalam inheritance, kelas turunan atau subclass dapat mewarisi variabel, fungsi, dan metode dari kelas induk atau superclass sehingga eksistensi kode dapat lebih terstruktur dan efisien.
3. Polimorfisme
Polimorfisme berarti kemampuan untuk menggunakan satu nama dan mendefinisikan banyak bentuk dari suatu objek. Dalam OOP, polimorfisme terjadi ketika objek dari kelas turunan dapat berada dalam berbagai bentuk, meskipun fiturnya sama. Ini memungkinkan kode yang sama dapat digunakan untuk banyak kelas yang berbeda.
4. Encapsulation
Encapsulation adalah konsep dasar dalam OOP di mana kita dapat menyembunyikan detail internal dalam suatu kelas dan hanya menunjukkan apa yang diperlukan untuk digunakan oleh kelas lain. Dalam konsep ini, kelas hanya mengekspos metode yang dapat diakses oleh kelas lain tanpa mengekspos detail internalnya. Hal ini dapat menghindari modifikasi tidak sah dan memberi pengguna akses lebih mudah ke data yang dibutuhkan.
5. Class
Class adalah deskripsi objek dengan variable dan fungsi yang terkait dengan objek tersebut. Dalam OOP, sebuah kelas adalah templat atau blueprint untuk objek. Ia memiliki variabel atau properti kelas serta metode dan fungsi yang berhubungan dengan objek.
6. Object
Object adalah instance dari kelas. Untuk membuat object, kita perlu menyalin metode dan variabel dalam kelas ke dalam instance objek yang baru. Dalam OOP, setiap objek memiliki property dan fungsi atau behaviour yang terdefinisi di dalam kelas yang menjadi dasarnya.
7. Method
Method adalah tindakan yang dapat dilakukan di dalam class. Dalam OOP, method adalah fungsi yang terkait dengan objek tertentu. Setiap objek dalam kelas memiliki beberapa fungsi kelas yang terkait dengan itu. Method dapat memanipulasi data objek dan menentukan tingkah laku objek yang terkait.
8. Event
Definisi | Penjelasan |
---|---|
Event | Adalah suatu peristiwa yang terjadi pada saat program berjalan dan memerlukan perhatian atau tindakan dari program tersebut. |
Event Handler | Adalah suatu metode atau fungsi yang dipanggil ketika suatu event terjadi. |
Event adalah konsep yang sangat penting dalam OOP. Pada dasarnya, event adalah suatu peristiwa yang terjadi saat program sedang berjalan dan memerlukan tindakan dari program tersebut. Event Handler adalah suatu metode atau fungsi yang dipanggil ketika event terjadi. Dalam OOP, event dan event handler memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk membuat aplikasi yang lebih interaktif dan dinamis.
Prinsip Terstruktur: berisi tentang prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam pengembangan terstruktur.
Pada dasarnya, terdapat beberapa prinsip dasar dalam pengembangan terstruktur. Seperti halnya dengan penerapan Object Oriented Programming (OOP), pengembangan terstruktur juga mengacu pada konsep strukturisasi program agar memiliki kejelasan arah alur program serta memudahkan dalam pemeliharaan kode program. Beberapa prinsip dasar pengembangan terstruktur adalah sebagai berikut:
- Pemisahan tugas (separation of concern): Prinsip ini memisahkan suatu program menjadi modul-modul yang bertanggung jawab pada tugas yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk mempermudah perawatan, perubahan, serta pengembangan kode program.
- Pembagian program menjadi subrutin: Pembagian ini memudahkan programmer dalam mengelola kode program agar lebih sederhana dengan memisahkan fungsi-fungsi yang berbeda-beda dalam subrutin yang berbeda-beda.
- Penggunaan kontrol alur yang jelas: Prinsip ini memastikan bahwa alur program yang dihasilkan cukup jelas dan tidak terdapat cabang-cabang logika program yang tidak perlu.
Prinsip Terstruktur: Penggunaan Struktur Data dan Algoritma yang Tepat
Prinsip penggunaan struktur data dan algoritma yang tepat juga merupakan prinsip dasar dalam pengembangan terstruktur. Penggunaan struktur data yang tepat akan membuat program lebih mudah dipahami dan dipelihara oleh programmer. Sedangkan, algoritma yang tepat juga dapat memaksimalkan kinerja program yang dihasilkan. Beberapa prinsip penggunaan struktur data dan algoritma yang tepat, antara lain:
- Menghindari penggunaan metode sorting yang kurang efektif seperti bubble sort.
- Menggunakan algoritma yang lebih efektif dalam pengolahan data, seperti quick sort atau merge sort.
- Penggunaan struktur data yang sesuai, seperti array atau linked list, untuk suatu tujuan yang spesifik.
Prinsip Terstruktur: Menghindari Penggunaan GOTO Statement
Penggunaan GOTO statament pada suatu program merupakan hal yang tidak disarankan dalam pengembangan terstruktur. Hal ini tidak hanya berlaku pada pengembangan terstruktur, namun juga pada prinsip OOP. Penggunaan GOTO statement pada program dapat menyebabkan program sulit dipelihara dan sulit dipahami. Sebagai gantinya, dapat digunakan syarat atau perulangan untuk melakukan kontrol pada alur program.
Prinsip Terstruktur: Meminimalkan Penggunaan Global Variable
Pada dasarnya, penggunaan global variable pada suatu program dapat menyebabkan adanya konflik pada program tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangan terstruktur sangat disarankan untuk meminimalkan penggunaan global variable dan menerapkan variabel lokal pada fungsi-fungsi yang bersifat sementara atau tidak dibutuhkan lagi dalam alur program.
Perbedaan Antara OOP dan Terstruktur | Object Oriented Programming (OOP) | Pengembangan Terstruktur |
---|---|---|
Pendekatan | Pendekatan benda atau objek | Pendekatan prosedural atau fungsi |
Penekanan | Menekankan pada data | Menekankan pada tugas |
Hubungan antar modul | Bekerja secara terpisah dengan objek yang berbeda | Bekerja sebagai suatu subrutin yang saling terkait |
Dalam pengembangan program, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan struktur yang tepat guna meminimalkan konflik dan mendukung kemudahan dalam pemeliharaan program. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pengembangan terstruktur, diharapkan program yang dihasilkan dapat berjalan dengan baik serta mudah dipahami dan dipelihara oleh programmer.
Class vs Procedure: Membandingkan Dua Pendekatan dalam Pengembangan Perangkat Lunak, yaitu dengan Mengorganisasi Kode dalam Kedua Bentuk Tersebut
Dalam pengembangan perangkat lunak, terdapat dua pendekatan utama dalam mengorganisasi kode, yaitu menggunakasn Class atau Procedure. Keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam cara pengorganisasian kode yang berbeda, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya.
- Class: Dalam pendekatan ini, kode dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut class. Setiap class memiliki atribut dan metode, yang berperan dalam mendefinisikan perilaku suatu objek. Atribut merupakan data yang disimpan dalam class, sedangkan metode adalah fungsi yang dibuat untuk melakukan tugas tertentu. Class digunakan dalam pemrograman berorientasi objek (OOP).
- Procedure: Pendekatan ini mengorganisasi kode menjadi serangkaian fungsi atau prosedur yang dapat dipanggil dari bagian-bagian lain kode. Pendekatan ini dikenal juga dengan sebutan procedural programming. Pendekatan ini lebih sederhana dibandingkan dengan OOP, namun dapat menjadi sulit dalam mengelola kode program yang besar.
Perbandingan Antara Class dan Procedure
Berikut adalah perbandingan antara pendekatan Class dan Procedure dalam pengembangan perangkat lunak:
Class | Procedure | |
---|---|---|
Kelebihan | Lebih mudah dalam mengelola kode program yang besar dan kompleks, karena code diorganisir dalam bagian-bagian yang relatif mandiri. | Lebih sederhana dibandingkan dengan OOP, sehingga lebih mudah dalam memahami dan menyelesaikan masalah. |
Kekurangan | Lebih sulit dipahami bagi mereka yang belum terbiasa dengan pemrograman berorientasi objek. | Lebih sulit dalam mengelola kode program yang besar dan kompleks, karena kode disusun secara linear. |
Kesimpulan
Pemilihan antara pendekatan Class dan Procedure tergantung pada kebutuhan pengembangan perangkat lunak. Jika program kompleks dan membutuhkan representasi yang akurat terhadap dunia nyata, maka lebih baik menggunakan pendekatan Class dan OOP. Namun, jika program relatif sederhana dan membutuhkan speed dalam pembuatan, maka pendekatan Procedure dapat menjadi pilihan yang tepat. Sebagai pengembang perangkat lunak, kamu harus memahami kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pendekatan ini agar dapat memilih metode terbaik sesuai dengan kebutuhan proyek.
Inheritance vs Nesting: Membandingkan Dua Konsep Pemrograman dalam OOP dan Terstruktur yang Digunakan untuk Mengorganisir Kode
Saat membangun program, terdapat berbagai macam strategi yang dapat digunakan untuk mengorganisir kode. Dua strategi yang sering digunakan dalam pemrograman adalah konsep Inheritance dan Nesting. Kedua konsep ini dapat diterapkan dalam pemrograman berorientasi objek (OOP) maupun pemrograman terstruktur. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan konsep Inheritance dan Nesting dan melihat bagaimana keduanya dapat membantu mengorganisir kode.
- Inheritance
- Nesting
Konsep Inheritance memungkinkan pemrogram untuk menciptakan class-class baru yang memiliki atribut dan perilaku dari class yang telah ada sebelumnya. Class baru tersebut dikenal sebagai subclass, sedangkan class asalnya disebut super class. Dengan demikian, subclass mewarisi perilaku dan atribut dari super class, dan pemrogram hanya perlu menambahkan perilaku atau atribut yang spesifik untuk subclass. Konsep Inheritance memudahkan pemrogram dalam mengorganisir kode karena pemrogram dapat menggunakan kembali kode yang sudah ada tanpa perlu menuliskannya ulang.
Konsep Nesting, di sisi lain, memungkinkan pemrogram untuk menempatkan satu struktur pemrograman di dalam struktur pemrograman yang lain. Struktur dalam struktur ini dapat dibuat dengan menggunakan block scope, seperti brackets ({}). Dalam Nesting, setiap struktur memiliki akses ke variabel dan fungsi yang didefinisikan dalam struktur di atasnya, namun tidak sebaliknya. Konsep Nesting dapat membantu pemrogram dalam mengorganisir kode karena pemrogram dapat memecah program menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga program menjadi lebih mudah untuk dipelajari dan diubah.
Perbandingan Inheritance dan Nesting
Berikut ini adalah perbandingan antara konsep Inheritance dan Nesting:
Inheritance | Nesting | |
---|---|---|
Definisi | Konsep yang memungkinkan class-class baru untuk mewarisi atribut dan perilaku dari class yang telah ada sebelumnya. | Konsep yang memungkinkan pemrogram untuk menempatkan satu struktur pemrograman di dalam struktur pemrograman yang lain. |
Kegunaan | Dapat digunakan untuk mengorganisir kode, mengurangi duplikasi, dan membuat kode lebih reusable. | Dapat digunakan untuk memecah program menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga program menjadi lebih mudah untuk dipelajari dan diubah. |
Keuntungan | Membantu mengurangi jumlah kode yang harus ditulis, membuat kode lebih reusable, dan mempercepat waktu pengembangan. | Membantu pemrogram dalam mengorganisir kode menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan meningkatkan pemahaman terhadap program. |
Kelemahan | Dapat membuat hierarki class yang kompleks dan menyebabkan ambigu dalam pemanggilan method. | Dapat meningkatkan kompleksitas program dan membuat debugging dan maintenance menjadi lebih sulit. |
Jadi, apakah Inheritance atau Nesting lebih baik untuk mengorganisir kode? Keduanya dapat membantu pemrogram dalam mengorganisir kode, namun tergantung pada kebutuhan dan tujuan program yang dibangun. Inheritance cocok digunakan ketika terdapat banyak class yang memiliki atribut dan perilaku yang sama, sedangkan Nesting cocok digunakan ketika program terlalu panjang dan kompleks. Dalam pemrograman yang baik, pemrogram harus menguasai kedua konsep ini dan tahu kapan harus menggunakannya.
Polimorfisme vs Modularity: Membahas Tentang Dua Konsep Utama dalam OOP yang Dilakukan untuk Memudahkan Pengembangan dan Memelihara Aplikasi.
Dalam pengembangan software, Object Oriented Programming (OOP) dan terstruktur adalah dua paradigma pemrograman yang paling umum digunakan. OOP memiliki beberapa konsep-konsep penting, salah satunya adalah polimorfisme dan modularity. Keduanya bertujuan untuk memudahkan pengembangan dan perawatan aplikasi yang kompleks.
Polimorfisme
- Polimorfisme dalam OOP memungkinkan kita untuk mengambil objek dari suatu class dan menggunakannya untuk class lain yang memiliki hubungan inheritance. Dengan kata lain, objek dari class induk dapat digunakan untuk class turunan tanpa perlu mengubah kode objek atau fungsi sama sekali.
- Seperti contoh sederhana: dalam sebuah game RPG, terdapat berbagai macam karakter dengan karakteristik berbeda-beda. Namun, semua karakter tersebut memiliki fungsi ‘attack’. Dengan polimorfisme, bisa dibuat suatu fungsi ‘attack’ yang dapat digunakan oleh semua karakter, bahkan meskipun karakter tersebut memiliki cara menyerang yang berbeda. Dengan begitu, pengembangan game menjadi lebih mudah dan efektif.
- Satu contoh lagi dari polimorfisme yaitu ketika menggunakan konsep ‘interface’ dalam OOP. Interface memungkinkan developer untuk membuat method kosong yang harus diimplementasikan oleh class turunan. Dengan interface, kita bisa memastikan bahwasetiap class turunan memiliki fungsi yang sama dengan interface tersebut.
Modularity
Modularity dalam OOP adalah konsep dimana suatu program dikembangkan dalam modul-modul atau bagian-bagian yang terpisah. Dalam kata lain, kode program dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil untuk memudahkan perawatan, pengujian, dan debugging. Hal ini membuat developer mampu mengembangkan aplikasi secara bersamaan tanpa perlu khawatir kode yang ditulis saling mengganggu atau berefek samping.
Salah satu contoh dari modularity adalah penggunaan ‘class’ dalam OOP. Suatu class berisi kumpulan method dan properti yang diperlukan untuk membuat suatu object. Class ini bisa digunakan secara independen atau sebagai bagian dari modul lebih besar. Dengan memecah program menjadi class-class yang lebih kecil, developer dapat memahami kode program secara keseluruhan dengan lebih mudah, mendiagnosis masalah dengan lebih cepat, dan mengubah kode program menjadi lebih efisien.
Kesimpulan
Polimorfisme dan modularity adalah dua konsep kunci dalam OOP yang sangat berguna dalam pengembangan aplikasi. Polimorfisme memungkinkan pengembang untuk menuliskan kode program yang dapat digunakan oleh banyak class yang berbeda, sedangkan modularity memecah program menjadi modul-modul yang lebih kecil dan independen. Dalam gabungan, pengembangan aplikasi menjadi lebih mudah, efisien, bersih, dan mudah dipelihara. Ini membawa manfaat yang signifikan bagi programmer yang ingin mengembangkan aplikasi yang kompleks dalam waktu singkat dengan kode yang lebih disukai dan mudah dimengerti.
Terima Kasih Sudah Membaca!
Mudah-mudahan setelah membaca artikel ini, kamu bisa membedakan antara OOP dan terstruktur dengan mudah. Selalu ingat, kedua metode ini memiliki kelebihan masing-masing dan bisa dipilih berdasarkan kebutuhan kita. Jangan lupa untuk terus berkunjung ke situs kami untuk artikel menarik lainnya seputar dunia teknologi dan programming. Sampai jumpa lagi!