Perbedaan Objektif dan Subjektif: Pentingnya Memahami Perbedaan Antara Kedua Konsep

Perbedaan objektif dan subjektif, sudah menjadi satu topik yang menarik untuk dibahas. Sebagai manusia, kita memiliki pemikiran dan pengalaman yang berbeda-beda. Hal ini lah yang membuat pengertian objektif dan subjektif muncul. Apakah ada perbedaan antara keduanya? Tentu saja ada.

Objektif artinya sesuai dengan fakta atau realita yang ada. Sedangkan subjektif artinya pandangan atau pendapat yang didasarkan pada sudut pandang masing-masing. Dalam konteks informasi, kita memerlukan beleid dan wawasan tentang perbedaan tersebut untuk membuat keputusan yang tepat. Terlebih lagi, ini sangat berguna bagi mereka yang ingin menguji kebenaran informasi yang mereka terima.
Namun, sangatlah penting untuk memahami bahwa ketika suatu informasi dianggap subjektif, itu bukanlah sesuatu yang salah atau tidak benar. Namun, informasi lebih baik dilihat sebagai bersifat subjektif, ketika memiliki sudut pandang atau pandangan yang tidak obyektif. Intinya, pengetahuan tentang perbedaan antara objektif dan subjektif penting untuk meraih pemahamam yang akurat tentang informasi.

Definisi Objektif dan Subjektif

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menemukan dua kata yang kerap digunakan: objektif dan subjektif. Namun, meskipun begitu akrab di telinga, masih banyak yang bingung tentang arti keduanya. Bila kamu juga masih bingung, di sini saya akan memberikan penjelasan singkat.

Dalam arti bahasa, objektif artinya bersifat nyata dan dapat diukur secara obyektif. Sedangkan, subjektif lebih berkaitan dengan pandangan seseorang yang dipengaruhi oleh perasaan, keyakinan, dan pengalaman pribadi.

  • Objektif adalah bentuk sifat kata dari kata benda objek. Dalam penggunaannya, objektif merujuk pada sesuatu yang tidak dipengaruhi oleh pikiran atau perasaan seseorang. Contohnya, suhu udara pada suatu tempat dapat diukur dengan menggunakan termometer, sehingga dapat dikatakan bahwa suhu udara tersebut merupakan keterangan yang objektif.
  • Subjektif, sebaliknya, mengacu pada pandangan atau pendapat seseorang yang bersifat lebih individual. Misalnya, seseorang yang merasa takut dengan ketinggian mungkin menganggap suatu tempat terlalu tinggi. Pandangan tersebut bukanlah keterangan yang objektif karena sangat dipengaruhi oleh perasaan subjektif individu tersebut.

Jika kita menilik dalam berbagai bidang keilmuan, seperti sosiologi, psikologi, dan sebagainya, kita akan sering mendengar kata objektif dan subjektif. Dalam hal ini, objektif merujuk pada informasi yang bersifat faktual dan bisa diuji kebenarannya secara ilmiah. Sedangkan, subjektif berkaitan dengan pandangan atau pendapat seseorang yang mungkin sulit untuk dibuktikan secara empiris.

Jika kita perhatikan secara seksama, maka penting untuk membedakan antara objektif dan subjektif agar kita bisa memahami sebuah informasi dengan lebih benar. Hal ini juga akan mempengaruhi cara kita memandang berbagai persoalan di sekitar kita dan mendapatkan keputusan yang lebih tepat.

Jadi, itulah beberapa penjelasan singkat mengenai pemahaman objektif dan subjektif. Semoga penjelasan ini dapat membantu menambah pemahaman kita tentang hal-hal yang terjadi di sekitar kita.

Ciri-ciri Objektif dan Subjektif

Objektif dan subjektif adalah dua cara untuk melihat sesuatu. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri objektif dan subjektif:

  • Objektif: pernyataan yang berdasarkan pada fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah
  • Subjektif: pernyataan yang berdasarkan pada pandangan atau opini seseorang
  • Objektif: pengamatannya dapat dicontohkan dan diulang
  • Subjektif: pengamatannya bersifat personal
  • Objektif: bekerja dengan data yang dapat dipercaya
  • Subjektif: memiliki kecenderungan untuk dipengaruhi oleh perasaan atau sentimen pribadi
  • Objektif: dapat disepakati dan diterima secara universal
  • Subjektif: dapat bervariasi antara individu ke individu

Perbedaan ini terutama terlihat dalam ruang lingkup akademis dan jurnalisme. Jurnalisme objektif berupaya untuk menjaga kejelasan dan kebenaran dalam pengambilan dan penulisan berita, sedangkan jurnalisme subjektif lebih suka memberikan pendapat pribadi atau sudut pandang tertentu. Begitu juga dengan penelitian akademis, penelitian objektif mengacu pada penelitian ilmiah yang seharusnya bebas dari kecenderungan atau preferensi personal, sedangkan penelitian subjektif lebih memperhatikan pandangan pribadi sebagai bagian dari metode penelitian.

Untuk lebih memahami perbedaan antara objektif dan subjektif, bisa dilihat dalam contoh berikut:

Objektif Subjektif
Provinsi A memiliki penduduk sekitar 10 juta orang Saya merasa Provinsi A memilik pemandangan yang indah
Total pengeluaran bulanan keluarga X adalah Rp 5 juta Saya pikir Rp 5 juta untuk pengeluaran bulanan keluarga X terlalu banyak
Lebih dari 80% partisipan tes TOEFL mendapatkan skor di atas 500 Menurut saya, TOEFL bukanlah tes yang akurat untuk mengukur kemampuan berbahasa Inggris

Dalam contoh-contoh di atas, pernyataan objektif didasarkan pada fakta dan data yang dapat diverifikasi, sedangkan pernyataan subjektif didasarkan pada pandangan personal yang tidak bisa dinyatakan sebagai fakta.

Perbedaan Sifat Objektif dan Subjektif

Konsep Objektif dan Subjektif secara sederhana dapat diartikan sebagai:

  • Objektif: Fakta atau keadaan yang bisa diukur, diamati, dan diuji secara empiris. Objektif bersifat universal dan tidak dapat dipengaruhi oleh sudut pandang atau kepentingan pribadi.
  • Subjektif: Pendapat atau persepsi individu tentang sebuah pernyataan atau keadaan. Subjektif dipengaruhi oleh sudut pandang, pengalaman, dan kepercayaan individu.

Perbedaan sifat Objektif dan Subjektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perbedaan Sifat Objektif dan Subjektif

  • Objektif berdasarkan fakta, sedangkan subjektif berdasarkan pandangan atau pendapat pribadi.
  • Objektif dapat diukur dan diuji secara empiris, sedangkan subjektif tidak dapat diukur atau diuji.
  • Objektif bersifat universal dan tidak terikat pada pengalaman individu, sedangkan subjektif bersifat pribadi dan dipengaruhi oleh pengalaman individu.

Contoh Perbedaan Sifat Objektif dan Subjektif

Contoh pengertian perbedaan sifat Objektif dan Subjektif:

Jika seseorang mengatakan bahwa “Suhu hari ini sangat dingin,” maka itu adalah pernyataan subjektif karena pengalaman seseorang tentang cuaca adalah pribadi dan dapat bervariasi. Namun, jika seseorang mengatakan “Suhu hari ini adalah 10 derajat Celsius,” maka itu adalah pernyataan objektif karena suhu dapat diukur dan diverifikasi secara empiris.

Tabel Perbedaan Sifat Objektif dan Subjektif

Objektif Subjektif
Berdasarkan fakta Berdasarkan pendapat pribadi
Dapat diukur dan diuji secara empiris Tidak dapat diukur atau diuji
Bersifat universal Bersifat pribadi dan dipengaruhi pengalaman individu

Tabel di atas memperjelas perbedaan sifat Objektif dan Subjektif secara visual.

Contoh Penggunaan Objektif dan Subjektif dalam Kehidupan Sehari-hari

Konsep objektif dan subjektif sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik dalam berkomunikasi, membuat keputusan, maupun dalam pengamatan di sekitar kita.

  • Objektif: saat seseorang memperhatikan fakta secara langsung dan tidak terpengaruh emosi atau sudut pandang subjektif. Contohnya, pada saat melaporkan kejadian kecelakaan, yang penting adalah memberikan detail informasi yang berdasarkan fakta.
  • Subjektif: saat seseorang memaparkan pandangannya yang bergantung pada pengalaman pribadi, perasaan, atau emosi. Misalnya, ketika seseorang memberikan pandangan mengenai film, maka ia akan terpengaruh oleh pengalaman dan selera pribadi.

Berikut adalah contoh penggunaan objektif dan subjektif dalam kehidupan sehari-hari:

1. Pilihan Karir

Ketika memilih karir, sangat penting untuk bersikap objektif dalam mempertimbangkan faktor-faktor seperti minat, bakat, dan kemampuan. Terkadang, keputusan tersebut bisa dipengaruhi oleh emosi atau pada sudut pandang subjektif. Misalnya, seorang mahasiswa memilih jurusan dan karir yang diinginkannya berdasarkan pengalaman orang tua atau seseorang yang diidolakan, tanpa mempertimbangkan kinerja akademik dan keterampilan diri.

2. Menulis Karya Sastra

Saat menulis karya sastra, seseorang dapat memilih antara sudut pandang narator yang objektif (dalam gaya penulisan jurnalistik) atau subjektif (dalam gaya sastra atau fiksi). Gaya menulis objektif akan memaparkan fakta secara jelas dan tepat, sedangkan gaya menulis subjektif memaparkan perasaan dan emosi yang sesuai dengan jalan cerita.

3. Penilaian Karyawan

Saat melakukan penilaian terhadap karyawan, seorang atasan perlu bersikap objektif dan tidak terpengaruh oleh faktor subjektif seperti ketertarikan atau kesamaan latar belakang. Penilaian yang dilakukan secara objektif akan menghasilkan data yang akurat dan membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih profesional.

4. Menentukan Arah Kiblat

Menentukan arah kiblat dalam shalat merupakan tindakan subjektif yang sangat dipengaruhi oleh sudut pandang individu. Namun, terdapat cara objektif dalam menentukan arah kiblat, yaitu melalui perhitungan matematis dan penggunaan alat bantu seperti kompas atau aplikasi khusus.

Karakteristik Objektif Subjektif
Pengambilan Keputusan Berdasarkan fakta dan data yang akurat Berdasarkan perasaan dan emosi
Pemecahan Masalah Berdasarkan observasi dan analisis Berdasarkan keinginan individu atau kelompok
Penilaian Kinerja Berdasarkan data dan kriteria objektif Berdasarkan persepsi individu atau kelompok

Dalam kehidupan sehari-hari, baik objektif maupun subjektif dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan konteks situasi. Namun, sikap dan keputusan yang dilakukan secara objektif akan menghasilkan keputusan yang lebih akurat dan profesional, sehingga sangat penting untuk membiasakan diri dalam berpikir dan bertindak secara objektif.

Pentingnya Memahami Perbedaan Objektif dan Subjektif

Perbedaan antara objektif dan subjektif seringkali membingungkan banyak orang. Objektif berarti objek yang diamati dapat dilihat secara bersamaan oleh berbagai orang, sedangkan subjektif berarti pribadi dan didasarkan pada pandangan atau pengalaman pribadi. Penting untuk memahami perbedaan antara keduanya karena dapat mempengaruhi cara kita memandang suatu masalah atau situasi.

Perbedaan Antara Objektif dan Subjektif

  • Objektif fokus pada fakta dan data yang dapat diverifikasi, sedangkan subjektif berorientasi pada opini dan pandangan individu.
  • Objektif dapat diukur dan diuji ulang, sedangkan subjektif tidak memiliki kemampuan tersebut.
  • Objektif bersifat universal, artinya dapat diterima oleh semua orang tanpa terpengaruh oleh preferensi atau kepercayaan pribadi. Sedangkan subjektif bersifat pribadi dan tergantung pada pengalaman dan sudut pandang individu.

Pengaruh Perbedaan Objektif dan Subjektif

Pentingnya memahami perbedaan antara objektif dan subjektif karena dapat memengaruhi cara kita dalam membuat keputusan atau mengambil tindakan, terutama dalam situasi yang kompleks. Misalnya, seorang manajer bisnis harus memiliki pemahaman yang baik tentang laporan keuangan untuk menjalankan bisnis secara efektif. Jika laporan keuangan tersebut tidak objektif, dan terpengaruh oleh opini dan preferensi individu, maka manajer bisnis tersebut dapat membuat keputusan yang salah.

Perbedaan antara objektif dan subjektif juga dapat memengaruhi cara kita menyampaikan informasi atau pesan ke orang lain. Saat kita berbicara dengan orang lain, kita harus berusaha untuk berbicara dalam objektif, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima oleh semua orang. Saat kita berbicara dalam subjektif, pesan yang disampaikan hanya dapat diterima oleh orang-orang yang memiliki kiata yang sama.

Contoh Perbedaan Objektif dan Subjektif

Untuk memperjelas perbedaan antara objektif dan subjektif, berikut ini adalah contoh:

Objektif Subjektif
Tinggi sebuah bangunan adalah 50 meter Menurut saya, bangunan ini sangat tinggi
Jumlah angka 2 dalam angka 1234567890 adalah 1 Menurut saya, angka 2 terlalu banyak dalam angka tersebut

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa gambaran objektif berdasarkan pada fakta dan data yang dapat diukur, sedangkan gambaran subjektif berdasarkan pada pandangan individu.

Perbedaan Objektif dan Subjektif

Dalam menggunakan bahasa Indonesia, kata objektif dan subjektif sering digunakan secara tidak tepat. Padahal, kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan objektif dan subjektif.

Makna Objektif

  • Objektif berarti suatu hal yang disajikan sesuai dengan fakta dan realita. Objektif mengacu pada sesuatu yang tidak terpengaruh oleh perasaan, emosi, atau opini seseorang.
  • Ketika kita menulis sesuatu dengan objektif, kita mencoba untuk menghadirkan fakta tanpa ada upaya untuk mengarahkan pembaca untuk berpikir atau merasakan sesuatu.
  • Objektif bisa diterapkan dalam berbagai konteks, seperti jurnalisme, penelitian, dan laporan bisnis.

Makna Subjektif

Subjektif, di sisi lain, merujuk pada sesuatu yang dipengaruhi oleh perasaan, emosi, atau opini seseorang. Artinya, sesuatu yang subjektif sedikit cenderung subyektif atau dipengaruhi oleh sudut pandang seseorang.

Contoh Perbedaan Objektif dan Subjektif

Untuk memberikan pemahaman lebih jelas tentang perbedaan objektif dan subjektif, berikut adalah contoh:

Objektif Subjektif
Data ini menunjukkan jumlah pengunjung museum sebanyak 1000 orang dalam sehari. Museum ini sangat populer karena selalu memiliki pameran yang menarik.
Akibat gempa bumi, 20 rumah di wilayah ini mengalami kerusakan berat. Gempa terasa sangat menakutkan dan membuat saya gemetar sejurus setelah gempa terjadi.

Pada contoh di atas, pernyataan “jumlah pengunjung museum sebanyak 1000 orang dalam sehari” adalah fakta yang objektif. Di bawahnya, pernyataan “museum ini sangat populer” adalah pendapat yang subjektif karena berdasarkan sudut pandang orang yang berkomentar.

Selain itu, data mengenai jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi merupakan fakta yang objektif. Namun, pernyataan “gempa terasa sangat menakutkan” subjektif karena menggambarkan perasaan orang yang mengalami gempa.

Perbedaan Arti Antara Objektif dan Subjektif

Objektif dan subjektif adalah dua kata yang sering digunakan dalam konteks pemikiran dan penilaian. Kedua kata tersebut memegang peranan penting dalam mengidentifikasi sudut pandang yang digunakan untuk memandang suatu fenomena atau kejadian. Namun, ada perbedaan penting antara objektif dan subjektif. Berikut adalah penjelasannya:

  • Objektif merujuk pada sudut pandang yang berorientasi pada kenyataan yang obyektif dan dapat diukur secara ilmiah. Artinya, objektif tidak dipengaruhi oleh emosi atau sudut pandang pribadi. Objektif biasanya digunakan dalam konteks ilmu pengetahuan, matematika, dan logika.
  • Subjektif merujuk pada sudut pandang yang berorientasi pada pengalaman dan pandangan pribadi. Sudut pandang subjektif biasanya dipengaruhi oleh emosi dan pengalaman pribadi. Subjektif sering digunakan dalam konteks seni, sastra, dan filsafat.

Dalam kebanyakan kasus, penilaian subjektif lebih sulit diukur dan dibuktikan kebenarannya. Sebaliknya, penilaian objektif lebih mudah diuji kebenarannya berdasarkan data dan fakta yang ada.

Perbedaan antara objektif dan subjektif juga dapat dijelaskan dalam hal kebenaran atau kesesuaian dengan kenyataan. Objektif dianggap benar apabila mencerminkan kenyataan yang sebenarnya, sedangkan subjektif dianggap benar apabila sesuai dengan pengalaman dan pandangan pribadi. Namun, kebenaran subjektif tidak selalu benar untuk orang lain, karena pengalaman dan pandangan pribadi setiap orang berbeda-beda.

Contoh Perbedaan Objektif dan Subjektif

Berikut contoh perbedaan objektif dan subjektif:

Objektif Subjektif
Temperatur udara saat ini adalah 25 derajat Celcius. Saat ini terasa sangat dingin.
X adalah angka dasar dalam pemfaktoran. Saya suka angka X, karena itu nomor keberuntungan saya.
Lebah adalah hewan yang memainkan peran penting dalam ekosistem. Saya takut dengan lebah.

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pernyataan yang objektif berdasarkan fakta dapat dibuktikan, sedangkan pernyataan subjektif lebih berdasarkan pengalaman pribadi dan sulit diuji kebenarannya.

Pengertian objektif dan subjektif menurut para ahli

Pengertian objektif dan subjektif muncul dalam banyak bidang studi, seperti filsafat, psikologi, sosiologi, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa definisi dari para ahli mengenai objektif dan subjektif.

  • Objektif adalah sesuatu yang berada di luar diri pengamat. Menurut H.J. Blackham, objektif adalah kriteria yang dapat diamati dan diukur secara umum oleh banyak orang yang berbeda-beda, sehingga hasil yang diperoleh dapat dikatakan obyektif.
  • Subjektif adalah sesuatu yang berada di dalam diri pengamat, seperti perasaan, pandangan, atau pendapat. Menurut Thomas Hobbes, subjektif adalah sesuatu yang memiliki hubungan yang erat dengan pengalaman dan persepsi individu.
  • Objektif dapat diukur berdasarkan fakta yang ada, sedangkan subjektif dapat berbeda-beda tergantung pada pandangan individu.

Dalam ilmu pengetahuan, terdapat perbedaan yang jelas antara objektif dan subjektif. Objektif merujuk pada sesuatu yang dapat diamati secara universal dan diukur dengan kriteria yang jelas. Sedangkan, subjektif merujuk pada pandangan atau pendapat yang bersifat pribadi dan tidak dapat diukur secara obyektif.

Namun, dalam ilmu sosial, terdapat beberapa kontroversi terkait perbedaan antara objektif dan subjektif. Hal ini karena dalam pengalaman sosial, pandangan pribadi dapat mempengaruhi pandangan umum atau pandangan objektif. Sehingga, kadang kala pandangan subjektif juga dapat menjadi objektif jika sudah diakui secara luas oleh masyarakat.

Objektif Subjektif
Mengukur suhu dengan termometer Pandangan terhadap seni lukis
Menghitung jumlah penduduk di suatu negara Pendapat tentang politik

Secara umum, objektif dan subjektif memiliki perbedaan mendasar dalam cara pendekatan masalah dan pengambilan keputusan. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara objektif dan subjektif agar tidak salah dalam memahami suatu persoalan.

Potret penggunaan objektif dan subjektif dalam puisi

Dalam sastra, terdapat dua jenis sudut pandang yang biasa digunakan dalam menulis puisi atau prosa, yaitu objektif dan subjektif. Objektif adalah sudut pandang yang obyektif atau netral melihat dan mendeskripsikan objek secara keseluruhan tanpa pengaruh dari perasaan atau opini penulis. Sementara itu, subjektif adalah sudut pandang yang subyektif atau terkait dengan perasaan atau opini penulis.

  • Penggunaan objektif dalam puisi
  • Dalam puisi, penggunaan sudut pandang objektif akan lebih menekankan pada aspek objek yang diamati. Contohnya dalam puisi “Bulan Purnama” karya Sapardi Djoko Damono:

    “Bulan Purnama, bulan sabit, bulan sabit kebalik. Di balik awan, dalam goresan tinta, kau membuat bulan penuh makna — ada kekosongan di dalamnya. Ada makna yang hilang. Ada rindu yang tak terbayangkan.”

    Puisi ini menggambarkan bulan purnama dan bulan sabit secara objektif, tanpa adanya pengaruh perasaan si penulis. Ia mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai sosok bulan purnama dan bulan sabit.

  • Penggunaan subjektif dalam puisi
  • Sementara itu, dalam penggunaan sudut pandang subjektif, penulis akan lebih mengekspresikan perasaannya terhadap objek yang sedang diamati. Contohnya dalam puisi “Aku Ingin” karya Chairil Anwar:

    “Sejak kau pergi, aku jadi banyak bicara sendiri. Aku tak ada apa-apa, kau tahu, tapi aku ingin kau datang.”

    Dalam puisi ini, Chairil Anwar mengekspresikan perasaannya yang sedih dan rindu terhadap seseorang yang telah pergi. Ia menulis puisi ini dengan sudut pandang subjektif, sehingga pembaca dapat merasakan emosi yang ingin disampaikan oleh si penulis.

Penggunaan keduanya

Dalam penulisan puisi, penggunaan sudut pandang objektif dan subjektif dapat membawa dampak yang berbeda-beda pada pembaca. Penggunaan sudut pandang objektif akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan obyektif mengenai objek yang diamati. Sementara itu, penggunaan sudut pandang subjektif dapat memberikan keunikan dan intensitas emosi yang lebih kepada pembaca.

Kelebihan Penggunaan Sudut Pandang Objektif Kelebihan Penggunaan Sudut Pandang Subjektif
Dapat memberikan gambaran objek secara jelas dan obyektif Dapat memberikan keunikan dan intensitas emosi kepada pembaca
Dapat diinterpretasikan berbeda oleh pembaca yang berbeda tanpa kehilangan makna yang diinginkan oleh penulis Dapat memberikan ciri khas yang berbeda dari penulis ke penulis lainnya.

Karena itu, penggunaan kedua sudut pandang tersebut dapat disesuaikan dengan tema dan tujuan penulisan puisi. Penulis akan lebih memilih sudut pandang objektif jika ingin memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang sedang diamati. Sementara itu, penulis akan lebih memilih sudut pandang subjektif jika ingin mengekspresikan perasaannya dan memberikan keunikan pada puisinya.

Bagaimana cara membedakan objektif dan subjektif dalam penulisan artikel?

Menulis artikel membutuhkan keahlian khusus agar dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah membedakan antara objektif dan subjektif dalam penulisan artikel. Berikut adalah beberapa cara untuk membedakan keduanya:

  • Objektif: Tidak membahas sudut pandang pribadi penulis, namun fokus pada fakta dan data yang ada. Memiliki sudut pandang yang netral dan tidak memihak pada satu pihak tertentu.
  • Subjektif: Membahas sudut pandang dan opini pribadi penulis. Dapat memihak pada satu pihak tertentu dan tidak selalu didasarkan pada fakta.

Dalam pembuatan artikel, ada beberapa cara untuk membedakan antara objektif dan subjektif:

  • Periksa kata-kata kunci yang digunakan. Jika banyak terdapat kata seperti “saya”, “menurut saya”, dan “menurut pendapat saya”, maka cenderung bersifat subjektif. Sedangkan jika banyak terdapat kata seperti “menurut penelitian”, “berdasarkan data”, atau “diketahui secara umum”, maka cenderung bersifat objektif.
  • Perhatikan sudut pandang yang digunakan. Jika artikel banyak menggunakan sudut pandang pertama (saya, aku), maka cenderung subjektif. Namun jika menggunakan sudut pandang ketiga (mereka, peneliti), maka cenderung objektif.
  • Cek fakta dan data yang digunakan. Artikel objektif cenderung lebih mengandalkan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan artikel subjektif cenderung lebih mengandalkan opini pribadi penulis.

Berikut adalah contoh perbedaan antara objektif dan subjektif dalam penulisan artikel:

Objektif Subjektif
Sentimen pasar saham sedang lesu karena adanya kekhawatiran akan kenaikan suku bunga. Saya merasa cemas dengan kondisi pasar saham yang menurun drastis.
Berdasarkan hasil penelitian, konsumsi sayuran hijau dapat membantu menurunkan risiko kanker. Sayuran hijau tentu sangat bermanfaat untuk tubuh dan dapat mencegah kanker.

Dalam menulis artikel, perhatikan dengan seksama perbedaan antara objektif dan subjektif agar pembaca dapat memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Analisis Pemakaian Objektif dan Subjektif dalam Film Dokumenter

Sebagai salah satu bentuk narasi visual, film dokumenter menjadi sarana untuk menyampaikan informasi dan merekam realitas. Namun, dalam melakukannya, pemakaian objektif atau subjektif di dalamnya menjadi penting untuk diketahui. Objektif bermakna obyektif, sedangkan subjektif berasal dari subyektif, yang artinya lebih berupa pandangan pribadi atau bahkan perasaan. Dalam konteks dokumenter, apakah lebih tepat menggunakan pemakaian objektif atau subjektif? Berikut adalah analisisnya:

  • Pemakaian Objektif
  • Pemakaian objektif memiliki tujuan untuk menampilkan sebuah realitas yang akurat dan faktual. Di dalamnya, narasi yang disampaikan tidak memihak pada satu sudut pandang yang spesifik. Sebagai contoh, saat merekam sebuah adegan pemutaran pidato politik, objektif tidak memihak pada partai tertentu, melainkan berusaha menunjukkan rekaman yang utuh. Pemakaian objektif ini dapat membuat penonton lebih terbuka pada beragam sudut pandang yang ada.

  • Pemakaian Subjektif
  • Pemakaian subjektif bertujuan untuk memberikan penekanan pada pandangan pribadi dan perasaan pembuat film. Di dalamnya, subjek yang direkam lebih terlihat seperti sudut pandang si pembuat film. Sebagai contoh, ketika merekam suatu adegan di tengah kerumunan pendukung, subjektif mencoba memberikan pandangan yang lebih mendalam kepada penonton mengenai perilaku atau reaksi yang muncul di antara mereka. Walaupun bisa terkesan sedikit bias, pemakaian subjektif sering digunakan sebagai elemen artistik di dalam sebuah film dokumenter.

Dalam konteks film dokumenter, pemakaian objektif atau subjektif bisa menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dengan saksama. Jika ingin menampilkan sebuah realitas yang utuh dan faktual, pemakaian objektif cocok menjadi pilihan. Namun, jika ingin memberikan sudut pandang yang lebih personal dan artistik, lengkap dengan perasaan yang terkandung di dalamnya, pemakaian subjektif dapat menjadi pilihan yang tepat.

Terima Kasih Telah Membaca!

Semoga artikel ini telah membantu kamu memahami perbedaan antara objektif dan subjektif dengan lebih jelas lagi. Ingatlah bahwa kamu selalu bisa membedakan keduanya dengan mencari tahu mengenai faktanya dan menilai apakah itu didasarkan pada sudut pandang pribadi atau bukan. Jangan ragu untuk mengunjungi situs kami lagi untuk membaca artikel menarik lainnya! Terima kasih!