Pernahkah kamu mendengar tentang OOA dan OOD? Keduanya adalah singkatan dari Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD). Meskipun keduanya terlihat sama dan seringkali digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya ada perbedaan mendasar antara OOA dan OOD. Mari kita bahas lebih lanjut!
OOA dan OOD merupakan dua teknik penting dalam pengembangan perangkat lunak yang berorientasi pada objek. OOA bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk memahami masalah yang akan dipecahkan. Sedangkan OOD berfokus pada desain solusi untuk masalah tersebut dengan menggunakan teknik berorientasi objek.
Salah satu perbedaan utama antara OOA dan OOD adalah fokusnya. OOA lebih memperhatikan aspek analisis dan pemahaman masalah, sementara OOD lebih berfokus pada perancangan solusi dan implementasi teknis. Meskipun terkadang keduanya dilakukan secara bersamaan, namun penting untuk memahami perbedaan utama antara OOA dan OOD agar dapat mengimplementasikan teknik yang tepat untuk setiap tahap pengembangan perangkat lunak.
Pengertian OOA
OOA adalah singkatan dari Object Oriented Analysis, yaitu proses untuk memahami dan menggambarkan suatu masalah dari sudut pandang objek. OOA adalah metode pengembangan aplikasi yang sangat terkenal, terstruktur, dan efektif yang digunakan untuk mengembangkan sistem berbasis objek. OOA sangat membantu dalam membentuk konsep-konsep awal suatu program dan menemukan masalah atau kelemahan sebelum pindah ke tahap analisis. Saat ini, OOA adalah metode yang paling populer dalam pengembangan aplikasi berbasis objek.
Karakteristik OOA
- Memfokuskan pada konsep objek, bukan prosedur atau fungsi.
- Mengubah kompleksitas menjadi objek yang terorganisir.
- Mengkonsolidasikan kemampuan teknologi untuk membentuk suatu sistem.
Tujuan OOA
Tujuan utama OOA adalah untuk memahami struktur dan hubungan antara objek dalam sistem. Dalam OOA, bahasa pemodelan objek digunakan untuk mewakili objek, kelas, dan hubungan antara mereka. Semua tahap pada OOA, termasuk pengumpulan kebutuhan, perancangan, dan implementasi, didasarkan pada analisis objek.
Dalam OOA ada dua teknik penting yang digunakan untuk membangun model sistem yang efektif. Yang pertama adalah UML (Unified Modeling Language), yaitu bahasa grafis untuk memodelkan sistem berbasis objek. Yang kedua adalah Use Case, yaitu teknik untuk menggambarkan secara visual tugas-tugas yang akan dilakukan oleh pengguna dalam aplikasi.
Contoh Penerapan OOA dalam Sistem Pengelolaan Toko Online
Dalam pengembangan sistem pengelolaan toko online, penggunaan OOA sangat berguna untuk memahami struktur dan hubungan objek dalam aplikasi. Contoh penerapan OOA pada sistem pengelolaaan toko online adalah sebagai berikut:
Objek | Kelas | Deskripsi |
---|---|---|
Pengguna | User | Objek yang mewakili pengguna dalam aplikasi toko online. |
Produk | Product | Objek yang mewakili produk yang dijual di toko online. |
Pemesanan | Order | Objek yang mewakili pesanan yang ditempatkan oleh pengguna dalam aplikasi toko online. |
Dengan menggunakan OOA, struktur dan hubungan antara objek dapat lebih mudah dipahami dan diorganisir ke dalam kelas dan atribut.
Pengertian OOD
OOD atau Object Oriented Development adalah paradigma pemrograman yang diterapkan untuk membuat program komputer berdasarkan penggunaan objek-objek. Dalam OOD, objek merupakan entitas dalam program yang terdiri dari data dan perilaku (method) yang terkait.
- OOD melibatkan penggunaan konsep-konsep kunci seperti enkapsulasi, pewarisan, dan polimorfisme. Konsep-konsep ini digunakan untuk mengatur kode program menjadi lebih efektif dan teratur.
- Enkapsulasi artinya data dan method yang terkait disimpan bersama-sama dalam satu objek. Dengan cara ini, penggunaan data lebih terpantau dan terawasi dan penggunaan method terkait dengan data tersebut dapat dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan pada objek tersebut.
- Pewarisan artinya objek turunan dapat menggunakan method dan data milik objek induk tanpa harus menulis ulang kode program pada objek turunan itu sendiri.
Ketiga konsep kunci tersebut digunakan untuk menghasilkan kode program yang lebih mudah diatur dan dioperasikan serta dapat diadopsi secara luas pada proyek-proyek besar. Dalam OOD, tiap objek memiliki karakteristik khusus dan terpisah dari objek lainnya.
Contohnya, misalkan sebuah situs e-commerce memerlukan objek ‘produk’ dan ‘keranjang belanja’. Produk memiliki karakteristik seperti nama, harga, dan deskripsi. Sementara itu, objek keranjang belanja memiliki karakteristik seperti jumlah produk dan total harga yang harus dibayar. Setiap objek ini dapat diatur dalam kelas-kelas yang berbeda dan memiliki sifat-sifat yang terpisah.
Judul Buku | Penulis | Tahun Terbit |
---|---|---|
The Lean Startup | Eric Ries | 2011 |
Hacking Growth | Sean Ellis dan Morgan Brown | 2017 |
Hooked: How to Build Habit-Forming Products | Nir Eyal | 2013 |
Dalam OOD, implementasi objek dapat dilakukan menggunakan berbagai bahasa pemograman. Bahasa pemrograman populer seperti Java, C++, dan Python memiliki dukungan kuat untuk OOD. Dalam konteks pengembangan software modern, OOD dianggap sebagai paradigma yang paling relevan dan efektif.
Tujuan OOA
Object Oriented Analysis (OOA) adalah metodologi pengembangan perangkat lunak dimana tujuannya adalah untuk mengidentifikasi objek-objek dan hubungan antara objek-objek tersebut yang diperlukan dalam sistem yang akan dikembangkan. Berikut adalah beberapa tujuan dari OOA:
- Memahami lebih dalam tentang sistem yang akan dikembangkan
- Mengidentifikasi objek-objek yang diperlukan dalam sistem
- Mengidentifikasi hubungan antara objek-objek yang diperlukan
- Mengorganisasi objek-objek dan hubungan tersebut menjadi model sistem yang komprehensif
- Meminimalkan kesalahan dan kegagalan dalam pengembangan perangkat lunak
Dengan memahami sistem yang akan dikembangkan secara lebih dalam melalui OOA, maka kita dapat mengidentifikasi objek-objek dan hubungan antara objek-objek tersebut yang diperlukan dalam sistem. Hal ini akan memudahkan pengembangan perangkat lunak lebih lanjut pada tahap selanjutnya. Proses identifikasi objek-objek dalam OOA meliputi:
- Identifikasi objek-objek yang diperlukan dalam sistem
- Menentukan sifat-sifat dan perilaku dari masing-masing objek
- Menentukan hubungan antara masing-masing objek
Setelah objek-objek dan hubungan diidentifikasi, selanjutnya adalah mengorganisasi objek-objek dan hubungan tersebut menjadi model sistem yang komprehensif. Model ini akan menggambarkan bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi satu sama lain dalam sistem yang akan dikembangkan.
Tujuan OOA | Keterangan |
---|---|
Memahami lebih dalam tentang sistem yang akan dikembangkan | Dengan memahami sistem secara lebih dalam, kita dapat mengidentifikasi objek-objek dan hubungan antara objek-objek yang diperlukan dalam sistem |
Mengidentifikasi objek-objek yang diperlukan dalam sistem | Proses identifikasi objek-objek meliputi menentukan sifat-sifat dan perilaku dari masing-masing objek |
Mengidentifikasi hubungan antara objek-objek yang diperlukan dalam sistem | Proses identifikasi hubungan antara objek-objek ini sangat penting untuk menentukan bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi satu sama lain dalam sistem |
Dalam hal pengembangan perangkat lunak, kesalahan dan kegagalan dalam proses pengembangan bisa sangat berbahaya. Oleh karena itu, OOA dapat membantu meminimalkan kesalahan dan kegagalan dalam pengembangan perangkat lunak dengan mengidentifikasi objek-objek dan hubungan antara objek-objek tersebut secara komprehensif.
Tujuan OOD
Sebelum membahas perbedaan antara OOA dan OOD, mari kita bahas terlebih dahulu tentang tujuan dari OOD itu sendiri. OOD atau Object-Oriented Design adalah proses dalam pengembangan perangkat lunak yang fokus pada desain sistem dengan menggunakan objek dan hubungan antar objek. Hal ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
- Reusable Code: Dalam pengembangan perangkat lunak, seringkali dibuat banyak kode yang sama. Dengan menggunakan OOD, kita dapat memanfaatkan kembali kode yang telah dibuat sehingga tidak perlu repot membuat kode yang sama berulang-ulang.
- Maintainable Code: Dalam pengembangan perangkat lunak, seringkali terjadi perubahan-perubahan. Dengan menggunakan OOD, perubahan-perubahan tersebut dapat lebih mudah dilakukan tanpa perlu mengubah banyak bagian kode. Hal ini memudahkan dalam memelihara atau mengelola perangkat lunak.
- Scalable Code: Dalam pengembangan perangkat lunak, seringkali jumlah pengguna perangkat melonjak tajam. Dengan menggunakan OOD, sistem perangkat lunak dapat diatur sesuai kebutuhan dan memudahkan dalam menambah atau mengurangi fitur-fitur.
Setelah mengetahui tujuan OOD, kita dapat melanjutkan pembahasan tentang perbedaan antara OOA dan OOD untuk memperdalam pengetahuan tentang object-oriented programming.
Perbedaan antara OOA dan OOD
OOA (Object Oriented Analysis) dan OOD (Object Oriented Design) adalah dua metode penting dalam pengembangan software yang digunakan oleh para developer. Meskipun kedua metode ini sangat mirip, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
- OOA fokus pada analisis atas suatu sistem. Tujuannya yaitu mengidentifikasi setiap entitas atau objek dalam sistem tersebut dan hubungan antara entitas-entitas tersebut.
- Sementara itu, OOD fokus pada desain sistem itu. Dalam tahap ini, tujuannya adalah menentukan implementasi dari analisis yang dilakukan dalam OOA.
- Selama tahap OOA, developer akan memikirkan apa yang harus dilakukan oleh sistem tersebut dan kemudian menjawab bagaimana itu harus dilakukan selama tahap OOD.
Perbedaan lain antara OOA dan OOD adalah bahwa OOA dilakukan sebelum OOD, di mana developer lebih fokus pada menentukan objek-objek dalam sistem dan hubungan antar objek-objek. Setelah OOA selesai dilakukan, developer selanjutnya merancang sistem dalam OOD.
Dalam OOD, developer akan memutuskan bagaimana objek-objek dalam sistem harus diimplementasikan. Oleh sebab itu, OOD menjadi tahap penting dalam pengembangan software karena ini adalah tahap di mana system sebenarnya akan direalisasikan.
OOA | OOD |
---|---|
Mendeteksi masalah di level konseptual dalam sistem yang akan dibuat | Melakukan pemodelan objek dan menentukan hubungan antara objek-objek tersebut |
Menghasilkan dokumen analisis sistem yang terdiri dari diagram kelas, use case, dan aktivitas | Melakukan desain dan menentukan bagaimana objek-objek harus diimplementasikan dalam kode program |
Dalam kesimpulannya, OOA adalah tahap di mana developer mengevaluasi sistem secara keseluruhan dan menentukan objek-objek kunci yang harus menjadi bagian dari aplikasi. Sementara itu, OOD adalah tahap di mana developer menentukan implementasi dari analisis yang dilakukan dalam OOA. Pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan tersebut akan sangat membantu developer untuk lebih memahami mengapa OOA dan OOD diperlukan dalam pengembangan software.
Perbedaan OOA dan OOD
OOA (Object Oriented Analysis) dan OOD (Object Oriented Design) adalah dua proses dalam pengembangan perangkat lunak yang penting dalam penerapan konsep pemrograman berorientasi objek. Meskipun keduanya terdengar serupa, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa perbedaan antara OOA dan OOD:
1. OOA vs OOD
- OOA adalah proses menganalisis masalah dan kebutuhan perangkat lunak dan kemudian menerjemahkannya ke dalam model objek yang dapat digunakan untuk mendesain solusi perangkat lunak. Sementara itu, OOD adalah proses mendesain rancangan solusi perangkat lunak yang berbasis pada model objek yang dikembangkan saat proses OOA.
- OOA berfokus pada mendefinisikan objek, mereka atribut, dan hubungan di antara objek-objek tersebut. Sedangkan OOD lebih berfokus pada implementasi dari model OOA itu sendiri.
- Pada tingkat penerapan, OOA adalah abstraksi dari apa yang perlu dilakukan oleh suatu perangkat lunak. Di lain pihak, OOD adalah implementasi dari apa yang dikembangkan pada tahap OOA.
2. Tujuan
Tujuan dari OOA adalah untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan objek serta relasi di antara objek tersebut. Dalam hal ini, OOA lebih menekankan pada analisis masalah secara keseluruhan untuk menentukan kebutuhan fungsional secara keseluruhan sebagaimana terjadi dalam kasus penggunaan software. OOD, di sisi lain, telah mendefinisikan objek dan relasi di antara objek tersebut sehingga tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan solusi perangkat lunak yang cocok dengan kebutuhan fungsional yang telah dikembangkan pada tahap OOA.
3. Fungsi
Kegiatan-Oriented Analysis adalah proses orientasi pengembangan perangkat lunak berorientasi objek. Pada tahap ini, para perancang perangkat lunak mengidentifikasi elemen sistem yang disebut objek dan kemudian menganalisis berita, bahasa, cara serta cara pembuatan sebuah domain lengkap. Oleh karena itu, tujuan utama OOA adalah untuk menentukan objek dan relasi diantara objek tersebut. Sebaliknya, OOD adalah proses orientasi teknologi perangkat lunak berorientasi objek dimana para perancang merancang objek dan relasi berdasarkan konstruksi objek yang telah ditentukan dalam persyaratan atau kebutuhan.
4. Tingkat Abstraksi
OOA bertindak sebagai tingkat abstraksi yang lebih tinggi daripada OOD. Pada askus tersebut orototip abstrak dikembangkan sebagai dasar dari model perangkat lunak. Model perangkat lunak juga mempertimbangkan aspek sistem bersama-sama dengan objek itu sendiri dan hubungan yang dimilikinya.
Tingkat Abstraksi | Contoh |
---|---|
OOA | Penentuan objek dan relasi mereka |
OOD | Rancang bangun dari objek dan relasi berdasarkan kelas pendukung |
5. Tahap-Tahap
Ketika menggunakan OOA dan OOD, prosesnya berlapis-lapis dalam membuat perangkat lunak. Beberapa tahap tersebut adalah:
- Perencanaan – Menentukan tujuan dan arah umum dari proyek pengembangan perangkat lunak.
- Analisis – Menentukan kebutuhan bisnis dan melibatkan domain spesialisasi
- Perancangan – Menentukan rancangan perangkat lunak berdasarkan hasil analisis.
- Implementasi – Implementasi solusi perangkat lunak.
- Pengujian – Melakukan pengujian pada solusi perangkat lunak untuk memeriksa fungsionalitasnya.
- Pengiriman – Menyerahkan produk akhir ke pengguna atau pelanggan.
6. Alat
Ada berbagai alat yang dapat digunakan untuk menerapkan OOA dan OOD. Beberapa dari alat tersebut adalah:
- Rational Rose – Alat umum yang digunakan untuk OOA dan OOD.
- Visual Paradigm – Alat model pemrograman berbasis objek.
- UML Designer – Alat OOA dan OOD dengan bahasa pemodelan UML (Unified Modeling Language).
Ketika memilih alat yang digunakan untuk menerapkan OOA dan OOD, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan proyek dan ketersediaan sumber daya yang sesuai.
Dalam kesimpulannya, OOA dan OOD adalah dua proses yang saling berkaitan dan sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek. OOA mengidentifikasi objek dan relasinya, sedangkan OOD merancang solusi perangkat lunak berdasarkan model OOA. Dengan memahami perbedaan antara kedua proses ini, para pengembang perangkat lunak dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan efisien.
Konsep OOA
OOA (Object Oriented Analysis) adalah sebuah metode pengembangan perangkat lunak yang fokus pada analisis pemodelan objek. Dalam OOA, satu kesatuan perangkat lunak dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari banyak objek atau elemen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. OOA berguna untuk memahami ketergantungan antar objek dan memberikan pandangan yang lebih luas tentang sistem.
Beberapa konsep dalam OOA yang perlu dipelajari antara lain:
- Kelas: Kelas adalah objek yang digunakan untuk merepresentasikan objek dalam dunia nyata. Kelas memiliki atribut (data) dan metode (perilaku) yang dapat digunakan untuk merepresentasikan objek.
- Objek: Objek adalah representasi dari kelas yang aktif digunakan.
- Enkapsulasi: Konsep dimana atribut dari suatu objek harus dibatasi penggunaannya agar tidak dapat diakses secara langsung dari luar kelasnya.
- Pewarisan: Konsep dimana suatu objek dapat mewarisi atribut dan metode dari sebuah kelas induk.
- Polimorfisme: Konsep dimana suatu objek dapat memiliki banyak bentuk dan fungsi yang berbeda-beda.
- Abstraksi: Konsep dimana fokus pada informasi yang penting dan relevan saja sehingga membantu dalam mempermudah pemahaman terhadap sistem.
- Relasi: Konsep dimana objek dapat saling berinteraksi dan memiliki ketergantungan antar satu dengan yang lainnya.
Dengan memahami konsep-konsep tersebut, OOA dapat digunakan sebagai metode pengembangan perangkat lunak yang dapat membantu dalam membangun arsitektur sistem yang terstruktur, efisien, dan mudah diimplementasikan.
Konsep OOD
Object Oriented Design atau OOD adalah metode desain perangkat lunak yang didasarkan pada konsep-konsep objek. OOD memungkinkan pengembang untuk memecahkan masalah ke dalam objek-objek yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. OOD juga memfasilitasi pengelolaan kode yang lebih mudah dan lebih modular.
- Obyek
- Kelas
- Enkapsulasi
- Warisan
- Polimorfisme
- Abstraksi
- Solid
- Responsibility Driven Design
Delapan konsep utama OOD antara lain:
Konsep OOD | Deskripsi |
---|---|
Obyek | Merepresentasikan entitas yang berbeda di dalam sistem dan memiliki atribut serta perilaku yang spesifik. |
Kelas | Merupakan blueprint dari objek yang berguna untuk membuat objek berdasarkan definisi yang sama. |
Enkapsulasi | Praktik menyembunyikan detail dari suatu objek dan memperbolehkannya berkomunikasi dengan objek lain melalui antarmuka yang didefinisikan. |
Warisan | Kemampuan untuk membuat objek baru berdasarkan objek yang sudah ada sehingga mencegah pengulangan kode dan memudahkan pemeliharaan. |
Polimorfisme | Kemampuan objek untuk memiliki perilaku yang berbeda-beda saat berinteraksi dengan objek lain. |
Abstraksi | Proses menyederhanakan kompleksitas objek dengan memfokuskan pada fitur dan fungsi yang paling penting. |
Solid | Prinsip-prinsip desain yang terdiri dari lima konsep: Single Responsibility, Open-closed, Liskov Substitution, Interface Segregation, dan Dependency Inversion. |
Responsibility Driven Design | Metode desain yang berfokus pada tugas-tugas yang diperlukan oleh objek dan bagaimana mereka dapat dipisahkan dengan baik. |
Memahami konsep OOD sangat penting bagi para pengembang perangkat lunak untuk membangun aplikasi yang efisien dengan struktur yang terorganisir dan mudah dipelihara.
Prinsip OOA
OOA atau Object Oriented Analysis adalah metode dalam pengembangan sistem yang berfokus pada objek sebagai bagian utama dari sistem. OOA dilakukan untuk menentukan kebutuhan dasar dalam sebuah sistem, menunjukkan ketergantungan antar objek dan bagaimana objek dapat saling berkomunikasi. Berikut adalah beberapa prinsip utama yang digunakan dalam OOA:
- Abstraksi – Abstraksi dalam OOA berarti mendefinisikan objek yang akan dibuat dengan informasi yang relatif lebih sedikit. Hal ini dapat membantu untuk memudahkan memahami sebuah objek dan menjaga kepercayaan pada sistem itu sendiri.
- Enkapsulasi – Enkapsulasi adalah prinsip dalam OOA dimana seluruh tindakan yang dimungkinkan terhadap sebuah objek diletakkan di dalam objek itu sendiri dan tidak dapat diakses dari luar objek. Hal ini membantu untuk memastikan keamanan dari objek itu sendiri.
- Pewarisan – Pewarisan adalah istilah yang digunakan untuk membuat kelas baru dari kelas yang telah ada dengan menggunakan sifat-sifat dan fungsi dari kelas yang sudah ada. Hal ini dapat mempercepat proses pengembangan sistem.
- Polimorfisme – Polimorfisme adalah prinsip OOA dimana kelas yang sama dapat memiliki banyak implementasi yang berbeda. Hal ini dapat membantu untuk menciptakan fleksibilitas dalam sebuah sistem.
Prinsip-prinsip tersebut digunakan dalam OOA untuk membantu mengadakan pemodelan sistem dengan baik dan memastikan bahwa sistem tersebut dapat berjalan dengan mudah dan aman.
Prinsip OOD
Dalam pengembangan perangkat lunak, ada dua fokus utama: pemecahan masalah dan organisasi kode. Pemecahan masalah memerlukan pemahaman yang baik tentang apa yang ingin dicapai, sementara organisasi kode memerlukan struktur yang baik agar perangkat lunak dapat mudah dipelihara. Oleh karena itu, pengembang perangkat lunak menggunakan Objek Oriented Design (OOD) untuk memecahkan masalah yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat lunak.
- Abstraksi – Keberhasilan perangkat lunak ditentukan oleh kesanggupan pengembang untuk mengatasi kompleksitas sistem. Abstraksi adalah teknik untuk memperoleh konsep pada level yang lebih tinggi dari implementasi. Misalnya, sebuah mobil dapat diringkas sebagai semacam sistem transportasi, dan disajikan sebagai kelas mobil.
- Pewarisan – Penerapan kembali kode dapat menjadi tugas yang memakan waktu dan mahal. Pewarisan merupakan strategi kelas kelas, di mana kelas yang baru dibuat mengambil sifat-sifat dari kelas lain.
- Polimorfisme – Polimorfisme memungkinkan banyak kelas untuk memperlihatkan perilaku yang sama pada saat yang bersamaan.Tujuannya adalah untuk memungkinkan pengguna kode untuk bekerja dengan kode yang sama, independent dari properti objek.
- Enkapsulasi – Enkapsulasi merupakan konsep untuk merahasiakan detail implementasi dan menyediakan interface standard bagi penggunaan objek. Hal ini membuat kode mudah untuk dikelola dan dikembangkan.
- Komposisi – Merupakan teknik object-oriented yang memungkinkan objek dari satu kelas diimplementasikan di dalam objek dari kelas lain. Hal ini memudahkan pengembangan dengan mengurangi tumpang tindih kode.
- Kelas – Kelas adalah struktur dasar untuk mengimplementasikan OOD. Kelas terdiri dari atribut dan method, dan digunakan untuk menghasilkan objek. Setiap objek terdiri dari atribut dan method yang ditentukan oleh kelas
- Objek – Objek adalah instansi dari kelas di mana atribut dan method telah diinisialisasi.
- Responsibilitas Sebagai Objek – Setiap objek harus memiliki tanggung jawab masing-masing, atau tugas yang harus dilakukan. Hal ini membantu pengembang perangkat lunak untuk menentukan objek mana yang dapat melaksanakan tugas tertentu, dan untuk mengkombinasikan objek untuk menciptakan sistem.
- Ketergantungan Antara Objek – OOD didasarkan pada asumsi bahwa objek dapat berinteraksi satu sama lain untuk melakukan tugas tertentu. Ketergantungan antara objek memungkinkan objek untuk saling berkomunikasi melalui method dan atribut yang dimilikinya.
- Prinsip SOLID – SOLID adalah sebuah prinsip OOD yang dibuat oleh Robert C. Martin yang merupakan singkatan dari lima prinsip dasar untuk pengembangan perangkat lunak yang baik: Single Responsibility Principle (SRP), Open/Closed Principle (OCP), Liskov Substitution Principle (LSP), Interface Segregation Principle (ISP), dan Dependency Inversion Principle (DIP).
Jadi, OOD membantu pengembang perangkat lunak untuk menciptakan kode yang mudah dipelihara dan dapat terus dikembangkan serta diubah sesuai kebutuhan. Prinsip OOD memastikan bahwa kode dikembangkan dengan baik dan mengikuti standar yang disepakati. Dengan mengikuti prinsip OOD, pengembang perangkat lunak dapat menghasilkan produk perangkat lunak yang lebih berkualitas.
Prinsip OOD | Penjelasan |
---|---|
Abstraksi | Teknik untuk memperoleh konsep pada level yang lebih tinggi dari implementasi. Mempermudah pengembangan perangkat lunak dan mengatasi kompleksitas sistem. |
Pewarisan | Strategi kelas-kelas, di mana kelas yang baru dibuat mengambil sifat-sifat dari kelas lain. Mempercepat penerapan kembali kode. |
Polimorfisme | Memungkinkan banyak kelas untuk memperlihatkan perilaku yang sama pada saat yang bersamaan. Membuat pengguna kode dapat bekerja dengan kode yang sama, independent dari properti objek. |
Enkapsulasi | Mengarah kepada konsep untuk merahasiakan detail implementasi dan menyediakan interface standard bagi penggunaan objek. Hal ini membuat kode mudah untuk dikelola dan dikembangkan. |
Komposisi | Memungkinkan objek dari satu kelas diimplementasikan di dalam objek dari kelas lain. Membantu pengembangan dengan mengurangi tumpang tindih kode. |
Kelas | Merupakan struktur dasar untuk mengimplementasikan OOD. Terdiri dari atribut dan method dan digunakan untuk menghasilkan objek. |
Objek | Instansi dari kelas di mana atribut dan method telah diinisialisasi. |
Responsibilitas Sebagai Objek | Setiap objek harus memiliki tanggung jawab masing-masing, atau tugas yang harus dilakukan. Membantu pengembang perangkat lunak untuk menentukan objek mana yang dapat melaksanakan tugas tertentu, dan untuk mengkombinasikan objek untuk menciptakan sistem. |
Ketergantungan Antara Objek | Berinteraksi satu sama lain untuk melakukan tugas tertentu. Membuat objek bisa saling berkomunikasi melalui method dan atribut yang dimilikinya. |
Prinsip SOLID | Single Responsibility Principle (SRP), Open/Closed Principle (OCP), Liskov Substitution Principle (LSP), Interface Segregation Principle (ISP), dan Dependency Inversion Principle (DIP). |
Jadi, pengembang perangkat lunak perlu memahami prinsip OOD dengan baik agar dapat menghasilkan sistem aplikasi yang optimal dan mudah dipelihara.
Keterkaitan antara OOA dan OOD
Oleh karena Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) saling berhubungan, pemahaman yang kuat atas satu hal sangat penting dalam pengembangan aplikasi yang efektif.
- OOA memfokuskan pada pengumpulan informasi dan pemahaman bisnis yang lengkap dari sistem yang akan dibangun.
- OOD memfokuskan pada perancangan struktur perangkat lunak yang optimal dan efisien untuk mewujudkan kebutuhan bisnis yang ditemukan melalui OOA.
- OOA dan OOD tidak hanya memfasilitasi pengembangan perangkat lunak, namun juga membantu mengelola kompleksitas sistem.
OO memungkinkan kami untuk membagi sistem menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, dengan kemudahan memahami aliran data antara komponen-komponen ini melalui analisis dan perancangan obyek.
Dalam OOD, obyek pada OOA diimplementasikan dengan timbal balik berdasarkan penggunaan struktur obyek yang dibangun; Oleh karena itu, OOD berfokus pada bagaimana fungsi-fungsi yang diidentifikasi dalam OOA dapat dilakukan oleh obyek-obyek yang kami bangun melalui struktur perangkat lunak.
OOA | OOD |
---|---|
Menggambar bagan alir data | Merancang hubungan antara kelas yang mewakili objek dan metodenya |
Fokus pada urutan aktivitas yang terkait dengan proses bisnis | Fokus pada pengelompokan tugas-tugas dan pola interaksi di antara kelas ke dalam subsystem yang lebih kecil dan terdefinisi baik. |
Memahami bagaimana data berflow dalam suatu sistem | Memahami bagaimana obyek bergaul satu sama lain dalam sistem. |
Dalam rangka mencapai perancangan obyek dan implementasi obyek secara efektif, bisnis pemahaman, analisis, dan desain adalah penting dalam OOA dan OOD. Dalam kaitannya, keduanya saling terkait dan menuntut pemahaman yang kuat pada keduanya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perbedaan OOA dan OOD
OOA dan OOD merupakan dua konsep yang berbeda meskipun keduanya berhubungan erat dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah perbedaan antara OOA dan OOD:
- OOA (Object Oriented Analysis) adalah proses pemahaman masalah yang akan dipecahkan dengan menggunakan konsep objek. Proses ini berfokus pada pemodelan objek untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah.
- OOD (Object Oriented Design) adalah proses perancangan solusi yang mengimplementasikan konsep objek yang telah didapatkan pada tahap OOA. Proses ini berfokus pada pengembangan struktur dan hubungan antar objek untuk memecahkan masalah.
- Tidak seperti OOA yang bersifat abstrak, OOD bersifat konkret karena menggunakan bahasa pemrograman tertentu serta mempertimbangkan keterbatasan dari platform yang digunakan.
- OOA berfokus pada analisis kebutuhan dan penggambaran objek-objek yang dibutuhkan dalam perangkat lunak, sementara OOD lebih fokus pada pengembangan struktur dan pengaturan objek-objek itu sendiri.
- Tahap OOA harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke tahap OOD. Hal ini karena analisis kebutuhan terlebih dahulu harus sudah jelas dan konkret.
Konsep dalam OOA dan OOD
Pada OOA dan OOD, terdapat beberapa konsep penting yang perlu dipahami oleh pengembang perangkat lunak:
- Encapsulation adalah penggunaan suatu objek secara terisolasi dari objek lainnya.
- Inheritance adalah kemampuan untuk membuat objek baru dengan mewarisi karakteristik dari objek yang telah ada.
- Polymorphism adalah kemampuan suatu objek untuk memiliki banyak bentuk, dan digunakan dalam situasi yang berbeda.
- Abstraction adalah proses menyederhanakan suatu objek atau konsep dan membuatnya lebih mudah dimengerti.
Tahapan dalam OOA dan OOD
Terdapat beberapa tahapan dalam OOA dan OOD yang harus dilalui pengembang perangkat lunak:
- Requirement Gathering adalah proses pengumpulan kebutuhan dari pengguna atau client.
- Analysis adalah tahap pemahaman masalah yang sedang dihadapi dan pemodelan objek.
- Design adalah tahap perancangan solusi dan struktur dari perangkat lunak yang akan dibuat.
- Implementation adalah tahap implementasi solusi yang telah didesain ke dalam kode program.
- Testing adalah tahap pengujian perangkat lunak untuk memastikan tidak adanya bug atau masalah lain.
Perbandingan OOA dan OOD
Berikut adalah perbandingan antara OOA dan OOD dalam bentuk tabel:
OOA | OOD |
---|---|
OOA berfokus pada analisis kebutuhan dan penggambaran objek-objek. | OOD berfokus pada pengembangan struktur dan pengaturan objek-objek |
OOA harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum OOD. | OOD harus diselesaikan setelah OOA. |
OOA bersifat abstrak. | OOD bersifat konkret karena menggunakan bahasa pemrograman tertentu serta mempertimbangkan keterbatasan dari platform yang digunakan. |
Tools OOA
OOA (Object-Oriented Analysis) dan OOD (Object-Oriented Design) merupakan konsep yang berhubungan erat dalam pengembangan software. Keduanya digunakan untuk menghasilkan software yang terstruktur dan mudah dipahami. Objek dalam suatu program memerlukan analisis dan perancangan yang tepat untuk menentukan kebutuhan, membentuk struktur yang jelas, dan menghasilkan solusi yang efektif. Berikut adalah beberapa tools yang dapat digunakan dalam OOA.
- Diagram Use Case: merupakan alat visualisasi untuk menggambarkan interaksi antara user dan sistem. Diagram ini membantu dalam pemahaman kebutuhan, fitur yang diperlukan, dan hubungan antar aktor dalam sistem.
- Diagram Aktivitas: digunakan untuk menggambarkan proses atau aktivitas yang diperlukan dalam sistem. Diagram ini membantu dalam memetakan proses yang diperlukan dan alur kerja dari suatu sistem.
- Diagram Kelas: digunakan untuk menyatakan objek dalam sistem dan hubungan antar objek tersebut. Diagram ini membantu dalam memahami struktur objek dan hubungan antar objek dalam sistem.
13. Object Relationship Diagram (ORD)
Object Relationship Diagram (ORD) digunakan untuk menggambarkan hubungan antar objek dalam sistem. Diagram ini memerlukan penggunaan notasi khusus dalam menggambarkan jenis hubungan antar objek. Berikut adalah jenis-jenis hubungan dalam ORD.
Jenis Hubungan | Deskripsi | Notasi |
---|---|---|
Association | Hubungan yang terjadi antar objek untuk mencapai tujuan tertentu. | |
Aggregation | Hubungan utama antara objek dan objek koleksi. | |
Composition | Hubungan ketat antara objek dan objek koleksi. | |
Inheritance | Hubungan antara class induk dan class anak untuk membentuk hierarki. |
Dengan menggunakan ORD, kita dapat memahami hubungan antar objek dalam sistem lebih jelas dan memudahkan dalam mengimplementasikan software.
Tools OOD
Object-Oriented Analysis (OOA) dan Object-Oriented Design (OOD) adalah dua teknik yang penting dalam pengembangan perangkat lunak yang menggunakan paradigma pemrograman berorientasi objek. Keduanya saling terkait dan membantu dalam pengembangan perangkat lunak yang efektif dan efisien.
- OOA biasanya dilakukan terlebih dahulu sebelum OOD.
- Pada tahap OOA, perancang mencoba memahami masalah yang hendak diselesaikan dan kemudian mencoba memodelkannya dalam bentuk objek. Ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang domain dan masalah yang akan dipecahkan oleh perangkat lunak.
- Sementara pada tahap OOD, perancang perangkat lunak mendesain struktur dan arsitektur perangkat lunak berdasarkan hasil dari OOA. Pada tahap ini permainan orientasi objek benar-benar dimulai.
- Pilih bahasa pemrograman Anda dengan bijak. Bahasa yang mendukung konsep orientasi objek dengan baik, seperti Java, menghemat waktu pada pengembangan. Pengembangan perangkat lunak berorientasi objek dengan bahasa pemrograman yang kurang mendukung konsep ini dapat membuang waktu dan kegiatan debugging secara signifikan.
- Gunakan alat yang tepat. Pengembangan perangkat lunak berorientasi objek menggunakan alat seperti diagram UML, yang membantu perancang memvisualisasikan wawasan OOA atau OOD lebih mudah.
- Gunakan pola desain. Pola desain sangat membantu dalam pengembangan perangkat lunak dengan menghindari kesalahan berulang. Mereka memberikan kerangka kerja struktural dan interaksi yang diperlukan untuk membangun objek yang aman, efisien, and berkualitas tinggi.
- Perbedaan antara OOA dan OOD sangat penting. Mengetahui perbedaan tersebut akan membantu Anda menentukan apakah harus mengedit atau meningkatkan desain objek pada tahap OOA sebelum memindahkannya ke tahap OOD. Bila perancang membuat kesalahan pada tahap OOA, akan sulit membenarkannya pada tahap berikutnya, dan akan menyebabkan pengulangan kesalahan.
- Memahami prinsip dari pola desain akan mendukung kesuksesan pengembangan perangkat lunak yang andal. Pola desain bertindak sebagai kerangka kerja yang membantu Anda memecahkan masalah berorientasi objek dan mengembangkan desain yang bersih dan efektif menggunakan alat dan bahasa pemrograman yang Anda pilih.
- Validasi pada tahap perencanaan akan menghemat banyak waktu dan uang. Validasi memastikan bahwa pengembangan perangkat lunak berorientasi objek terlaksana dengan benar sesuai dengan persyaratan dan keseluruhan tujuan bisnis. Ini membantu Anda menghindari perubahan pada tahap akhir, yang cenderung membutuhkan biaya lebih banyak.
- Menggunakan diagram UML sebagai alat desain akan membantu Anda berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim Anda. Diagram UML mempermudah pemahaman wawasan perancang dan anggota tim lainnya terhadap struktur dan relasi objek dalam perangkat lunak.
- Refaktorisasi sering kali diperlukan ketika pengembangan yang kompleks. Ketika semakin banyak kelas dan objek yang ditambahkan dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek, refaktorisasi mungkin diperlukan, yang merupakan proses memperbarui kode sumber tanpa mengubah fungsionalitas internya. Refaktorisasi memperbaiki kesalahan dan menambahkan fitur baru ke dalam desain yang sudah ada.
- Pemahaman yang jelas tentang konsep berorientasi objek akan menjadi aset nilai yang besar bagi tim pengembang. Pengembangan perangkat lunak berorientasi objek berhasil selalu diawali dengan pemahaman yang tepat tentang konsep keseluruhan.
- Pengembangan perangkat lunak berorientasi objek harus dilakukan dengan proses yang konsisten dan disiplin. Proses ini mencakup desain, implementasi, dan pemeliharaan. Proses pengujian juga penting untuk memastikan perangkat lunak berkualitas tinggi.
Tools OOD
Menggunakan alat yang tepat sangat penting dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek yang efektif dan efisien. Diagram kelas UML adalah alat yang berguna untuk memvisualisasikan hubungan antar kelas dalam perangkat lunak. Tabel di bawah ini adalah contoh beberapa alat yang digunakan dalam OOD:
Alat | Fungsi |
---|---|
Visual Studio | IDE dengan tools untuk desain dan implementasi perangkat lunak berorientasi objek dalam berbagai bahasa pemrograman. |
Eclipse with JDT | IDE dengan berbagai fitur untuk mengembangkan perangkat lunak berorientasi objek dalam bahasa pemrograman Java. |
Rational Rose | Paket perangkat lunak untuk pembuatan model dan desain perangkat lunak berorientasi objek dengan alat seperti UML. |
UMLet | Alat gratis dan open-source untuk membuat diagram UML dengan mudah dan cepat. |
Pemilihan alat yang tepat dapat membawa perubahan besar dalam pengembangan perangkat lunak dan efisiensi proses kerja. Karena itu, pastikan untuk mempertimbangkan dengan baik setiap alternatif yang tersedia sebelum memilih alat yang akan Anda gunakan dalam pengembangan perangkat lunak berorientasi objek.
Manfaat OOA
Dalam pengembangan perangkat lunak, Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOA dan OOD) sangat penting. OOA adalah suatu teknik dalam perancangan perangkat lunak yang melibatkan identifikasi objek atau entitas dalam sistem yang akan dibangun. Sedangkan OOD adalah proses perancangan sistem yang melibatkan pemetaan perilaku objek dan interaksinya dalam sistem.
Dalam OOA, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
- Memperjelas kebutuhan bisnis
- Mendefinisikan kelas dan objek dengan lebih akurat
- Mendeteksi kesalahan terlebih dahulu dalam pengembangan dan mengurangi pengalaman debugging yang dapat menyebabkan penundaan dalam waktu pengembangan
- Menjaga konsistensi dalam pengembangan aplikasi
- Meningkatkan keterbacaan dan pemahaman kode
- Meningkatkan efisiensi dan kualitas pengembangan
- Memfasilitasi perencanaan pengujian dan dokumentasi
- Memudahkan dalam pemeliharaan software di masa depan
- Meminimalkan biaya pengembangan dan waktu pengembangan
- Meningkatkan keamanan sistem
- Mempercepat time to market
- Memfasilitasi sistematisasi proses pengembangan perangkat lunak
- Mempermudah kolaborasi dan koordinasi dalam tim pengembang
- Memungkinkan pengembang untuk terus mengembangkan software dengan modularitas yang lebih baik
- Mengurangi resiko dalam pengembangan aplikasi karena metode OOA memungkinkan pengembang dan stakeholder untuk melakukan validasi kebutuhan bisnis sebelum pengembangan dimulai
Sebagai salah satu teknik terbaik dalam pengembangan perangkat lunak, OOA membantu dalam menciptakan sistem yang dapat diandalkan dan mudah untuk diperbaiki di masa depan.
[subsection title]
[content]
[content]
[subsection title]
[content]
[content]
[content]
[content]
[subsection title]
[content]
[content]
Manfaat OOD
Dalam pengembangan perangkat lunak, Object-Oriented Analysis (OOA) dan Object-Oriented Design (OOD) memiliki perbedaan. Salah satu perbedaan tersebut adalah manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan OOD dalam pengembangan perangkat lunak. Beberapa manfaat OOD adalah sebagai berikut:
- Memudahkan pemeliharaan kode program. Dalam OOD, kode program dipisahkan menjadi objek-objek yang mandiri dan dapat diubah secara independen. Hal ini memudahkan dalam pemeliharaan kode program, karena perubahan pada satu objek tidak akan mempengaruhi objek lainnya.
- Meningkatkan reusabilitas kode program. Objek-objek yang dibuat dalam OOD dapat digunakan kembali pada program lainnya. Hal ini memungkinkan pengembangan perangkat lunak menjadi lebih efisien, karena tidak perlu membuat objek baru dari awal setiap kali membuat program.
- Memudahkan pengembangan. Dalam OOD, program disusun seperti puzzle yang terdiri dari objek-objek yang saling berkaitan. Hal ini memudahkan dalam pengembangan program, karena fokus dapat ditujukan pada satu objek yang spesifik tanpa harus mempertimbangkan keseluruhan program.
- Memudahkan dalam pengujian program. Kode program yang dibuat dalam OOD bersifat modular dan objek-objek dapat diuji secara independen. Hal ini memudahkan dalam pengujian program dan meminimalisir kesalahan yang terjadi.
Contoh Implementasi Manfaat OOD pada Proyek Pemesanan Tiket Online
Untuk memperjelas manfaat OOD dalam pengembangan perangkat lunak, berikut adalah contoh implementasi manfaat OOD pada proyek pemesanan tiket online:
Objek | Fungsi |
---|---|
Customer | Mengakses halaman untuk memesan tiket. |
Ticket | Menyimpan informasi tiket seperti nomor penerbangan, tanggal keberangkatan, asal dan tujuan. |
Payment | Menyimpan informasi pembayaran seperti jenis pembayaran, jumlah pembayaran, dan status pembayaran. |
Dalam contoh implementasi tersebut, terdapat tiga objek yang terpisah satu sama lain, namun saling berkaitan untuk membentuk program pemesanan tiket online. Objek Customer digunakan untuk mengakses halaman untuk memesan tiket, objek Ticket menyimpan informasi tiket, dan objek Payment menyimpan informasi pembayaran. Setiap objek dapat dikembangkan secara independen untuk memudahkan pemeliharaan kode program dan meningkatkan reusabilitas kode program.
Penerapan OOA dan OOD pada Pengembangan Aplikasi
Penerapan OOA (Object-Oriented Analysis) dan OOD (Object-Oriented Design) adalah suatu metode untuk mengembangkan perangkat lunak berbasis objek. Dalam prakteknya, OOA dan OOD sangat penting dalam mempercepat proses pengembangan perangkat lunak dan meningkatkan kualitas software. Berikut adalah cara-cara penerapan OOA dan OOD pada pengembangan aplikasi.
- Analisa Kebutuhan
- Perancangan Sistem
- Konstruksi
Dalam tahap ini, perlu dilakukan analisa kebutuhan pengguna sehingga dapat dimengerti apa saja yang menjadi kebutuhan dari aplikasi. Hal ini akan memudahkan dalam membuat rancangan software yang nantinya akan dikembangkan.
Setelah memahami kebutuhan pengguna, langkah berikutnya adalah membuat rancangan sistem komputer secara keseluruhan. Langkah yang satu ini meliputi tata letak komponen-komponen yang akan dibangun baik dari sisi fisik ataupun tampilan aplikasi.
Setelah menyelesaikan tahap perancangan sistem, langkah selanjutnya adalah mengkonstruksi sistem atau aplikasi sesuai dengan rancangan. Tahapan ini juga meliputi membuat kode program dan melakukan unit testing pada setiap kode program.
Setelah tahap konstruksi, OOD selanjutnya diterapkan dalam proses pengembangan aplikasi. Berikut adalah langkah-langkah penerapan OOD dalam pengembangan aplikasi:
- Pemilihan kelas dan objek
- Penerapan pola-pola desain
- Pembangunan framework
Tahap pertama adalah pemilihan kelas dan objek yang akan digunakan dalam aplikasi. Tahap ini melibatkan perancangan penggunaan objek dan kelas yang paling efektif dalam menyelesaikan masalah dari aplikasi.
Tahap selanjutnya adalah penerapan pola-pola desain dalam kelas-kelas dan objek-objek yang telah dipilih sebelumnya. Hal ini akan membantu dalam mengorganisir struktur kelas dan objek pada sistem aplikasi.
Langkah terakhir adalah pembangunan framework atau kerangka kerja. Framework adalah kerangka utama yang mendefinisikan hubungan antara kelas-kelas dan objek-objek pada aplikasi. Dalam tahap ini, akan dibangun kerangka kerja yang akan digunakan pada aplikasi.
Selain langkah-langkah di atas, penerapan OOA dan OOD pada pengembangan aplikasi juga meliputi pembuatan dokumentasi dan pengujian. Dokumentasi yang dibuat harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan pengujian sistem meliputi pengujian fungsional dan pengujian non-fungsional.
Keuntungan OOA dan OOD pada pengembangan aplikasi |
---|
Meningkatkan kualitas aplikasi |
Memudahkan untuk melakukan perbaikan pada sistem aplikasi |
Meningkatkan efisiensi pada pengembangan aplikasi |
Dengan menerapkan OOA dan OOD pada pengembangan aplikasi, diharapkan perangkat lunak yang dihasilkan memiliki struktur yang rapi dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini akan berdampak pada kualitas dan performa aplikasi yang lebih baik.
Perbedaan OOA dan OOD
OOA dan OOD adalah dua konsep penting dalam pengembangan perangkat lunak. Mereka membantu para pengembang untuk memahami kebutuhan pengguna dan merancang solusi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Meskipun keduanya menangani aspek yang berbeda dari pengembangan perangkat lunak, namun seringkali dianggap sama oleh sebagian besar pengembang. Sebelum membahas tentang perbedaan di antara keduanya, kita harus memahami apa itu OOA dan OOD.
Apa itu OOA dan OOD?
- OOA (Object-Oriented Analysis) adalah proses pemodelan kebutuhan pengguna untuk mengembangkan perangkat lunak dengan cara yang terstruktur. Dalam OOA, pengembang memahami kebutuhan pengguna dan merancang model objek untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
- OOD (Object-Oriented Design) adalah proses merancang solusi perangkat lunak dengan menggunakan model objek yang dibuat selama OOA. Dalam OOD, pengembang merencanakan desain perangkat lunak dengan menggunakan model objek untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
Perbedaan di antara OOA dan OOD
Setelah memahami apa itu OOA dan OOD, sekarang kita dapat membandingkan perbedaan di antara keduanya.
1. Objektif Utama
Objektif utama dari OOA adalah mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan merancang model objek untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, tujuan utama dari OOD adalah merancang solusi perangkat lunak dengan menggunakan model objek yang dibuat selama OOA.
2. Fokus
OOA lebih fokus pada pemahaman kebutuhan pengguna dan merancang model untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, OOD lebih fokus pada merancang solusi perangkat lunak dan memastikan bahwa solusi tersebut memenuhi kebutuhan pengguna.
3. Output
Output dari OOA adalah model objek yang dapat digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Di sisi lain, output dari OOD adalah solusi perangkat lunak yang dirancang berdasarkan model objek yang dibuat selama OOA.
4. Keahlian
OOA membutuhkan keahlian dalam pemahaman kebutuhan pengguna dan merancang model objek. Di sisi lain, OOD membutuhkan keahlian dalam merancang solusi perangkat lunak dan memastikan bahwa solusi tersebut memenuhi kebutuhan pengguna.
Perbedaan | Object-Oriented Analysis (OOA) | Object-Oriented Design (OOD) |
---|---|---|
Objektif Utama | Mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan merancang model objek untuk memenuhi kebutuhan tersebut | Merancang solusi perangkat lunak dengan menggunakan model objek yang dibuat selama OOA |
Fokus | Lebih fokus pada pemahaman kebutuhan pengguna dan merancang model untuk memenuhi kebutuhan tersebut | Lebih fokus pada merancang solusi perangkat lunak dan memastikan bahwa solusi tersebut memenuhi kebutuhan pengguna |
Output | Model objek yang dapat digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak | Solusi perangkat lunak yang dirancang berdasarkan model objek yang dibuat selama OOA |
Keahlian | Memahami kebutuhan pengguna dan merancang model objek | Merancang solusi perangkat lunak dan memastikan bahwa solusi tersebut memenuhi kebutuhan pengguna |
Contoh Penerapan OOA
OOA atau Object Oriented Analysis merujuk pada proses memahami masalah bisnis dan menerjemahkannya ke dalam model objek yang akan membentuk landasan untuk pengembangan sistem. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan OOA dalam pengembangan sistem:
- Sistem E-commerce: Dalam pengembangan sistem e-commerce, OOA digunakan untuk memeriksa proses penjualan. Model objek yang digunakan dapat mencakup objek seperti ‘Barang’, ‘Keranjang Belanja’, dan ‘Pembayaran’. Pemodelan ini membantu dalam melihat ke dalam proses penjualan dan membuat perbaikan sesuai kebutuhan.
- Sistem Manajemen Inventaris: Sistem manajemen inventaris memerlukan pemodelan objek seperti ‘Barang’, ‘Kategori’ dan ‘Stok’ agar dapat memperbaiki efisiensi dalam pengadaan dan pengurangan stok.
- Sistem Booking Tiket: Model objek seperti ‘Tempat Duduk’, ‘Jadwal Film’, dan ‘Pelanggan’ dapat digunakan untuk membangun aplikasi booking tiket yang efektif dan efisien.
Objek, Kelas, dan Relasi
Objek dan kelas merupakan konsep dasar dalam pemrograman berorientasi objek. Objek adalah instance dari kelas. Kelas, di sisi lain, digunakan untuk menggambarkan objek secara umum. Sedangkan relasi dalam OOA memperjelas bagaimana objek dan kelas saling terkait dan interaksi mereka dalam sistem.
Metode, Pesan, dan Polimorfisme
Metode dan pesan dalam OOA adalah bagaimana objek atau kelas memproses informasi. Polimorfisme, di sisi lain, memungkinkan objek dengan nama yang sama untuk berperilaku berbeda tergantung pada konteks. Penerapan polimorfisme dapat ditemukan pada objek seperti ‘Buku’ dan ‘Majalah’. Meskipun keduanya adalah publikasi cetak, mereka berbeda dalam format dan perilaku dalam sistem.
Nama Objek | Jenis Objek |
---|---|
Buku | Publikasi cetak |
Majalah | Publikasi cetak |
Bagaimana keduanya diproses dalam aplikasi tergantung pada jenis publikasi mana yang digunakan oleh sistem.
Contoh Penerapan OOD
Dalam OOD, terdapat konsep-konsep yang dapat diterapkan dalam pengembangan suatu sistem software. Berikut adalah beberapa contoh penerapan OOD:
- Encapsulation: Mengelompokkan data dan fungsi yang berhubungan dalam satu unit, sehingga data tidak dapat diakses oleh unit lain di luar unit tersebut. Contohnya, saat mengembangkan sistem perbankan, data rekening dan saldo tidak dapat diakses langsung oleh pihak yang tidak berhak.
- Inheritance: Mewarisi sifat dan fungsi dari kelas induk ke kelas anak. Hal ini mempermudah pengembangan karena kelas anak dapat menggunakan fungsi yang telah didefinisikan di kelas induk. Contohnya, saat membuat program untuk berbagai jenis mobil, kita dapat membuat kelas mobil dasar dan mewarisinya ke kelas mobil sport atau mobil sedan.
- Polymorphism: Memiliki sifat atau fungsi yang dapat berubah sesuai dengan konteks. Contohnya, saat membuat program untuk menjalankan berbagai jenis file, fungsi membuka file harus dapat beradaptasi dengan jenis file yang berbeda.
Dalam OOD, pengembangan suatu sistem software juga menggunakan diagram-diagram seperti diagram kelas dan diagram aliran data. Berikut adalah contoh diagram kelas sederhana untuk sistem perpustakaan:
Nama Kelas | Atribut | Fungsi |
---|---|---|
Buku | – judul – penulis – penerbit |
– pinjam() – kembalikan() |
Anggota | – nama – alamat – telepon |
– pinjamBuku() – kembalikanBuku() |
Diagram ini menjelaskan dua kelas yang terkait dalam sistem perpustakaan, yaitu kelas Buku dan kelas Anggota. Kelas Buku memiliki atribut judul, penulis, dan penerbit, serta fungsi pinjam dan kembalikan. Kelas Anggota memiliki atribut nama, alamat, dan telepon, serta fungsi pinjamBuku dan kembalikanBuku.
Kelebihan OOA
Object Oriented Analysis (OOA) merupakan metode analisis perangkat lunak yang digunakan untuk merancang dan mengembangkan sistem. Teknik ini melibatkan pemodelan objek, yang merupakan representasi digital dari objek dunia nyata. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan OOA dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah beberapa keuntungan tersebut:
- Mempercepat Proses Pengembangan
- Meningkatkan Kualitas Perangkat Lunak
- Meningkatkan Keterbacaan Kode
Dalam OOA, objek-objek dianalisis terlebih dahulu sebelum kode program ditulis. Hal ini membantu pengembang untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sistem secara keseluruhan sebelum memulai proses pengembangan. Dengan memahami kebutuhan dan fitur-fitur sistem dengan lebih baik, pengembang bisa mengimplementasikan solusi yang lebih efektif dan efisien. Dalam jangka panjang, metode ini bisa mempercepat proses pengembangan secara keseluruhan.
OOA juga membantu meningkatkan kualitas perangkat lunak. Dengan memahami kebutuhan sistem secara keseluruhan, pengembang bisa menghasilkan kode program yang lebih andal dan mudah di-maintain. Selain itu, penggunaan objek-objek dalam OOA memungkinkan pengembang untuk memisahkan perangkat lunak ke dalam unit-unit modular. Hal ini membuat kode program lebih mudah dipahami dan dikelola.
Terakhir, OOA juga meningkatkan keterbacaan kode. Sebagai metode analisis yang terstruktur, OOA menyediakan pedoman yang jelas untuk pengembang dalam mengimplementasikan logika bisnis. Dalam jangka panjang, hal ini membuat kode program lebih mudah di-maintain dan diperbaiki.
Kelebihan | Penjelasan |
---|---|
Mempercepat Proses Pengembangan | OOA membantu pengembang untuk memahami kebutuhan sistem secara keseluruhan sehingga bisa mengimplementasikan solusi yang lebih efektif dan efisien. |
Meningkatkan Kualitas Perangkat Lunak | OOA membantu pengembang untuk memahami kebutuhan sistem secara keseluruhan sehingga bisa menghasilkan kode program yang lebih andal dan mudah di-maintain. |
Meningkatkan Keterbacaan Kode | Dalam OOA, logika bisnis diterapkan secara terstruktur, sehingga membuat kode program lebih mudah dipahami dan dikelola. |
Dalam kesimpulan, OOA merupakan metode analisis perangkat lunak yang sangat berguna dalam pengembangan sistem. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan OOA. Beberapa di antaranya adalah mempercepat proses pengembangan, meningkatkan kualitas perangkat lunak, dan meningkatkan keterbacaan kode.
Kelebihan OOD
Object Oriented Design (OOD) adalah pendekatan klasik dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam OOD, kita dapat mempresentasikan sistem dalam bentuk model objek, di mana setiap objek dapat mewakili entitas nyata dalam dunia nyata. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk membuat program yang lebih kompleks dengan lebih mudah dimengerti dan diatur.
Berikut adalah beberapa kelebihan OOD:
- Mudah dipelajari: OOD menyediakan pendekatan yang lebih terstruktur dalam membangun program. Ini memungkinkan para pengembang untuk selangkah demi selangkah mendesain, mengembangkan, memelihara, dan memperluas sistem. Dengan demikian, mudah bagi para pengembang untuk memahami kode dan melihat hubungan antara objek.
- Fleksibilitas: OOD memungkinkan penggunaan ulang kode dan kemampuan untuk memodifikasi software dengan lebih mudah. Hal ini terutama berguna ketika datang ke perubahan kebutuhan sistem. Semua perubahan hanya dilakukan pada objek dan kelas yang spesifik, sementara sistem keseluruhan tetap stabil.
- Keseimbangan antara data dan prosedur: OOD memungkinkan pengembang untuk memisahkan data dari fungsi, yang memungkinkan Anda untuk lebih baik mengelola kode. Dalam OOD, setiap objek memiliki data sendiri dan fungsi sendiri yang beroperasi pada data tersebut. Ini memungkinkan Anda untuk dengan mudah mengelola sistem dengan ribuan objek tanpa kebingungan.
Oleh karena itu, dalam pengembangan sistem informasi, OOD sangat direkomendasikan karena dapat mempermudah proses pengembangan, dan mempercepat waktu penyelesaian proyek. OOD juga dapat memperingan sistem untuk pemeliharaan dan pengembangan yang lebih lanjut dalam jangka waktu yang panjang.
Berikut adalah tabel perbandingan antara Object Oriented Approach (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) pada fase analisis dan desain perangkat lunak:
OOA | OOD | |
---|---|---|
Tujuan | Mendefinisikan entitas dalam sistem dan hubungan antara entitas-entitas tersebut. | Mendesain implementasi dari entitas-entitas tersebut. |
Fokus utama | Analisis Use Case, Analisis Objek, dan Diagram Aktivitas | Desain kelas, pola, dan diagram-sekuens |
Metode | Merupakan pendekatan berorientasi terhadap objek yang membantu menghasilkan model sistem yang benar-benar independen dari bahasa pemrograman. | termasuk dalam pendekatan perancangan atau pengembangan perangkat lunak berorientasi objek. |
Meskipun OOD memiliki keuntungan yang sangat bermanfaat, namun ada juga beberapa kelemahan, yaitu kompleksitas desain software, time complexity, dan biaya yang lebih tinggi.
Kekurangan OOA dan OOD
Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, kualitas perangkat lunak menjadi semakin penting. Oleh karena itu, metode pengembangan perangkat lunak seperti Object-Oriented Analysis (OOA) dan Object-Oriented Design (OOD) menjadi semakin populer. Namun, seperti metode pengembangan lainnya, OOA dan OOD juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan OOA dan OOD:
- Membutuhkan keterampilan yang cukup tinggi dalam pemrograman. Metode OOA dan OOD membutuhkan pemahaman yang detail dan mendalam dalam bahasa pemrograman.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama. Dibandingkan dengan metode pengembangan perangkat lunak konvensional, metode OOA dan OOD membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merancang dan mengembangkan sistem.
- Membuat perangkat lunak menjadi kompleks. Pemahaman terhadap konsep OOA dan OOD yang kurang baik dapat membuat perangkat lunak menjadi kompleks dan sulit untuk dipahami oleh pengguna.
Untuk dapat berhasil dalam menggunakan OOA dan OOD, penting untuk mempertimbangkan cara mengatasi kekurangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah terus meningkatkan keterampilan dan pemahaman dalam bahasa pemrograman, serta melakukan pengujian dan evaluasi yang teliti terhadap sistem yang telah dirancang.
Berikut adalah beberapa panduan umum untuk mengatasi kekurangan OOA dan OOD:
- Pahami prinsip-prinsip objek dalam bahasa pemrograman yang akan digunakan
- Manfaatkan alat bantu yang tersedia untuk mempercepat proses pengembangan
- Buat dokumentasi rinci dan sistematis untuk memudahkan pengembangan dan pengujian kedepannya
Di bawah ini adalah tabel yang menggambarkan perbandingan kekurangan OOA dan OOD:
Kekurangan OOA | Kekurangan OOD |
---|---|
Membutuhkan keterampilan khusus dalam pemrograman objek | Butuh waktu yang lebih lama untuk merancang dan mengembangkan sistem |
Membuat perangkat lunak kompleks jika pemahaman terhadap konsep OOA yang kurang | Komunikasi yang buruk antara tim pengembang |
– | Kurangnya pemahaman terhadap konsep OOD yang baik dapat menurunkan kualitas perangkat lunak |
Perbedaan OOA dan OOD
OOA dan OOD adalah dua konsep pivotal dalam dunia pengembangan perangkat lunak. OOA adalah singkatan dari Object Oriented Analysis sedangkan OOD merupakan singkatan dari Object Oriented Design. Meski kedua konsep ini terdengar mirip, sebenarnya ada beberapa perbedaan yang signifikan antara keduanya.
- OOA fokus pada analisis kebutuhan perangkat lunak berbasis objek
- OOD fokus pada desain sistem perangkat lunak berbasis objek
- OOA menghasilkan dokumen umum berupa use case, diagram aktivitas, diagram kelas, dll.
- OOD menghasilkan dokumen spesifik berupa blueprints kode yang rinci.
- Tim pengembang OOA biasanya terdiri dari sistem analis dan tim pengguna.
- Tim pengembang OOD biasanya terdiri dari perancang sistem, programmer, dan pengembang.
- OOA mengidentifikasi objek yang berbeda dan interaksi antara mereka.
- OOD berkaitan erat dengan pengimplementasian kode.
Perbedaan utama antara OOA dan OOD
Perbedaan utama antara OOA dan OOD adalah tujuan utama dari dua konsep ini. OOA bertujuan mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan sistem perangkat lunak dan menentukan cara objek saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. OOD, di sisi lain, bertujuan merancang sistem perangkat lunak yang memenuhi persyaratan yang telah diidentifikasi oleh OOA.
OOA merupakan tahap pertama dalam pengembangan perangkat lunak berbasis objek. OOA melibatkan pengumpulan informasi tentang sistem target, pemodelan use case, analisis proses bisnis, dan mengidentifikasi objek-objek berdasarkan use case-dan proses bisnis. Hasilnya adalah deskripsi rinci tentang cara sistem harus bekerja dan mengidentifikasi objek dan hubungan di antara mereka.
OOD adalah tahap berikutnya setelah OOA. Dalam tahap ini, perancang sistem perangkat lunak menggunakan output dari OOA untuk merancang kelas dan hierarki kelas objek. Dalam hal ini dibuat desain detail untuk objek dan hubungan mereka. Setelah desain selesai, tim pengembang perangkat lunak mulai mengimplementasikan blueprints menggunakan bahasa pemrograman khusus.
Contoh Perbedaan OOA dan OOD
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan antara OOA dan OOD, berikut adalah contoh sederhana tentang cara kedua konsep ini bekerja. Misalkan sebuah perusahaan ingin membuat aplikasi manajemen proyek berbasis objek. Tahap OOA akan melibatkan pengumpulan informasi tentang software yang diinginkan dan bagaimana sistem harus berjalan. Sekarang katakanlah sistem ini harus memenuhi persyaratan berikut:
Fitur | Deskripsi |
---|---|
Tim | Manajemen proyek dilakukan oleh sekelompok orang. |
Diagram Gantt | Fitur untuk memantau proyek dengan grafik Gantt Chart |
Laporan kemajuan | Proyek harus dapat menghasilkan laporan kemajuan yang terperinci. |
Setelah berhasil mengumpulkan persyaratan, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap OOD. Pada tahap ini, hasil dari OOA digunakan untuk merancang blueprints yang harus diimplementasikan. Misalnya, untuk membuat daftar tugas dan mengelola mereka, perancang sistem dapat membuat kelas “Tugas” yang dapat membawa komponen seperti “Penjelasan”, “Deadline”, “Status”, “Tanggung Jawab”, dsb.
Dalam contoh di atas, perbedaan OOA dan OOD adalah jelas. OOA terkait dengan pengumpulan kebutuhan dan persyaratan sistem perangkat lunak, sedangkan OOD terkait dengan menciptakan rancangan kode dan menghasilkan blueprints yang berisi detail implementasi kode.
Karakteristik OOA
OOA (Object-Oriented Analysis) adalah proses menganalisis sistem dengan menggunakan konsep objek, yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi objek-objek dalam sebuah sistem, hubungan antar objek, serta behavior yang ada pada sebuah objek. Berikut ini adalah beberapa karakteristik OOA:
- Menggunakan konsep objek: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, OOA menggunakan konsep objek sebagai dasar analisis. Dalam proses ini, objek dianggap sebagai elemen penting dalam sebuah sistem.
- Menggunakan pengaturan atribut dan metode: Sebuah objek memiliki atribut yang menggambarkan informasi mengenai objek tersebut dan metode yang mendefinisikan behavior-nya.
- Pemisahan kepentingan: OOA fokus pada memisahkan kepentingan dari setiap objek dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam memahami kebutuhan dari setiap objek dalam sebuah sistem dan hubungannya dengan objek lain.
- Mendeteksi kesamaan: OOA memungkinkan deteksi kesamaan pada objek-objek dalam sistem, sehingga memudahkan dalam memahami sifat dari setiap objek dan meminimalisir duplikasi kode.
- Mudah dimengerti: OOA digunakan untuk memperjelas hubungan antar objek dalam sebuah sistem. Hal ini membuat sistem lebih mudah dimengerti dan dijelaskan pada semua pihak yang terlibat dalam pengembangannya.
Karakteristik OOD
OOD (Object-Oriented Design) adalah proses merancang sistem dengan menggunakan konsep objek. Proses ini bertujuan untuk membuat sistem yang terstruktur, mudah dimengerti, dan mudah dikelola. Berikut ini adalah beberapa karakteristik OOD:
- Pola-pola rancangan: OOD memanfaatkan pola-pola rancangan yang sudah terkenal dan teruji, sehingga memudahkan dalam membuat rancangan baru.
- Pemisahan tanggung jawab: Setiap objek dalam sistem memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Hal ini memudahkan dalam mengetahui dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada sistem.
- Ketergantungan antar objek: OOD memperjelas ketergantungan antar objek dalam sebuah sistem. Hal ini memudahkan dalam memahami hubungan antar objek dan membuat rancangan yang lebih baik.
Tabel Perbandingan OOA dan OOD
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara OOA dan OOD:
OOA | OOD |
---|---|
Menganalisis kebutuhan | Merancang solusi |
Fokus pada analisis objek | Fokus pada desain objek |
Memisahkan kepentingan objek | Memisahkan tanggung jawab objek |
Mendeteksi kesamaan objek | Memanfaatkan pola rancangan |
Dari tabel tersebut, dapat terlihat bahwa OOA fokus pada analisis objek dan kebutuhan sistem, sedangkan OOD fokus pada merancang solusi berdasarkan analisis tersebut.
Karakteristik OOD
Pada proses pengembangan perangkat lunak, OOD (Object Oriented Design) memegang peranan penting. OOD memiliki karakteristik-karakteristik yang membedakannya dengan OOA (Object Oriented Analysis). Berikut adalah beberapa karakteristik dari OOD:
- Memiliki objek sebagai unit utama dalam desain
- Membangun sistem secara bottom-up
- Menggunakan prinsip-prinsip inheritance (pewarisan), encapsulation (pengekapsulan), dan polymorphism (banyak bentuk)
- Mempertimbangkan aspek-aspek desain seperti coupling (hubungan antar-modul), cohesion (kesatuan antar-anggota modul), dan modularity (kemampuan berdiri sendiri)
- Menerapkan konsep-konsep seperti abstract class (kelas abstrak), interface (antarmuka), dan design pattern (pola desain)
- Menghasilkan desain yang lebih terstruktur dan modular
- Mempermudah pengembangan, perawatan, dan pengujian perangkat lunak
- Mempertimbangkan keamanan, kinerja, dan interoperabilitas
- Tidak hanya memperhatikan fitur dan fungsionalitas, tetapi juga aspek-aspek non-fungsional seperti usability dan maintainability
- Dapat diaplikasikan pada berbagai bahasa pemrograman seperti Java, C++, dan Python
- Menghasilkan desain yang lebih intuitif dan mudah dimengerti oleh pengembang lain
- Meminimalisir kesalahan atau bug pada perangkat lunak yang dibuat
- Menerapkan konsep modularitas secara lebih konsisten dan efektif
- Mempertahankan fokus pada kebutuhan user dan kebutuhan bisnis
- Memberikan fleksibilitas dalam pengembangan dan perawatan perangkat lunak
- Menghasilkan desain yang lebih mudah diuji dan didokumentasikan
- Membuat kode yang lebih reusable dan scalable
- Memudahkan integrasi antar-modul dan integrasi dengan sistem lain
- Menerapkan prinsip single responsibility (tanggung jawab tunggal) pada objek-objek yang dibuat
- Membuat perangkat lunak yang lebih mudah untuk diupgrade atau dikembangkan lebih lanjut
- Mempermudah debugging dan maintenance pada perangkat lunak
- Memperhitungkan aspek prediktabilitas dan ketersediaan data
- Menerapkan konsep-konsep seperti delegation (delegasi) dan composition (komposisi)
- Menekankan pada desain yang flexible dan scalable
- Mempertimbangkan aspek keamanan jaringan dan kuatitas jaringan
Karakteristik OOD dalam Tabel
Karakteristik | Deskripsi |
---|---|
Objek sebagai unit utama dalam desain | Objek dianggap sebagai unit dasar dalam pemrograman dan dimanipulasi melalui metode sebagai pengelola perilakunya |
Membangun sistem secara bottom-up | Pengembangan dimulai dari detil kecil, kemudian diintegrasikan untuk membentuk sistem keseluruhan |
Inheritance, Encapsulation, dan Polymorphism | Desain menggunakan konsep pewarisan, pengekapsulan, dan banyak bentuk untuk mencapai desain yang modular dan reusable |
Coupling, Cohesion, Modularity | Aspek-aspek desain yang memperhatikan hubungan antar-modul, kesatuan antar-anggota modul, dan kemampuan berdiri sendiri modul agar desain lebih terstruktur dan maintainable |
Abstract class, Interface, Design Pattern | Desain menerapkan konsep-konsep seperti kelas abstrak, antarmuka, dan pola desain untuk mencapai desain yang lebih intuitif, modular, dan scalable |
Keamanan, kinerja, interoperabilitas | Desain mempertimbangkan aspek-aspek non-fungsional seperti keamanan, kinerja, dan interoperabilitas agar perangkat lunak dapat beroperasi dengan baik di lingkungan yang berbeda-beda |
Perpaduan dari karakteristik-karakteristik tersebut dapat menciptakan desain yang lebih terstruktur, maintainable, dan scalable. Dalam pengembangan perangkat lunak, sebaiknya penggunaan OOD diterapkan dengan baik oleh para pengembang guna menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan user.
Landasan Teori OOA
OOA (Object Oriented Analysis) adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menganalisa sistem dengan menggunakan konsep objek dan keterkaitannya dengan objek lain. OOA bertujuan untuk memahami masalah yang dihadapi oleh suatu sistem dan merancang solusi yang efektif dan efisien.
Beberapa landasan teori yang digunakan dalam OOA adalah:
- Konsep Objek
Pada OOA, sistem dianggap sebagai sekumpulan objek yang saling berinteraksi. Objek mempunyai identitas, atribut, perilaku, dan hubungan dengan objek lain. Konsep Objek menjadi landasan dasar untuk menganalisa sistem menggunakan OOA. - Encapsulation
Encapsulation adalah teknik pemrograman yang digunakan untuk membatasi akses langsung ke atribut dari sebuah objek. Atribut hanya bisa diakses melalui metode yang tersedia pada objek tersebut. Hal ini memungkinkan perubahan terhadap suatu atribut tanpa mempengaruhi implementasi dari objek tersebut. - Inheritance
Inheritance adalah teknik pemrograman yang digunakan untuk menurunkan sifat-sifat dari suatu objek ke objek lain. Objek baru yang dibuat akan memiliki sifat dan perilaku yang sama dengan objek yang bertindak sebagai induknya. - Polymorphism
Polymorphism adalah teknik pemrograman yang memungkinkan suatu objek untuk memiliki banyak bentuk atau perilaku. Hal ini diperlukan untuk memungkinkan penggunaan objek dengan lebih fleksibel dalam berbagai situasi.
Contoh Penerapan OOA
Untuk lebih memahami OOA, berikut adalah contoh penerapan OOA dalam sebuah sistem perbaikan mobil.
Untuk menganalisa sistem perbaikan mobil dengan OOA, kita bisa memandang mobil sebagai sebuah objek. Objek mobil memiliki atribut seperti warna, merk, dan jumlah pintu. Objek mobil juga memiliki perilaku, seperti bisa bergerak, bisa parkir, dan bisa menghidupkan mesin. Kita juga bisa melihat adanya hubungan antar objek mobil dengan objek lain, seperti bengkel perbaikan mobil dan mekanik mobil.
Mobil | Atribut | Perilaku | Hubungan |
---|---|---|---|
BMW | Warna: Biru Merk: BMW Jumlah Pintu: 4 |
Bisa bergerak Bisa parkir Bisa menghidupkan mesin |
Bawa ke bengkel perbaikan mobil jika mengalami kerusakan |
Toyota | Warna: Hitam Merk: Toyota Jumlah Pintu: 2 |
Bisa bergerak Bisa parkir Bisa menghidupkan mesin |
Bawa ke bengkel perbaikan mobil jika mengalami kerusakan |
Dari contoh tersebut, kita bisa menghasilkan diagram analisis OOA yang menjelaskan hubungan antar objek dalam sistem perbaikan mobil.
Landasan teori OOD
Object-Oriented Design (OOD) atau Desain Berorientasi Objek adalah salah satu pendekatan desain perangkat lunak yang menjadi populer pada era 1990-an. OOD menggunakan konsep objek sebagai unit dasar desain. Konsep ini sangat berbeda dengan pendekatan lain seperti prosedural atau fungsi.
Landasan teori OOD terdiri dari beberapa konsep yang menjadi fondasi dari pendekatan ini. Konsep-konsep ini meliputi:
- Abstraksi
- Inheritance atau pewarisan
- Polimorfisme
- Enkapsulasi
Abstraksi adalah kemampuan untuk menyederhanakan objek dan fokus hanya pada informasi pentingnya. Konsep ini memungkinkan kita untuk membuat model yang lebih mudah dimengerti dan diatur.
Inheritance atau pewarisan adalah konsep dimana objek yang ada dapat menjadi basis untuk membuat objek baru dengan menggunakan fitur yang sudah ada. Konsep ini memungkinkan kita untuk mengurangi duplikasi kode dan membuat perubahan pada objek yang sudah ada lebih mudah dilakukan.
Polimorfisme adalah kemampuan objek untuk memiliki beberapa bentuk atau perilaku. Konsep ini memungkinkan kita untuk membuat kode yang lebih fleksibel dan mudah diubah sesuai dengan kebutuhan.
Enkapsulasi adalah praktik menyembunyikan detail implementasi objek dari penggunaan objek tersebut. Konsep ini memungkinkan kita untuk mengubah implementasi objek tanpa mempengaruhi kode yang menggunakan objek tersebut.
Contoh Penerapan Landasan Teori OOD
Salah satu contoh penerapan landasan teori OOD adalah dalam pengembangan aplikasi perbankan. Berikut adalah contoh implementasi konsep-konsep tersebut dalam pengembangan aplikasi tersebut:
Konsep OOD | Contoh Implementasi |
---|---|
Abstraksi | Membuat objek rekening bank yang hanya menyimpan informasi penting seperti nomor rekening, saldo, dan data pemilik. |
Inheritance atau Pewarisan | Membuat objek rekening tabungan sebagai turunan dari objek rekening bank yang sudah ada. |
Polimorfisme | Membuat fungsi transfer antar rekening yang dapat menerima objek rekening tabungan atau rekening biasa. |
Enkapsulasi | Membuat objek transaksi yang menyembunyikan detail implementasi layanan transfer sehingga dapat diubah sesuai kebutuhan tanpa mempengaruhi kode penggunaan layanan tersebut. |
Hubungan antara OOA, OOD, dan OOP
OOA (Object Oriented Analysis), OOD (Object Oriented Design), dan OOP (Object Oriented Programming) merupakan konsep yang sangat terkait erat dalam pengembangan perangkat lunak. Ketiga konsep ini saling melengkapi dan membentuk satu kesatuan dalam pengembangan aplikasi berbasis objek.
- OOA
- OOD
- OOP
OOA (Object Oriented Analysis) adalah tahap analisis perangkat lunak yang mengidentifikasi kebutuhan dan memetakan solusi dalam bentuk abstraksi objek. Abstraksi objek merupakan proses pengenalan atau pencarian kelas-kelas objek baru yang dapat membantu pemecahan masalah. Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap struktur data dan perilaku objek yang diperlukan dalam suatu aplikasi.
OOD (Object Oriented Design) adalah tahap perancangan sistem atau aplikasi berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tahap OOA. Pada tahap ini, struktur data, perilaku objek, dan hubungan antara objek dirancang dalam bentuk diagram kelas dan diagram aktivitas. Tujuan dari OOD adalah untuk membuat perancangan yang lebih spesifik, terstruktur, dan dapat dimengerti oleh pengembang.
OOP (Object Oriented Programming) adalah implementasi dari desain yang telah dibuat pada tahap OOD dalam bentuk source code menggunakan bahasa pemrograman berbasis objek seperti Java, C++, atau Python. Pada tahap ini, setiap objek yang telah dirancang pada tahap OOD diwujudkan dalam bentuk instance atau objek program komputer yang dapat dipanggil oleh aplikasi.
Jadi, hubungan antara OOA, OOD, dan OOP adalah memiliki urutan pengembangan yang saling melengkapi. Analisis pada tahap OOA menghasilkan spesifikasi pada tahap OOD, yang kemudian diimplementasikan pada tahap OOP menjadi source code program. Tanpa OOA dan OOD, pengembangan aplikasi berbasis objek tidak akan terstruktur dan kurang spesifik.
OOA | OOD | OOP |
---|---|---|
Analisis kebutuhan | Desain sistem | Implementasi program |
Identifikasi objek | Pembuatan diagram kelas dan aktivitas | Pembuatan instance atau objek program komputer |
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa OOA, OOD, dan OOP memiliki urutan pengembangan yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi dalam pengembangan aplikasi berbasis objek.
Sampai Jumpa lagi
Itu tadi perbedaan antara OOA dan OOD. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kedua konsep tersebut. Terima kasih telah membaca! Jangan lupa untuk kembali lagi ke website kami untuk membaca artikel menarik lainnya ya!