Banyak dari kita yang pernah merasa bingung saat menemukan istilah “ibid” dan “opcit” ketika membaca sebuah referensi. Kendati terdengar sama, keduanya memiliki arti dan penggunaan yang berbeda. Jika kamu merupakan salah satu yang bingung mengenai perbedaan ibid dan opcit, jangan khawatir. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai kedua istilah tersebut agar kamu tidak lagi bingung dan terhindar dari kesalahan saat menyebutkan referensi.
Secara umum, bahasa Inggris memang memiliki banyak istilah yang kerap menjadi sumber kebingungan. Tak terkecuali dengan istilah “ibid” dan “opcit”. Keduanya merupakan istilah yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti skripsi atau tesis. Namun, seberapa pentingkah penggunaan kedua istilah tersebut dalam pengutipan referensi? Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan ibid dan opcit agar kamu dapat memahami fungsinya saat mengutip sebuah karya.
Untuk para penulis karya ilmiah, menguasai ilmu pengutipan referensi menjadi sangat penting. Hal ini merupakan bagian integral dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar. Salah satu hal yang perlu dikuasai adalah memahami perbedaan ibid dan opcit. Kedua istilah ini memang sering membuat bingung, apalagi bagi mereka yang masih awam dalam dunia akademik. Namun, jika kamu mampu memahami dengan baik penggunaannya, kamu akan terhindar dari kesalahan saat mengutip referensi di dalam karya ilmiahmu.
Pengertian Ibid dan Opcit
Ibid dan opcit adalah dua istilah yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah, terutama untuk kutipan. Kedua istilah ini digunakan untuk mengacu pada sumber yang sama yang telah dikutip sebelumnya dalam suatu tulisan, namun keduanya memiliki perbedaan dalam penggunaan dan konvensi penulisan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian ibid dan opcit:
- Ibid
Ibid merupakan singkatan dari istilah Latin ibidem yang berarti “di tempat yang sama”. Ketika seseorang menggunakan kata ini dalam kutipan, maka artinya adalah sumber tersebut sama dengan sumber yang telah dikutip sebelumnya dalam teks yang sama. Kata Ibid biasanya ditulis dengan huruf miring atau ditulis dengan panjang. - Opcit
Opcit merupakan singkatan dari istilah Latin opere citato yang berarti “dalam karya yang telah disebutkan”. Ketika seseorang menggunakan kata ini dalam kutipan, maka artinya adalah sumber tersebut telah disebutkan sebelumnya dalam teks yang sama dan merujuk pada halaman tertentu di dalam sumber tersebut. Kata Opcit biasanya ditulis dengan huruf miring atau ditulis dengan panjang, dan diikuti dengan nama pengarang dan halaman yang dirujuk.
Perbedaan antara Ibid dan Opcit
Jika kamu sedang mengarang skripsi, makalah, atau tulisan ilmiah lainnya, kamu akan sering bertemu dengan istilah “ibid” dan “opcit”. Kedua kata tersebut biasanya digunakan untuk menghindari penulisan ulang suatu kutipan yang diambil dari sumber yang sama. Namun, apakah kamu tahu perbedaan antara kedua kata tersebut? Berikut adalah penjelasannya:
Perbedaan dalam Arti dan Penggunaan
- Ibid merupakan singkatan dari ibidem, yang secara harfiah berarti “di tempat yang sama”. Penggunaan ibid sering kali digunakan jika sebuah kutipan diambil dari halaman yang sama dengan kutipan sebelumnya. Contohnya:
- Sementara itu, opcit singkatan dari opere citato. Secara harfiah, kata tersebut berarti “dalam buku yang disebutkan”. Opcit biasanya digunakan jika kutipan diambil dari halaman yang berbeda dengan kutipan sebelumnya, namun masih dalam sumber yang sama. Contohnya:
“Dalam bukunya yang berjudul ‘Manusia Setengah Salmon’, Raditya Dika menggambarkan kehidupan seorang anak muda di kota Jakarta.”
(Dika 2011, hlm. 24)
“Ibunya sangat memperhatikan kesehatan Raditya, dan selalu memasak makanan yang sehat untuknya.”
(Ibid)
“Dalam bukunya yang berjudul ‘Manusia Setengah Salmon’, Raditya Dika menggambarkan kehidupan seorang anak muda di kota Jakarta.”
(Dika 2011, hlm. 24)
“Saya setuju dengan pernyataan Dika bahwa Jakarta adalah kota yang sangat padat.”
(Dika 2011, op cit.)
Perbedaan dalam Format Penulisan
Terkadang, ada perdebatan di antara para akademisi mengenai format penulisan kedua kata tersebut. Namun, setidaknya ada dua aturan umum yang biasa dipakai:
- Ibid biasanya diikuti dengan titik, sedangkan opcit diikuti dengan koma. Contohnya:
- Jika suatu kutipan diambil dari bab yang berbeda, maka judul bab tersebut juga biasanya disebutkan. Penggunaan judul bab biasanya lebih lazim di bidang humaniora, dan kurang lazim di bidang sains dan teknik.
“Dalam bukunya yang berjudul ‘Manusia Setengah Salmon’, Raditya Dika menggambarkan kehidupan seorang anak muda di kota Jakarta.”
(Dika 2011, hlm. 24).
“Ibunya sangat memperhatikan kesehatan Raditya, dan selalu memasak makanan yang sehat untuknya.”
(Ibid.)
“Dalam bukunya yang berjudul ‘Manusia Setengah Salmon’, Raditya Dika menggambarkan kehidupan seorang anak muda di kota Jakarta.”
(Dika 2011, hlm. 24),
“Saya setuju dengan pernyataan Dika bahwa Jakarta adalah kota yang sangat padat.”
(Dika 2011, op cit.)
Jadi, demikianlah perbedaan antara ibid dan opcit. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu yang sedang menulis skripsi atau tulisan ilmiah lainnya.
Contoh Penggunaan Ibid dan Opcit dalam Kutipan
Bagi para akademisi, kutipan dalam sebuah tulisan merupakan hal yang cukup penting. Selain menunjukkan kredibilitas penelitian yang dilakukan, kutipan juga dapat memberikan referensi untuk membantu pembaca dalam mencari referensi tambahan yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Dalam membuat kutipan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan istilah ibid atau op.cit.. Keduanya sering digunakan dalam kutipan bersumber dari referensi yang sama. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara kedua istilah ini dan bagaimana cara menggunakannya?
- Ibid
- Opcit
Ibid berasal dari bahasa Latin, yaitu “ibidem” yang artinya “di tempat yang sama”. Istilah ini biasanya digunakan ketika kutipan mengacu pada halaman yang sama dari referensi yang sama seperti kutipan sebelumnya. Contoh:
Rosidi mengungkapkan bahwa “sastra adalah suatu bentuk gambaran manusia, wawasan hidup dan pandangan tentang keindahan dan kebenaran” (Rosidi, 2010, hlm. 5). Ibid mencatat bahwa sastra adalah cerminan manusia yang membentuk gambaran dan menggambarkan kenyataan (Rosidi, 2010, hlm. 5).
Pada contoh di atas, Ibid digunakan untuk menyatakan bahwa kutipan kedua berasal dari referensi yang sama dengan kutipan pertama.
Sementara itu, op.cit. berasal dari bahasa Latin, yaitu “opere citato” yang artinya “dalam karya yang telah disebutkan”. Istilah ini digunakan ketika kutipan mengacu pada referensi yang sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi halaman yang dirujuk berbeda. Contoh:
Rosidi mengungkapkan bahwa “sastra adalah suatu bentuk gambaran manusia, wawasan hidup dan pandangan tentang keindahan dan kebenaran” (Rosidi, 2010, hlm. 5). Pernyataan ini mengacu pada kutipan yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (op.cit.), tetapi halaman yang dirujuk telah berubah.
Pada contoh di atas, op.cit. digunakan untuk menunjukkan bahwa kutipan kedua berasal dari referensi yang sama dengan kutipan pertama, tetapi halamannya berbeda.
Ketika menggunakan ibid atau op.cit. dalam kutipan, pastikan kutipan yang menggunakan istilah tersebut mengikuti kutipan yang sudah disebutkan sebelumnya, baik dalam hal penulis maupun referensi yang digunakan. Dengan begitu, kutipan akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan memberikan kredibilitas yang lebih tinggi pada penelitian yang dilakukan.
Ibid | Opcit |
---|---|
Berasal dari bahasa Latin, “ibidem” yang artinya “di tempat yang sama”. | Berasal dari bahasa Latin, “opere citato” yang artinya “dalam karya yang telah disebutkan”. |
Digunakan ketika kutipan mengacu pada halaman yang sama dari referensi yang sama seperti kutipan sebelumnya. | Digunakan ketika kutipan mengacu pada referensi yang sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi halaman yang dirujuk berbeda. |
Contoh penggunaan: Rosidi mengungkapkan bahwa “…sastra adalah cerminan manusia yang membentuk gambaran dan menggambarkan kenyataan” (Rosidi, 2010, hlm. 5). Ibid mencatat bahwa sastra adalah cerminan manusia yang membentuk gambaran dan menggambarkan kenyataan (Rosidi, 2010, hlm. 5). | Contoh penggunaan: Rosidi mengungkapkan bahwa “…sastra adalah cerminan manusia yang membentuk gambaran dan menggambarkan kenyataan” (Rosidi, 2010, hlm. 5). Pernyataan ini mengacu pada kutipan yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (op.cit.), tetapi halaman yang dirujuk telah berubah. |
Dalam penggunaannya, ibid atau op.cit. dapat membantu memberikan referensi yang lebih rapi dan mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan keduanya agar kutipan yang dituliskan lebih akurat dan memberikan kredibilitas yang lebih tinggi pada penelitian yang dilakukan.
Cara Menuliskan Ibid dan Opcit dengan Benar
Referensi adalah hal penting dalam sebuah penulisan. Dalam menulis, perlu untuk menyertakan sumber referensi sebagai bentuk penghormatan kepada penulis asli dan sebagai bentuk transparansi. Dalam menulis referensi, ada beberapa istilah yang perlu dipahami, salah satunya adalah ibid dan op.cit.
- Ibid merupakan kependekan dari ibidem yang berarti “di tempat yang sama”. Ketika kita ingin merujuk pada sumber yang sama dengan referensi sebelumnya, maka kita bisa menggunakan ibid. Namun, perlu diperhatikan bahwa ibid hanya bisa digunakan jika referensi sebelumnya adalah satu halaman atau kurang.
- Op.cit merupakan kependekan dari opera citato yang berarti “karya yang telah disebutkan”. Ketika kita ingin merujuk pada sumber yang sama dengan referensi sebelumnya, namun berada di halaman yang berbeda, maka kita bisa menggunakan op.cit. Namun, perlu diperhatikan bahwa kita harus mencantumkan nama penulis dan judul buku jika op.cit digunakan.
Untuk menuliskan ibid dan op.cit dengan benar, perhatikan beberapa hal berikut:
- Cantumkan nama penulis dengan lengkap dalam referensi pertama. Contohnya: John Smith, The Art of Writing (Jakarta: Penerbit A, 2021), hal. 10.
- Gunakan ibid jika referensi berikutnya berasal dari halaman yang sama. Contohnya: Ibid., hal. 15.
- Gunakan op.cit jika referensi berikutnya berasal dari halaman yang berbeda. Contohnya: Smith, op.cit., hal. 20.
- Jangan menggunakan ibid jika referensi sebelumnya berasal dari lebih dari satu halaman. Gunakanlah penulisan standar dengan menyertakan nomor halaman. Contohnya: Ibidem.
- Sebaiknya tidak menggunakan op.cit jika referensi sebelumnya terlalu jauh atau terlalu banyak. Sebaliknya, gunakanlah penulisan standar dengan menyertakan nama penulis dan judul buku. Contohnya: John Smith, The Art of Writing (Jakarta: Penerbit A, 2021), hal. 30.
Adapun contoh tabel berikut untuk lebih memperjelas:
No | Referensi | Ibid / Op.cit |
---|---|---|
1 | John Smith, The Art of Writing (Jakarta: Penerbit A, 2021), hal. 10. | – |
2 | Ibid., hal. 15. | Ibid. |
3 | Smith, op.cit., hal. 20. | Op. cit. |
4 | John Smith, The Art of Writing (Jakarta: Penerbit A, 2021), hal. 30. | – |
Dengan pemahaman yang benar, penulisan ibid dan op.cit bisa dilakukan dengan mudah dan benar.
Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Ibid dan Opcit
Jika Anda sering menggunakan referensi dalam penulisan artikel atau tugas, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ‘ibid’ dan ‘op.cit’. Kedua kata tersebut memang sangat umum digunakan, terutama dalam penulisan ilmiah. Namun, apakah Anda tahu apa sebenarnya perbedaan dan kelebihan serta kekurangan antara kedua istilah tersebut? Berikut penjelasannya:
- Ibid sendiri merupakan singkatan dari ‘ibidem’ yang artinya ‘di tempat yang sama’. Dalam penulisan referensi, penggunaan istilah ini mengacu pada sumber yang sama, tetapi hanya dengan perbedaan halaman yang dikutip. Jadi, jika sebelumnya Anda telah mencantumkan referensi pada halaman tertentu, Anda dapat menggunakan ibid pada halaman selanjutnya untuk menghindari pengulangan.
- Sementara itu, op.cit singkatan dari ‘opere citato’ yang artinya ‘dalam karya yang sudah dikutip’. Istilah ini digunakan jika Anda merujuk pada sumber yang sama dengan catatan kaki sebelumnya, namun tidak berada pada halaman yang sama. Jadi, Anda harus mencantumkan nama pengarang dan judul sumber di awal catatan kaki untuk merujuk pada sumber yang sama, sebelum menambahkan op.cit.
Jadi, apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kedua istilah tersebut? Berikut ini ulasannya:
1. Kelebihan penggunaan Ibid:
- Menghemat ruang pada catatan kaki atau daftar pustaka, karena tidak perlu mencantumkan sumber secara terulang-ulang.
- Meningkatkan efisiensi penulisan bagi penulis yang sering kali mengutip sumber yang sama.
2. Kekurangan penggunaan Ibid:
- Membuat bingung pembaca jika tidak dijelaskan dengan baik, terutama jika catatan kaki terlalu panjang atau banyak digunakan.
- Mudah tercampur dengan catatan kaki lainnya jika tidak diletakkan pada tempat yang tepat atau diatur dengan baik.
3. Kelebihan penggunaan Opcit:
- Memudahkan pembaca untuk menemukan sumber yang sama, karena nama pengarang dan judul sumber dituliskan di awal catatan kaki.
- Membantu menyampaikan pesan yang lebih jelas dan efektif dalam penulisan, karena antara penulis dan pembaca memiliki pemahaman yang sama mengenai sumber yang digunakan.
4. Kekurangan penggunaan Opcit:
- Membuat daftar pustaka terlihat lebih panjang karena nama pengarang dan judul sumber harus dicantumkan pada setiap catatan kaki.
- Menghabiskan banyak waktu dalam penulisan bagi penulis yang sering kali merujuk pada sumber yang sama.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan antara ibid dan op.cit tergantung pada gaya penulisan dan preferensi penulis. Namun, yang pasti, penting untuk menjelaskan penggunaan kedua istilah tersebut dengan jelas dalam catatan kaki atau daftar pustaka untuk menghindari kebingungan pembaca.
Sampai Jumpa Lagi di Artikel Selanjutnya!
Nah, itulah perbedaan antara Ibid dan Opcit yang mungkin sering membingungkan. Semoga dengan membaca artikel ini kamu jadi lebih paham dan tidak lagi salah menggunakannya. Terima kasih sudah membaca artikel ini dan jangan lupa untuk kembali lagi di website kami untuk membaca artikel menarik lainnya. Salam hangat dari kami.