Perbedaan mla dan apa adalah topik yang kerap menjadi bahan perdebatan. Bagi mereka yang tertarik akan dunia akademis tentu tidak asing dengan kedua jenis referensian ini. MLA merupakan singkatan dari Modern Language Association, sedangkan APA singkatan dari American Psychological Association. Kedua jenis referensian ini digunakan terutama untuk formatting kertas dan referensi dalam bidang akademis.
Seringkali ada beberapa perbedaan yang membingungkan antara MLA dan APA. Dalam hal sumber daya dan pengungkapan gaya, kedua referensi ini memiliki variasi yang cukup signifikan. Perbedaan dalam cara penulisan di antara kedua format ini tergantung pada topik, jenis kertas dan subjek yang dibahas. Mengetahui perbedaan MLA dan APA sangat penting untuk menghindari tindakan plagiasi, yang menjadi masalah serius dalam dunia akademis.
Dalam dunia akademis, mencantumkan referensi dengan benar sangatlah penting bagi siapa pun yang sedang menulis karya ilmiah. Kesalahan dalam merujuk sumber yang digunakan terkadang dapat mengakibatkan kerugian dan akhirnya tersiramnya hasil karya. Oleh sebab itu, memahami perbedaan MLA dan APA dalam penulisan sangat dibutuhkan agar sumber-sumber yang digunakan ter-referensi dengan baik dan benar.
Pengertian MLA dan APA
Sebagai seorang penulis, Anda mesti terbiasa dengan format MLA dan APA. MLA mengacu pada “Modern Language Association”, sedangkan APA mengacu pada “American Psychological Association”. Dalam penulisan akademik, keduanya kerap digunakan dan memiliki perbedaan cukup signifikan.
MLA menjadi sangat populer di kalangan humaniora, yang seringkali melibatkan penelitian bahasa, sastra, dan sejarah seni. Di sisi lain, APA menjadi pilihan favorit untuk penulisan dalam bidang ilmu sosial dan psikologi.
Berikut ini adalah perbedaan mendasar antara MLA dan APA:
- MLA menggunakan footnote, sedangkan APA menggunakan parenthetical citation.
- MLA mewajibkan penggunaan opsi “Works Cited” sebagai daftar sumber kutipan di akhir tulisan. Sementara itu, APA menggunakan “References” sebagai pilihan yang sama.
- MLA menggunakan italicized font untuk publikasi cetak, sedangkan APA menggunakan font tebal.
- Berkutat pada peraturan penulisan numerik, MLA menggunakan angka kecil, sedangkan APA menggunakan angka besar.
Selain itu, penting untuk dicatat bahwa kedua jenis format penulisan ini memiliki peraturan yang jelas terkait dengan cara mengutip sumber referensi. Dalam satu kasus, petunjuk tersebut dilindungi oleh sasis yang sama untuk masing-masing jenis format penulisan.
Memilih format penulisan yang benar adalah hal yang sangat penting dalam menghasilkan tulisan yang terlihat terorganisir dan kompeten. Oleh karena itu, memahami perbedaan mendasar MLA dan APA dapat membantu Anda membuat tulisan yang sangat rapi dan memiliki kredibilitas.
Perbedaan MLA dan APA | MLA | APA |
---|---|---|
Disusun oleh | Modern Language Association | American Psychological Association |
Daftar referensi | Works Cited | References |
Bidang penelitian | Humaniora | Ilmu sosial dan psikologi |
Citation | Footnote | Parenthetical citation |
Memiliki konsep dasar yang kuat tentang perbedaan mendasar ini dapat membuat Anda lebih siap dan percaya diri dalam menyelesaikan tugas penulisan Anda. Namun, jika Anda masih tidak yakin tentang format apa yang harus digunakan, ada banyak panduan online atau referensi cetak yang dapat membantu Anda mencapai hasil akhir yang terorganisir dan dapat diandalkan.
Perbandingan MLA dan APA
Di dunia akademik, terdapat banyak jenis format styiling untuk menyusun sebuah karya tulis ilmiah. Dua di antara format tersebut yang sering digunakan adalah MLA (Modern Language Association) dan APA (American Psychological Association). Keduanya memiliki perbedaan pada beberapa aspek penting yang wajib diketahui bagi mahasiswa dan penulis.
Perbedaan Format
- MLA menggunakan footnote sebagai cara untuk memasukkan catatan kaki, sementara APA menggunakan author-date citation dalam teks.
- MLA hanya menggunakan satu jenis font dalam dokumen, sementara APA menggunakan dua jenis font yaitu Times New Roman dan Courier New.
- MLA tidak wajib menambahkan indentasi pada setiap awal paragraf, sedangkan pada APA wajib menambahkannya.
Perbedaan Referensi
Pada MLA, penggunaan referensi dengan menggunakan nama belakang pengarang dengan nomor halaman. Contohnya seperti “Smith (hal. 20) menyatakan bahwa..”. Sedangkan pada APA, penggunaan referensi dengan menggunakan nama belakang pengarang dan tahun terbit. Contohnya seperti “Smith (2010) menyatakan bahwa..”. Selain itu, format daftar pustaka pada kedua format juga berbeda.
Perbedaan Penggunaan
MLA biasanya digunakan dalam bidang humaniora seperti sastra, bahasa, dan seni. Sementara APA biasanya digunakan dalam bidang ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, dan pendidikan. Hal ini disesuaikan dengan aturan dan kebiasaan di masing-masing bidang ilmu sehingga dapat memudahkan pembaca dalam menyusun dan memahami dokumen ilmiah yang dibuat.
Perbandingan MLA dan APA dalam Tabel
MLA | APA | |
---|---|---|
Referensi | Nama belakang pengarang dan nomor halaman | Nama belakang pengarang dan tahun terbit |
Font | Hanya satu jenis font | Dua jenis font, Times New Roman dan Courier New |
Indentasi | Tidak wajib | Wajib |
Keduanya memiliki perbedaan yang wajib dipertimbangkan saat akan membuat dokumen ilmiah. Sebagai penulis, penting untuk memahaminya agar dapat menyusun dokumen yang sesuai dengan format yang diperlukan.
Contoh Kutipan MLA dan APA
Setiap kali Anda menulis sebuah karya akademis, Anda harus mengutip sumber-sumber yang membantu mendukung argumentasi Anda. MLA dan APA adalah dua format yang berbeda dalam mengutip sumber. Berikut adalah contoh kutipan MLA dan APA:
- Kutipan MLA untuk buku: Steinbeck, John. Of Mice and Men. Penguin Books, 1993.
- Kutipan APA untuk buku: Steinbeck, J. (1993). Of mice and men. Penguin Books.
- Kutipan MLA untuk artikel jurnal: Smith, John. “The Effects of Climate Change on Agriculture.” Journal of Environmental Science, vol. 5, no. 2, 2019, pp. 20-35.
- Kutipan APA untuk artikel jurnal: Smith, J. (2019). The effects of climate change on agriculture. Journal of Environmental Science, 5(2), 20-35.
Anda mungkin telah melihat perbedaan di antara keduanya. Kutipan MLA memberikan keterangan yang lebih sangat rinci, misalnya, menunjukkan bahwa buku Of Mice and Men diterbitkan oleh Penguin Books pada tahun 1993. Saudara sekarang tahu bahwa spasi di antara nama penulis dan tahun naskah tidak sama dalam kedua format, kutipan APA memakai spasi antara nama penulis dan tahun naskah sedangkan kutipan MLA tidak memakan spasi apapun.
Namun, perbedaan yang lebih signifikan terletak pada keteraturan kutipan itu sendiri. Kutipan MLA menggunakan tanda kurung di akhir kutipan, sedangkan kutipan APA menggunakan tanda titik dan tanda kurung.
Format Kutipan MLA
Dalam kutipan MLA, format kutipan lengkap akan terlihat seperti ini:
[Nama Penulis]. [Judul Buku]. [Nama Penerbit], [Tahun].
Atau, dalam kutipan artikel jurnal:
[Nama Penulis]. “[Judul Artikel].” [Nama Jurnal], vol. [Volume], no. [Nomor], [Tahun], pp. [First Page]-[Last Page].
Format Kutipan APA
Dalam kutipan APA, format kutipannya lebih terperinci namun juga lebih memberatkan, seperti contoh kutipan buku:
[Nama Penulis]. ([Year of Publication]). [Judul Buku]. [Nama Penerbit].
Atau, dalam kutipan artikel jurnal:
[Nama Penulis]. ([Year of Publication]). [Judul Artikel]. [Nama Jurnal], [Volume Number]([Issue Number]), [First Page]-[Last Page].
Kutipan MLA | Kutipan APA |
---|---|
Ramly, Rizal.“The Role of Ketchup in Modern Cuisine.” The American Culinary Review, vol. 3, no. 2, 2015, pp. 40-50. | Ramly, R. (2015). The Role of Ketchup in Modern Cuisine. The American Culinary Review, 3(2), 40-50. |
Dalam kutipan APA, keterangan yang tertulis akan lebih rinci, namun tentu lebih rumit dan membutuhkan lebih banyak ruang dalam teks Anda.
Dalam pemilihan kutipan MLA atau APA, biasanya bergantung pada area studi tertentu, berbicara mengenai bisnis dan teknik, misalnya, cenderung menggunakan format APA, sedangkan bidang humaniora seperti sejarah lebih sering memilih format MLA. Pilihan juga bergantung pada instruksi dari pengajar atau jurnal akademis yang mengharuskan format tertentu.
Kelebihan dan kekurangan MLA dan APA
MLA dan APA adalah dua gaya penulisan yang sering digunakan dalam penulisan makalah ilmiah dan tulisan akademik. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua gaya penulisan tersebut:
- Kelebihan MLA:
- Lebih efektif dalam penulisan tentang seni, sastra, dan humaniora karena MLA memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam menentukan gaya penulisan.
- Memiliki elemen yang rapi dan mudah dipahami.
- Menggunakan tanda kutip untuk menandai karya yang dirujuk dan daftar referensi dalam satu tempat.
- Kekurangan MLA:
- Kurang akurat dalam penggunaan kaidah tata bahasa dan tanda baca karena terkadang penulis cenderung mengabaikan hal tersebut.
- Lebih sering digunakan dalam penulisan jenis karya tertentu sehingga mungkin tidak cocok untuk semua jenis penulisan akademik.
- Kelebihan APA:
- Lebih akurat dalam penggunaan kaidah tata bahasa dan tanda baca.
- Menggunakan referensi dalam bentuk akademik seperti jurnal dan buku yang dapat memperkuat argumentasi.
- Membantu pembaca memahami konteks penulisan dengan adanya daftar referensi dan kutipan yang jelas.
- Kekurangan APA:
- Kurang fleksibel dalam penulisan tentang seni dan humaniora karena lebih didesain untuk penulisan ilmiah dan teknis.
- Susunan gaya penulisan yang rumit mungkin membingungkan untuk pemula.
Dalam memilih antara MLA dan APA, perlu dipertimbangkan jenis karya yang ingin ditulis, gaya penulisan yang paling cocok, dan tujuan penulisan. Seringkali, keputusan ini ditentukan oleh tuntutan suatu bidang atau lembaga tertentu.
MLA | APA |
---|---|
Digunakan dalam bidang sastra, seni, dan humaniora. | Digunakan dalam bidang ilmiah dan teknis. |
Lebih fleksibel dan mudah dipahami. | Lebih formal dan mengikuti standar akademik. |
Menggunakan tanda kutip untuk merujuk karya dan referensi dalam satu daftar di akhir karya. | Menggunakan sistem kutipan dalam teks dan referensi terpisah di akhir karya. |
Dalam memilih antara kedua gaya penulisan, pastikan untuk memahami prinsip-prinsip dasar dari kedua cara penulisan tersebut dan menyesuaikan dengan kebutuhan penulisan Anda.
Cara Menggunakan MLA dan APA
Setiap jenis format jurnal atau karya akademik memiliki aturan tersendiri dalam penggunaannya. Ada banyak sekali format yang digunakan dalam dunia akademik, namun yang sering digunakan adalah APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association).
Penggunaan MLA dan APA mendapat perhatian khusus dari para penulis karena kedua format tersebut digunakan secara luas di dunia akademik sebagai standar penulisan dan formatisasi. Berikut beberapa cara menggunakan MLA dan APA:
Cara Menggunakan APA dan MLA dengan Benar
- Penulisan judul karya: Judul karya yang disusun menggunakan format APA harus ditulis dengan huruf besar pada setiap kata yang memiliki lebih dari tiga huruf. Sedangkan, pada format MLA, judul karya ditulis dengan memperhatikan kapitalisasi pada huruf awal setiap kata.
- Daftar pustaka: Pada format APA, daftar pustaka harus disusun dengan format hanging indent, di mana baris kedua harus dimulai dari margin kiri dan baris berikutnya harus digeser beberapa spasi ke dalam. Sedangkan, pada format MLA, daftar pustaka disusun dengan format suatu baris dimulai dari margin kiri.
- Rujukan sitasi: Pada format APA, rujukan sitasi menggunakan tanda kurung dengan menyebutkan nama penulis dan tahun terbitannya. Sedangkan, pada format MLA, rujukan sitasi menggunakan tanda kutip dengan menyebutkan nama penulis dan halaman tertentu di dalam karya tersebut.
Tips Agar Penggunaan MLA dan APA Tepat Sasaran
Untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan MLA dan APA, ada beberapa tips yang harus diperhatikan:
- Pastikan Anda memahami seluruh instruksi dan persyaratan format MLA atau APA sebelum memulai penulisan karya.
- Pastikan Anda telah melakukan pengecekan terhadap semua rujukan dan daftar pustaka yang ada dalam karya tersebut.
- Usahakan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap kesalahan pengejaan dan tata bahasa sebelum mengajukan karya tersebut.
Perbedaan antara Penggunaan MLA dan APA
Kedua format ini memiliki banyak perbedaan terutama dalam penulisan sitasi, daftar pustaka, dan penggunaan kapitalisasi huruf. Berikut adalah perbedaan mendasar antara MLA dan APA:
MLA | APA |
---|---|
Menggunakan rujukan sitasi dengan tanda kutip | Menggunakan rujukan sitasi dengan tanda kurung |
Daftar pustaka disusun dengan satu baris dimulai dari margin kiri | Daftar Pustaka disusun dengan format hanging indent |
Menggunakan kapitalisasi huruf pada huruf awal dari setiap kata | Menggunakan kapitalisasi pada setiap kata yang memiliki tiga huruf atau lebih |
Dalam memilih format yang akan digunakan, penting untuk menyesuaikan dengan standar yang dipakai oleh institusi dan bidang ilmu yang relevan. Dengan begitu, penggunaan format MLA dan APA akan memudahkan dalam penulisan karya dan menunjukkan profesionalisme dalam dunia akademik.
Perbedaan MLA dan APA: Referensi
Referensi atau daftar pustaka adalah bagian penting dalam sebuah tulisan akademik karena menunjukkan keabsahan dari penulisan tersebut. Untuk format referensi, MLA dan APA memiliki perbedaan yang cukup signifikan:
- MLA: Referensi dicantumkan dalam satu halaman tersendiri yang diberi judul “Works Cited”, diurutkan berdasarkan abjad penulis, dan setiap entri diakhiri dengan tanda titik.
- APA: Referensi dicantumkan dalam satu halaman tersendiri yang diberi judul “References”, diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam teks, dan setiap entri diakhiri dengan tanda titik.
Berikut adalah contoh format referensi dalam MLA:
1 | Einhorn, Lois. “Estrogen and Cancer.” Journal of the American Medical Association, vol. 281, no. 22, 1999, pp. 2091-2095. |
2 | Malkin, Tamsin. “The Feminine Mystique at Fifty.” The New Yorker, 22 Feb. 2013, pp. 80-81. |
3 | Smith, John. The Power of Positive Thinking. Penguin, 2015. |
Sedangkan berikut adalah contoh format referensi dalam APA:
1 | Einhorn, L. (1999). Estrogen and cancer. Journal of the American Medical Association, 281(22), 2091-2095. |
2 | Malkin, T. (2013). The feminine mystique at fifty. The New Yorker, 80-81. |
3 | Smith, J. (2015). The power of positive thinking. Penguin. |
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa ada perbedaan dalam cara pengurutan dan penulisan informasi, terutama dalam hal penggunaan tanda baca. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memahami perbedaan antara format referensi MLA dan APA agar tulisannya lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca.
Perbedaan dalam Tampilan Halaman dan Referensi
Ketika menggunakan MLA, tampilan halaman hanya memerlukan nama penulis dan nomor halaman. Sedangkan pada APA, perlu ditambahkan judul karya, nama edisi, kota penerbitan, dan penerbit. Hal yang sama juga terjadi pada daftar referensi, MLA hanya memuat nama penulis dan judul karya, sedangkan APA memerlukan informasi yang lebih detail seperti judul dan volume jurnal, nomor halaman, dan informasi penerbitan.
Perbedaan Penggunaan Tanda Kutip
- Pada MLA, tanda kutip biasa digunakan untuk mengutip kata atau kalimat yang langsung diambil dari sumber, sedangkan pada APA, kutipan langsung diapit oleh tanda petik ganda (” “).
- MLA juga mengizinkan penggunaan tanda kutip tunggal untuk menandai kutipan dalam kutipan, sedangkan APA tidak mengizinkan penggunaan tanda kutip tunggal.
Perbedaan dalam Nama Penulis pada Kutipan Langsung
Saat menggunakan kutipan langsung pada MLA, nama penulis dapat dihilangkan jika sudah disebutkan dalam teks atau referensi sebelumnya. Sedangkan pada APA, nama penulis harus selalu muncul dalam kutipan langsung meski sudah disebutkan sebelumnya.
Contoh MLA: “…teori ini tidak dapat diterima oleh beberapa pakar lain” (Smith 23).
Contoh APA: “…teori ini tidak dapat diterima oleh beberapa pakar lain” (Smith, 2010, p. 23).
Perbedaan dalam Penggunaan Kata “et al.”
Pada MLA, kata “et al.” digunakan jika sumber yang dikutip memiliki tiga atau lebih penulis, sedangkan pada APA, “et al.” hanya digunakan jika sumber memiliki empat atau lebih penulis.
Perbedaan dalam Pemilihan Font dan Spasi
MLA | APA |
---|---|
Font Times New Roman 12 | Font Arial 12 |
Jarak spasi ganda (double-spaced) | Jarak spasi tunggal (single-spaced) |
Pemilihan font dan spasi yang berbeda juga menjadi perbedaan antara MLA dan APA. Bagi mahasiswa atau akademisi yang ingin menulis karya ilmiah, perbedaan dalam pemilihan font dan spasi harus diperhatikan sehingga tulisan yang dibuat sesuai dengan aturan penulisan karya ilmiah yang dipilih.
Perbedaan MLA dan APA: Subseksi 8 – Referensi
Referensi sangat penting dalam penulisan akademis untuk menunjukkan sumber informasi yang digunakan. Berikut adalah perbedaan dalam format referensi antara MLA dan APA:
- MLA: Referensi dituliskan di akhir dokumen dalam bagian “Works Cited”. Formatnya mencantumkan nama penulis (terbalik), judul, penerbit, tahun terbit, dan jenis dokumen. Contohnya: Johnson, Sarah. My Life Story. Random House, 2019. Buku.
- APA: Referensi dituliskan di akhir dokumen dalam bagian “References”. Formatnya mencantumkan nama penulis (normal), tahun terbit, judul, penerbit, dan nomor DOI jika tersedia. Contohnya: Johnson, S. (2019). My Life Story. Random House. DOI: 10.1007/s11126-016-9478-9.
Jadi, perbedaan format referensi antara MLA dan APA terutama terletak pada urutan nama penulis, judul, dan tahun terbit serta penggunaan nomor DOI pada format APA.
Format Penulisan | MLA | APA |
---|---|---|
Referensi pada akhir dokumen | Works Cited | References |
Urutan nama penulis, judul, dan tahun terbit | Nama penulis diawali dengan nama belakang, judul, penerbit, tahun terbit, jenis dokumen | Nama penulis diawali dengan nama depan, tahun terbit, judul, penerbit, nomor DOI |
Penggunaan nomor DOI | Tidak disertakan | Disertakan jika tersedia |
Dalam penulisan akademik, penting untuk selalu mengecek format referensi yang digunakan untuk menghindari plagiarisme dan meningkatkan kualitas tulisan. Semoga ulasan ini bermanfaat!
Perbandingan MLA dan APA
Dalam dunia akademik, ada dua gaya penulisan referensi yang paling sering digunakan, yaitu MLA dan APA. Keduanya memiliki aturan yang berbeda-beda. Berikut adalah perbedaan-perbedaan antara MLA dan APA:
Panduan Format Referensi
- MLA: Format referensi pada MLA mengacu pada karya tulis yang lebih banyak dijadikan referensi pada sastra, humaniora, dan bidang seni. Pada intinya, karya tulis ini lebih menggunakan pendekatan kritis dalam melihat suatu karya sastra.
- APA: APA (American Psychological Association) adalah gaya penulisan referensi yang sering digunakan pada dunia sosial dan ilmu pengetahuan.
Panduan Penulisan Teks
MLA dan APA juga mengatur bagaimana penulisan teks dilakukan.
- MLA: Memerlukan penggunaan footnote atau catatan kaki saat melakukan kutipan langsung. Namun, kutipan langsung tidak ditulis dalam tanda kutip karena MLA lebih menghargai pemikiran dari penulis.
- APA: APA mengharuskan penulisnya untuk menuliskan setiap kutipan atau pengarang secara lengkap pada teks dan daftar pustaka.
Jenis Sumber Rujukan
Terdapat beberapa jenis sumber rujukan yang harus kita ketahui agar dapat melakukan penulisan karya ilmiah. Kedua gaya penulisan referensi ini memiliki perbedaan jenis sumber rujukan yang didaftarkan.
- MLA: MLA umumnya mengacu pada buku, jurnal, artikel, dan surat kabar. Karya-karya ini lebih mengutamakan penulis dan judul.
- APA: Selain rujukan yang digunakan pada MLA, sumber rujukan yang digunakan pada APA juga bisa mencakup video, audio, dan buku elektronik.
Tabel Perbandingan MLA dan APA
MLA | APA |
---|---|
Dikembangkan oleh Modern Language Association | Dikembangkan oleh American Psychological Association |
Digunakan dalam ilmu sastra dan humaniora | Umumnya digunakan dalam ilmu sosial dan penelitian ilmiah |
Tidak mengharuskan penulisan tanggal publikasi | Mengharuskan penulisan tanggal publikasi pada dokumen |
Kutipan tidak selalu memuat nama pengarang dalam teks | Selalu memuat nama pengarang dalam teks |
Dalam memilih karya tulis, kita perlu memperhatikan jenis sumber yang akan dijadikan rujukan, karena setiap jenis sumber rujukan memiliki format penulisan yang berbeda. Pemilihan gaya penulisan pun tidak boleh sembarangan, tergantung pada jenis karya tulisnya. Semoga artikel ini membantu dalam memilih gaya penulisan yang paling sesuai untuk karya ilmiah.
Kelebihan dan Kekurangan MLA dan APA
Meski keduanya digunakan dalam penulisan akademik dan jurnal ilmiah, MLA (Modern Language Association) dan APA (American Psychological Association) menggunakan pendekatan yang berbeda dalam merujuk sumber dan pengaturan format tulisan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari kedua gaya penulisan akademik ini:
Kelebihan MLA
- Lebih mudah digunakan dan dipahami karena gaya penulisan sederhana dan kurang formal.
- Cocok untuk kajian seni dan humaniora seperti sastra, sejarah, dan bahasa.
- Banyak digunakan oleh penerbit buku dan jurnal sastra.
Kekurangan MLA
MLA juga memiliki beberapa kekurangan:
- Tidak cocok untuk penelitian sosial ilmiah karena kurang jelas dalam merujuk efektif pada sumber-sumber primordial.
- Tidak terlalu mendetail dalam gaya penulisan, sehingga tidak terlalu sesuai dengan gaya penulisan akademik yang lebih formal dan konservatif.
Kelebihan APA
APA dikenal sebagai gaya penulisan akademik yang digunakan secara umum dalam penelitian sosial ilmiah, tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai bidang lain. Beberapa kelebihan dari APA adalah:
- Lebih spesifik dan terstruktur dalam merujuk sumber informasi.
- Cocok untuk penelitian sosial ilmiah seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik.
- Menyediakan format yang lebih terinci untuk pengaturan tulisan, termasuk penyajian tabel dan gambar.
Kekurangan APA
Namun, APA juga memiliki kekurangan:
- Gaya penulisan formal dan kaku sehingga mungkin tidak sesuai untuk kajian seni dan humaniora.
- Karena terlalu spesifik, merujuk sumber dalam waktu cepat mungkin menjadi sulit dipahami dan mengakibatkan kesalahan dalam mengutip.
Kesimpulan
Ditinjau dari kelebihan dan kekurangan MLA dan APA di atas, pilihan penggunaan gaya penulisan akademik ini harus disesuaikan dengan jenis penelitian dan sumber referensi yang digunakan. Sebagai penulis, Anda harus bisa memilih serta menerapkan gaya penulisan akademik yang sesuai agar tulisan Anda terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca.
Cara Menggunakan MLA dan APA
Dalam penulisan akademik, terdapat dua sistem kutipan yang banyak digunakan, yaitu MLA (Modern Language Association) dan APA (American Psychological Association). Kedua sistem kutipan ini memiliki perbedaan dalam cara penggunaannya. Berikut ini adalah beberapa cara menggunakan MLA dan APA dengan benar.
- Cara menggunakan MLA
- Aturan pertama dalam mengutip dengan menggunakan sistem MLA adalah mencantumkan nama penulis dan halaman halaman yang diambil dari sumber referensi. Contohnya: (Smith 55).
- Untuk kutipan beberapa kalimat atau paragraf, maka diperlukan kutipan block. Kutipan block ditulis dengan cara indentasi pada margin kiri satu inci. Kutipan block tidak perlu ditandai dengan tanda kutip. Contohnya:
- Untuk kutipan dari sumber non-cetak seperti film atau situs web, maka perlu ditambahkan informasi tambahan seperti pembuat film atau pengembang situs web. Contohnya:
“There is no greater agony than bearing an untold story inside you.” | (Angelou 6) |
Kutipan film:
“I’ll be back.”
(Cameron)
Kutipan situs web:
“Melalui kerja keras dan semangat pantang menyerah, kita pasti bisa mencapai impian kita.”
(Novitasari)
- Cara menggunakan APA
- Aturan pertama dalam sistem APA adalah hanya perlu memasukkan tahun penerbitan dari sumber referensi. Contohnya: (Smith, 1998).
- Kutipan block dalam sistem APA ditulis dengan cara menempatkan kutipan pada margin kiri dan kanan. Ukuran margin kutipan adalah setengah inci. Contohnya:
- Informasi tambahan yang diperlukan untuk kutipan dari sumber non-cetak serupa dengan sistem MLA. Penulis perlu mencantumkan pembuat film atau pengembang situs web beserta tahun rilis atau terakhir diakses. Contohnya:
“We cannot solve our problems with the same thinking we used when we created them.” | (Einstein, 1955, p. 12) |
Kutipan film:
“May the Force be with you.”
(Lucas, 1977)
Kutipan situs web:
“The greatest glory in living lies not in never falling, but in rising every time we fall.”
(Nelson Mandela Foundation, 2012)
Dengan memahami cara menggunakan sistem kutipan MLA dan APA dengan benar, penulisan akademik pun akan terlihat lebih profesional dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi penulis lainnya. Selamat mencoba!
Pengertian MLA dan APA
MLA dan APA adalah dua jenis format citasi dalam menulis sebuah karya akademis seperti jurnal, tesis, dan disertasi. Keduanya dirancang untuk memudahkan pembaca dalam menavigasi referensi yang digunakan dalam karya tulis.
MLA singkatan dari Modern Language Association, biasanya digunakan dalam bidang studi humaniora seperti sastra, bahasa, dan seni. Sedangkan APA singkatan dari American Psychological Association, biasanya digunakan dalam bidang sosial dan ilmu perilaku.
Perbedaan MLA dan APA
- Penulisan nama dan tanggal: Dalam format MLA, penulis hanya menulis nama pengarang dan halaman sumber asli, dan tidak memperhatikan tanggal. Di sisi lain, format APA meminta penulis untuk mencantumkan nama pengarang, tahun, dan halaman.
- Penulisan daftar referensi: Dalam format MLA, daftar referensi diurutkan berdasarkan abjad pengarang. Sedangkan dalam format APA, daftar referensi berisi informasi lebih rinci dan diurutkan berdasarkan abjad judul.
- Penulisan kutipan: Dalam format MLA, kutipan langsung ditandai dengan “tanda kutip” dan kutipan lebih panjang dari empat baris di blokkan dan diberi indentasi di sisi kiri. Di format APA, kutipan langsung ditandai dengan tanda kutip ganda, dan kutipan lebih panjang dari 40 kata harus di-italic dan disajikan dalam blok indentasi.
Cara Menggunakan MLA dan APA
Sebelum memulai menulis karya ilmiah, pastikan untuk memahami persyaratan format citasi yang diminta. Gingat, perbedaan kecil dalam format dapat membuat perbedaan dalam keseluruhan interpretasi karya akademis Anda.
Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya mencari panduan format dan mengacunya sebagai referensi saat menulis karya ilmiah. Panduan seperti MLA Handbook atau APA Publication Manual dapat membantu Anda dalam mengetahui dasar-dasar format yang harus dipenuhi.
Contoh MLA dan APA
Berikut adalah contoh referensi dalam format MLA:
Pengarang | Judul | Penerbit | Tahun |
---|---|---|---|
Fitzgerald, F. Scott | The Great Gatsby | Simon & Schuster | 1925 |
Berikut adalah contoh kutipan dalam format APA:
“The quick brown fox jumps over the lazy dog” (Smith, 2020, p. 15).
Contoh Kutipan MLA dan APA
Ketika menulis makalah akademik, penting untuk mengetahui perbedaan antara MLA dan APA. Salah satu bagian penting dari kedua format itu adalah kutipan, yang mencantumkan sumber-sumber yang digunakan dalam makalah. Berikut adalah beberapa contoh kutipan MLA dan APA:
Kutipan Teks MLA
- Satu penulis: (Nama belakang)
- Dua penulis: (Nama belakang dan Nama belakang)
- Tiga atau lebih penulis: (Nama belakang et al.)
Kutipan Teks APA
Dalam format APA, penulis mencantumkan tahun publikasi bersama dengan nama belakang dalam kutipan. Contoh:
- Satu penulis: (Nama belakang, tahun)
- Dua penulis: (Nama belakang & Nama belakang, tahun)
- Tiga atau lebih penulis: (Nama belakang et al., tahun)
Kutipan Referensi MLA dan APA
Kutipan referensi merujuk pada daftar sumber yang digunakan dalam makalah. Berikut ini adalah contoh perbedaan kutipan referensi antara MLA dan APA:
Format Kutipan Referensi MLA:
- Buku: Nama belakang, Nama depan. Judul Buku. Penerbit, Tahun Terbit.
- Jurnal: Nama belakang, Nama depan. “Judul Artikel.” Nama Jurnal, vol., no., tahun terbit, halaman.
Format Kutipan Referensi APA:
Buku | Jurnal |
---|---|
Nama belakang, Nama depan. (Tahun Terbit). Judul Buku. Penerbit. | Nama belakang, Nama depan. (Tahun Terbit). Judul Artikel. Nama Jurnal, Volume (Nomor), Halaman. |
Pahami perbedaan antara MLA dan APA menjadi kunci penting dalam menulis makalah akademis yang terorganisir dan rapi.
Selamat Bertualang dengan MLA dan APA!
Itulah beberapa perbedaan antara MLA dan APA yang dapat membantu kamu menyelesaikan tulisanmu sesuai dengan format yang diinginkan. Sudah paham kan sekarang? Kamu bisa mengunjungi situs resmi dari MLA dan APA untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi kamu yang sedang mencari format penulisan yang tepat. Ikuti terus kami untuk mendapatkan tips menulis lainnya di kemudian hari. Semoga perjalanan menulismu menyenangkan!