Perbedaan IAS dan IFRS: Apa yang Harus Anda Ketahui

Jika kita berbicara tentang bidang akuntansi, pasti kita sering mendengar tentang IAS (International Accounting Standards) dan IFRS (International Financial Reporting Standards). Namun, masih banyak yang binggung dan tidak tahu perbedaan antara keduanya. Meski terdengar mirip, IAS dan IFRS sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

IAS adalah standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) dan telah digunakan sejak tahun 1973. Sedangkan IFRS adalah standar akuntansi internasional yang lebih baru, dikeluarkan oleh IASB pada tahun 2001. Meski IFRS dirancang sebagai pengganti IAS, namun ada beberapa perbedaan yang membuat keduanya tetap berbeda.

Salah satu perbedaan yang paling mencolok antara IAS dan IFRS adalah jumlah standar yang dibuat. IAS memiliki 41 standar, sedangkan IFRS hanya 16 standar. Hal ini menyebabkan IFRS dirancang lebih sederhana dan mudah dipahami oleh pihak yang bukan dari latar belakang akuntansi. Oleh karena itu, saat ini IFRS menjadi lebih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Namun, untuk memastikan kepatuhan, penting bagi perusahaan untuk memahami perbedaan antara IAS dan IFRS.

Pengertian IAS dan IFRS

IAS (International Accounting Standards) dan IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB). IASB membuka konsultasi dengan para ahli akuntansi dan regulator keuangan dari seluruh dunia untuk memperbarui dan menetapkan standar akuntansi internasional yang harmonis dan diakui dunia.

Meskipun keduanya berbeda, IAS dan IFRS digunakan secara bergantian dan dianggap selaras, sementara IAS dianggap sebagai standar akuntansi sebelum adopsi IFRS.

Perbedaan antara IAS dan IFRS

  • IAS diterbitkan antara tahun 1973 dan 2000, sedangkan IFRS pertama kali diterbitkan pada tahun 2001.
  • IAS hanya berlaku bagi perusahaan yang memilih untuk menggunakannya, sementara IFRS diadopsi secara global oleh lebih dari 100 negara.
  • IAS tidak secara tegas mengharuskan laporan keuangan untuk menyajikan informasi tambahan, sementara IFRS mewajibkan laporan keuangan untuk menyajikan informasi tambahan.
  • IAS lebih fleksibel, sedangkan IFRS lebih terstruktur dan lebih spesifik dalam hal laporan keuangan dan sistem akuntansi.
  • IAS tidak mengatur tentang pengakuan pendapatan dan penyusutan aset yang bersifat tak berwujud, sedangkan IFRS mengharuskan pengakuan pendapatan dan penyusutan aset yang bersifat tak berwujud.

Kegunaan IAS dan IFRS

IAS dan IFRS penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan dari perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan secara konsisten, sehingga pembaca dapat memahami kinerja keuangan mereka. Selain itu, IAS dan IFRS juga membantu memperkuat sistem akuntansi dan audit di seluruh dunia, yang memberikan keyakinan kepada investor, kreditor dan pengguna lain atas kualitas pelaporan keuangan suatu perusahaan.

Tabel Perbandingan IAS dan IFRS

IAS IFRS
Dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC) Dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB)
Diterbitkan antara tahun 1973 dan 2000 Diterbitkan pertama kali pada tahun 2001
Lebih fleksibel Lebih terstruktur dan spesifik dalam hal laporan keuangan dan sistem akuntansi
Tidak mengharuskan laporan keuangan untuk menyajikan informasi tambahan Mewajibkan laporan keuangan untuk menyajikan informasi tambahan

Meskipun IAS dan IFRS berbeda dalam beberapa hal, tujuan keduanya tetap sama yaitu memberikan konsistensi dan keseragaman dalam pelaporan keuangan agar dapat dipahami dan dibandingkan oleh pengguna laporan keuangan.

Sejarah Singkat IAS dan IFRS

International Accounting Standards (IAS) dan International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar akuntansi internasional yang dibuat oleh International Accounting Standards Board (IASB), sebuah badan independen yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar akuntansi global. IAS dan IFRS berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan dapat dibandingkan di seluruh dunia.

  • IAS pertama kali diterbitkan pada 1973 oleh International Accounting Standards Committee (IASC), sebuah badan internasional yang didirikan pada tahun 1973. IAS bertujuan untuk menyatukan standar akuntansi yang berbeda di seluruh dunia.
  • Pada tahun 2001, IASC berubah menjadi IASB. IASB kemudian mengganti IAS dengan IFRS, yang mulai diterapkan pada tahun 2005.
  • IFRS dirancang untuk menjadi standar akuntansi internasional tunggal yang berlaku di seluruh dunia dan mempromosikan keterbukaan dan transparansi di pasar global.

Perbedaan Antara IAS dan IFRS

Meskipun IAS dan IFRS memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan dan dapat dibandingkan secara global, terdapat beberapa perbedaan antara dua standar akuntansi tersebut. Beberapa perbedaan tersebut adalah:

  • IFRS lebih bersifat prinsipal, sedangkan IAS lebih bersifat aturan. Karena IFRS bersifat prinsip, maka perusahaan memiliki lebih banyak kebebasan dalam menerapkan standar tersebut, asalkan mereka menjelaskan secara jelas mengapa mereka membuat keputusan tertentu. Sementara IAS lebih bersifat aturan, dimana perusahaan harus mengikuti setiap peraturan tersebut.
  • IFRS memerlukan pengungkapan yang lebih lengkap daripada IAS. IFRS menekankan pada pengungkapan yang jelas dan transparan pada laporan keuangan, sehingga investor memiliki gambaran yang lebih baik tentang kondisi keuangan perusahaan.
  • IFRS lebih fleksibel daripada IAS. IFRS memungkinkan perusahaan untuk menggunakan nilai wajar dalam mengukur aset dan kewajiban, sedangkan IAS mengharuskan pengukuran berdasarkan biaya historis.

Implementasi IAS dan IFRS di Indonesia

Di Indonesia, IFRS telah diterapkan secara wajib untuk perusahaan yang listing di bursa efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 1 Januari 2012. Selain itu, pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia juga menerbitkan peraturan yang mengharuskan perusahaan non-publik (BUMN dan perusahaan swasta) untuk menerapkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang sejalan dengan IFRS. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di pasar keuangan Indonesia.

Perbandingan IAS dan IFRS IAS IFRS
Bentuk Aturan Prinsipal
Flexibility Kurang fleksibel Lebih fleksibel
Pengungkapan Kurang lengkap Lebih lengkap
Pengukuran Pengukuran berbasis biaya historis Pengukuran berbasis nilai wajar

Dalam dunia bisnis saat ini, IAS dan IFRS telah menjadi standar bagi perusahaan-perusahaan yang ingin bersaing di pasar global. Dengan menerapkan standar akuntansi yang sama, maka laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan tersebut akan menjadi lebih mudah dibandingkan dan transparan bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai sejarah dan perbedaan antara IAS dan IFRS sangat penting bagi para akuntan dan pengusaha di seluruh dunia.

Prinsip-prinsip IAS dan IFRS

IAS (International Accounting Standards) adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB). Sementara itu, IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar laporan keuangan internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).

Perbedaan utama antara IAS dan IFRS adalah bahwa IAS lebih terfokus pada aspek akuntansi, sedangkan IFRS lebih terfokus pada aspek penyajian laporan keuangan. Namun, keduanya memiliki beberapa prinsip yang sama.

  • Transparansi: baik IAS maupun IFRS menuntut transparansi dalam penyajian informasi keuangan perusahaan.
  • Konsistensi: kedua standar ini menuntut konsistensi dalam penyajian informasi keuangan, agar informasi yang disajikan dapat dibandingkan dengan informasi keuangan dari perusahaan lain.
  • Objektivitas: kedua standar ini juga menuntut objektivitas dalam penyajian informasi keuangan, yang artinya informasi tersebut harus bisa dipercaya dan tidak terkontaminasi dengan kepentingan pihak-pihak tertentu.

Ada beberapa prinsip tambahan yang hanya ditemukan dalam IFRS, yaitu:

  • Fair value: prinsip ini menuntut bahwa aset dan kewajiban harus disajikan dengan nilai wajar (fair value), yaitu harga yang diharapkan untuk diterima jika aset tersebut dijual atau kewajiban tersebut diselesaikan di pasar bebas.
  • Keterkaitan: prinsip ini menuntut agar semua informasi keuangan yang saling terkait harus disajikan secara terintegrasi dalam laporan keuangan, sehingga tidak ada informasi yang hilang atau kabur.

Berikut adalah tabel perbandingan prinsip-prinsip antara IAS dan IFRS:

Prinsip IAS Prinsip IFRS
Transparansi Transparansi
Konsistensi Konsistensi
Objektivitas Objektivitas
Fair value
Keterkaitan

Jadi, meskipun ada beberapa perbedaan antara IAS dan IFRS, namun keduanya memiliki prinsip-prinsip yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa kedua standar ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memperbaiki sistem pelaporan keuangan perusahaan agar lebih transparan, konsisten, dan objektif.

Kelebihan dan Kekurangan IAS dan IFRS

IAS (International Accounting Standards) dan IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah dua standar akuntansi internasional yang digunakan secara luas di seluruh dunia. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum memilih standar yang mereka gunakan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari IAS dan IFRS.

  • Kelebihan IAS:
    • IAS memiliki keunggulan dalam penggunaannya yang telah diterapkan secara global sejak tahun 1970-an, sehingga diakui dan dihormati oleh banyak perusahaan multinasional, regulator dan investor.
    • IAS memiliki kerangka konseptual yang lebih lengkap dan terinci daripada IFRS, serta memiliki standar yang lebih terperinci pada topik tertentu, terutama pada topik terkait biaya, pendapatan, dan aset tetap.
    • IAS memasukkan banyak prinsip akuntansi yang lebih memperhitungkan nilai aset dan beban daripada IFRS, yang dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang kondisi keuangan perusahaan.
  • Kekurangan IAS:
    • IAS masih menggunakan pola pikir tradisional untuk mengukur aset yang secara signifikan berbeda dengan IFRS.
    • IAS memiliki jumlah standar akuntansi yang lebih banyak dan lebih rumit, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dipelajari.
    • IAS memiliki beberapa pengukuran keuangan yang tidak sesuai dengan prinsip dasar IFRS.
  • Kelebihan IFRS:
    • IFRS memiliki pola pikir yang lebih modern dan komprehensif dalam mengukur aset, terutama pada topik terkait dengan pengukuran nilai wajar.
    • IFRS lebih sederhana dan mudah dipahami daripada IAS, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menerapkannya dengan lebih cepat dan efisien.
    • IFRS memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam pengelolaan aset dan hutang.
  • Kekurangan IFRS:
    • IFRS kurang diterima secara global dibandingkan IAS, meski IFRS disetujui oleh lebih dari 100 negara saat ini.
    • IFRS tidak memiliki kerangka konseptual yang detail seperti IAS.
    • IFRS bergantung pada interpretasi yang lebih luas sehingga dapat menyebabkan lebih banyak kebingungan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

Contoh Implementasi IAS dan IFRS

Contoh implementasi IAS dan IFRS dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan yang telah menerapkannya. Berikut adalah contoh perbandingan implementasi IAS dan IFRS dalam tabel:

IAS IFRS
Mengukur aset berdasarkan biaya historis Mengukur aset berdasarkan nilai wajar
Melaporkan piutang ke konsumen dalam kategori aset lancar Melaporkan piutang ke konsumen dalam kategori aset lancar atau tidak lancar tergantung dari efektivitas pola pembayaran dan risiko mitra usaha
Melaporkan beban dalam kategori biaya Melaporkan beban dalam kategori biaya atau pengeluaran

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa IAS lebih cenderung menggunakan prinsip pengukuran aset berdasarkan biaya historis sementara IFRS lebih menerapkan prinsip pengukuran berdasarkan nilai wajar. Selain itu, IFRS juga memberikan lebih banyak pilihan dalam pelaporan piutang dan beban.

Implementasi IAS dan IFRS di Indonesia

Implementasi IAS (International Accounting Standards) dan IFRS (International Financial Reporting Standards) yang ditetapkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 2012. Sejak saat itu, Perusahaan Publik di Indonesia diwajibkan untuk mengadopsi kerangka kerja IFRS dalam menyusun laporan keuangannya.

Langkah ini diambil oleh Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upayanya untuk menyelaraskan praktik akuntansi Indonesia dengan standar internasional dan untuk meningkatkan transparansi informasi keuangan perusahaan di Indonesia.

Perbedaan IAS dan IFRS

  • IAS merupakan kerangka kerja akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC) sebelum IASB terbentuk, sedangkan IFRS dikeluarkan oleh IASB.
  • IAS menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang harus dipatuhi untuk menyusun laporan keuangan, sementara IFRS lebih mengarahkan pada penggunaan prinsip-prinsip umum yang lebih fleksibel.
  • IAS hanya diperlukan oleh Perusahaan Publik di negara-negara tertentu, sementara IFRS telah diadopsi oleh lebih dari 100 negara di seluruh dunia

Tantangan Implementasi IAS dan IFRS di Indonesia

Implementasi IFRS di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, di antaranya:

  • Tingkat pemahaman tentang IFRS yang masih rendah. Banyak perusahaan masih kesulitan memahami dan menerapkan standar akuntansi ini dengan benar.
  • Kurangnya pelatihan dan sumber daya manusia yang terampil dalam menerapkan IFRS.
  • Tantangan hukum, seperti perbedaan dalam cara menghitung pajak berdasarkan standar akuntansi Indonesia dan IFRS.

Implementasi IFRS di Indonesia: Contoh

Implementasi IFRS membutuhkan perubahan dalam cara perusahaan menyusun laporan keuangan mereka. Sebagai contoh, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan perusahaan publik terbesar di Indonesia, mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya sejak tahun 2013.

Elemen Laporan Keuangan PSAK IFRS
Total aset Persediaan + Piutang + Kas Serta Setara Kas Persediaan + Piutang Dagang + Piutang lain-lain + Uang muka + Kas serta setara kas
Laba bersih Pendapatan operasional – Biaya operasional Pendapatan dari operasi – Biaya dari operasi – Biaya keuangan – Pajak penghasilan

Meskipun ada beberapa tantangan dalam mengadopsi IAS dan IFRS di Indonesia, upaya ini merupakan langkah positif dan penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan di Indonesia dan memastikan bahwa praktik akuntansi Indonesia selaras dengan standar internasional.

Selamat Belajar tentang Perbedaan IAS dan IFRS!

Artikel ini memperkenalkan Anda pada perbedaan penting antara IAS dan IFRS. Kesimpulannya, IAS adalah standar akuntansi internasional yang digunakan oleh perusahaan di luar Uni Eropa, sementara IFRS adalah standar yang lebih baru dan lebih lengkap yang digunakan di semua negara. Meskipun perbedaan ini dapat membingungkan, pemahaman yang benar sangat penting untuk melakukan bisnis internasional dengan sukses. Terima kasih telah membaca artikel ini dan jangan ragu untuk kembali lagi di kemudian hari untuk membaca artikel kami yang lain. Sampai jumpa!