Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing dalam Akuntansi Biaya

Pernahkah kamu bertanya-tanya apa perbedaan antara job order costing dan process costing? Dua metode akuntansi ini kerap digunakan dalam berbagai jenis bisnis dan industri. Walaupun serupa dalam beberapa hal, tetapi ada perbedaan mendasar yang membedakan keduanya. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang perbedaan job order costing dan process costing dan bagaimana mereka berpengaruh pada pengambilan keputusan bisnis.

Pertama-tama, mari kita mengenal definisi dari masing-masing metode. Job order costing adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung biaya produksi barang atau jasa secara individual. Metode ini cocok digunakan oleh bisnis yang melakukan produksi dalam jumlah kecil dengan spesifikasi atau karakteristik yang berbeda-beda pada setiap produksinya. Sementara itu, process costing adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung biaya produksi barang atau jasa secara kolektif. Metode ini cocok digunakan oleh bisnis yang melakukan produksi dalam jumlah besar dan memiliki produk dengan karakteristik yang konsisten.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni menghitung biaya produksi, tetapi perbedaan job order costing dan process costing dapat berdampak pada beberapa aspek bisnis, seperti pengambilan keputusan produk, penetapan harga jual, dan analisa laba rugi. Oleh karena itu, penting bagi setiap bisnis untuk memahami dan memilih metode akuntansi yang paling sesuai dengan bisnis yang dijalankan.

Pengertian Job Order Costing dan Process Costing

Job Order Costing dan Process Costing adalah dua metode akuntansi biaya yang digunakan dalam manufaktur. Kedua metode ini sering digunakan untuk menghitung biaya produksi barang dan jasa. Perbedaan utama antara keduanya adalah cara biaya dipantau dan dihitung pada setiap tahap proses produksi.

  • Job Order Costing: Job Order Costing adalah metode perhitungan biaya di mana biaya produksi dihitung pada setiap pesanan khusus (job) yang diterima. Setiap pesanan memiliki karakteristik yang unik, dan biaya overhead dan bahan baku dihitung berdasarkan pesanan tersebut. Hal ini berguna untuk perusahaan yang berhubungan dengan produksi produk yang hanya terdiri dari jumlah kecil atau jumlah terbatas.
  • Process Costing: Process Costing merupakan metode perhitungan biaya di mana biaya produksi dihitung pada setiap tahap proses produksi. Biaya overhead, bahan baku, dan tenaga kerja dihitung berdasarkan proses produksi dan dibagi rata ke setiap produk yang diproduksi pada setiap tahap tersebut. Metode ini cocok digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk yang tidak memiliki karakteristik yang unik, dan produksi yang berlangsung dalam skala besar atau massal.

Perusahaan biasanya memilih metode perhitungan biaya sesuai dengan jenis produk yang diproduksi dan karakteristik pesanan atau proses produksinya. Dalam hal ini, kedua metode ini sangat berguna untuk mengetahui biaya produksi secara detail serta menyusun laporan keuangan dengan akurat.

Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing

Job Order Costing dan Process Costing merupakan dua metode akuntansi biaya yang berbeda. Job Order Costing adalah metode perhitungan biaya produk untuk setiap pekerjaan atau pesanan yang unik, sementara Process Costing adalah metode perhitungan biaya produk secara keseluruhan pada proses produksi yang berkelanjutan.

  • Job Order Costing lebih cocok untuk perusahaan yang menghasilkan produk yang disesuaikan dengan pesanan tertentu. Pada metode ini, biaya produksi dihitung untuk setiap pekerjaan atau pesanan yang unik.
  • Process Costing cocok untuk perusahaan yang memproduksi barang dalam jumlah besar dan proses produksi berjalan secara terus-menerus. Pada metode ini, biaya produksi dihitung secara total untuk setiap proses produksi.
  • Job Order Costing cenderung lebih sulit dalam penghitungan biaya produksi karena variasi produk yang dihasilkan. Sedangkan, Process Costing lebih mudah dalam penghitungan biaya produksi karena produksi barang yang seragam dan keseragaman tersebut akan dikenakan biaya sesuai dengan proses produksi yang dijalani.

Dalam Job Order Costing, biaya produksi dihitung berdasarkan order pekerjaan atau pesanan. Misalnya, pada sebuah perusahaan percetakan, biaya produksi untuk mencetak 1,000 buku dapat dihitung secara terpisah dari biaya produksi untuk mencetak 2,000 kalender. Sedangkan, dalam Process Costing, biaya produksi dihitung untuk seluruh proses produksi tanpa memisahkan produk-produk yang dihasilkan. Contohnya, biaya produksi untuk menghasilkan 5,000 kantong plastik secara otomatis dikenakan biaya pada seluruh proses produksi tersebut tanpa memisahkannya berdasarkan jumlah produksi.

Perusahaan dapat memilih salah satu metode atau menggabungkan keduanya, tergantung pada jenis produk yang dihasilkan dan struktur perusahaan. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan metode yang akan digunakan.

Job Order Costing Process Costing
Cocok untuk perusahaan yang menghasilkan produk custom Cocok untuk perusahaan yang menghasilkan produk dalam jumlah besar
Mudah dalam penghitungan biaya untuk produk-produk tertentu Lebih mudah dalam menghitung biaya secara keseluruhan
Cenderung sulit untuk menghitung biaya produksi karena variasi produk Biaya produksi dihitung secara rata-rata pada setiap proses produksi

Kesimpulannya, Job Order Costing dan Process Costing berbeda dalam menghitung biaya produksi dan cocok untuk jenis perusahaan yang berbeda. Perusahaan perlu mempertimbangkan dengan baik metode mana yang akan digunakan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan dan struktur perusahaan.

Kelebihan Job Order Costing

Job Order Costing merupakan metode akuntansi biaya yang digunakan untuk mencatat biaya produksi dalam kelompok yang lebih kecil dan spesifik, terutama ketika produksi bersifat customized. Ada beberapa kelebihan dari penggunaan Job Order Costing, antara lain:

  • Memungkinkan pengukuran biaya produksi yang lebih akurat
    Dengan menghitung biaya produksi dalam kelompok yang lebih kecil dan spesifik, Job Order Costing dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang biaya produksi produk atau layanan yang diberikan.
  • Memungkinkan pengendalian biaya yang lebih baik
    Dengan Job Order Costing, biaya produksi yang dikeluarkan dapat diketahui dan dipantau lebih efektif, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengendalian biaya yang lebih baik.
  • Memungkinkan pelacakan spesifik atas produk dan layanan
    Dengan Job Order Costing, pelacakan biaya produksi dapat dilakukan secara spesifik pada setiap produk atau layanan yang diberikan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui jumlah biaya produksi yang dikeluarkan pada setiap produk atau layanan.

Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing

Perbedaan utama antara Job Order Costing dan Process Costing terletak pada fokus pengukuran biaya produksinya. Job Order Costing digunakan untuk mencatat biaya produksi pada setiap produk atau layanan yang diberikan, sedangkan Process Costing digunakan untuk mencatat biaya produksi pada setiap proses atau tahapan produksi.

Contohnya, jika sebuah perusahaan makanan menggunakan Job Order Costing, maka biaya produksi setiap produk makanan yang dibuat (contoh: roti, kue, pizza) akan dicatat secara terpisah. Sedangkan jika perusahaan makanan tersebut menggunakan Process Costing, maka biaya produksi pada tiap tahapan produksi (contoh: persiapan bahan baku, pembuatan adonan, pengukusan) akan dicatat secara terpisah.

Tabel Perbedaan Job Order Costing dan Process Costing

Job Order Costing Process Costing
Mencatat biaya produksi dari setiap produk atau layanan secara terpisah Mencatat biaya produksi dari setiap tahapan proses produksi secara terpisah
Digunakan pada produksi bersifat customized dan tidak terstruktur Digunakan pada produksi bersifat massal dan terstruktur
Dapat memberikan informasi yang lebih detail dan akurat Lebih efisien dan mudah diimplementasikan pada perusahaan skala besar

Jadi, memilih antara Job Order Costing atau Process Costing tergantung pada jenis produksi yang dilakukan dan kebutuhan informasi biaya produksi yang diinginkan. Pemilihan metode akuntansi biaya yang tepat akan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan dan melakukan pengendalian biaya yang lebih baik.

Kelebihan Process Costing

Dalam sistem akuntansi biaya manufacturing, terdapat dua metode yang umum digunakan, yaitu job order costing dan process costing. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang kelebihan dari process costing.

  • Memudahkan dalam penghitungan biaya produksi secara akurat
  • Metode yang efektif untuk digunakan pada produksi berkala
  • Dapat digunakan untuk memperkirakan harga jual produk berdasarkan biaya produksinya

Kelebihan dari process costing yang pertama adalah memudahkan dalam penghitungan biaya produksi secara akurat. Dalam process costing, biaya produksi dapat dihitung berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan. Metode ini memperhitungkan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang digunakan untuk memproduksi setiap unit produk. Dengan begitu, perusahaan dapat melakukan perencanaan anggaran secara akurat dan mengetahui biaya produksi yang sebenarnya.

Kelebihan yang kedua adalah process costing efektif digunakan untuk produksi yang berlangsung secara berseri. Pada produksi berkala, produk yang dihasilkan memiliki karakteristik yang sama. Dalam hal ini, process costing dapat membantu untuk menelusuri biaya produksi setiap tahapan pada siklus produksi.

Kelebihan yang ketiga adalah process costing dapat digunakan untuk memprediksi harga jual produk. Dengan mengetahui biaya produksi yang sebenarnya, perusahaan dapat menetapkan harga yang wajar untuk produknya. Kesalahan dalam menentukan harga jual dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Kelebihan Process Costing
Memudahkan dalam penghitungan biaya produksi secara akurat
Efektif digunakan untuk produksi berkala
Dapat digunakan untuk memprediksi harga jual produk

Oleh karena itu, process costing adalah metode yang efektif untuk digunakan pada produksi berkala dan dapat membantu dalam pembuatan keputusan yang akurat. Namun, sebelum memilih metode akuntansi biaya, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang ada di dalamnya seperti jenis produk yang dihasilkan, volume produksi, dan kebutuhan informasi dari perusahaan itu sendiri.

Cara Menghitung Biaya Produksi dengan Job Order Costing dan Process Costing

Jika Anda merupakan seorang pengusaha yang ingin menghitung biaya produksi, dua metode yang umum digunakan adalah job order costing dan process costing. Berikut ini penjelasan lebih rinci tentang kedua metode tersebut:

  • Job order costing: Metode ini digunakan jika Anda ingin mengetahui biaya produksi yang terkait dengan satu job order atau pesanan khusus dari pelanggan. Misalnya, jika pelanggan memesan 100 baju dengan desain khusus. Untuk menghitung biaya produksi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
    • Menghitung total biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat 100 baju tersebut.
    • Menghitung biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk membuat 100 baju tersebut.
    • Menghitung biaya overhead yang terkait dengan produksi 100 baju tersebut.
    • Menghitung total biaya produksi dengan menjumlahkan ketiga faktor di atas dan menambahkan keuntungan yang diinginkan.
  • Process costing: Metode ini digunakan jika Anda ingin mengetahui biaya produksi suatu produk yang diproduksi secara massal. Misalnya, jika Anda memiliki pabrik yang memproduksi 1000 keranjang kayu setiap bulannya. Untuk menghitung biaya produksi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
    • Menghitung biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi 1000 keranjang kayu.
    • Menghitung biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi 1000 keranjang kayu.
    • Menghitung biaya overhead yang terkait dengan produksi 1000 keranjang kayu.
    • Membagi total biaya produksi dengan jumlah keranjang kayu yang diproduksi (dalam contoh ini, 1000) untuk mendapatkan biaya perunit.

Dalam melakukan perhitungan biaya produksi, penting untuk memastikan bahwa semua biaya terkait dengan produksi telah dihitung dengan baik. Untuk memastikan hal tersebut, berikut adalah tabel yang berisi beberapa jenis biaya produksi yang perlu dihitung:

Jenis biaya produksi Contoh
Bahan baku Kayu, kain, benang, dll.
Tenaga kerja langsung Gaji pekerja pabrik, tunjangan, dll.
Overhead pabrik Biaya listrik, air, peralatan, dan fasilitas pabrik.
Biaya distribusi Biaya pengiriman, packing, dll.
Biaya administrasi Gaji staf administrasi, biaya kantor, dll.

Dengan memahami perbedaan job order costing dan process costing serta metode yang tepat untuk menghitung biaya produksi, pengusaha dapat membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan terukur dalam mengelola biaya produksi agar penghasilan perusahaan semakin meningkat.

Terima Kasih Telah Membaca!

Sekarang kamu sudah mengetahui perbedaan antara job order costing dan process costing, serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Jangan lupa untuk membaca artikel kami lainnya untuk menambah pengetahuanmu. Terima kasih telah membaca artikel ini dan sampai jumpa di artikel berikutnya!