Perbedaan NST dan CTG yang Wajib Diketahui untuk Ibu Hamil

Perbedaan NST dan CTG adalah topik yang seringkali menjadi bahan perbincangan. Apa sih sebenarnya NST dan CTG itu? Dalam dunia medis, NST merupakan kependekan dari Non-Stress Test, sedangkan CTG merupakan kependekan dari Cardiotocography. Kedua jenis tes tersebut umumnya direkomendasikan dalam kehamilan yang memasuki usia kehamilan 28 minggu atau lebih.

Masing-masing tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Misalnya, jika NST dapat dilakukan dalam tempo yang singkat dan mudah, namun kadangkala bisa memberikan hasil yang tidak akurat. Sedangkan jika CTG memberikan hasil yang lebih akurat, namun pada kenyataannya tes ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan lebih mahal dibandingkan dengan NST.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dan calon ibu untuk mengetahui perbedaan antara kedua jenis tes ini. Jangan takut untuk bertanya pada dokter atau tenaga medis yang terpercaya mengenai pilihan tes yang paling sesuai dengan kondisi kehamilan Anda. Ingatlah bahwa tes ini bertujuan untuk memastikan kesehatan janin dan calon ibu, sehingga Anda dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang persalinan.

Pengertian NST

Non-Stress Test (NST) adalah salah satu jenis tes untuk memantau kesehatan janin selama kehamilan. Tes ini digunakan untuk memeriksa kesehatan janin secara tidak langsung dengan melihat respons janin terhadap kontraksi rahim.

Selama NST, janin akan diperiksa oleh alat monitor yang terhubung ke perut ibu. Alat ini akan merekam denyut jantung janin dan kontraksi rahim ibu. Denyut jantung janin yang normal berkisar antara 110 hingga 160 denyut per menit. Sedangkan kontraksi rahim dipantau untuk memastikan bahwa janin tidak mengalami tekanan yang berlebihan.

NST dilakukan jika ibu hamil mengalami kekhawatiran terhadap kesehatan janin yang mungkin dipengaruhi oleh faktor risiko medis tertentu seperti diabetes atau hipertensi, atau jika ibu hamil memasuki tahap akhir kehamilan dan belum mengalami tanda-tanda persalinan.

Pengertian CTG

CTG (Cardiotocography) merupakan salah satu tes pra-natal yang dilakukan untuk memeriksa kesehatan janin dalam kandungan. Tes ini memonitor detak jantung janin serta kontraksi uterus ibu dan sering dilakukan pada kehamilan yang sudah cukup bulan. Tes CTG umumnya dilakukan untuk memastikan bahwa janin dalam keadaan sehat sebelum persalinan dan dapat dilakukan pada ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan anak dengan masalah kesehatan tertentu.

  • Tujuan dari tes CTG adalah untuk memonitor denyut jantung janin serta kontraksi uterus ibu.
  • Teknologi CTG menggunakan transduser ultrasound untuk merekam detak jantung janin serta kontraksi uterus ibu.
  • Tes CTG biasanya dilakukan pada kehamilan bulan ketiga trimester ketiga.

Teknologi CTG dapat mendeteksi apabila terdapat ketidaknormalan pada detak jantung janin atau kontraksi uterus ibu. Dalam beberapa kasus, hasil tes CTG yang abnormal dapat menandakan adanya risiko di dalam kehamilan yang memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter kandungan. Tes CTG yang rutin dilakukan pada kehamilan dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi pada persalinan, seperti kelainan jantung atau kelainan sistem saraf pada bayi.

Selain itu, tes CTG juga dapat membantu dokter dalam memonitor kondisi janin selama persalinan dan memungkinkan dokter untuk mengambil tindakan yang cepat bila terjadi masalah kesehatan pada janin. Tes CTG sendiri merupakan tes yang relatif mudah untuk dilakukan dan tidak memberikan rasa sakit pada ibu hamilnya.

Keuntungan Kerugian
Mendeteksi masalah kesehatan pada janin sebelum persalinan Memerlukan biaya tambahan
Memungkinkan dokter untuk mengambil tindakan yang cepat pada saat persalinan Tidak 100% akurat dalam menentukan apakah janin dalam keadaan sehat atau tidak
Memperkecil risiko terjadinya komplikasi pada persalinan Tidak semua dokter melakukan tes CTG rutin pada kehamilan

Secara keseluruhan, tes CTG adalah tes pra-natal yang sangat penting dalam memastikan bahwa janin dalam kandungan sehat dan tidak membahayakan selama persalinan. Meskipun tes ini memiliki beberapa kekurangan, hasilnya dapat memberikan petunjuk yang berguna bagi dokter untuk melakukan tindakan medis yang sesuai untuk menjaga kesehatan janin dan ibu hamil.

Tujuan NST

NST atau Non Stress Test adalah salah satu jenis tes yang dilakukan untuk memantau kesehatan janin di dalam kandungan. Tujuan utama dari NST adalah untuk memastikan bahwa janin dalam kondisi sehat dan berkembang dengan baik di dalam kandungan.

Tujuan dari NST meliputi:

  • Menjaga kesehatan janin: NST dilakukan untuk memastikan bahwa janin dalam keadaan baik dan mendapatkan cukup oksigen serta nutrisi dari plasenta.
  • Mendeteksi masalah kesehatan pada janin: Jika NST menunjukkan hasil yang abnormal, maka dokter dapat melakukan tindakan untuk memastikan bahwa janin menerima perawatan yang diperlukan.
  • Meningkatkan keselamatan ibu dan janin: Dengan melakukan NST secara teratur, dokter dapat memberikan perawatan tepat waktu jika janin dalam kondisi yang memerlukan perhatian medis.

Interpretasi Hasil NST

Setelah melakukan NST, dokter akan mengevaluasi hasil tes untuk menentukan apakah janin dalam keadaan baik atau tidak. Berikut adalah beberapa interpretasi hasil NST:

Hasil NST Interpretasi
Reaktif Janin dalam kondisi yang baik dan mendapatkan cukup oksigen serta nutrisi dari plasenta.
Non-Reaktif Dokter akan memeriksa lebih lanjut untuk memastikan bahwa janin dalam keadaan sehat dan melakukan tindakan jika diperlukan.

Frekuensi Pelaksanaan NST

Faktor-faktor yang akan menentukan frekuensi pelaksanaan NST meliputi usia kehamilan, riwayat medis, dan kondisi kesehatan janin. Biasanya, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan NST setidaknya satu kali dalam satu minggu pada kehamilan trimester ketiga.

Jika ada masalah kesehatan yang terdeteksi pada janin atau riwayat kehamilan yang rumit, dokter dapat merekomendasikan untuk melakukan NST lebih sering atau melakukan tes tambahan untuk memastikan kesehatan janin.

Tujuan CTG

Tujuan utama dari CTG atau Cardiotocography adalah untuk memonitor aktivitas jantung dan kontraksi rahim janin selama masa kehamilan. Dengan melakukan CTG, dokter dapat menilai apakah janin mengalami kesulitan atau tidak dalam menerima oksigen dan nutrisi melalui plasenta. Untuk menjalankan CTG, dokter akan meletakkan dua sensor pada perut ibu hamil. Sensor pertama digunakan untuk merekam detak jantung janin, sedangkan sensor kedua digunakan untuk merekam kontraksi rahim.

  • CTG digunakan untuk membantu mendiagnosis kondisi janin seperti hipoksia atau kekurangan oksigen, trauma lahir, dan infeksi janin.
  • Dalam kasus-kasus tertentu, CTG dapat membantu menjaga keamanan janin selama persalinan vaginal normal atau membantu dokter untuk memutuskan apakah sebaiknya melakukan operasi caesar.
  • CTG juga dapat membantu dokter dalam menentukan waktu terbaik untuk merujuk kehamilan risiko tinggi ke rumah sakit yang dilengkapi dengan peralatan medis yang tepat.

Dalam melakukan CTG, dokter akan memantau detak jantung janin dan kontraksi rahim ibu selama 20-30 menit. Hasil rekaman akan dianalisis oleh dokter untuk menilai apakah detak jantung janin normal atau tidak, apakah terdapat tanda-tanda stres janin, dan seberapa sering terjadi kontraksi rahim. Untuk menilai hasil CTG dengan lebih akurat, dokter dapat membandingkannya dengan pemeriksaan ultrasonografi untuk menilai kondisi plasenta dan aliran darah ke janin.

Kategori CTG Interpretasi CTG
Normal Detak jantung janin stabil dan teratur, kontraksi rahim teratur dan tidak berlebihan.
Suspisius Detak jantung janin yang tidak stabil atau teratur, atau kontraksi rahim yang tidak teratur atau berlebihan.
Patologis Detak jantung janin terlalu lambat atau terlalu cepat, atau kontraksi rahim yang sangat kuat dan terus-menerus.

Jika hasil CTG menunjukkan adanya tanda-tanda stres pada janin, dokter mungkin akan merujuk ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan ultrasonografi atau amniosentesis. Jika janin mengalami stres yang sangat berat, dokter dapat menyarankan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar untuk menjaga keselamatan ibu dan janin.

Perbedaan NST dan CTG

Perbedaan NST (Non-stress Test) dan CTG (Cardiotocography) dalam pemantauan kehamilan adalah sering menjadi tantangan bagi ibu hamil dan tenaga medis. Berikut adalah beberapa perbedaan dari kedua jenis pemantauan ini:

1. Cara kerja

  • NST: Mengukur detak jantung bayi melalui elektroda yang dipasang di perut ibu dan merekam aktivitas jantung bayi selama 20-30 menit.
  • CTG: Memantau gelombang otak bayi, detak jantung, dan kontraksi rahim untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kondisi bayi serta kehamilan secara keseluruhan.

2. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan dari NST dan CTG juga berbeda, yaitu:

  • NST: Dilakukan ketika ibu hamil mencapai trimester ketiga, atau sekitar minggu ke-28 hingga akhir kehamilan. Tes ini dilakukan setiap minggu atau dijadwalkan berdasarkan kondisi ibu dan bayi.
  • CTG: Biasanya dilakukan pada ibu hamil yang memiliki risiko komplikasi atau memasuki usia kehamilan 41 minggu atau lebih.

3. Keuntungan dan kelemahan

Setiap jenis pemantauan memiliki keuntungan dan kelemahan:

Keuntungan NST:

  • Tidak invasif dan tidak menyebabkan rasa sakit.
  • Biaya yang lebih murah dibandingkan dengan CTG.

Kelemahan NST:

  • Tidak memberikan informasi yang cukup lengkap tentang kesehatan bayi dan kondisi kehamilan.
  • Tidak selalu dapat mendeteksi kelainan pada bayi.

Keuntungan CTG:

  • Dapat memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kesehatan bayi dan kondisi kehamilan.
  • Dapat mendeteksi kelainan pada bayi secara dini.

Kelemahan CTG:

  • Biaya yang lebih mahal.
  • Menganjurkan waktu yang lebih lama dan lebih invasif dibandingkan dengan NST.

4. Interpretasi hasil

Interpretasi hasil dari kedua jenis pemantauan juga berbeda:

  • NST: Hasil yang normal menunjukkan bahwa bayi sehat dan aktif. Jika hasil abnormal, mungkin memerlukan tes tambahan atau tindakan medis.
  • CTG: Hasil abnormal dapat menunjukkan suatu kelainan pada bayi atau ketidakseimbangan oksigen dalam darah.

5. Kesimpulan

Dalam memilih jenis pemantauan kehamilan antara NST dan CTG, perlu diingat bahwa setiap jenis pemantauan memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan atau ahli medis terkait untuk menentukan jenis pemantauan yang sesuai untuk ibu hamil dan bayinya. Hanya dengan memahami perbedaan antara kedua jenis pemantauan, keluarga dapat memilih jenis pemantauan yang paling sesuai dengan kondisi kehamilan mereka.

Perbedaan NST (Non-Stress Test) dan CTG (Cardiotocography)

Pada kehamilan, pemeriksaan kesehatan janin secara rutin sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memantau kondisi kesehatan janin dan mengetahui apakah ada kelainan atau masalah kesehatan pada janin. Salah satu pemeriksaan kesehatan janin yang umum dilakukan adalah Non-Stress Test (NST) dan Cardiotocography (CTG). Kedua metode ini berbeda satu sama lain, meski tujuannya sama yaitu memantau kondisi kesehatan janin. Berikut perbedaan keduanya:

  • Penjepitan Elektroda: CTG menggunakan penjepit elektroda pada janin untuk merekam kinerja jantung serta gerakan janin. Sedangkan, NST tidak memerlukan penjepitan elektroda pada janin.
  • Lama waktu monitoring: Monitoring pada CTG umumnya dilakukan selama 20-30 menit, sedangkan pada NST dilakukan selama 10-20 menit.
  • Kondisi kehamilan: NST dilakukan saat kehamilan normal, sedangkan CTG dilakukan pada kehamilan yang memiliki risiko pada kesehatan janin atau kehamilan dengan masalah kesehatan.

NST merupakan tes yang sederhana dan umumnya digunakan untuk memverifikasi aktivitas dan kesehatan janin di dalam rahim. Tes ini juga digunakan untuk mengetahui adanya kontraksi rahim dari ibu hamil. Sedangkan untuk CTG, tes ini dilakukan sebagai tindakan diagnostik terhadap janin yang dianggap beresiko.

Hasil dari CTG biasanya lebih akurat dibandingkan dengan NST. Hal ini karena CTG bisa mendeteksi adanya masalah kesehatan pada janin dengan lebih rinci, seperti detak jantung janin yang tidak normal atau gerakan janin yang kurang seperti yang seharusnya. Berikut adalah perbandingan hasil dari kedua metode:

Hasil Tes NST Hasil Tes CTG
Reaktif (aktivitas janin terlihat normal) Normal (aktifitas janin dan detak jantung normal)
Non-Reaktif (aktivitas janin tidak terlihat normal) Abnormal (detak jantung atau gerakan janin tidak normal)

Dalam hal keselamatan janin, penting untuk mengikuti petunjuk dan rekomendasi dokter. Untuk ibu hamil, melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter adalah hal yang harus dilakukan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.

5 Best Semantically Related Subtopics:

Perbedaan antara NST (Non-Stress Test) dan CTG (Cardiotocography) menjadi topik yang sering dibicarakan dalam dunia medis, khususnya pada bagian kehamilan. Ketika sebuah tes NST atau CTG dilakukan, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa bayi di dalam kandungan berada dalam keadaan yang aman. Berikut adalah beberapa subtopik yang dapat menjelaskan perbedaan antara NST dan CTG:

Tujuan dari Tes NST dan CTG

Tujuan dari Tes NST adalah untuk memeriksa detak jantung janin yang sedang berada di dalam rahim selama 20-30 menit, sementara CTG bertujuan untuk memeriksa detak jantung janin selama 30 menit sampai 1 jam penuh. Pemeriksaan detak jantung janin ini dilakukan untuk memastikan bahwa bayi di dalam kandungan tumbuh dengan sehat dan tidak mengalami kemungkinan risiko.

Prosedur Tes NST dan CTG

  • Pada saat Tes NST dilakukan, pasien akan diminta untuk meregangkan kaki mereka dan akan dipasang dua sensor kecil pada perut ibu. Sensor tersebut digunakan untuk merekam denyut jantung bayi dan kontraksi rahim ibu.
  • Pada saat Tes CTG dilakukan, pasien juga akan diminta untuk meregangkan kaki mereka. Namun, dalam hal ini akan dipasang dua sensor: satu pada perut ibu untuk merekam detak jantung bayi, sedangkan sensor lainnya akan dipasang pada kontraksi rahim ibu.

Tingkat Keakuratan Tes NST dan CTG

Secara umum, Tes CTG memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi daripada Tes NST. Namun, ada kemungkinan bagi Tes NST untuk memberikan hasil yang salah positif atau salah negatif. Hasil Tes CTG yang salah positif atau negatif diketahui lebih jarang terjadi daripada hasil Tes NST yang salah.

Konsultasi dengan Dokter Kandungan

Hasil dari Tes NST dan CTG harus selalu dilihat dan didiskusikan dengan dokter kandungan. Dalam beberapa kasus, hasil Tes NST atau CTG dapat menunjukkan adanya kemungkinan risiko terhadap bayi yang akan dilahirkan. Bicarakan hasil tes dengan dokter anda untuk mendapat informasi lebih lanjut tentang apa yang harus dilakukan berikutnya.

Kapan Tes NST atau CTG Dilakukan?

Tes NST Tes CTG
Dilakukan pada trimester ketiga kehamilan atau pada akhir kehamilan Dilakukan pada trimester ketiga kehamilan atau pada akhir kehamilan, atau pada ibu yang mengalami risiko tinggi kegagalan tumbuh kembang pada janin

Tujuan dari Tes NST dan CTG sama, yaitu untuk memastikan bahwa bayi dalam keadaan yang aman dalam kandungan. Berbicaralah dengan dokter Anda untuk mengetahui kapan tes ini akan dilakukan guna meminimalkan risiko.

Fungsi NST dalam Ibu Hamil

CTG dan NST adalah dua jenis tes prenatal yang digunakan untuk memantau kondisi janin dalam kandungan. Namun, apakah keduanya sama dan apakah perbedaan antara CTG dan NST? Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang perbedaan kedua tes prenatal tersebut secara detail.

NST (Non-Stress Test) adalah salah satu bentuk tes diagnostik yang digunakan selama kehamilan untuk memastikan kesehatan janin. Tes ini dilakukan pada trimester ketiga, seringkali setelah minggu ke-32 atau 34.

  • Dalam tes NST, aktivitas janin dipantau selama 20-30 menit.
  • Alat yang digunakan meliputi sensor denyut jantung janin dan alat penjepit pada perut ibu untuk merekam aktivitas dan gerakan janin.
  • Test ini memeriksa apakah detak jantung janin meningkat 15 detak per menit di atas detak jantung normal saat istirahat.

Ada beberapa alasan mengapa seorang ibu hamil perlu menjalani tes NST, antara lain:

  • Ibu hamil melewati tanggal kelahiran yang diharapkan.
  • Janin diduga mengalami pertumbuhan terhambat.
  • Ibu hamil mengalami perdarahan atau preeklamsia.
  • Janin bergerak kurang aktif atau tidak terasa gerakannya.

Jika hasil NST menunjukkan detak jantung janin yang normal saat istirahat atau meningkat 15 detak per menit di atas detak jantung normal saat istirahat selama 20 menit, maka hasil tes ini dianggap normal. Namun, jika detak jantung janin menunjukkan ketidaknormalan, maka tes ini mungkin perlu diulang atau diikuti dengan tes lain seperti CTG atau USG untuk memastikan kesehatan janin.

Proses Pemantauan CTG pada Ibu Hamil

Pemeriksaan CTG (Cardiotocography) adalah metode yang digunakan untuk memeriksa kondisi janin dan denyut jantungnya pada saat hamil. Ini adalah cara yang umum digunakan untuk memantau kesehatan janin. Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam proses pemantauan CTG pada ibu hamil.

  • Pemeriksaan CTG dapat dilakukan di klinik, rumah sakit atau di kandungan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
  • Pemeriksaan CTG umumnya dilakukan pada trimester ketiga kehamilan, terutama pada setiap usia kehamilan di atas 28 minggu.
  • Pemeriksaan CTG tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak berbahaya bagi ibu hamil dan janin.

Pemeriksaan CTG dilakukan untuk memantau kondisi janin selama dalam kandungan. Selama proses ini, dokter dapat menganalisis pola denyut jantung janin dan kontraksi rahim. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan selama proses pemantauan CTG:

  • Pemeriksaan CTG dilakukan selama 20-30 menit pada setiap sesi.
  • Dokter akan merekam denyut jantung janin dalam jangka waktu tertentu dan mencatat setiap perubahan pola denyut jantung.
  • Jika dokter mencurigai adanya masalah atau perubahan pola yang tidak normal pada denyut jantung janin, maka dokter akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan medis lebih lanjut.

Untuk memahami hasil CTG, dokter akan membandingkan antara denyut jantung bayi dengan kontraksi rahim. Jika denyut jantung bayi meningkat secara teratur saat ibu hamil mengalami kontraksi, artinya bayi merespons dengan baik, dan kandungannya dalam keadaan normal. Namun, jika tidak ada respons atau respons yang tidak normal, maka dapat menjadi tanda-tanda adanya gangguan pada janin.

Posisi Ibu Hamil Pengaruh pada Hasil CTG
Posisi Terlentang Menurunkan aliran darah ke janin, dapat mengubah hasil CTG.
Posisi Miring Kiri atau Kanan Memperbaiki aliran darah ke janin, akan menghasilkan hasil CTG yang lebih baik.

Dalam kesimpulan, Pemeriksaan CTG sangatlah penting untuk memantau kondisi kesehatan janin selama kehamilan. Dalam proses ini, dokter dapat memeriksa kondisi janin dan menganalisis pola denyut jantung janin serta kontraksi rahim. Jika ada perubahan pola yang tidak normal, maka dokter akan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan medis yang diperlukan untuk menjaga kesehatan bayi dan ibu hamil.

Kelebihan Metode CTG dibanding NST

CTG (Cardiotocograpy) adalah teknologi yang digunakan untuk memantau kondisi janin dan kontraksi uterus selama kehamilan. Sedangkan NST (Non-Stress Test) adalah tes yang mengukur detak jantung janin. Meskipun keduanya adalah metode monitoring kehamilan, namun CTG memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode NST. Berikut adalah kelebihan metode CTG dibandingkan dengan NST:

  • CTG dapat memantau kontraksi uterus dan detak jantung janin dalam waktu yang sama, sedangkan dalam NST hanya dapat memantau detak jantung janin saja;
  • Hasil yang lebih akurat, CTG dapat mengidentifikasi perubahan detak jantung janin dan kontraksi uterus yang terjadi secara bersamaan, sehingga dapat membantu dalam memantau keadaan janin dengan lebih baik;
  • CTG dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda kesehatan janin yang buruk atau adanya masalah selama kehamilan dan persalinan. Sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi pada janin dan ibu hamil;

Selain itu, CTG juga memiliki beberapa jenis, yaitu CTG standar dan CTG dengan akses internal. CTG standar menggunakan probe ultrasound yang diletakkan pada perut ibu hamil, sedangkan CTG dengan akses internal menggunakan elektroda diaplikasikan ke kulit janin.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode CTG dibandingkan dengan NST adalah kemampuannya untuk memantau detak jantung janin dan kontraksi uterus secara bersamaan, memberikan hasil yang lebih akurat, serta membantu mengidentifikasi tanda-tanda kesehatan janin yang buruk. Oleh karena itu, metode CTG lebih disarankan dalam pemantauan kehamilan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat dalam mengidentifikasi kemungkinan adanya masalah pada janin dan ibu hamil.

Penjelasan Sinyal pada CTG

Dalam CTG (Cardiotocography), terdapat dua sinyal yang dihasilkan yaitu sinyal janin dan sinyal kontraksi rahim. Kedua sinyal ini penting untuk diinterpretasikan dalam mengamati kondisi janin dan proses persalinan.

  • Sinyal Janin
    Sinyal Janin dihasilkan oleh denyut jantung janin dan terlihat dalam bentuk garis-garis vertikal pada kertas CTG. Setiap denyut jantung janin akan terlihat dalam suatu interval waktu yang disebut sebagai waktu RR interval atau jarak antara denyut jantung. Intensitas sinyal janin juga dapat memperlihatkan aktivitas janin selama proses persalinan.
  • Sinyal Kontraksi Rahim
    Sinyal kontraksi rahim terlihat dalam bentuk garis-garis horisontal pada kertas CTG. Setiap garis merepresentasikan kontraksi rahim yang terjadi pada interval waktu tertentu. Singkatnya, sinyal ini merekap aktivitas kontraksi pada rahim selama persalinan.

Interpretasi Sinyal pada CTG

Dalam menginterpretasikan sinyal pada CTG, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

  • Sinyal Janin
    Beberapa hal yang diperhatikan pada sinyal janin yaitu frekuensi, variabilitas, akselerasi, dekelerasi, dan pola dasar. Frekuensi sinyal janin normal adalah 110-160 denyut per menit. Variabilitas sinyal janin dapat merefleksikan kondisi janin yang baik atau buruk saat persalinan. Akselerasi sinyal janin adalah peningkatan atau kenaikan jumlah denyut jantung janin yang terjadi secara tiba-tiba. Dekelerasi sinyal janin adalah penurunan jumlah denyut jantung janin pada saat kontraksi rahim. Pola dasar sinyal janin adalah pola frekuensi denyut jantung janin di antara kontraksi rahim.
  • Sinyal Kontraksi Rahim
    Beberapa hal yang diperhatikan pada sinyal kontraksi rahim yaitu frekuensi, intensitas, dan durasi kontraksi. Frekuensi kontraksi rahim normal adalah 3-4 kontraksi dalam waktu 10 menit. Intensitas kontraksi dapat dilihat dari tingginya garis horisontal pada sinyal kontraksi. Durasi kontraksi normal adalah 40-60 detik.

Tabel Interpretasi Sinyal Janin pada CTG

Pola Sinyal Interpretasi
Polipnea Jumlah pernapasan meningkat (pernapasan cepat dan dangkal). Biasanya muncul ketika bayi mengalami kesulitan bernapas.
Bradipnea Jumlah pernapasan menurun. Pola ini umumnya muncul ketika bayi terlalu lelah untuk bernapas.
Asistoli Sinyal janin tidak terlihat, menunjukkan berhentinya denyut jantung janin.
Bradicardia Frekuensi denyut jantung janin kurang dari 110 denyut per menit.
Takikardia Frekuensi denyut jantung janin lebih dari 160 denyut per menit.

Kondisi-kondisi pada tabel di atas sangatlah penting untuk dikenali oleh petugas medis dalam mengamati kondisi janin dan tindakan apa yang harus diambil selanjutnya.

Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan NST atau CTG pada Ibu Hamil

Melakukan pemeriksaan NST atau CTG adalah hal yang penting bagi ibu hamil untuk memastikan kondisi bayi di dalam kandungan. Namun, kapan sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan? Berikut adalah penjelasannya:

  • Pemeriksaan NST dapat dilakukan ketika usia kehamilan sudah mencapai 28 minggu atau lebih. Biasanya dilakukan setiap minggu dan diulang sampai persalinan tiba.
  • Pemeriksaan CTG dilakukan pada wanita hamil yang diyakini mengalami masalah kesehatan tertentu, seperti hipertensi, diabetes gestasional, atau riwayat kehamilan komplikasi sebelumnya. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap minggu atau lebih sering, tergantung pada kondisi ibu dan bayi.
  • Pemeriksaan NST atau CTG juga dapat dilakukan ketika ibu hamil merasa bayinya tidak bergerak seperti biasanya atau kadar cairan ketuban menurun.
  • Pemeriksaan NST atau CTG juga dapat dilakukan ketika ibu hamil mengalami kontraksi atau nyeri perut yang tidak wajar.

Melakukan pemeriksaan NST atau CTG pada waktu yang tepat penting dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan bayi di dalam kandungan. Dengan pemeriksaan yang tepat, ibu hamil dapat memastikan bahwa bayinya tumbuh dan berkembang dengan baik.

Selain itu, jika pada hasil pemeriksaan terdapat masalah, dokter akan dapat segera mengambil tindakan untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi.

Sebelum melakukan pemeriksaan NST atau CTG, selalu konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu untuk mendapatkan saran dan petunjuk yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan bayi dalam kandungan.

Pemeriksaan Kapan Dilakukan Sering Dilakukan pada Kasus
NST Usia kehamilan 28 minggu atau lebih Setiap minggu sampai persalinan tiba
CTG Wanita hamil dengan masalah kesehatan tertentu Hipertensi, diabetes gestasional, riwayat kehamilan komplikasi sebelumnya
NST atau CTG Bayi tidak bergerak seperti biasanya, kadar cairan ketuban menurun
NST atau CTG Ibu hamil mengalami kontraksi atau nyeri perut yang tidak wajar

Terima Kasih Telah Membaca!

Itulah perbedaan antara NST dan CTG yang perlu kamu ketahui, dan semoga artikel ini bisa membantumu lebih memahami kedua metode tersebut. Jangan lupa untuk tetap berkunjung di situs kami untuk membaca artikel menarik lainnya seputar kesehatan dan kehamilan. Sampai jumpa lagi!