Ada sebuah hal yang sering menjadi pertanyaan bagi yang sedang belajar tentang otomata, yaitu perbedaan antara Nondeterministic Finite Automata (NFA) dan Deterministic Finite Automata (DFA). Keduanya merupakan subkelas dari Mesin Turing dan digunakan dalam teori bahasa formal dan pengenalan pola.
Kita mulai dengan berbicara tentang DFA. DFA merupakan mesin yang memiliki aturan-aturan yang jelas dan pasti saat menerima sebuah masukan. Artinya, untuk setiap kondisi dan setiap masukan, hanya akan ada satu transisi keluar. Karakteristik ini membuat DFA menjadi lebih mudah diimplementasikan daripada NFA, karena dengan DFA, kita dapat secara pasti meramalkan langkah-langkah yang akan diambil oleh mesin.
Namun, hal ini tidak berlaku dengan NFA. NFA memiliki beberapa transisi keluar yang mungkin terjadi saat menerima sebuah masukan pada sebuah kondisi tertentu. Dalam artian, NFA dapat mempertimbangkan beberapa kemungkinan sehingga NFA menjadi lebih efisien daripada DFA dalam beberapa kasus. Namun, perbedaan mendasar ini juga membuat NFA lebih sulit dianalisis dan diimplementasikan daripada DFA.
Pengertian NFA dan DFA
Dalam teori bahasa formal, terdapat dua jenis otomata yakni Nondeterministic Finite Automaton (NFA) dan Deterministic Finite Automaton (DFA). Kedua jenis otomata tersebut seringkali digunakan untuk membantu mengenali bahasa, baik itu secara formal maupun praktis. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara NFA dan DFA?
Perbedaan Konsep NFA dan DFA
NFA dan DFA adalah dua jenis otomata yang digunakan dalam teori bahasa formal komputasi. Walau keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu mengenali bahasa formal, keduanya memiliki perbedaan konseptual dalam bahasa pemrogramannya.
- DFA (Deterministic Finite Automaton) adalah otomata yang memiliki satu keadaan awal dan dapat menerima atau menolak suatu tipe string input.
- NFA (Non-deterministic Finite Automaton), adalah otomata yang memiliki beberapa keadaan awal dan menghasilkan beberapa output untuk satu string input. Dalam NFA, satu input dapat menghasilkan banyak keputusan output, dan NFA memilih untuk mengambil satu output saja sebagai hasilnya.
Perbedaan konseptual lain antara NFA dan DFA adalah kemampuan NFA untuk menggunakan simbol kosong atau NULL. Simbol kosong memungkinkan NFA untuk mengubah keadaan ke kumpulan keadaan yang diakui, sedangkan DFA tidak memiliki fitur ini.
Perbandingan antara NFA dan DFA dapat dilihat dalam tabel berikut:
Konsep | NFA | DFA |
---|---|---|
Keadaan | Mulai dari beberapa keadaan awal | Hanya satu keadaan awal |
Output | Berbagai keputusan output untuk satu string input | Satu output untuk satu input |
Simbol Kosong | Memiliki kemampuan untuk mengakui simbol kosong atau NULL | Tidak memiliki kemampuan ini |
Representasi | Lebih sulit dalam representasinya dibandingkan DFA | Lebih mudah dalam representasinya dibandingkan NFA |
Dalam kesimpulannya, perbedaan konseptual antara NFA dan DFA adalah kemampuan NFA untuk mengambil lebih dari satu keputusan luaran untuk satu string input, kemampuan untuk menggunakan simbol kosong atau NULL, serta kesulitan dalam representasi NFA dibandingkan DFA.
Contoh Penggunaan NFA dan DFA
Sebagai pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan NFA dan DFA, berikut merupakan beberapa contoh penggunaannya:
- Autentikasi kata sandi: DFA digunakan dalam kasus ini karena kata sandi harus sesuai dengan urutan karakter tertentu dan tidak ada transisi di luar urutan tersebut.
- Pemeriksaan token: NFA dapat digunakan dalam kasus ini karena terdapat banyak kemungkinan untuk token yang benar, misalnya, karakter di awal dan akhir dapat berupa apapun.
- Analisis sintaks: NFA umumnya digunakan dalam kasus ini, karena bahasa yang kompleks akan memiliki banyak aturan dan memerlukan banyak transisi.
Di bawah ini adalah contoh sederhana tabel perbandingan NFA dan DFA:
Tipe | Kecepatan parsing | Kompleksitas parsing |
---|---|---|
NFA | Lambat | Kompleks |
DFA | Cepat | Sederhana |
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa DFA lebih cepat dan sederhana daripada NFA, namun tidak selalu efisien dalam pemrosesan bahasa yang kompleks. Pada sisi lain, NFA lebih lambat dan kompleks namun efisien dalam memproses bahasa yang kompleks.
Kelebihan dan Kekurangan NFA dan DFA
Dalam konteks automata, terdapat dua jenis otomata yang paling terkenal yaitu Nondeterministic Finite Automaton (NFA) dan Deterministic Finite Automaton (DFA). Setiap jenis otomata memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
- Kelebihan NFA:
- Dapat mengakui bahasa yang lebih kompleks dan sulit untuk diterjemahkan ke dalam DFA. Ini dikarenakan state machine NFA lebih liar (non-deterministik).
- NFA lebih fleksibel untuk digunakan. Misalnya, kita bisa menggunakan NFA untuk mengidentifikasi kata yang memiliki beberapa variasi, seperti kata “color” dan “colour”.
- NFA lebih mudah dan cepat untuk dibuat. Kita tidak perlu melakukan konversi seperti halnya pada DFA.
- Kekurangan NFA:
- Tidak secara langsung dapat diterjemahkan ke dalam program komputer dan memerlukan algoritma “Subset Construction” untuk dikonversi ke dalam DFA yang setara.
- NFA lebih sulit untuk dipahami dan diimplementasikan.
- Kelebihan DFA:
- DFA lebih sederhana, jelas, dan mudah dipahami. State machine DFA hanya memiliki satu jalur yang jelas menuju ke setiap keadaan lainnya yang memudahkan pemrosesan dan pengembangan aplikasi.
- DFA dapat langsung diimplementasikan dalam program komputer tanpa perlu dikonversi terlebih dahulu seperti pada NFA.
- Kekurangan DFA:
- DFA memiliki beberapa keterbatasan, seperti sulitnya mengenali banyak varian suatu kata dalam bahasa Inggris.
- DFA memerlukan banyak tempat untuk menyimpan tabel state-transition dikarenakan penamaan state harus memperhitungkan nilai-nilai pada karakter input.
Meskipun NFA dan DFA masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, pemilihan antara salah satu jenis otomata tergantung pada jenis bahasa yang dikenali dan kebutuhan aplikasi. Ada beberapa kondisi dimana NFA lebih cocok digunakan daripada DFA, dan sebaliknya.
Kelebihan NFA | Kekurangan NFA | Kelebihan DFA | Kekurangan DFA |
---|---|---|---|
Dapat mengakui bahasa yang kompleks dan sulit dikonversi ke DFA | Tidak dapat langsung diterjemahkan dan memerlukan Subset Construction | Lebih sederhana dan mudah dipahami | Tidak dapat mengenali banyak varian suatu kata dalam bahasa Inggris |
Lebih fleksibel digunakan | Sulit diimplementasikan | Dapat langsung diimplementasikan dalam program komputer | Memerlukan banyak tempat penyimpanan tabel state-transition |
Lebih mudah dan cepat untuk dibuat |
Setiap jenis otomata memiliki karakteristik dan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis otomata lainnya. Ini membuka peluang bagi pengembang aplikasi untuk memilih jenis otomata yang cocok untuk memenuhi kebutuhan aplikasi tertentu.
Transformasi NFA ke DFA dan Sebaliknya
Transformasi otomata adalah proses mengubah sebuah otomata menjadi bentuk yang berbeda dengan tetap mempertahankan sifatnya. Ada dua jenis otomata yang umum digunakan dalam teori bahasa formal, yaitu NFA (Nondeterministic Finite Automata) dan DFA (Deterministic Finite Automata).
Transformasi NFA ke DFA dan sebaliknya adalah proses mengubah NFA menjadi bentuk DFA atau sebaliknya. Ini umumnya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi atau kinerja otomata. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis transformasi otomata tersebut:
Transformasi NFA ke DFA adalah proses mengubah NFA menjadi DFA. DFA lebih efisien karena hanya memiliki satu state aktif pada suatu waktu dan hanya bisa membaca satu karakter pada input dalam satu waktu. Algoritma yang digunakan untuk transformasi ini adalah algoritma subset construction.
- Pertama-tama, buat DFA baru dengan satu state awal.
- Lalu, buat satu set dari NFA state yang dapat dicapai dari state awal menggunakan satu atau lebih simbol pada input.
- Setiap set pada langkah kedua mewakili satu state pada DFA.
- Jika set pada langkah kedua mengandung salah satu state akhir dari NFA, maka set tersebut juga merupakan state akhir pada DFA.
- Lalu, ulangi langkah kedua sampai tidak ada lagi set state baru yang dapat ditambahkan. Hasil akhir adalah DFA yang setara dengan NFA asli.
Transformasi sebaliknya, yaitu dari DFA ke NFA, dilakukan untuk memudahkan desain otomata atau dalam menghilangkan keterbatasan input yang dimiliki oleh DFA. Algoritma yang digunakan untuk transformasi ini adalah algoritma powerset construction.
Pada algoritma ini, setiap state pada NFA akan menjadi state pada DFA. Setiap state pada DFA adalah himpunan dari state pada NFA. State awal dan akhir pada DFA juga harus ditemukan dengan memeriksa himpunan state awal dan akhir pada NFA. Berikut adalah langkah-langkah transformasi dari DFA ke NFA:
Langkah | DFA | Himpunan State | NFA |
---|---|---|---|
1 | S | {s} | {s} |
2 | S’ | {q1, q2, q4} | {q1, q2, q4} |
3 | F’ | {q1, q4} | {q1, q4} |
Dari tabel di atas, dapat dilihat bagaimana himpunan state pada DFA menjadi state pada NFA. Dalam contoh ini, state awal pada DFA adalah S, sedangkan state akhir adalah F’. Setara dengan NFA, state awal pada DFA adalah himpunan satu state, sedangkan state akhir pada DFA adalah himpunan beberapa state.
Dengan melakukan transformasi NFA ke DFA atau sebaliknya, otomata dapat dioptimalkan agar menjadi lebih efisien dan mudah diimplementasikan. Ini sangat berguna dalam membangun mesin otomatis untuk pemrosesan teks atau input lainnya.
Perbedaan NFA dan DFA
Jika Anda berurusan dengan komputasi teoretis atau mesin-turing, maka Anda mungkin sering mendengar istilah NFA dan DFA. Keduanya adalah jenis mesin turing non-deterministik dan deterministik. Namun, apa yang membuat keduanya berbeda?
- State Transition
- Input yang diterima
- Bagaimana automata menyelesaikan input
Pertama, DFA hanya dapat berpindah ke satu state tertentu pada suatu waktu, sementara NFA dapat berpindah ke banyak state atau tidak sama sekali saat menghilangkan simbol input dari string.
Kedua, DFA hanya menerima simbol input tertentu setelah keluar dari suatu state, sedangkan NFA dapat menerima banyak simbol input setelah keluar dari suatu state.
Ketiga, DFA akan menerima input sampai kondisi akhir isinya ditemukan, sementara NFA dapat mengambil jalur cabang untuk menghindari input yang tidak diinginkan.
Namun, perbedaan terbesar antara DFA dan NFA adalah pada cara mereka memproses sebuah input. DFA selalu berjalan pada pola input secara kaku dan tidak dapat melakukan jalur cabang. Sebaliknya, NFA dapat melakukan jalur cabang dan mengambil jalur alternatif saat memproses input.
Ini artinya bahwa DFA memiliki keuntungan dalam hal kecepatan, ketika kita memiliki input yang berukuran kecil. Sebaliknya, NFA lebih efisien dalam pengolahan input besar yang mengandung banyak jalur cabang, karena dapat memproses beberapa cabang untuk mempercepat operasi.
Jenis Mesin Turing | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|
DFA | Mudah dipahami dan diimplementasikan. | Tidak mampu memecahkan kasus-kasus kompleks yang memerlukan keputusan cabang. |
NFA | Dapat memproses input yang kompleks lebih cepat dan efisien. | Sulit dipahami dan diimplementasikan karena bisa mengambil banyak jalur cabang. |
Kita bisa melihat bahwa keduanya saling melengkapi, sudah diketahui kelebihan dan kekurangannya, jadi pilihan antara keduanya bisa tergantung pada sifat masalahnya. Bagi orang yang bekerja dengan komputasi teoretis dan mesin-turing, memahami perbedaan antara NFA dan DFA sangat penting, karena dapat membantu memecahkan masalah secara lebih efisien.
Jenis-jenis Automata
Automata adalah model matematis komputasi otomatis yang dapat digunakan untuk mengenali urutan simbol. Terdapat dua jenis utama automata, yaitu Non-deterministic Finite Automaton (NFA) dan Deterministic Finite Automaton (DFA).
- Deterministic Finite Automaton (DFA)
DFA adalah model automata yang memproses input dengan berpindah dari satu state ke state lain sesuai dengan inputnya. DFA hanya memiliki satu state aktif pada suatu waktu dan pindah ke state berikutnya. - Non-deterministic Finite Automaton (NFA)
NFA adalah model automata yang memiliki beberapa state aktif pada suatu waktu dan memungkinkan untuk beralih ke state yang berbeda. NFA memproses input dengan berpindah antar state, namun pilihan state selanjutnya bisa salah satu dari beberapa state. - Pushdown Automaton (PDA)
PDA adalah model automata yang menggunakan sebuah stack untuk memproses input. Setiap input membaca simbol dan memasukkannya ke dalam stack. PDA memproses stack dengan memasukkan atau mengambil input dari stack dan beralih antara state. - Turing Machine (TM)
Turing Machine adalah model automata yang mampu memproses input dan menghasilkan output. TM membaca input, menuliskan output pada sebuah tape dan berpindah antara state. - Probabilistic Finite Automaton (PFA)
PFA adalah model automata yang mampu memproses input dan menghasilkan output dengan menggunakan (atau tanpa menggunakan) beberapa peluang atau probability. - Mealy Machine
Mealy Machine adalah model automata yang menghasilkan output pada setiap transisi antara state. Output ini tergantung pada input yang diberikan dan keadaan dari mesin. - Moore Machine
Moore Machine adalah model automata yang menghasilkan output hanya pada state akhir. Output ini tergantung pada keadaan mesin.
Perbedaan NFA dan DFA
Perbedaan utama antara NFA dan DFA adalah cara mereka memproses input. DFA memproses input dengan berpindah dari satu state ke state yang lain sesuai dengan inputnya, sedangkan NFA dapat memiliki beberapa state aktif pada suatu waktu dan beralih ke state yang berbeda.
NFA | DFA | |
---|---|---|
Transisi | Memiliki beberapa transisi untuk satu input | Memiliki satu transisi untuk satu input |
Inisialisasi | Tidak terkait dengan satu state awal | Terikat pada satu state awal |
Final state | Tidak harus memiliki state akhir | Harus memiliki satu state akhir |
Perbedaan ini mempengaruhi pemrosesan automata karena NFA lebih fleksibel dan mudah digunakan untuk bahasa yang kompleks, sedangkan DFA lebih efisien dan mudah dimengerti. Pemilihan jenis automata tergantung pada kebutuhan dan kompleksitas bahasa yang akan dikenali.
Fungsi dari Automata
Automata adalah model matematis yang digunakan untuk merepresentasikan sistem komputasi. Automata dapat membantu dalam mengenali bahasa formal, memvalidasi input, dan menghasilkan output berdasarkan input yang diberikan. Terdapat beberapa jenis automata yang umum digunakan, di antaranya adalah NFA dan DFA.
Pada artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara NFA dan DFA dengan fokus pada fungsi dari automata.
- Mengenali Bahasa Formal
- Mendefinisikan Bahasa Formal
- Menghasilkan Output Berdasarkan Input
- Mengoptimalkan Proses Pemrosesan Data
Salah satu fungsi penting dari automata adalah dapat digunakan untuk mengenali bahasa formal tertentu. Sebagai contoh, sebuah NFA atau DFA dapat diprogram untuk mengenali semua string yang mengandung tiga karakter a dan satu karakter b di dalamnya. Dengan demikian, automata dapat membantu memudahkan proses validasi input, terutama jika kompleksitas input sangat tinggi.
Automata juga dapat digunakan untuk mendefinisikan bahasa formal tertentu. Sebagai contoh, sebuah NFA atau DFA dapat digunakan untuk mendefinisikan bahasa formal yang hanya mengandung string dengan jumlah karakter ganjil. Dengan demikian, automata dapat membantu menyederhanakan definisi bahasa formal, sehingga memudahkan pengembangan aplikasi atau sistem yang berkaitan dengan bahasa formal tersebut.
Tidak hanya mengenali dan mendefinisikan bahasa formal, automata juga dapat digunakan untuk menghasilkan output berdasarkan input yang diberikan. Sebagai contoh, sebuah NFA atau DFA dapat diprogram untuk menghasilkan output berupa jumlah karakter a pada sebuah string tertentu. Dengan demikian, automata dapat membantu memudahkan pemrosesan data, terutama jika data yang diproses sangat besar.
Automata dapat membantu mengoptimalkan proses pemrosesan data dalam sebuah sistem. Sebagai contoh, jika sebuah sistem mengharuskan pemrosesan input yang sangat besar, maka menggunakan automata dapat mempercepat proses pemrosesan data tersebut. Dengan menggunakan automata, data dapat diproses secara otomatis dan lebih efisien dibandingkan dengan melakukan pemrosesan secara manual.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa fungsi automata sangat penting dalam bidang komputasi. Automata dapat membantu dalam memahami dan memproses bahasa formal, sehingga dapat menyederhanakan pemrograman aplikasi atau sistem yang terkait. Automata juga dapat membantu mengoptimalkan proses pemrosesan data, sehingga dapat mempercepat waktu pemrosesan dan meningkatkan efisiensi sistem.
Jenis Automata | Tujuan Penggunaan |
---|---|
NFA | Digunakan untuk mengenali bahasa formal yang relatif kompleks |
DFA | Digunakan untuk mengenali bahasa formal yang relatif sederhana |
Meskipun NFA dan DFA memiliki perbedaan dalam hal kompleksitas bahasa formal yang dapat dikenali, namun keduanya memiliki fungsi yang sama pentingnya dalam pengembangan aplikasi atau sistem yang berkaitan dengan bahasa formal. Oleh karena itu, pemilihan jenis automata harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kompleksitas bahasa formal yang akan diproses.
Regular Expression pada Automata
Regular expression atau ekspresi reguler adalah notasi matematika yang digunakan untuk merepresentasikan bahasa yang dihasilkan oleh sebuah mesin seperti non-deterministic finite automaton (NFA) atau deterministic finite automaton (DFA). Regular expression terdiri dari beberapa simbol dan operasi, seperti simbol alfabet, simbol kosong (epsilon), operator alternasi (|), operator concatenation (.), dan operator iterasi (*).
Perbedaan NFA dan DFA dalam Mengenali Bahasa dari Regular Expression
- NFA dapat mengenali bahasa yang ditentukan oleh regular expression dengan lebih efisien dibandingkan DFA, khususnya untuk bahasa yang kompleks.
- NFA dapat memiliki keadaan yang tidak terpakai (unreachable states), sedangkan DFA tidak.
- NFA membutuhkan lebih sedikit keadaan dibandingkan DFA dalam mengenali bahasa yang sama.
- DFA hanya memeriksa satu simbol pada setiap langkahnya, sedangkan NFA dapat memeriksa beberapa simbol pada satu langkah.
- DFA memiliki tabel transisi yang berisikan setiap transisi yang dapat dilakukan oleh mesin, sedangkan NFA memiliki beberapa pilihan transisi pada setiap keadaannya.
Tabel Transisi untuk Regular Expression $(0|1)^*01$ pada NFA dan DFA
Berikut adalah tabel transisi untuk regular expression $(0|1)^*01$ pada NFA dan DFA:
Keadaan | Simbol 0 | Simbol 1 |
---|---|---|
q0 | {q0, q1} | {q0} |
q1 | {} | {q2} |
q2 | {} | {q3} |
q3 | {q4} | {} |
q4 | {q4} | {q4} |
Pada NFA, keadaan-keadaan yang dapat dipilih pada setiap langkahnya dinyatakan dalam bentuk set. Transisi dengan simbol kosong juga dilambangkan dengan {empty}.
Sedangkan pada DFA, tabel transisi hanya menunjukkan keadaan yang akan dipilih oleh mesin berdasarkan simbol yang diterima. Setiap keadaan hanya memiliki satu pilihan transisi ke keadaan lainnya untuk setiap simbol.
Finite State Machine pada Automata
Finite State Machine (FSM) atau Mesin State Berhingga adalah sebuah model matematis yang dapat digunakan untuk merepresentasikan sebuah sistem yang dapat berubah-ubah dalam waktu tertentu. Dalam konteks Automata, FSM sering disebut dengan istilah Automaton dan digunakan dalam pengolahan informasi atau bahasa-bahasa formal.
Pada Automata, terdapat dua jenis FSM yang sering digunakan yaitu Non-Deterministic Finite Automata (NFA) dan Deterministic Finite Automata (DFA). Keduanya memiliki perbedaan dalam hal cara kerja dan penggunaannya dalam pengolahan informasi.
Perbedaan NFA dan DFA
- NFA memiliki kelebihan dalam pengenalan bahasa berbasis regular expression yang kompleks
- DFA lebih efisien dalam mengeksekusi dan mengenali bahasa yang lebih sederhana / lebih kecil
- NFA memungkinkan untuk adanya transisi ke keadaan yang tidak terdefinisi atau transisi kosong, sedangkan DFA tidak memungkinkan adanya transisi kosong
- NFA memiliki banyak state yang dapat ditempuh pada setiap langkah, sedangkan pada DFA hanya dapat ditempuh satu state pada setiap langkah
- DFA memiliki tabel transisi yang lebih mudah dibaca dan dipahami
- Proses konversi dari NFA ke DFA yang kompleks dan memerlukan waktu
Cara Kerja FSM pada Automata
Sistem FSM pada Automata bekerja dengan mengenali rangkaian atau susunan karakter yang masuk pada sebuah bahasa formal. FSM akan membaca satu karakter pada setiap langkahnya dan memproses karakter tersebut dengan mengacu pada tabel transisi atau state diagram yang telah dibuat sebelumnya. Jika suatu state telah terbentuk pada FSM, maka FSM akan mengambil sebuah keputusan berdasarkan transisi yang telah didefinisikan pada tabel atau state diagram. Akhir dari sebuah string atau bahasa formal akan diproses dengan mengecek kondisi akhir yang didefinisikan pada tabel transisi atau state diagram. Jika kondisi akhir terpenuhi, maka FSM akan mengenali bahwa bahasa atau string tersebut adalah anggota dari bahasa formal yang didefinisikan pada awal.
State | Input 0 | Input 1 |
---|---|---|
q0 | q1 | q0 |
q1 | q0 | q2 |
q2 | q2 | q1 |
Contoh tabel transisi sederhana pada Automata yang akan mengeksekusi sebuah string berupa 011. FSM akan memulai pada state q0, kemudian membaca input 0 dan berpindah ke state q1, lalu membaca input 1 dan berpindah ke state q2, dan mengakhiri proses pada state q1, yang merupakan kondisi akhir. Dari proses ini, dapat diambil kesimpulan bahwa string 011 adalah anggota dari bahasa formal yang didefinisikan pada tabel transisi tersebut.
Context-Free Language pada Automata
Automata adalah model matematis yang digunakan untuk merepresentasikan sistem atau proses. Ada banyak jenis automata, salah satunya adalah Context-Free Language atau CFL. CFL digunakan sebagai bentuk dari tata bahasa bebas konteks. Pada CFL, setiap tata bahasa memiliki non-terminal simbol untuk merepresentasikan grammar yang memungkinkannya. CFL dapat direpresentasikan menggunakan pusat produksi yang terdiri dari simbol non-terminal dan simbol terminal.
Perbedaan NFA dan DFA pada CFL
- NFA atau Non-Deterministic Finite Automata adalah jenis automata yang memiliki beberapa state yang dapat ditempuh dari satu state yang sama menggunakan input yang sama.
- DFA atau Deterministic Finite Automata adalah jenis automata yang memiliki hanya satu state yang dapat diakses dari state sebelumnya menggunakan input yang diberikan.
- Perbedaan lainnya antara NFA dan DFA adalah bahwa NFA dapat memiliki state-state yang kosong dan tidak semua state mengarah ke state akhir. Sedangkan DFA harus memiliki state-state yang mengarah ke satu state akhir.
Contoh CFL pada NFA dan DFA
Misalkan kita memiliki CFL berikut: S -> aSb | epsilon
, dan kita ingin merepresentasikannya menggunakan NFA dan DFA. Berikut adalah tabel perbedaan antara NFA dan DFA pada CFL tersebut:
NFA | DFA |
---|---|
S1 -a-> S2 | S1 -a-> S2 |
S2 -a-> S2 | S2 -a-> S2 |
S2 -b-> S3 | S2 -b-> S3 |
S3 -b-> S3 | S3 -b-> S3 |
S3 -ε-> S4 | S3 -ε-> S4 |
S4 -ε-> S5 | S4 -ε-> S5 |
Perbedaan antara NFA dan DFA pada CFL di atas adalah pada NFA terdapat state-state yang kosong dan pada DFA tidak ada state-state kosong. Selain itu, DFA juga lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti daripada NFA.
Sampai Bertemu Lagi!
Itulah perbedaan NFA dan DFA. Semoga artikel ini dapat membantu pembaca memahami kedua model ini. Terima kasih sudah membaca artikel ini, jangan lupa kunjungi lagi halaman ini untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar teknologi. Anda juga dapat memberikan komentar dan pertanyaan di bawah. Sampai bertemu lagi di artikel selanjutnya!