Perbedaan IFRS dan PSAK: Apa yang Harus Anda Ketahui

Jika kamu tertarik dengan dunia keuangan, pasti kamu tidak asing dengan akuntansi. Di sana, ada dua penyajian penyusunan laporan keuangan yang paling sering digunakan, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Meskipun terdengar sama, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Perbedaan IFRS dan PSAK sebenarnya terletak pada asal negara pembuatnya. IFRS berasal dari International Accounting Standards Board (IASB) yang berpusat di London, sementara PSAK dibuat oleh Indonesian Institute of Accountants (IAI). Hal ini menandakan bahwa IFRS lebih bersifat internasional sementara PSAK lebih ditujukan untuk kebutuhan perusahaan di Indonesia.

Perbedaan yang lainnya juga terdapat pada cara penyajian laporan keuangan. Di mana IFRS lebih menekankan pada penggunaan fair value untuk menilai aset, sedangkan PSAK menggunakan historical cost. Selain itu, ketika IFRS memiliki lebih dari 100 standar, PSAK hanya memiliki kurang dari 80. Dengan perbedaan inilah, penting bagi para akuntan dan perusahaan untuk memahami perbedaan IFRS dan PSAK agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam kegiatan bisnisnya.

Pengertian IFRS dan PSAK

International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Prinsip Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah dua hal yang sering diperdebatkan dalam etika bisnis. IFRS adalah standar global untuk penyusunan dan pelaporan laporan keuangan yang disusun oleh International Accounting Standards Board (IASB) sedangkan PSAK adalah standar akuntansi yang digunakan di Indonesia dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

  • IFRS adalah standar akuntansi global yang diterima secara internasional. Ini menawarkan panduan tentang bagaimana saham perusahaan harus dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan mereka sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
  • PSAK adalah standar akuntansi yang digunakan di Indonesia. Ini sebenarnya merupakan adaptasi lokal dari standar IFRS.
  • Perbedaan kunci antara IFRS dan PSAK adalah lingkup aplikasi dan kriteria pengakuan. IFRS berkonsentrasi pada aspek global di mana PSAK dilakukan dengan fokus pada jangkauan kebijakan domestik.

IFRS dan PSAK digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia untuk menghasilkan keseragaman dalam cara mereka melaporkan keuangan mereka. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memberikan standar akuntansi yang jelas dan transparan, mereka memiliki perbedaan yang signifikan dalam lingkup aplikasi dan kriteria pengakuan.

Agar dapat meningkatkan kinerja, standar akuntansi internasional seperti IFRS harus diterima dengan baik oleh negara lain sehingga terjadi tingkat transparansi dan akuntabilitas yang seragam. Ini memungkinkan perusahaan-perusahaan membandingkan kinerja dengan pesaingnya di pasar global.

IFRS PSAK
Standar akuntansi global Standar akuntansi yang digunakan di Indonesia
Diterima secara internasional Adaptasi lokal dari standar IFRS
Terfokus pada aspek global Terfokus pada jangkauan kebijakan domestik

Dalam lingkup bisnis yang semakin global, perusahaan harus memahami perbedaan antara IFRS dan PSAK untuk memutuskan dengan tepat standar akuntansi apa yang sesuai dengan tujuan mereka dan bagaimana merancang laporan keuangan mereka dengan tepat.

Tujuan IFRS dan PSAK

IFRS (International Financial Reporting Standards) dan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah dua standar akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk menyusun laporan keuangan. Tujuan dari keduanya adalah untuk memudahkan perusahaan dalam membuat laporan keuangan yang terstandarisasi dan dapat dipahami dengan mudah oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya.

  • IFRS

IFRS adalah standar akuntansi yang berlaku secara internasional dan diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB). IFRS mengatur penyusunan laporan keuangan dan menjelaskan bagaimana transaksi bisnis harus dicatat dalam laporan keuangan. Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang terstandarisasi dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan di seluruh dunia.

  • PSAK

PSAK adalah standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). PSAK mengatur cara perusahaan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Tujuan PSAK adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan di Indonesia.

  • Perbedaan
IFRS PSAK
Standar internasional Standar Indonesia
Diakui di seluruh dunia Hanya berlaku di Indonesia
Berfokus pada penyajian informasi yang terstandarisasi Berfokus pada kepatuhan dengan aturan akuntansi di Indonesia

Perbedaan utama antara IFRS dan PSAK adalah cakupannya. IFRS diakui di seluruh dunia dan berfokus pada penyajian informasi keuangan yang terstandar. PSAK hanya berlaku di Indonesia dan berfokus pada kepatuhan dengan aturan akuntansi di Indonesia.

Sejarah IFRS dan PSAK

International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PSAK) merupakan dua sistem standar akuntansi yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Berikut dijelaskan mengenai sejarah dari keduanya:

  • IFRS: IFRS pertama kali diperkenalkan pada tahun 1973 dengan nama International Accounting Standards (IAS), di bawah naungan International Accounting Standards Committee (IASC). Pada tahun 2001, IASC kemudian diganti nama menjadi International Accounting Standards Board (IASB) dan menerapkan standar baru yang dikenal sebagai IFRS.
  • PSAK: Di Indonesia, Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PSAK) pertama kali diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 1973. Kemudian, pada tahun 1994, BPK mengalihkan kewenangan tersebut ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang saat ini menjadi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
  • Kesimpulan: Meskipun terdapat perbedaan latar belakang dan sejarah, IFRS dan PSAK kini dipakai secara global oleh perusahaan-perusahaan. Namun, perbedaan dalam aspek tertentu masih ada antara keduanya.

Penerapan IFRS dan PSAK di Indonesia

Penerapan IFRS dan PSAK di Indonesia menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan keuangan perusahaan dan memberikan informasi yang akurat dan transparan bagi investor. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai penerapan IFRS dan PSAK di Indonesia:

  • IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar akuntansi internasional, sedangkan PSAK (Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia) adalah standar akuntansi yang digunakan di Indonesia.
  • Sejak 2012, Indonesia mewajibkan perusahaan publik untuk menerapkan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan. Namun, perusahaan dapat mengadopsi PSAK dalam pengaturan tertentu yang berbeda dari IFRS.
  • IFRS memungkinkan perusahaan untuk mengadopsi standar akuntansi yang diterima secara internasional dan beroperasi di banyak negara dengan persyaratan akuntansi yang serupa.

Perbedaan Antara IFRS dan PSAK

Meskipun IFRS dan PSAK memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan informasi keuangan yang akurat dan transparan, keduanya memiliki perbedaan. Berikut adalah beberapa perbedaan antara IFRS dan PSAK:

  • IFRS didasarkan pada prinsip akuntansi, sedangkan PSAK lebih berbasis pada aturan. Jadi, IFRS lebih fleksibel dalam menerapkan persyaratan akuntansi, sedangkan PSAK lebih terstruktur dan konsisten dalam penggunaannya.
  • IFRS mengikuti konsep nilai wajar dalam penilaian aset dan kewajiban, sedangkan PSAK lebih mendorong penggunaan biaya historis dalam penilaian aset dan kewajiban.
  • Bahasa yang digunakan dalam IFRS adalah bahasa Inggris, sedangkan PSAK menggunakan bahasa Indonesia.

Manfaat Penerapan IFRS dan PSAK di Indonesia

Penerapan IFRS dan PSAK memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan dan investor. Berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan IFRS dan PSAK di Indonesia:

Bagi perusahaan:

  • Menjadi standardisasi untuk penyusunan laporan keuangan yang meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
  • Memperbaiki kualitas dan penggunaan informasi keuangan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Mampu secara lebih mudah memperoleh akses ke sumber daya keuangan global

Bagi investor:

  • Memperkuat penilaian risiko mereka dengan informasi keuangan yang lebih akurat dan transparan.
  • Memfasilitasi perbandingan antara perusahaan di dalam dan di luar negeri yang menggunakan standar akuntansi yang sama.

Kesimpulan

Penerapan IFRS dan PSAK adalah suatu hal yang penting dan membawa manfaat besar bagi perusahaan dan investor. Dengan standar akuntansi yang konsisten dan transparan, perusahaan dapat meningkatkan kredibilitas dan reputasi mereka, sementara investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Oleh karena itu, perusahaan di Indonesia harus memperhatikan dan mematuhi penerapan IFRS dan PSAK untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kredibel di pasar keuangan global.

Perbedaan signifikan antara IFRS dan PSAK

Dalam dunia akuntansi, terdapat bermacam-macam standar akuntansi yang digunakan sebagai panduan atau acuan dalam pelaporan keuangan. Dua standar akuntansi yang sering digunakan adalah IFRS (International Financial Reporting Standards) dan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menyediakan informasi keuangan yang akurat dan relevan, terdapat perbedaan signifikan antara IFRS dan PSAK. Berikut adalah beberapa perbedaannya:

  • IFRS digunakan secara internasional, sementara PSAK hanya digunakan di Indonesia. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam konteks laporan keuangan, seperti format penyajian informasi keuangan yang berbeda.
  • IFRS memperbolehkan adanya opsi akuntansi, sedangkan PSAK lebih mengutamakan penggunaan metode akuntansi yang konsisten.
  • IFRS lebih menekankan pada prinsip dan konsep acuan, sedangkan PSAK lebih memfokuskan pada regulasi dan persyaratan.

Perbedaan-perbedaan di atas menyebabkan sebuah perusahaan yang menerapkan IFRS dan perusahaan yang menerapkan PSAK dapat memiliki perbedaan dalam metode akuntansi yang digunakan. Namun, sebagai panduan, keduanya memainkan peran penting dalam menyediakan informasi keuangan yang transparan dan akurat kepada para pemangku kepentingan.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel perbandingan antara IFRS dan PSAK:

IFRS PSAK
Digunakan secara internasional Digunakan hanya di Indonesia
Memperbolehkan adanya opsi akuntansi Lebih mengutamakan penggunaan metode akuntansi yang konsisten
Lebih menekankan pada prinsip dan konsep acuan Lebih memfokuskan pada regulasi dan persyaratan

Dalam mengadopsi standar akuntansi, perusahaan harus mempertimbangkan tujuan bisnis dan lingkungan operasionalnya sehingga dapat memilih standar akuntansi yang cocok untuk bisnisnya. Sebuah perusahaan dapat memilih untuk menerapkan standar akuntansi yang sama dengan standarnya, seperti perusahaan Indonesia yang menggunakan PSAK atau perusahaan multinasional yang menerapkan standar IFRS.

Perbedaan IFRS dan PSAK

Dalam akuntansi global saat ini, International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi standar akuntansi terkemuka yang diakui secara internasional. Di Indonesia, standar yang harus diikuti oleh suatu entitas adalah Prinsip Akuntansi Indonesia (PSAK). Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memberikan informasi keuangan yang berkualitas, terdapat perbedaan antara IFRS dan PSAK dalam beberapa hal.

Perbedaan teori dasar

  • IFRS didasarkan pada konsep pembukuan ganda dan penilaian nilai wajar. Dalam pembukuan ganda, setiap transaksi harus dicatat terpisah sebagai debit dan kredit. Sementara itu, penilaian nilai wajar mempertimbangkan faktor akuntansi serta faktor non-akuntansi dalam menilai suatu aset atau kewajiban.
  • PSAK didasarkan pada prinsip keandalan dan keterbukaan. Prinsip keandalan menegaskan bahwa laporan keuangan harus dapat dipercaya dan akurat. Sedangkan prinsip keterbukaan menegaskan bahwa laporan keuangan harus dapat diakses oleh pemangku kepentingan pada waktu yang tepat.

Perbedaan dalam penyajian laporan keuangan

Selain perbedaan dasar teori, terdapat perbedaan dalam penyajian laporan keuangan antara IFRS dan PSAK, yaitu sebagai berikut:

  • Pengakuan dan penilaian aset dan kewajiban dapat berbeda karena perbedaan standar akuntansi.
  • IFRS membolehkan opsi untuk mengklasifikasikan investasi sebagai investasi dalam kepentingan bersama atau investasi jangka panjang, sedangkan PSAK hanya mengenal klasifikasi investasi dalam portofolio investasi atau investasi tetap.
  • Pada PSAK, laporan keuangan harus mencakup laporan laba rugi, saldo laba, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sementara itu, IFRS hanya menetapkan tiga laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Perbedaan dalam pelaporan keuangan perusahaan publik

Berdasarkan PSAK No. 25, perusahaan publik harus menyajikan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan publik dan juga laporan keuangan konsolidasi. Sementara itu, dalam IFRS, perusahaan publik juga harus menyajikan laporan keuangan konsolidasi dan menyediakan informasi tambahan yang signifikan dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut dapat berupa informasi strategis dan risiko yang mempengaruhi entitas atau industri.

Tabel Perbandingan IFRS dan PSAK

IFRS PSAK
Didasarkan pada pembukuan ganda dan penilaian nilai wajar Didasarkan pada prinsip keandalan dan keterbukaan
Memiliki tiga laporan keuangan wajib Memiliki empat laporan keuangan wajib
Membolehkan opsi klasifikasi investasi yang berbeda Hanya mengenal dua klasifikasi investasi

Dari tabel di atas kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan antara IFRS dan PSAK dalam hal dasar teori, penyajian laporan keuangan, dan pelaporan keuangan perusahaan publik.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Dalam dunia akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan panduan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan dan pengakuan terhadap transaksi bisnis. SAK dimaksudkan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan memiliki konsistensi dan keandalan yang tinggi serta memenuhi standar akuntansi yang berlaku.

  • SAK etika
    Standar ini berisi aturan etika yang harus dipatuhi oleh seluruh praktisi akuntansi dalam menjalankan tugasnya. Aturan ini diharapkan dapat membentuk kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi.
  • SAK keuangan
    SAK keuangan membahas mengenai pengukuran dan pengakuan transaksi keuangan dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. SAK keuangan mencakup segala hal mulai dari penggolongan aset hingga penyajian laporan laba rugi.
  • SAK penutup
    Setiap perusahaan harus menutup bukunya pada akhir tahun fiskal. SAK penutup bertujuan untuk memastikan bahwa tiap perusahaan menutup bukunya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
  • SAK biaya
    SAK biaya memberikan panduan mengenai pengakuan dan pembebanan biaya yang dianggap relevan pada laporan keuangan sebuah perusahaan.
  • SAK persediaan
    SAK persediaan menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran persediaan dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. SAK ini menentukan metode penghitungan nilai persediaan yang dapat digunakan oleh perusahaan.
  • SAK leasing
    SAK leasing membahas mengenai akuntansi terkait dengan sewa menyewa dan pengakuan transaksi dalam laporan keuangan perusahaan yang terkait dengan penyewaan.
  • SAK pajak
    SAK pajak mengatur mengenai pengakuan dan pengukuran pajak dalam laporan keuangan sebuah perusahaan. SAK ini mencakup pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan pajak lainnya yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.

SAK Keuangan

SAK Keuangan merupakan standar utama dalam akuntansi untuk menjamin penyusunan laporan keuangan yang memiliki konsistensi dan keandalan yang tinggi serta memenuhi standar akuntansi yang berlaku. SAK keuangan mencakup beberapa sub-topik seperti:

  • Pengukuran aset
    SAK keuangan menetapkan beberapa metode pengukuran aset, seperti biaya perolehan, nilai wajar, dan valuasi terukur. Metode pengukuran ini akan menentukan cara aset dilaporkan dalam laporan keuangan.
  • Pengakuan pendapatan dan biaya
    SAK keuangan juga menentukan prinsip akuntansi yang harus diterapkan untuk pengakuan pendapatan dan biaya dalam laporan keuangan. Prinsip ini akan menentukan kapan pendapatan atau biaya harus diakui dalam laporan keuangan.
  • Penyajian laporan keuangan
    SAK keuangan memuat panduan mengenai penyajian laporan keuangan yang benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Hal ini mencakup format laporan keuangan, pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan, dan lain-lain.
  • Inventarisasi aset tetap
    SAK keuangan juga menetapkan persyaratan inventarisasi aset tetap untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mengelola aset tetap mereka dengan efisien dan efektif. Inventarisasi aset tetap ini meliputi persyaratan untuk mencatat investasi awal, penambahan, dan pengurangan nilai aset tetap.

SAK Persediaan

SAK Persediaan merupakan standar akuntansi yang menentukan metode penghitungan nilai persediaan yang dapat digunakan oleh perusahaan. SAK persediaan mengatur beberapa hal seperti berikut:

Topik SAK Persediaan Penjelasan
Pengakuan Persediaan SAK persediaan menetapkan kriteria pengakuan persediaan dalam laporan keuangan sebuah perusahaan.
Metode Penghitungan Nilai Persediaan SAK persediaan menetapkan beberapa metode penghitungan nilai persediaan, mulai dari metode biaya rata-rata, metode FIFO, hingga metode LIFO.
Penurunan Nilai Persediaan SAK Persediaan juga mengatur bagaimana perusahaan harus menurunkan nilai persediaan yang tidak layak dipertahankan.

Dalam hal penetapan nilai persediaan, perusahaan harus memilih metode penghitungan yang paling sesuai dengan kondisi persediaan dan bisnis yang dijalankan. Hal tersebut bertujuan agar nilai persediaan yang tercantum dalam laporan keuangan mencerminkan kondisi persediaan yang sesungguhnya.

Harmonisasi SAK dengan IFRS

Seiring dengan semakin berkembangnya dunia bisnis global, penting bagi Indonesia untuk memperkuat harmonisasi standar akuntansi dengan standar akuntansi internasional. Salah satu standar akuntansi internasional yang banyak diakui dunia adalah International Financial Reporting Standards (IFRS). Namun, Indonesia memiliki standar akuntansi yang berbeda, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

  • Perbandingan IFRS dan PSAK
  • Masing-masing standar akuntansi memiliki perbedaan dalam hal pengakuan, pengukuran, dan penyajian informasi keuangan. Beberapa perbedaan utama antara IFRS dan PSAK meliputi:

    • IFRS cenderung lebih fleksibel dengan opsi akuntansi yang lebih banyak dibandingkan PSAK yang lebih spesifik.
    • Pengukuran pada IFRS cenderung terhadap nilai wajar, sedangkan PSAK lebih cenderung menggunakan biaya historis.
    • IFRS lebih mengutamakan prinsip, sedangkan PSAK lebih mengutamakan aturan.
  • Langkah Harmonisasi SAK dengan IFRS
  • Indonesia telah memulai langkah harmonisasi standar akuntansi dengan IFRS sejak tahun 2011 dengan membentuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengawasi proses harmonisasi. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain:

    • Mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (PSAK ETAP) yang dirilis pada tahun 2012.
    • Menerbitkan roadmap harmonisasi PSAK dengan IFRS pada tahun 2014.
    • Analisis gap dan penyusunan draft PSAK yang mengacu pada IFRS pada tahun 2015-2016.
  • Manfaat Harmonisasi SAK dengan IFRS
  • Harmonisasi standar akuntansi dengan IFRS akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

    • Memperkuat posisi Indonesia dalam pasar global dengan memperoleh kepercayaan dunia internasional dalam bidang akuntansi.
    • Memudahkan investor asing dan meningkatkan akses modal asing ke Indonesia.
    • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan, sehingga informasi keuangan lebih mudah dipahami dan diakses oleh pemangku kepentingan.
  • Proses Harmonisasi SAK dengan IFRS
  • Proses harmonisasi SAK dengan IFRS masih belum selesai dan masih perlu waktu yang cukup panjang. Beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain:

    Tantangan Solusi
    Keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi akuntansi.
    Penyesuaian peraturan dan prosedur akuntansi Melakukan revisi peraturan dan prosedur akuntansi secara berkala untuk memastikan kesesuaian dengan IFRS.
    Tingginya biaya implementasi harmonisasi Melakukan perbaikan secara bertahap dan memprioritaskan area yang paling penting untuk mempercepat proses harmonisasi.

Proses Konvergensi SAK dengan IFRS

Konvergensi adalah proses penyatuan standar akuntansi yang berbeda menjadi satu kesatuan atau standar yang disepakati. Dalam hal ini, proses konvergensi SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dengan IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah upaya untuk mengadopsi prinsip-prinsip akuntansi yang sama dalam rangka memudahkan komunikasi dan pemahaman publik atas informasi keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan.

  • Perbandingan SAK dan IFRS
  • SAK dan IFRS memiliki persamaan dalam prinsip-prinsip akuntansi, namun juga memiliki perbedaan. Persamaannya antara lain, keduanya sama-sama mengacu pada penyajian informasi keuangan yang transparan, dapat dipercaya dan relevan bagi pengguna laporan keuangan. Sedangkan perbedaannya terletak pada detail penyajian informasi keuangan, seperti metode pengakuan pendapatan, nilai aset dan kewajiban, serta pengungkapan tambahan yang diwajibkan oleh IFRS.

  • Manfaat Konvergensi SAK dengan IFRS
  • Konvergensi SAK dengan IFRS memberikan manfaat bagi perusahaan dalam berbagai aspek, seperti memperluas akses ke pasar internasional, memberi kepercayaan lebih kepada investor dan kreditor, serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Selain itu, konvergensi juga memberikan manfaat bagi pemerintah, organisasi profesi, akademisi, dan masyarakat umum dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan.

  • Tahapan Konvergensi SAK dengan IFRS
  • Proses konvergensi SAK dengan IFRS dilakukan secara bertahap, dimulai dari penyusunan road map konvergensi, pengkajian terhadap kesesuaian standar akuntansi Indonesia dengan IFRS, penyusunan standar akuntansi yang sejalan dengan IFRS, sampai pada sosialisasi dan implementasi standar akuntansi baru. Proses tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Pemerintah, Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Kementerian Keuangan, dan organisasi profesi akuntansi.

Perbedaan SAK dengan IFRS

Berdasarkan table perbandingan perihal perbedaan SAK dengan IFRS, terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam pengakuan pendapatan, nilai aset dan kewajiban, serta pengungkapan tambahan yang diwajibkan oleh IFRS. Terdapat pula perbedaan dalam hal akuntansi syariah. Sehingga ada beberapa standar akuntansi yang perlu disesuaikan agar sejalan dengan IFRS.

SAK IFRS
Metode Penilaian Inventaris Maksimal harga pembelian yang dapat ditarik kembali
Metode Penilaian Persediaan Metode First In, First Out (FIFO) dan Weighted Average
Metode Penilaian Aset Tetap Harga perolehan dikurangi nilai sisa
Pernyataan Laba Rugi Memiliki pos pendapatan dan pos beban terpisah
Akuntansi Syariah Tidak diatur secara khusus

Dalam proses konvergensi SAK dengan IFRS, terdapat upaya untuk mengadopsi prinsip-prinsip akuntansi yang sama sehingga dapat memudahkan komunikasi dan pemahaman publik atas informasi keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Meskipun SAK dan IFRS memiliki persamaan, namun terdapat perbedaan yang perlu disesuaikan agar sejalan dengan IFRS. Konvergensi tersebut memberikan manfaat bagi perusahaan, pemerintah, organisasi profesi, akademisi, dan masyarakat umum dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan.

Perkembangan Terkini Harmonisasi SAK dengan IFRS

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah seperangkat peraturan akuntansi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Sementara itu, International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).

Sejak bergabungnya Indonesia dalam kelompok negara G20, Indonesia berupaya untuk membangun kepercayaan pasar global dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan harmonisasi antara SAK dengan IFRS. Berikut adalah perkembangan terkini harmonisasi SAK dengan IFRS:

  • Pada 2012, Bapepam-LK mengeluarkan SAK ETAP, yang setara dengan IFRS for SMEs (International Financial Reporting Standards for Small and Medium Enterprises). Tujuan dari SAK ETAP sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan akuntansi bagi perusahaan kecil dan menengah.
  • Pada 2014, Bapepam-LK melakukan revisi terhadap SAK sesuai dengan perkembangan terbaru dari IFRS. Revisi ini dilakukan untuk menciptakan karakteristik akuntansi yang lebih baik.
  • Pada 2016, Indonesia Resmi Mengadopsi IFRS dan mengeluarkan SAK ke-61. Adapun SAK tersebut disesuaikan dengan IFRS dan merujuk pada International Accounting Standards (IAS), serta meniadakan beberapa aturan yang dianggap sudah usang.

Selain itu, terdapat beberapa perbedaan antara SAK dengan IFRS seperti:

Perbedaan SAK IFRS
Penyajian Laporan Keuangan Menggunakan laporan keuangan sederhana Menggunakan laporan keuangan yang lebih rinci
Perlakuan Goodwill Goodwill diakui sebagai suatu aset tetap Goodwill diakui hanya ketika terjadi akuisisi
Perlakuan Inventarisasi Tidak memperbolehkan penggolongan persediaan Memperbolehkan penggolongan persediaan

Harmonisasi antara SAK dengan IFRS sangat penting bagi Indonesia sebagai negara yang terus berbenah untuk memenuhi standar akuntansi global. Diharapkan dengan adanya harmonisasi, praktik akuntansi di Indonesia semakin transparan dan dapat diterima oleh seluruh pihak terkait.

Penyesuaian IFRS dengan Kondisi Keuangan Indonesia

Jika kita melihat perkembangan perekonomian di Indonesia, kita bisa melihat bahwa terdapat banyak perubahan dan tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, dalam penerapan IFRS di Indonesia, perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi keuangan Indonesia agar bisa lebih optimal. Secara khusus, berikut adalah beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan:

  • Penerapan sistem akuntansi tertentu yang cocok dengan peraturan hukum, kebijakan, dan regualasi di Indonesia
  • Peningkatan keterbukaan informasi untuk memenuhi persyaratan kebutuhan investor dan regulator
  • Peningkatan pengawasan dan regulasi untuk memastikan praktik akuntansi yang sesuai dengan IFRS dapat diterapkan dengan sempurna di Indonesia

Perbedaan antara IFRS dan PSAK

Meskipun IFRS sudah menjadi standar internasional untuk pelaporan keuangan, tetapi setiap negara tetap memiliki standar akuntansi nasional yang berbeda. Di Indonesia, standar akuntansi nasional disebut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Berikut adalah perbedaan utama antara IFRS dan PSAK:

  • IFRS lebih cenderung mengutamakan keadilan dan keterbukaan informasi dalam pelaporan keuangan, sedangkan PSAK lebih memperhatikan aspek konvensional dan regulasi dari sisi perpajakan.
  • IFRS seringkali lebih komprehensif dan rinci, sedangkan PSAK lebih bersifat umum dan menggunakan pandangan konservatif dalam menghadapi berbagai fenomena bisnis.
  • IFRS memiliki pengaturan tersendiri untuk pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional, sedangkan PSAK lebih fokus pada regulasi bisnis lokal dan domestik.

Penerapan IFRS di Indonesia

Proses penerapan IFRS di Indonesia tidak semudah yang di bayangkan. Kondisi keuangan dan politik di Indonesia sangat heterogen sehingga membutuhkan konfigurasi khusus untuk menerapkannya.

Isu Solusi
Tantangan kesepakatan bisnis antara perusahaan Indonesia dan asing Penggunaan IFRS versi ASEAN dalam kontrak bisnis
Ketidakpastian regulasi di Indonesia Penggunaan riset dan analisa kebijakan untuk menerapkan IFRS yang sesuai dengan masing-masing perusahaan
Keterbatasan kualitas laporan akuntansi di Indonesia Penyediaan pelatihan dan sertifikasi IFRS untuk para akuntan di Indonesia serta perluasan jaringan internasional untuk melakukan transfer pengetahuan akuntansi

Salah satu tantangan penerapan IFRS di Indonesia adalah keterbatasan dalam kualitas laporan akuntansi. Kualitas laporan akuntansi yang buruk mempengaruhi kepercayaan investor pada perusahaan, sehingga dapat mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu, diperlukan upaya meningkatkan kualitas laporan akuntansi di Indonesia, termasuk pelatihan dan sertifikasi IFRS untuk para akuntan di Indonesia, serta perluasan jaringan internasional untuk melakukan transfer pengetahuan akuntansi.

Perbedaan antara IFRS dan PSAK: Subseksi 12

Subseksi 12 membahas tentang aset pajak tangguhan. IFRS memiliki panduan tersendiri mengenai aset pajak tangguhan, sehingga terdapat perbedaan dengan PSAK dalam hal ini.

IFRS mendefinisikan aset pajak tangguhan sebagai aset yang muncul dari perbedaan antara nilai tercatat aset atau liabilitas dan nilai yang diakui untuk tujuan perpajakan. Sementara itu, PSAK mengartikan aset pajak tangguhan sebagai pajak yang menunggu untuk dibayar di masa depan.

  • Sistem Evaluasi: IFRS mensyaratkan penggunaan sistem evaluasi tertentu untuk menentukan nilai tercatat dari aset pajak tangguhan, yakni metode neraca dan metode arus kas. Sedangkan PSAK tidak memberikan persyaratan khusus mengenai sistem evaluasi.
  • Pajak Penghasilan: Perbedaan dalam apa yang dianggap pajak penghasilan merupakan perbedaan mendasar antara dua standar akuntansi ini. IFRS memandang pajak penghasilan sebagai biaya, sementara PSAK memperlakukannya sebagai liabilitas.
  • Penentuan Nilai: IFRS memungkinkan pengukuran ulang nilai tercatat aset pajak tangguhan secara periodik, sehingga nilai aset dapat berubah dari waktu ke waktu. PSAK mengharuskan nilai tercatat aset pajak tangguhan tetap, kecuali terjadi peristiwa khusus seperti perubahan tarif pajak atau perubahan hukum.

Dalam hal aset pajak tangguhan, perbedaan antara IFRS dan PSAK terletak pada definisi, sistem evaluasi, perlakuan pada pajak penghasilan dan penentuan nilai. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku bisnis untuk memperhatikan kedua standar akuntansi tersebut agar dapat menentukan pertimbangan serta pengambilan keputusan yang tepat.

IFRS PSAK
Memberikan panduan khusus dalam perhitungan aset pajak tangguhan Tidak memberikan persyaratan khusus mengenai sistem evaluasi aset pajak tangguhan
Pajak penghasilan dianggap sebagai biaya Pajak penghasilan dianggap sebagai liabilitas
Memungkinkan pengukuran ulang nilai tercatat aset pajak tangguhan secara periodik Nilai tercatat aset pajak tangguhan harus tetap, kecuali terjadi peristiwa khusus

Perbedaan ini bisa menciptakan tantangan dan masalah dalam mengadopsi kedua standar akuntansi tersebut. Oleh karena itu, perencanaan yang seksama harus dilakukan sebelum menggunakan salah satu atau keduanya.

Kesamaan Antara IFRS dan PSAK

IFRS (International Financial Reporting Standards) dan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah dua sistem standar akuntansi internasional yang digunakan di banyak negara di seluruh dunia. Meskipun keduanya dibuat oleh badan yang berbeda, yaitu IASB (International Accounting Standards Board) dan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), namun keduanya memiliki beberapa kesamaan yang cukup signifikan di antaranya:

  • Keduanya bertujuan untuk menyediakan format pelaporan keuangan yang konsisten dan transparan bagi perusahaan di seluruh dunia.
  • Baik IFRS maupun PSAK mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang hak kepemilikan, hutang, pendapatan, biaya, dan posisi keuangan mereka dalam laporan keuangan mereka.
  • Keduanya didasarkan pada prinsip akuntansi yang sama, yaitu prinsip akrual, yang berarti bahwa pendapatan dan biaya harus diakui pada saat mereka terjadi, bukan pada saat uang berpindah tangan.

Kesamaan Antara IFRS dan PSAK

IFRS dan PSAK berusaha untuk mencapai tujuan akuntansi yang sama, yaitu menyediakan informasi keuangan yang relevan, tepat waktu, dan dapat diandalkan. Keduanya juga didasarkan pada prinsip akuntansi yang sama, yaitu prinsip akrual. Namun, ada beberapa perbedaan dalam cara keduanya menangani beberapa konsep akuntansi tertentu, seperti:

  • Pengakuan pendapatan. IFRS memungkinkan perusahaan untuk mengakui pendapatan pada saat risiko dan manfaat dari barang atau jasa tersebut telah ditransfer kepada pembeli, sementara PSAK mengharuskan pendapatan untuk diakui hanya jika persyaratan tertentu telah terpenuhi.
  • Pengelompokan saldo pada laporan keuangan. IFRS memungkinkan perusahaan untuk mengelompokkan saldo pada laporan keuangan berdasarkan fungsinya, sementara PSAK mengharuskan perusahaan untuk mengelompokkan transaksi berdasarkan sumber dan arus kasnya.

Kesamaan Antara IFRS dan PSAK

Selain kesamaan dan perbedaan yang telah disebutkan di atas, IFRS dan PSAK juga memiliki beberapa prinsip akuntansi yang sama, yaitu:

  • Ketepatan. Informasi keuangan yang disajikan harus tepat dan akurat.
  • Konsistensi. Informasi keuangan harus konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.
  • Kewajaran. Informasi keuangan yang disajikan harus adil dan wajar.
IFRS PSAK
Merupakan standar internasional yang digunakan oleh lebih dari 120 negara. Merupakan standar akuntansi yang digunakan secara resmi di Indonesia.
Dibuat oleh International Accounting Standards Board (IASB). Dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Bertujuan untuk menyediakan format pelaporan keuangan yang konsisten dan transparan bagi perusahaan di seluruh dunia. Bertujuan untuk menyediakan format pelaporan keuangan yang konsisten dan transparan bagi perusahaan di Indonesia.

Meskipun ada beberapa perbedaan antara IFRS dan PSAK, namun tujuan akuntansi keduanya sama, yaitu menyediakan informasi keuangan yang akurat dan konsisten bagi para pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih sistem standar akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan memastikan bahwa laporan keuangannya memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh standar akuntansi yang mereka gunakan.

Ketentuan Penyajian Data Keuangan yang Sama

Perbedaan antara IFRS dan PSAK dapat membingungkan bagi banyak orang. Sementara beberapa perbedaan hanya terletak pada terminologi, ada perbedaan signifikan dalam cara data keuangan disajikan. Salah satu ketentuan penting yang perlu dipahami adalah penyajian data keuangan yang sama.

  • IFRS membutuhkan penyajian data keuangan pada periode berjalan dan periode sebelumnya dalam laporan keuangan. PSAK juga memilki persyaratan yang sama.
  • Baik IFRS dan PSAK mewajibkan pengungkapan informasi tentang estimasi dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
  • IFRS dan PSAK memiliki persyaratan yang sama terkait pengungkapan risiko dan ketidakpastian dalam laporan keuangan.

Pengukuran Aset dan Kewajiban

IFRS dan PSAK juga memiliki persyaratan yang sama terkait pengukuran aset dan kewajiban.

  • Kedua standar tersebut menuntut aset diukur dengan nilai wajar atau biaya perolehan jika nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal.
  • IFRS dan PSAK mengharuskan kewajiban diukur dengan jumlah yang dibutuhkan untuk melunasi kewajiban tersebut.
  • Baik IFRS dan PSAK membutuhkan penggunaan nilai kini dalam mengukur kewajiban yang sifatnya tunai.

Pembaharuan Biaya

IFRS dan PSAK juga memiliki beberapa persamaan terkait pembaharuan biaya.

Kedua standar tersebut mewajibkan entitas untuk mengikuti metode pembaharuan biaya atas aset mereka. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa saldo akun aset pada laporan keuangan mencerminkan nilai terkini dari aset tersebut.

Tabel Perbandingan IFRS dan PSAK pada Penyajian Data Keuangan yang Sama

IFRS PSAK
Menuntut penyajian data keuangan periode berjalan dan periode sebelumnya Memiliki persyaratan yang sama
Mewajibkan pengungkapan informasi tentang estimasi dan asumsi Memiliki persyaratan yang sama
Mewajibkan pengungkapan risiko dan ketidakpastian Memiliki persyaratan yang sama
Mewajibkan aset diukur dengan nilai wajar atau biaya perolehan Memiliki persyaratan yang sama
Mewajibkan kewajiban diukur dengan jumlah yang dibutuhkan untuk melunasi Memiliki persyaratan yang sama
Mewajibkan penggunaan nilai kini dalam mengukur kewajiban tunai Memiliki persyaratan yang sama
Mewajibkan pembaharuan biaya atas aset pada laporan keuangan Memiliki persyaratan yang sama

Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara IFRS dan PSAK, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi ketentuan penyajian data keuangan yang sama dalam kedua standar tersebut untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan transparan.

Standar Pelaporan Keuangan Yang Serupa

Jika Anda telah terbiasa dengan laporan keuangan yang menggunakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), Anda mungkin juga akan familiar dengan PSAK (Prinsip Akuntansi Indonesia) atau sebaliknya. Sebab, meskipun IFRS dan PSAK-la secara formal memiliki beberapa perbedaan, keduanya memiliki konsep yang sama dan digunakan untuk melaporkan keuangan.

Perbedaan IFRS dan PSAK dalam Standar Pelaporan Keuangan Yang Serupa

  • IFRS diterapkan di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan PSAK hanya digunakan di Indonesia.
  • IFRS lebih fleksibel dalam mendefinisikan dan mengklasifikasikan item keuangan, sementara PSAK lebih detail dan spesifik.
  • IFRS menggunakan terminologi Bisnis dan PSAK menggunakan terminologi yang lebih formal dan teknis.

Kesamaan IFRS dan PSAK dalam Standar Pelaporan Keuangan Yang Serupa

Berikut adalah beberapa kesamaan antara IFRS dan PSAK:

  • Keduanya berbasis pada prinsip akuntansi dasar yang sama
  • Keduanya berfokus pada menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan
  • Keduanya merupakan standar yang terus-menerus diperbarui oleh organisasi yang berwenang

IFRS dan PSAK dalam Tabel Perbedaan

Berikut adalah perbandingan IFRS dan PSAK dalam tabel:

IFRS PSAK
Diterapkan di banyak negara di seluruh dunia Hanya digunakan di Indonesia
Lebih fleksibel dalam mendefinisikan dan mengklasifikasikan item keuangan Lebih detail dan spesifik
Terminologi yang lebih informal dan teknis Terminologi yang lebih formal dan teknis

Bagi perusahaan yang ingin mengadopsi IFRS atau PSAK, penting untuk memahami perbedaan dan persamaan keduanya agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Mempermudah Comparability Laporan Keuangan

Selain untuk menjamin kualitas pelaporan keuangan, perlunya suatu standar akuntansi keuangan di seluruh dunia juga bertujuan untuk memperkuat komparabilitas laporan keuangan antar negara.

Komparabilitas laporan keuangan sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan di seluruh dunia, terutama bagi investor yang melakukan investasi di luar negeri. Jika suatu negara memiliki standar akuntansi yang berbeda dengan negara lainnya, maka investor akan kesulitan dalam membandingkan performa keuangan perusahaan yang beroperasi di kedua negara tersebut. Inilah yang menjadi alasan mengapa penggunaan IFRS di seluruh dunia sangat penting.

Perbedaan antara IFRS dan PSAK

  • IFRS lebih bersifat global, sedangkan PSAK lebih bersifat regional (khusus Indonesia).
  • IFRS menggunakan istilah “revaluation reserve”, sedangkan PSAK menggunakan istilah “selisih revaluasi”.
  • IFRS mengizinkan aset biologis diukur dengan nilai wajar, sedangkan PSAK masih mengharuskan aset biologis diukur dengan biaya perolehan.

Komparabilitas IFRS dan PSAK

IFRS memungkinkan perusahaan untuk membuat laporan keuangan yang dapat dibandingkan dengan perusahaan di seluruh dunia yang menerapkan IFRS, termasuk perusahaan Indonesia yang menggunakan PSAK. Dalam prakteknya, perusahaan yang menggunakan PSAK akan menambahkan beberapa catatan kaki dalam laporan keuangannya untuk menjelaskan perbedaan antara PSAK dan IFRS.

Perbedaan antara IFRS dan PSAK Catatan Kaki dalam Laporan Keuangan PSAK Contoh Implementasi
Penilaian Aset Tetap Penilaian Aset Tetap di Indonesia berdasarkan pada PSAK No. 16, sementara IFRS 1 mempermudah komparabilitas melalui kebijakan yang dapat memberikan kesesuaian dengan IFRS. Suatu perusahaan bisa menerapkan PSAK 16 untuk penilaian Aset tetap yang masih layak pakai (IFRS mensyaratkan perusahaan untuk mencatat penurunan nilai dan merevaluasi aset tetap jika nilai wajarnya lebih rendah dari nilai tercatat).
Aset Biologis IFRS mengizinkan aset biologis diukur dengan nilai wajar, sedangkan PSAK masih mengharuskan aset biologis diukur dengan biaya perolehan. Sebuah perusahaan Indonesia tetap mengukur nilai aset biologisnya dengan biaya perolehan karena standar lokal meminta agar demikian, akan tetapi perusahaan juga mencatat nilai wajarnya sebagai informasi tambahan dalam catatan kaki.

Menghindari Adanya Bias pada Laporan Keuangan

Perbedaan IFRS dan PSAK menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bias pada laporan keuangan. Bias dalam laporan keuangan dapat merugikan semua pihak yang terlibat dalam sebuah perusahaan, baik itu pemilik perusahaan, investor, maupun karyawan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada laporan keuangan.

  • Menghindari kepentingan pribadi: Para akuntan harus memilih untuk tetap mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku saat mereka menyusun laporan keuangan, tanpa memperhatikan kepentingan pribadi atau kepentingan orang tertentu yang terkait dengan perusahaan.
  • Memberikan informasi yang lengkap: Para akuntan harus memberikan informasi yang lengkap dan tidak memilih informasi yang hanya menguntungkan perusahaan saja.
  • Tidak memainkan angka: Para akuntan harus berusaha untuk tidak memainkan angka dalam laporan keuangan. Angka-angka yang dihasilkan harus akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Perbedaan IFRS dan PSAK dalam Menghindari Terjadinya Bias pada Laporan Keuangan

Perbedaan IFRS dan PSAK dalam menghindari terjadinya bias pada laporan keuangan adalah sebagai berikut:

IFRS memiliki prinsip-prinsip akuntansi yang lebih kompleks dan sulit dipahami oleh orang awam. Oleh karena itu, para akuntan harus berusaha untuk benar-benar memahami prinsip-prinsip tersebut agar laporan keuangan yang mereka susun sesuai dengan standar IFRS.

PSAK lebih mudah dipahami oleh orang awam, namun prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan kurang kompleks. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias pada laporan keuangan, yakni manipulasi atau pengelolaan data agar terlihat lebih menguntungkan perusahaan.

IFRS PSAK
Lebih kompleks Lebih mudah dipahami
Membutuhkan pemahaman yang cukup mendalam Kurang mendalam dan lebih sederhana

Maka dari itu, para akuntan harus berhati-hati dalam menggunakan prinsip akuntansi yang berbeda-beda tersebut. Sebab, salah satu akuntansi dapat memperoleh fakta-fakta yang lebih menguntungkan perusahaan mereka, yang justru berbeda dengan prinsip akuntansi lainnya. Hal ini biasanya juga disebut dengan earnings management, di mana perusahaan mencoba untuk mengelola data agar mereka terlihat lebih baik dalam kondisi biasa, namun pada saat dalam kondisi krisis, mereka malah dapat menjadi bumerang bagi perusahaan.

Perbedaan IFRS dan PSAK: Subseksi 18

Subseksi 18 dari Perbedaan IFRS dan PSAK membahas perbedaan dalam akuntansi harta tetap.

Dalam IFRS, aset tetap diukur pada nilai wajar, yang mengacu pada harga yang diharapkan saat aset tersebut dijual. IFRS juga memungkinkan aset tetap untuk diakui sebagai komponen pembiayaan, yang berarti biaya bunga yang dikeluarkan dalam pembelian atau pembangunan aset tetap dapat diakui sebagai biaya aset tetap. Lebih lanjut, nilai residu yang diharapkan dari aset tetap juga diperhitungkan saat menghitung amortisasi.

Di sisi lain, PSAK memerlukan aset tetap untuk diukur pada biaya historis, yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun aset tersebut. PSAK tidak memperbolehkan pengakuan biaya bunga sebagai bagian dari biaya aset tetap. Selain itu, PSAK tidak mempertimbangkan nilai residu saat menghitung amortisasi, sehingga amortisasi ditentukan berdasarkan umur ekonomis aset.

Perbedaan IFRS dan PSAK: Subseksi 19

  • Pengakuan Pendapatan
  • Pengukuran biaya penjualan
  • Persediaan
  • Penggabungan dan akuisisi bisnis

Perbedaan IFRS dan PSAK: Subseksi 20

Subseksi 20 membahas perbedaan dalam akuntansi mata uang asing. Dalam IFRS, entitas dapat memilih untuk mengukur aset dan liabilitas dalam mata uang fungsional mereka atau dalam mata uang pelaporan, yang merupakan mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan. Di sisi lain, PSAK memerlukan aset dan liabilitas untuk diukur dalam mata uang fungsional entitas, dan mata uang asing harus diubah ke dalam mata uang fungsional menggunakan kurs spot pada tanggal neraca.

IFRS PSAK
Mengizinkan pengukuran aset dan liabilitas dalam mata uang pelaporan Mengharuskan pengukuran aset dan liabilitas dalam mata uang fungsional entitas
Nilai wajar digunakan untuk mengukur aset dan liabilitas dalam mata uang pelaporan Nilai tukar spot pada tanggal neraca digunakan untuk mengonversi mata uang asing ke dalam mata uang fungsional

Dalam hal transaksi mata uang asing, IFRS dan PSAK memerlukan entitas untuk mengubah mata uang asing ke dalam mata uang fungsional dengan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi.

PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan

PSAK 55 adalah suatu standar akuntansi yang diatur oleh Badan Standar Akuntansi Keuangan (BSAK) untuk mengatur tentang instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang menghasilkan suatu hak dan kewajiban keuangan yang dilakukan antara suatu perusahaan dengan kontraktornya.

Jenis-jenis instrumen keuangan yang terdapat di dalam PSAK 55 adalah cash and cash equivalents, deposito, piutang usaha, investasi efek, hutang usaha, liabilitas keuangan, dan ekuitas keuangan.

Subseksi 55.19: Penurunan Nilai

Subseksi 55.19 mengatur tentang penurunan nilai (impairment) dari instrumen keuangan. Penurunan nilai terjadi apabila nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut lebih rendah daripada nilai bukunya. Nilai wajar adalah harga yang dapat diperoleh dalam transaksi pasar yang aktif.

Jika terjadi penurunan nilai pada instrumen keuangan, maka perusahaan harus melakukan penyesuaian nilai buku secara segera. Penyesuaian nilai buku dilakukan dengan mengurangi nilai buku instrumen keuangan tersebut dengan selisih antara nilai buku dan nilai wajarnya. Selisih tersebut harus diakui sebagai kerugian dalam laporan rugi laba di periode saat penurunan nilai terjadi.

Faktor-faktor Penurunan Nilai

  • Perubahan kondisi pasar
  • Perubahan kondisi ekonomi makro
  • Kondisi keuangan dan operasional perusahaan
  • Perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah
  • Kemampuan debitur dalam melunasi kewajiban keuangannya

Prosedur Penurunan Nilai

Prosedur penurunan nilai untuk instrumen keuangan yang terkait dengan piutang usaha atau investasi efek adalah sebagai berikut:

  1. Perusahaan harus memantau kondisi pasar dan keuangan secara berkala
  2. Jika ditemukan tanda-tanda penurunan nilai, perusahaan harus mengestimasi nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut
  3. Jika nilai wajarnya lebih rendah daripada nilai bukunya, maka perusahaan harus melakukan penyesuaian nilai buku
  4. Perusahaan harus mencatat kerugian dalam laporan rugi laba di periode saat penyesuaian nilai buku dilakukan

Tabel Penurunan Nilai Instrumen Keuangan

Subseksi Tipe Instrumen Jenis Kerugian
55.19 Piutang Usaha Kerugian
55.19 Investasi Efek (tidak tercatat di pasar saham) Kerugian
55.19A Investasi Efek (tercatat di pasar saham) Kerugian atau Peningkatan Kembali

Source: PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan, BSAK

PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan: Pengukuran dan Pengakuan

PSAK 60 adalah standar akuntansi keuangan yang mengatur tentang instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah kontrak yang membuktikan suatu hak untuk menerima arus kas atau hak untuk menukar instrumen keuangan yang ditunjukkan pada nilai yang sama atau berbeda. Salah satu poin penting pada PSAK 60 adalah pengukuran dan pengakuan instrumen keuangan.

Subseksi 20: Instrumen Keuangan yang Diamortisasi Menggunakan Metode Efektif

  • Metode efektif digunakan untuk mengukur instrumen keuangan di saat tanggal pencatatan. Metode ini memperhitungkan semua arus kas kontraktual pada instrumen keuangan, serta seluruh biaya atau keuntungan/denagan pada instrumen keuangan tersebut dilaksanakan samapai dengan tanggal pencatatan.
  • Syarat agar instrumen keuangan dapat diukur menggunakan metode efektif yaitu instrumen keuangan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk dibawa nilainya atau dilarutkan ke dalam kas atau instrumen keuangan lain pada kondisi pasar yang biasa terjadi.
  • Jika instrumen keuangan tidak dapat diukur menggunakan metode efektif, maka instrumen keuangan tersebut harus diukur menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut.

Subseksi Lainnya

Selain subseksi 20, terdapat juga beberapa subseksi penting dalam PSAK 60 tentang instrumen keuangan. Subseksi tersebut antara lain:

  • Subseksi 6: Pengukuran Kembali Instrumen Keuangan pada Tanggal Pelaporan. Subseksi ini mengatur tentang pengukuran kembali instrumen keuangan pada akhir periode pelaporan dan karakteristik instrumen keuangan yang dapat diukur kembali.
  • Subseksi 8: Instrumen Keuangan yang Dinilai berdasarkan Nilai Wajar (Fair Value). Subseksi ini mengatur tentang instrumen keuangan yang dinilai berdasarkan nilai wajar dan aturan yang mengatur tentang pengakuan laba/rugi pada instrumen keuangan tersebut.
  • Subseksi 14: Pengungkapan Informasi tentang Instrumen Keuangan. Subseksi ini mengatur tentang kriteria pengungkapan informasi tentang instrumen keuangan pada laporan keuangan.

Tabel Contoh Instrumen Keuangan yang Diamortisasi Menggunakan Metode Efektif

Jenis Instrumen Karakteristik
Obligasi Instrumen hutang jangka pendek atau jangka panjang
Pinjaman Instrumen hutang jangka pendek atau jangka panjang
Piutang Instrumen aset yang akan didapatkan kas pada masa depan

Tabel di atas adalah contoh instrumen keuangan yang dapat diukur menggunakan metode efektif. Namun, terdapat juga instrumen keuangan lain yang dapat diukur menggunakan metode efektif sesuai dengan karakteristik masing-masing instrumen keuangan tersebut.

IFRS 9 tentang Instrumen Keuangan

IFRS 9 tentang Instrumen Keuangan adalah standar akuntansi internasional yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan presentasi instrumen keuangan. Dalam IFRS 9, ada 3 kategori instrumen keuangan yaitu fair value through profit atau loss, amortised cost, dan fair value through other comprehensive income. Salah satu hal penting dalam IFRS 9 adalah penilaian kredit kerugian yang mengacu pada Expected Credit Loss (ECL) model. Model ini memungkinkan perusahaan untuk menilai risiko kredit pada instrumen keuangannya dengan lebih baik.

Subseksi 21: Aliran Kas Pasal 9

Aliran kas menjadi faktor penting dalam pengukuran instrumen keuangan dengan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan biaya historis. Dalam IFRS 9, pengukuran tergantung pada apakah instrumen keuangan tersebut akan dijual, diamankan untuk jangka panjang, atau diadakan sampai jatuh tempo. Aliran kas dalam proses pengukuran instrumen keuangan berguna untuk menentukan perolehan kas bersih atau keluaran kas bersih.

Seperti yang terdapat pada Tabel 1 (di bawah), instrumen keuangan terbagi dalam tiga kategori beserta aliran kas yang terkait:

Kategori Aliran kas
Fair value through profit atau loss Hadiah pembayaran (Jika dibeli) – pembayaran hadiah (Jika dijual)
Amortised cost Bunga dan hadiah pembayaran (Jika diadakan sampai jatuh tempo) – pembayaran bunga dan hadiah (Jika dijual)
Fair value through other comprehensive income Hadiah dan kerugian dari pengukuran yang terlihat (Jika dibeli atau dijual)

Dalam pengukuran instrumen keuangan dengan pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan biaya historis, aliran kas juga membantu mengidentifikasi posisi kas bersih perusahaan pada akhir periode. Adanya informasi ini berguna dalam mengevaluasi likuiditas dan kecukupan kas perusahaan.

Perbedaan pendekatan PSAK dan IFRS pada instrumen keuangan

Instrumen keuangan adalah salah satu aset penting yang diakui dalam laporan keuangan suatu perusahaan. PSAK dan IFRS memiliki perbedaan dalam pendekatan akuntansi bagi instrumen keuangan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai perbedaan tersebut.

  • PSAK lebih menekankan pada aspek transaksi, sedangkan IFRS lebih menekankan pada aspek substansi. Dalam PSAK, instrumen keuangan diakui dan diukur sesuai dengan perjanjian transaksional, sedangkan dalam IFRS, instrumen keuangan diakui dan diukur berdasarkan konsep substansi ekonomi.
  • PSAK memberikan peraturan yang lebih rinci mengenai pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Sedangkan IFRS memberikan lebih banyak ruang bagi manajemen untuk membuat kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
  • PSAK mengakui beberapa jenis instrumen keuangan yang tidak diakui dalam IFRS, seperti saham preferen yang dapat dikonversi, saham preferen yang dapat ditukar, dan saham biasa yang dapat dibagi-bagi. Hal ini disebabkan karena PSAK lebih mempertimbangkan karakteristik pasar modal di Indonesia.

Selain itu, terdapat beberapa perbedaan pendekatan PSAK dan IFRS pada instrumen keuangan yang perlu diperhatikan:

Dalam PSAK, instrumen keuangan diklasifikasikan menjadi lima kategori:

Kategori Akuntansi pada awal pengakuan Akuntansi pada setiap tanggal pelaporan
1. Investasi nanik Biaya perolehan Harga wajar
2. Investasi jangka pendek yang dapat dijual Biaya perolehan Harga wajar
3. Pembiayaan Biaya perolehan Pengembalian pinjaman dan bunga termasuk dalam laba rugi yang diperoleh
4. Pinjaman dan penerimaan angsuran berjadwal Harga perolehan Nilai kini angsuran-angsuran berikutnya dan biaya pinjaman termasuk dalam pendapatan bunga
5. Pinjaman dan penerimaan angsuran sambil menunggu dijual Biaya perolehan Pendapatan dan biaya diakui pada saat penjualan

IFRS juga mengelompokkan instrumen keuangan menjadi beberapa kategori, tetapi IFRS khususnya menekankan pada kondisi penentu utama dalam pemberian klasifikasi instrumen keuangan. Kondisi penentu utama ini meliputi apakah manajemen berencana untuk memegang instrumen keuangan tersebut untuk jangka waktu yang singkat atau jangka waktu yang panjang.

Sebagai ahli akuntansi, penting untuk memahami perbedaan pendekatan PSAK dan IFRS pada instrumen keuangan agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan konsisten dengan standar yang berlaku.

Pengaruh Perubahan IFRS 9 terhadap PSAK 55

IFRS dan PSAK adalah dua standar akuntansi internasional dan nasional yang digunakan untuk menormalkan praktik akuntansi di seluruh dunia. IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar akuntansi internasional yang ditetapkan oleh IASB (International Accounting Standards Board), sedangkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah standar akuntansi nasional yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan antara IFRS dan PSAK, namun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menjaga keseragaman, transparansi, dan relevansi informasi keuangan.

  • IFRS 9 diterapkan pada 1 Januari 2018, sedangkan PSAK 55 masih menggunakan PSAK lama.
  • IFRS 9 meliputi tiga komponen yaitu: pengukuran instrumen keuangan, pembiayaan hutang, dan klasifikasi utang. PSAK 55 hanya mempertimbangkan biaya, bukan harga penjualan.
  • Tujuan dari IFRS 9 adalah untuk memberikan informasi yang lebih relevan, dapat diandalkan, dan menggambarkan karakteristik dasar dari instrumen keuangan. Sedangkan, tujuan dari PSAK 55 adalah untuk mencatat properti, saham, keuntungan, dan barang modal.

Pengaruh perubahan IFRS 9 terhadap PSAK 55 adalah terkait dengan keselarasan antara standar akuntansi internasional dan nasional dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, DSAK Indonesia telah melakukan beberapa revisi terkait PSAK 55.

Salah satu perubahan yang signifikan adalah penyesuaian PSAK 55 dengan IFRS 9 untuk penghitungan nilai wajar. Kini, PSAK 55 mengikuti IFRS 9 dalam hal menghitung nilai wajar pada instrumen keuangan. Selain itu, dikembangkanlah standar akuntansi keuangan baru yaitu PSAK 71 terkait dengan instrumen keuangan.

Perubahan IFRS 9 PSAK 55
Penggolongan 5 golongan instrumen 3 golongan instrumen
Impairment Menghitung expected credit loss (ECL) Menghitung credit loss
Khusus PSAK 11 PSAK khusus 5 PSAK khusus

Revisi PSAK 55 dilakukan agar sesuai dengan IFRS 9 dan memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan konsisten dan dapat diandalkan. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat lebih mudah membandingkan kinerja keuangan perusahaan di berbagai negara.

Perbedaan IFRS dan PSAK – Subseksi 24

Subseksi 24 membahas tentang revaluasi aset. Dalam IFRS, revaluasi aset jangka panjang dilakukan dengan menghilangkan akumulasi penyusutan atau amortisasi sebelum menilai kembali aset tersebut. Sedangkan di PSAK, penyusutan atau amortisasi masih harus dihitung terlebih dahulu sebelum revaluasi dilakukan untuk menemukan nilai wajar.

Hal ini menghasilkan perbedaan nilai yang signifikan antara IFRS dan PSAK. Dalam IFRS, nilai aset bisa naik atau turun berdasarkan fluktuasi pasar dan nilai wajar saat itu. Sementara di PSAK, nilai aset hanya bisa naik dan keseluruhan nominal melampaui nilai buku hanya menunjukkan bahwa aset tersebut diapresiasi lebih dari nilai aslinya.

Perbedaan IFRS dan PSAK – Subseksi 25

  • Dalam IFRS, nilai tercatat dari aset tetap yang memiliki umur manfaat terbatas biasanya ditentukan berdasarkan metode garis lurus atau unit penjualan. Sedangkan di PSAK, terdapat berbagai metode penentuan nilai tercatat aset tetap, seperti garis lurus, unit produksi, atau saldo menurun.
  • Di IFRS, setiap aset tetap harus diuji kebusukannya secara teratur dan dijalankan dengan metode penyusutan atau amortisasi yang sesuai. Di PSAK, tes kebusukan juga harus dilakukan, namun tidak ada ketentuan khusus tentang metode penyusutan atau nilai aset tetap.
  • IFRS mensyaratkan pengakuan biaya yang terkait dengan aset tetap sebagai beban operasi dalam periode semakin condong ke saham mundur atau pendapatan yang tersedia. Di sisi lain, PSAK memungkinkan perusahaan untuk memilih untuk mengakui biaya aset tetap sebagai beban operasi selama masa manfaatnya atau mengamortisasi sebagai biaya bunga selama masa manfaatnya.

Perbedaan IFRS dan PSAK – Subseksi 26

Subseksi 26 membahas tentang departemen keuangan. Di bawah IFRS, departemen keuangan dianggap penting dalam memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan akurat dan dapat dipercaya. Di sisi lain, PSAK tidak memberikan perhatian khusus terhadap peran departemen keuangan dan tidak memerlukan laporan keuangan yang disusun oleh seorang akuntan profesional dengan sertifikasi tertentu.

Hal ini menunjukkan bahwa IFRS cenderung lebih ketat dalam pembuatan dan penyajian laporan keuangan, sementara PSAK lebih terbuka dan fleksibel pada beberapa aturan dan praktik akuntansi.

Perbedaan IFRS dan PSAK – Subseksi 27

Subseksi 27 membahas tentang keterkaitan antara IFRS dan PSAK. Jika dilihat dari keterangan di atas, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara IFRS dan PSAK. Namun, tetap ada kesamaan antara keduanya.

IFRS PSAK
Kedua aturan akuntansi menekankan pentingnya keakuratan dan keandalan laporan keuangan perusahaan.
IFRS dan PSAK sama-sama mensyaratkan bahwa laporan keuangan harus disusun dengan prinsip akuntansi yang konsisten untuk setiap periode pelaporan.
IFRS dan PSAK memberikan panduan tentang cara mengukur nilai tercatat dari aset dan kewajiban.

Namun tetap saja, IFRS dan PSAK memiliki perbedaan-perbedaan yang harus dipahami oleh para akuntan dan pengusaha agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola keuangan perusahaan.

Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan IFRS dan PSAK

Perbedaan antara IFRS dan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Karakteristik Industri: Persyaratan akuntansi dapat bervariasi berdasarkan jenis industri yang terlibat. Misalnya, perusahaan yang terlibat dalam industri jasa memiliki persyaratan akuntansi yang berbeda dari perusahaan manufaktur atau pertambangan.
  • Konvergensi Standar Akuntansi: Beberapa organisasi dunia, termasuk International Accounting Standards Board (IASB), sedang berusaha menyelaraskan standar akuntansi di seluruh dunia. Oleh karena itu, ada kemungkinan perbedaan antara IFRS dan PSAK yang mungkin dikurangi dalam beberapa tahun mendatang.
  • Perbedaan Naik Turunnya Pasar: Nilai aset dan liabilitas perusahaan dapat dipengaruhi oleh perubahan naik turunnya pasar. Hal ini dapat mempengaruhi persyaratan akuntansi yang diterapkan, serta menghasilkan perbedaan antara IFRS dan PSAK.
  • Pengaruh Regulasi Pemerintah: Persyaratan akuntansi dapat dipengaruhi oleh regulasi pemerintah di berbagai negara. Sebagai contoh, perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia dapat disyaratkan mengikuti PSAK, sementara perusahaan domestik yang beroperasi di negara mereka sendiri harus mematuhi persyaratan akuntansi dalam negeri.
  • Potensi Koreksi Kesalahan: Perbedaan antara IFRS dan PSAK dapat terjadi jika suatu kesalahan terjadi dalam penerapan standar akuntansi sebelumnya. Beberapa perusahaan mungkin memilih untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengadopsi IFRS, sementara yang lain mencoba dan memperbaiki kesalahan mereka menggunakan PSAK.

Persamaan IFRS dan PSAK

Meskipun terdapat perbedaan antara IFRS dan PSAK, di beberapa area akuntansi, keduanya memiliki kesamaan. Contohnya seperti pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, modal, dan biaya. Informasi keuangan yang disajikan pada laporan keuangan juga harus dipersiapkan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Perbedaan dalam Pengakuan dan Pengukuran

Perbedaan yang paling mencolok antara IFRS dan PSAK terlihat dalam pengakuan dan pengukuran. Berikut ini beberapa contoh perbedaannya :

Pengakuan dan Pengukuran IFRS PSAK
Aset Tidak Berwujud Diakui secara terpisah pada saat akuisisi atau sebagai komponen kelompok aset yang lebih besar. Dapat dikapitalisasi atau diakui sebagai beban sesuai dengan nilai wajar.
Beasiswa Diakui sebagai pendapatan ketika syarat kelayakan dipenuhi. Dikapitalisasi sebagai pengurangan biaya pendidikan atau diakui sebagai penghasilan ketika syarat kelayakan dipenuhi.
Akuntansi untuk Kontrak Konstruksi Metode persentase penyelesaian diperbolehkan, dan kontrak diakui dalam jumlah biaya plus laba. Metode persentase penyelesaian tidak diizinkan, dan kontrak harus diakui dalam jumlah total kontrak yang diterima.

Meskipun terdapat perbedaan dalam pengakuan dan pengukuran, singkatnya IFRS dan PSAK mengikuti prinsip akuntansi yang sama, yaitu untuk melaporkan informasi keuangan yang berkualitas tinggi dan akurat kepada para pengguna informasi keuangan.

Perbedaan Aspek Regulasi Antara IFRS dan PSAK

IFRS adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) dan diadopsi oleh hampir semua negara di dunia. Sementara itu, PSAK adalah standar akuntansi yang berlaku di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).

Perbedaan aspek regulasi antara IFRS dan PSAK dapat dilihat dari beberapa faktor, di antaranya:

  • Proses Standarisasi: IFRS disusun oleh IASB yang menaungi tim berbagai negara. Sedangkan PSAK disusun oleh DSAK yang terdiri dari perwakilan dari berbagai instansi pemerintahan, akademisi, dan industri.
  • Jangkauan Standar: IFRS memiliki jangkauan global, sementara PSAK hanya berlaku di Indonesia.
  • Penyusunan Laporan Keuangan: IFRS memberikan fleksibilitas pada perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, sedangkan PSAK lebih preskriptif dan detail dalam penyajian aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan.
  • Pengakuan Pendapatan: IFRS menerapkan aturan pengakuan pendapatan yang lebih luas dan fleksibel, sementara PSAK lebih membatasi pengakuan pendapatan yang hanya berasal dari penjualan barang dan jasa.
  • Pengukuran Aset: IFRS menggunakan fair value sebagai metode pengukuran aset yang dinilai, sementara PSAK lebih condong menggunakan metode historical cost sebagai penilaian aset.

Meskipun terdapat perbedaan aspek regulasi antara IFRS dan PSAK, namun pada dasarnya standar akuntansi yang berlaku di Indonesia juga sudah mengacu pada standar internasional yang dikeluarkan oleh IASB. Hal ini bertujuan untuk memastikan konsistensi dalam pelaporan keuangan dan memperoleh dukungan internasional yang lebih luas.

Contoh Perbedaan Pengukuran Aset antara IFRS dan PSAK

Perbedaan aspek regulasi antara IFRS dan PSAK dapat dilihat dari pengukuran aset. Berikut adalah contoh perbandingan pengukuran aset antara IFRS dan PSAK:

IFRS PSAK
IFRS lebih cenderung menggunakan fair value sebagai metode pengukuran aset. PSAK lebih condong menggunakan historical cost sebagai metode pengukuran aset.
IFRS memperbolehkan penggunaan metode pengukuran alternatif jika fair value tidak dapat diukur dengan andal. PSAK hanya mengizinkan penggunaan historical cost sebagai metode pengukuran aset, kecuali dalam beberapa kondisi tertentu.

Perbedaan dalam pengukuran aset ini dapat mempengaruhi nilai aset yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dan kemudian mempengaruhi analisis kinerja perusahaan dan keputusan investasi oleh pemangku kepentingan.

Perbedaan implementasi IFRS dan PSAK di Indonesia

Indonesia memiliki dua standar akuntansi yang berlaku, yaitu International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). IFRS adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), sementara PSAK adalah standar akuntansi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) setempat.

  • Penyusunan Laporan Keuangan
  • Perbedaan utama dalam penyusunan laporan keuangan antara IFRS dan PSAK adalah dalam pengakuan pendapatan. IFRS memberikan panduan yang lebih rinci dan tepat dalam pengakuan pendapatan. PSAK, di sisi lain, memberikan lebih banyak kebebasan dalam proses pengakuan pendapatan.

  • Penerapan Standar Akuntansi
  • Selain itu, IFRS mengharuskan perusahaan untuk menerapkan standar akuntansi pada semua transaksi keuangan, sementara PSAK hanya mewajibkan penerapan standar akuntansi pada transaksi-material.

  • Pengaruh Pemerintah
  • IFRS juga lebih berpengaruh pada standar akuntansi Indonesia, karena Indonesia sebagai anggota G20 diharuskan untuk mengadopsi IFRS sebagai pedoman akuntansi. Namun, pemerintah Indonesia masih memiliki kendali terhadap PSAK dan dapat menentukan apakah akan mengadopsi perubahan standar yang dikeluarkan oleh DSAK atau tidak.

Penerapan IFRS di Industri Keuangan

Penerapan IFRS di industri keuangan pada dasarnya sama dengan penerapan IFRS pada industri lainnya. Namun, ada beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah perbedaan penerapan IFRS di industri keuangan:

  • Pengukuran Nilai Wajar
  • Industri keuangan sering kali menghadapi sekuritisasi dan aset keuangan lainnya, yang mengharuskan pengukuran nilai wajar. IFRS memberikan panduan yang lebih rinci dalam pengukuran nilai wajar untuk industri keuangan.

  • Pengakuan Pendapatan
  • Industri keuangan, seperti bank dan asuransi, sering kali mempunyai sumber pendapatan yang berbeda dengan industri lain. Dalam hal ini, IFRS memberikan guidance yang lebih spesifik dalam pengakuan pendapatan untuk industri keuangan.

  • Pengungkapan
  • IFRS memberikan persyaratan pengungkapan yang lebih ketat untuk industri keuangan, terkait dengan risiko pasar dan risiko kredit yang dihadapi oleh perusahaan keuangan.

Perbedaan PSAK 71 dengan IFRS 9

Perbedaan utama antara PSAK 71 dan IFRS 9 adalah pada pengakuan kerugian pada instrumen keuangan. PSAK 71 memperbolehkan pengakuan kerugian sebelum kerugian benar-benar terjadi, sedangkan IFRS 9 memperkenalkan penerapan model penyusutan kerugian ekspektasi.

PSAK 71 IFRS 9
Memperbolehkan pengakuan kerugian sebelum kerugian benar-benar terjadi Memperkenalkan model penyusutan kerugian ekspektasi

Di Indonesia, perbankan masih menerapkan PSAK 71, namun akan segera beralih ke IFRS 9 pada tahun 2023. Penerapan IFRS 9 akan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai risiko kredit dan persyaratan modal bagi perbankan di Indonesia.

Dampak perbedaan IFRS dan PSAK terhadap kinerja perusahaan

Perbedaan antara International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia (PSAK) dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Berikut ini adalah beberapa dampak yang bisa terjadi:

  • Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan pengeluaran: IFRS memiliki metode pengakuan pendapatan yang lebih ketat, sedangkan PSAK lebih fleksibel. Hal ini dapat menghasilkan laporan laba rugi yang berbeda antara kedua standar akuntansi.
  • Perbedaan dalam pengukuran aset dan kewajiban: IFRS cenderung memerlukan penilaian pasar yang lebih sering, sedangkan PSAK lebih banyak menggunakan cost-based measurement. Ini dapat membuat perbedaan dalam jumlah aset dan kewajiban dalam neraca perusahaan.
  • Perbedaan dalam pengungkapan informasi: IFRS lebih menekankan pada keterbukaan dan transparansi, sedangkan PSAK masih mengandalkan standar pengungkapan yang lebih tradisional. Ini dapat membuat informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berbeda-beda.

Terlepas dari perbedaan ini, perusahaan seharusnya tidak hanya berfokus pada satu standar akuntansi dan memilih untuk mengabaikan yang lain. Sebaliknya, mereka harus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari menerapkan keduanya secara bersamaan.

Contohnya, perusahaan dapat menggunakan IFRS untuk pelaporan laporan keuangan mereka kepada investor internasional, sementara juga mempertahankan penetapan PSAK untuk keperluan akuntansi pajak atau pelaporan internal.

Dampak IFRS PSAK
Pengakuan pendapatan dan pengeluaran Lebih ketat Lebih fleksibel
Pengukuran aset dan kewajiban Menggunakan penilaian pasar yang lebih sering Lebih banyak menggunakan cost-based measurement
Pengungkapan informasi Lebih menekankan pada transparansi Lebih mengandalkan standar pengungkapan tradisional

Dalam memilih standar akuntansi mana yang akan digunakan, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar global, peraturan pemerintah, karakteristik industri, serta analisis biaya dan manfaat dari implementasi standar akuntansi tertentu. Dengan memahami perbedaan antara IFRS dan PSAK, perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam membentuk strategi akuntansi mereka.

Strategi perusahaan dalam menghadapi perbedaan IFRS dan PSAK

Perbedaan antara IFRS (International Financial Reporting Standards) dan PSAK (Prinsip Akuntansi Indonesia) dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Namun, dengan menyusun strategi yang tepat, perusahaan dapat menghadapi perbedaan ini dengan baik untuk memenuhi tuntutan kepatuhan regulasi dan kebutuhan laporan keuangan.

  • Perencanaan dan persiapan – Perusahaan harus merencanakan dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum menerapkan IFRS atau PSAK. Langkah ini meliputi pemahaman yang baik tentang standar akuntansi, pelatihan staf, dan penerapan sistem akuntansi yang sesuai.
  • Tingkatkan komunikasi – Perusahaan harus meningkatkan komunikasi antara departemen keuangan, departemen teknis, dan departemen bisnis untuk memastikan pemahaman yang baik mengenai perbedaan antara IFRS dan PSAK.
  • Perencanaan laba dan pajak – Perusahaan harus memperhatikan perbedaan antara IFRS dan PSAK dalam perencanaan laba dan pajak. Hal ini dilakukan dengan merancang sistem akuntansi dan perpajakan yang mampu mengakomodasi perbedaan dalam sistem kedua standar.

Perbedaan IFRS dan PSAK juga ditemukan dalam pengakuan pendapatan, pengukuran nilai, dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempersiapkan diri dengan baik, mengutamakan pemahaman yang baik tentang kedua standar akuntansi tersebut, dan dapat menjalankan strategi yang efektif dan efisien.

Sebagai contoh, perbedaan besar antara IFRS dan PSAK dikemukakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.29 yang mengatur tentang akuntansi untuk asuransi. PSAK No. 29 terdiri dari 4 edisi, yaitu:

Edisi Judul
Edisi 1994 Akuntansi Asuransi (diubah Tanggal 1 Januari 2009)
Edisi 2000 Akuntansi Asuransi (diubah Tanggal 1 Januari 2009)
Edisi 2010 Akuntansi Asuransi
Edisi 2016 Akuntansi Asuransi

Perusahaan harus mengetahui perbedaan dalam regulasi akuntansi antara IFRS dan PSAK dan mengembangkan strategi yang tepat agar dapat menghindari masalah kepatuhan dan memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan mereka.

Selamat, Kamu Telah Mengetahui Perbedaan IFRS dan PSAK!

Sekarang kamu telah memahami perbedaan antara IFRS dan PSAK, yang mana akan sangat berguna bagi kamu yang berkecimpung di dunia akuntansi. Tentunya perbedaan ini akan membantu kamu untuk lebih jelas mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan suatu perusahaan. Terima kasih telah membaca artikel ini, kami harap kamu bisa kembali lagi nanti untuk membaca artikel menarik lainnya. Sampai jumpa lagi!