Perbedaan Ndaru dan Pulung: Mengenal Kedua Jenis Burung dari Jawa Timur

Kamu mungkin pernah mendengar nama ndaru dan pulung saat awal memasuki dunia burung kicau. Kedua burung ini memang cukup populer di kalangan pecinta burung kicau, terutama di Indonesia. Namun, apakah kamu sudah tahu apa perbedaan antara keduanya?

Meskipun secara sekilas ndaru dan pulung terlihat serupa, sebenarnya ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Mulai dari bentuk tubuh, warna bulu, hingga suara kicauan yang dihasilkan. Nah, untuk kamu yang masih bingung membedakan keduanya, kali ini penulis akan membahas secara lebih detail mengenai perbedaan ndaru dan pulung.

Dalam dunia burung kicau, keduanya memiliki penggemar masing-masing yang menyukai kelebihan dan ciri khas dari burung tersebut. Ada yang menyukai suara kicauan yang merdu dari ndaru, namun ada juga yang lebih memilih pulung karena memiliki variasi kicauan yang lebih beragam. Jadi, apa yang membuat ndaru dan pulung menjadi burung kicau yang banyak diminati dan memiliki ciri khasnya sendiri? Yuk, simak penjelasannya di artikel ini!

Karakteristik Ndaru

Ndaru, atau sering juga disebut dengan Burung Kutilang Borneo, memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dengan burung lainnya. Berikut adalah beberapa dari karakteristik tersebut:

  • Bentuk Tubuh – Ndaru memiliki ukuran tubuh yang kecil, dengan panjang hanya sekitar 13 cm. Bentuk tubuhnya ramping dan sedikit membulat dengan sayap yang agak pendek dan ekor yang tajam.
  • Warna Bulu – Bulu Ndaru memiliki warna cerah yaitu kehijauan dengan leher, dada dan rahang berwarna hitam. Selain itu, burung ini juga memiliki bulu jambul yang berwarna merah cerah dan paruh yang kecil dan ramping.
  • Suara Kicauan – Ndaru dikenal dengan suaranya yang merdu dan sering dijadikan burung kicauan. Kicauan burung ini berupa suara tiupan dengan nada yang panjang dan sedikit bergema.

Berdasarkan karakteristik di atas, burung Ndaru cukup mudah dikenali dan menjadi salah satu burung yang populer sebagai burung hias maupun untuk lomba burung berkicau. Namun, walaupun terlihat kecil dan ringan, Ndaru memiliki kecepatan terbang yang cukup tinggi dan dapat terbang jarak jauh untuk mencari makanan seperti buah-buahan, biji-bijian serta serangga.

Karakteristik Pulung

Pulung adalah jenis burung hutan yang berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Burung ini memiliki ciri khas bulu berwarna cokelat dengan bercak-bercak putih pada ekor dan sayapnya. Pulung memiliki tubuh yang relatif kecil, yaitu mencapai panjang sekitar 15-20 cm dengan berat sekitar 50-80 gram. Mereka termasuk ke dalam genus Muscicapa dan sering kali disalahartikan sebagai jenis burung ndaru. Namun, kedua jenis burung ini memiliki perbedaan khas pada karakteristik tertentu.

  • Bunyi Kicauan: Salah satu ciri khas pulung adalah suara kicauannya yang berbeda dengan ndaru. Pulung memiliki suara kicauan yang lebih berfrekuensi tinggi dengan nada yang lebih merdu
  • Sarang Burung: Pulung biasanya membuat sarang di dalam lubang pepohonan atau di celah-celah batu di lingkungan hutan. Sedangkan ndaru cenderung membuat sarangnya di atas tanah atau di cabang-cabang pohon yang mereka pilih
  • Pola Sarang: Pulung membuat sarang dengan pola yang lebih melebar dan terbuka dibandingkan ndaru. Hal ini dilakukan agar pulung dapat mengatur suhu sarang secara lebih efektif

Selain ciri khas di atas, pulung juga memiliki sifat yang cukup unik. Pulung dikenal sebagai burung yang lebih pemalu dan kurang agresif dibandingkan ndaru. Hal ini dapat dilihat pada perilaku mereka di alam liar, di mana pulung lebih sering bersembunyi atau bersikap waspada ketimbang mengejar mangsa secara langsung. Mereka juga cenderung lebih soliter dan kurang terlihat di sekitar pemukiman manusia dibandingkan ndaru.

Pulung (Muscicapa sp.) Ndaru (Ficedula sp.)
Cenderung membuat sarang di dalam lubang pepohonan atau di celah batu Cenderung membuat sarang di atas tanah atau di cabang pohon yang dipilih
Kicauan lebih berfrekuensi tinggi, nada lebih merdu Kicauan lebih berfrekuensi rendah, nada lebih kasar
Lebih pemalu dan kurang agresif Lebih agresif, seperti mengejar mangsa langsung atau menyerang burung lain
Cenderung bersifat soliter dan kurang terlihat di sekitar pemukiman manusia Cenderung membangun sarang dan mencari makan di sekitar pemukiman manusia

Dalam kesimpulannya, pulung dan ndaru memiliki beberapa perbedaan karakteristik yang cukup signifikan. Sebagai burung hutan yang sama-sama endemik di Sulawesi, keberadaan keduanya menjadi penting untuk dijaga kelestariannya agar biodiversity Sulawesi tetap terjaga ke dalam waktu yang panjang.

Proses Pembuatan Ndaru

Ndaru dan pulung, dua bentuk kerajinan anyaman dari daerah Nusa Tenggara Timur, hampir serupa. Namun, jika dilihat dari proses pembuatannya, ternyata ada beberapa perbedaan. Salah satunya ialah pada proses persiapan bahan.

Untuk membuat ndaru, pertama-tama, bahan utama yang digunakan ialah serat daun lontar. Serat tersebut direndam dalam air selama beberapa hari hingga menjadi lembut dan dapat dibelah menjadi beberapa serat yang lebih kecil. Selanjutnya, serat-serat tersebut disaring untuk menghilangkan serat yang patah atau tidak sehat.

Setelah itu, ndaru dibuat dengan menggunakan teknik anyaman tiga arah dengan menumpuk serat-serat daun lontar. Prosesnya dimulai dengan menempatkan serat yang paling kuat dan besar untuk menjadi kerangka utama. Kemudian, serat tambahan dianyam lintas dengan arah ketiga serat sebelumnya. Proses tersebut harus dilakukan berulang-ulang hingga ndaru mencapai ukuran yang diinginkan.

Perbedaan proses pembuatan ndaru dan pulung

  • Untuk membuat pulung, bahan utama yang digunakan ialah serat pohon aren.
  • Serat aren yang akan digunakan untuk membuat pulung harus dibuang dulu bahan getah yang terdapat di dalamnya dengan proses pencucian.
  • Selanjutnya, serat-serat tersebut dirajut dengan menggunakan teknik anyaman tiga arah seperti ndaru.

Proses Pewarnaan Ndaru

Setelah ndaru selesai dianyam, ndaru akan diproses pewarnaan. Warnanya akan diambil dari bahan-bahan alam seperti janggut-aman, daun indigo, dan umbi kuning. Proses pewarnaan dilakukan dengan merebus serat ndaru dengan pewarna alami yang telah disiapkan. Pewarnaan dilakukan beberapa kali untuk menambah ketahanan warnanya.

Bahan Pewarna Alami Ndaru
Warna yang Dihasilkan
Janggut-Aman Abu-abu
Daun Indigo Biru
Umbi Kuning Kuning

Proses pewarnaan ndaru telah dibuktikan mampu menghasilkan warna yang lebih alami dan tahan lama dibandingkan dengan pewarnaan sintetis. Selain itu, ndaru yang diwarnakan dengan bahan pewarna alami memiliki aroma yang khas dari bahan-bahan tersebut.

Proses Pembuatan Pulung

Pulung adalah salah satu jenis burung kolibri yang umumnya ditemukan di Indonesia. Bagi para pecinta burung, membuat sangkar untuk pulung bukanlah hal yang sulit. Namun, membuat pulung lebih challenging, terutama jika ingin membuatnya dengan tangan sendiri. Berikut adalah proses pembuatan pulung dari awal hingga selesai:

  • Bahan-bahan: Untuk membuat pulung, Anda akan memerlukan berbagai bahan seperti paku, kayu, dan kawat. Pastikan bahan-bahan yang digunakan berkualitas baik dan tahan lama.
  • Pemotongan Kayu: Pertama-tama, kayu akan dipotong sesuai dengan kebutuhan. Potonglah kayu dengan hati-hati dan sesuai ukuran agar nantinya bisa dipasangkan dengan rapi.
  • Penyambungan Kayu: Setelah kayu dipotong, langkah selanjutnya adalah menyambungkan kayu menggunakan paku atau sekrup. Pastikan bahwa kayu terpasang dengan kuat dan tidak mudah lepas.

Selanjutnya, kayu akan dibentuk sesuai dengan desain pulung yang anda inginkan, yakni melebar keatas dan menyempit ke bawah. Segera beli atau buat meriam, jangan memasukan meriam ke sangkar kalau sangkar belum selesai dibuat. Lalu posisikan kayu dengan kawat yang kononnya berfungsi sebagai tempat dudukan sangkar. Pada bagian tengah atas, pasang meriam.

Bahan-bahan Fungsi
Kayu Sebagai bahan utama dalam pembuatan pulung
Paku atau Sekrup Untuk menyambungkan kayu
Kawat Untuk tempat dudukan sangkar

Terakhir, setelah semua bahan dan bagian pulung yang penting terpasang, Anda bisa menambahkan pernik-pernik seperti ranting dan daun pada kombinasi kayu yang sudah dibuat agar pulung anda terlihat lebih natural. Mudah sekali bisa juga anda melakukan pewarnaan agar semakin nampak elegan.

Perbedaan rasa antara ndaru dan pulung

Membandingkan rasa antara ndaru dan pulung, terdapat beberapa perbedaan yang dapat dirasakan oleh lidah kita.

  • Pulung memiliki rasa yang lebih dominan pada level keasinan dan kegurihan, dengan aroma yang mampu menggugah selera.
  • Sedangkan ndaru memiliki rasa yang lebih manis dan gurih, serta aroma yang khas dan kuat.
  • Perbedaan rasa ini bisa dilihat dari bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ndaru dan pulung. Pulung menggunakan garam sebagai bahan dasar penyedap, sedangkan ndaru menggunakan bahan-bahan seperti kelapa dan gula merah.

Berikut adalah tabel perbandingan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ndaru dan pulung:

Bahan Ndaru Bahan Pulung
Kelapa Garam
Gula merah Bumbu rempah
Gula pasir

Perbedaan rasa ini membuktikan bahwa meski keduanya merupakan jenis makanan yang sama-sama berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur, namun adabedanya bisa dirasakan oleh lidah kita.

Terima Kasih Sudah Membaca Tentang Perbedaan Ndaru dan Pulung

Itulah sedikit ulasan mengenai Ndaru dan Pulung. Meskipun keduanya termasuk jenis burung perkutut, namun terdapat perbedaan signifikan yang dapat membedakannya. Semoga pembahasan ini bermanfaat untuk kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang ndaru dan pulung.

Jangan lupa untuk berkunjung lagi di kemudian hari, karena kami akan selalu menghadirkan informasi-informasi menarik bagi kamu. Terima kasih dan selamat berburu!