Tidak dapat dipungkiri bahwa gereja masih menjadi salah satu institusi sosial yang paling penting dan berpengaruh di Indonesia. Gereja dapat menjadi tempat bagi umat untuk beribadah, berkumpul dengan keluarga dan teman, ataupun memperoleh dukungan moral ketika menghadapi masalah hidup. Namun, di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam denominasi gereja, salah satunya adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI). Walaupun terlihat mirip, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara kedua denominasi tersebut.
Sama halnya seperti gereja-gereja lainnya, GKI dan GBI juga memiliki tuntutan yang berbeda dalam menjalankan pelayanannya. Selain itu, kedua gereja ini juga memiliki diferensiasi dalam hal doktrin atau keyakinan yang diyakini oleh jemaatnya. Namun, terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya bertujuan untuk menghasilkan pengikut Kristus yang mampu bertumbuh dalam iman dan menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mungkin bagi sebagian dari kita yang bukan berasal dari kedua gereja tersebut, perbedaan antara GKI dan GBI terlihat kurang signifikan. Namun, bagi para pengikut setia masing-masing gereja, perbedaan tersebut sebenarnya sangat penting karena dapat memengaruhi cara pandang mereka dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara GKI dan GBI agar dapat menghargai perbedaan setiap individu dalam menjalankan keyakinannya.
Sejarah dan Latar Belakang GKI dan GBI
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah dua gereja Protestan yang bertumbuh dan berkembang di Indonesia. GKI didirikan pada tanggal 25 Desember 1934 di Surabaya oleh sekelompok Kristen Indonesia yang ingin memiliki gereja yang independen dan merdeka dari pengaruh gereja kolonial Belanda pada saat itu. Pada awalnya, GKI hanya terdiri dari beberapa jemaat kecil di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jawa, Sumatra, dan Bali.
Sementara GBI didirikan pada tahun 1951 di Yogyakarta oleh pendeta Indonesia bernama Yakub Latupeirissa dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan masyarakat yang butuh bantuan rohani. GBI berkembang pesat dan kini memiliki cabang di seluruh Indonesia dan beberapa negara di luar negeri seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.
Perbedaan GKI dan GBI
- GKI diinisiasi oleh orang-orang Kristen Indonesia pada masa penjajahan Belanda, sedangkan GBI didirikan oleh pendeta Indonesia setelah Indonesia merdeka.
- GKI adalah gereja yang lebih tradisional dan mengutamakan kegiatan liturgi, sedangkan GBI lebih dinamis dengan program-program pembinaan jemaat seperti kelas pelatihan untuk mengejar pengembangan diri dan kerohanian.
- GKI mempunyai semboyan yaitu, “Moledos nokogirang, nurut tutong” yang artinya “Selalu merendahkan hati dan tunduk kepada Tuhan,” sementara semboyan GBI yaitu, “Representatif, Inovatif, Relevan” dengan arti “Menjadi representatif di dalam gereja, inovatif dalam kehidupan pribadi dan gereja, serta relevan dalam pelayanan gereja dan masyarakat.”
Keberadaan GKI dan GBI Sekarang
Sekarang, GKI dan GBI tetap aktif dalam memberikan pemeriksaan kesehatan gratis, program pembinaan jemaat, kegiatan keagamaan dan budaya, serta memberikan bantuan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. GKI dan GBI juga terlibat dalam kegiatan ekumenis dengan gereja-gereja lain di Indonesia dan di luar negeri. Meskipun ada beberapa perbedaan dalam kepercayaan dan praktik keagamaan, GKI dan GBI berupaya untuk bekerja sama dalam melayani Tuhan dan memajukan gereja Kristus di Indonesia.
GKI | GBI |
---|---|
Gereja Kristen Indonesia | Gereja Bethel Indonesia |
Dibentuk pada tahun 1934 di Surabaya | Dibentuk pada tahun 1951 di Yogyakarta |
Memiliki semboyan “Moledos nokogirang, nurut tutong” | Memiliki semboyan “Representatif, Inovatif, Relevan” |
Lebih mengutamakan kegiatan liturgi | Lebih dinamis dengan program-program pembinaan jemaat |
Sekarang, GKI dan GBI masih memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia sebagai tempat ibadah, tempat orang-orang mencari kedamaian batin dan bantuan rohani, serta menjadi tempat berbagai program sosial dan pembinaan diri. Kedua gereja ini memainkan peran penting dalam menciptakan dan mempertahankan keragaman keagamaan di Indonesia.
Perbedaan Tata Ibadah di GKI dan GBI
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan denominasi gereja yang terkenal di Indonesia. Meskipun keduanya berada di bawah naungan aliran Protestan dan memiliki kesamaan dalam keyakinan kekristenan, namun terdapat perbedaan dalam tata ibadah yang dilakukan oleh kedua gereja tersebut.
- Perbedaan dalam Penekanan Ibadah
- Perbedaan dalam Tata Kelola Gereja
- Perbedaan dalam Penggunaan Liturgi Ibadah
GKI dan GBI memiliki penekanan ibadah yang berbeda. Pada umumnya, GKI menekankan pada pengalaman dan pemahaman yang mendalam akan teks Alkitab, sementara GBI lebih menekankan pada pengalaman pribadi dengan Tuhan. Hal ini tercermin dalam cara pemilihan lagu, durasi kotbah, bahkan sampai jumlah doa yang dilakukan pada setiap ibadah.
Selain dalam ibadah, GKI dan GBI juga memiliki perbedaan dalam hal tata kelola gereja. GKI memiliki sistem gereja presbiterial yang memisahkan antara jabatan uskup dan pendeta. Sedangkan GBI menggunakan sistem gereja episkopal dimana pengurus gereja dikepalai oleh uskup.
Salah satu perbedaan signifikan dalam tata ibadah GKI dan GBI adalah penggunaan liturgi ibadah. GKI cenderung menggunakan liturgi ibadah yang sudah menjadi tradisi gereja selama bertahun-tahun, sedangkan GBI lebih terbuka dalam hal penggunaan liturgi ibadah. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan pujian dan penyembahan, contohnya GKI menggunakan Kidung Jemaat, sedangkan GBI lebih sering menggunakan lagu rohani modern.
Dalam kesimpulan, meskipun terdapat perbedaan dalam tata ibadah di GKI dan GBI, namun keduanya tetap memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendekatkan umat kepada Tuhan dan memperkuat iman. Terlepas dari perbedaan yang ada, kita harus tetap menghargai keberagaman dalam peribadatan dan menghindari perbandingan yang tidak sehat antara denominasi gereja.
GKI | GBI |
---|---|
Pengalaman dan pemahaman yang mendalam akan teks Alkitab | Penekanan pada pengalaman pribadi dengan Tuhan |
Sistem gereja presbiterial | Sistem gereja episkopal |
Menggunakan liturgi ibadah yang sudah menjadi tradisi gereja | Lebih terbuka dalam hal penggunaan liturgi ibadah |
Terlepas dari perbedaan yang ada, kita harus menanamkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan dalam agama. Semua orang berhak memilih denominasi gereja yang mereka inginkan dan memiliki hak yang sama dalam menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan mereka.
Kegiatan sosial di GKI dan GBI
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah dua gereja penting di Indonesia. Mereka memiliki perbedaan dalam banyak hal, termasuk dalam hal kegiatan sosial yang dilaksanakan.
Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh GKI dan GBI biasanya diadakan sebagai bagian dari pelayanan komunitas masyarakat lokal. Berikut ini adalah perbedaan kegiatan sosial yang dilakukan oleh GKI dan GBI:
- GKI lebih fokus pada kegiatan sosial yang membantu orang-orang yang kurang beruntung seperti orang miskin, anak yatim, dan warga terlantar. Kebanyakan kegiatan sosial di GKI dilakukan secara rutin, seperti memberikan bantuan makanan dan pakaian.
- GBI juga turut membantu komunitas masyarakat lokal dengan mengadakan kegiatan sosial yang berfokus pada pemberian bantuan kesehatan, seperti cek kesehatan gratis dan memberikan obat-obatan. Selain itu, GBI sering mengadakan acara amal dan pemberian makanan untuk para pekerja di konstruksi atau untuk orang-orang yang membutuhkan.
Namun, meski memiliki perbedaan dalam kegiatan sosial, GKI dan GBI sama-sama memiliki komitmen untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Mereka berusaha untuk memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat sekitar.
Berikut ini adalah contoh kegiatan sosial yang dilakukan oleh GKI dan GBI:
Kegiatan sosial di GKI | Kegiatan sosial di GBI |
---|---|
Membagikan sembako bagi warga miskin | Memberikan obat gratis untuk masyarakat |
Membantu anak yatim untuk memperoleh akses pendidikan | Mengadakan acara amal untuk penggalangan dana |
Memberikan pelatihan keterampilan untuk warga kurang mampu | Membagikan makanan untuk pekerja di konstruksi |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa GKI dan GBI sama-sama memiliki kegiatan sosial yang membantu masyarakat dengan cara yang berbeda-beda. Namun, tujuan akhir mereka tetap sama yaitu membantu dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Pandangan teologi GKI dan GBI terhadap beberapa isu penting
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah dua denominasi Kristen di Indonesia yang berbeda dalam beberapa aspek teologi dan praktik gerejawi. Berikut adalah pandangan teologi GKI dan GBI terhadap beberapa isu penting:
- Pemahaman tentang Kitab Suci – GKI mendasarkan kepercayaan dan doktrin keagamaannya pada Kitab Suci yang dianggap sebagai sumber otoritatif. GKI juga mendorong para jemaatnya untuk membaca Kitab Suci secara individual dan mengaitkan pengalaman rohani mereka dengan apa yang tercatat dalam Kitab Suci. Di sisi lain, GBI menganggap Kitab Suci sebagai sumber utama dan otoritas dalam kepercayaan dan doktrin keagamaan, tetapi juga memperbolehkan pengalaman pribadi dan wahyu sebagai sumber pengetahuan rohani yang relevan.
- Pemahaman tentang Yesus Kristus – GKI memandang Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan dan anak Allah yang memperoleh dan mempertahankan keselamatan melalui karya salibnya. GKI juga menolak ajaran Inkarnasi yang dipahami sebagai “Allah menjelma menjadi manusia”. Sementara itu, GBI memandang Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan, tetapi juga mengajarkan bahwa manusia dapat menjadi sama seperti Yesus dengan melakukan tindakan-tindakan moral yang benar. GBI juga mengajarkan ajaran Inkarnasi sebagai “Allah berinkarnasi menjadi manusia sebagai rahmat dan keselamatan bagi manusia”.
- Peran dan tugas jemaat gereja – GKI mengajarkan bahwa tugas utama jemaat gereja adalah menyembah dan memuliakan Tuhan dan menjaga kekudusan diri dan lingkungannya. GKI juga mendorong jemaatnya untuk melakukan karya sosial dan misi, namun tidak aktif dalam gerakan politik atau kegiatan yang berpotensi merusak martabat kristiani. Di sisi lain, GBI memberikan penekanan yang lebih besar pada kegiatan pelayanan di luar gereja, seperti misi dan karya sosial. GBI juga memfokuskan pada karya-karya gereja yang memberikan pengaruh dalam masyarakat, seperti keterlibatan dalam politik atau kegiatan sosial.
- Pemahaman tentang Gereja – GKI memandang gereja sebagai jemaat orang percaya yang selalu dalam tahap pertumbuhan rohani yang kontinu. GKI tidak menekankan denominasi atau institusi gereja, melainkan lebih menekankan pada keterlibatan dalam kehidupan jemaat gereja untuk lebih memahami kehendak Tuhan. Di sisi lain, GBI memandang gereja sebagai institusi yang memiliki peran dan tugas spesifik dalam masyarakat dan mendorong para jemaatnya untuk memberikan dukungan untuk memperkuat keberadaan gereja.
Pemahaman tentang Keselamatan
GKI dan GBI memiliki pandangan yang berbeda dalam pemahaman tentang keselamatan. Keselamatan menurut GKI , hanya dapat dicapai melalui Yesus Kristus dan ini merupakan anugerah gratis yang diberikan Tuhan kepada manusia melalui iman yang dinyatakan oleh pengakuan pribadi. Situasi yang berbeda dengan GBI, yang memandang bahwa keselamatan dapat dicapai melalui perbuatan baik dan ketaatan terhadap teologi yang benar. Meskipun keduanya sepakat bahwa satu-satunya jalan untuk mencapai keselamatan hanya melalui Yesus Kristus, tetapi cara pandang mereka tentang keselamatan sedikit berbeda.
Pemahaman tentang Tata Gereja
Kedua gereja ini memiliki pemahaman yang berbeda dalam tata gereja. GKI memiliki struktur pemerintahan yang terorganisir dengan gereja induk dan gereja-gereja desa yang diperintah oleh seorang Pendeta. Sedangkan GBI mempunyai struktur organisasi yang lebih elastis dengan istilah pengawas yang bertugas untuk mengkoordinasikan gereja-gereja di bawahnya. Selain itu GBI juga menekankan kepemimpinan yang lebih ketat dan tindakan cepat dalam penyelesaian masalah yang terjadi dalam gereja.
Perbedaan Liturgi
Ada perbedaan dalam liturgi GKI dan GBI. GKI menggunakan acara ibadah seperti acara penyembahan, bacaan Alkitab, khotbah, dan doa. GKI juga memilih untuk butuh mengemukakan Kristen dalam kontekstual, sehingga banyak diantara kelompok gereja memanggil diri mereka sebagai gereja gereja kontekstual. Sedangkan GBI memiliki acara liturgi yang melibatkan tari, drama, dan musik pop untuk memberikan penekanan pada aspek pujian dan penyembahan. Ada banyak kebebasan dalam pengalaman GBI dan beberapa kelompok gereja mungkin memiliki liturgi yang lebih informal.
Aspek teologi | GKI | GBI |
---|---|---|
Kitab Suci | Mendasarkan kepercayaan dan doktrin pada Kitab Suci | Menganggap Kitab Suci sebagai sumber penting namun memperbolehkan pengalaman pribadi sebagai sumber pengetahuan rohani yang relevan. |
Peran jemaat gereja | Menyembah dan memuliakan Tuhan, melakukan karya sosial dan misi. Tidak aktif dalam gerakan politik atau kegiatan yang merusak martabat Kristen. | Memberikan penekanan pada kegiatan pelayanan di luar gereja seperti misi dan karya sosial. Terlibat dalam politik atau kegiatan sosial. |
Keselamatan | Hanya dicapai melalui Yesus Kristus dan berupa anugerah gratis yang diberikan Tuhan melalui iman yang dinyatakan oleh pengakuan pribadi. | Dapat dicapai melalui perbuatan baik dan ketaatan terhadap teologi yang benar. |
Tata Gereja | Struktur yang terorganisir dengan gereja induk dan gereja-gereja desa yang diperintah oleh seorang Pendeta. | Struktur yang lebih elastis dengan istilah pengawas yang bertugas untuk mengkoordinasikan gereja-gereja di bawahnya. Memiliki kepemimpinan yang lebih ketat dan tindakan cepat dalam penyelesaian masalah. |
Liturgi | Menggunakan acara ibadah seperti acara penyembahan, bacaan Alkitab, khotbah, dan doa. | Melibatkan tari, drama, dan musik pop untuk memberikan penekanan pada aspek pujian dan penyembahan. Terdapat kebebasan dalam liturgi informa. |
Dalam kesimpulan, meskipun GKI dan GBI adalah denominasi Kristen yang berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama dalam memasyarakatkan agama Kristen. Perbedaan mendasar terletak pada pandangan teologi dan praktik gerejawi yang berbeda. Namun, dengan tetap menghargai perbedaan masing-masing, dapat diharapkan bahwa kedua gereja ini dapat saling bekerja sama dan memberikan kontribusi dalam menghadapi tantangan gerejawi yang ada saat ini.
Kisah sukses gereja GKI dan GBI dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat
Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah dua gereja yang memiliki perbedaan signifikan dalam hal teologi, liturgi, dan organisasi. Namun, di balik perbedaan tersebut, keduanya memiliki kesamaan dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam hal sosial dan kemanusiaan.
- GKI dan GBI memiliki keterlibatan yang aktif dalam membantu masyarakat yang dilanda bencana, seperti gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi. Mereka membantu dalam hal evakuasi, memberikan bantuan makanan, pakaian, obat-obatan, dan lain sebagainya.
- Keduanya memiliki program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu. Program ini meliputi pendidikan, pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, dan sebagainya.
- GKI dan GBI juga terlibat dalam program kesehatan masyarakat, seperti pemeriksaan kesehatan gratis, kampanye kesehatan, dan donor darah.
Salah satu kisah sukses GKI dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat adalah ketika GKI Pondok Indah memulai program “Sahabat Kampung”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar gereja, yang mayoritas adalah masyarakat yang kurang mampu dan terlantar. GKI Pondok Indah membentuk tim yang terdiri dari sukarelawan gereja, dokter, perawat, pengacara, dan ahli kesehatan lainnya untuk membantu masyarakat dengan memberikan bantuan medis, hukum, dan sosial.
GBI juga memiliki kisah sukses dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, salah satunya adalah ketika GBI Pluit Village meluncurkan program “Makanan Anak Cerdas”. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak di daerah tersebut mendapatkan makanan bergizi, terutama anak-anak yang berasal dari keluarga miskin dan terlantar. GBI Pluit Village membagikan makanan gratis setiap hari kepada lebih dari 300 anak di sekitar gereja.
GKI | GBI |
---|---|
Membantu masyarakat yang terkena bencana | Meluncurkan program Makanan Anak Cerdas |
Program pemberdayaan masyarakat | Pemberian bantuan pangan bergizi |
Program kesehatan masyarakat |
Dari kisah sukses yang dimiliki GKI dan GBI dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, dapat dilihat bahwa gereja memiliki peran penting dalam membantu masyarakat dan memperjuangkan kemanusiaan. Tidak hanya menjadi tempat ibadah, GKI dan GBI juga berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih manusiawi.
Perbedaan antara GKI dan GBI
Saat ini ada banyak gereja yang bermunculan di Indonesia. Beberapa dari mereka adalah GKI dan GBI. Mungkin Anda bertanya-tanya, apa sebenarnya perbedaan antara GKI dan GBI?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat beberapa perbedaan utama antara keduanya:
- Sejarah: GKI didirikan pada 1950-an oleh para pejuang Gereja Kristen Protestan Indonesia. Sementara itu, GBI didirikan pada tahun 1988 oleh pendeta Stephen Tong dari Hong Kong.
- Afiliasi: GKI merupakan bagian dari Koalisi Gereja-Gereja Di Indonesia, sedangkan GBI berdiri sendiri.
- Teologi: GKI memiliki teologi yang progresif, mengutamakan keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Sementara itu, GBI memiliki teologi yang evangelikal dan memfokuskan pada penginjilan dan penginjilan massal.
Ada beberapa perbedaan lainnya antara keduanya, tetapi perbedaan-perbedaan ini adalah beberapa yang paling mencolok.
Berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan-perbedaan antara GKI dan GBI:
Perbedaan | GKI | GBI |
---|---|---|
Sejarah | Didirikan pada 1950-an oleh para pejuang Gereja Kristen Protestan Indonesia | Didirikan pada tahun 1988 oleh pendeta Stephen Tong dari Hong Kong |
Afiliasi | Bagian dari Koalisi Gereja-Gereja Di Indonesia | Berdiri sendiri |
Teologi | Progresif, mengutamakan keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat | Evangelikal, memfokuskan pada penginjilan dan penginjilan massal |
Terlepas dari perbedaan-perbedaan ini, penting untuk diingat bahwa baik GKI maupun GBI adalah gereja-gereja Kristen yang aktif di Indonesia. Keduanya memiliki misi dan tujuan yang sama: untuk membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar mereka, dan untuk memperkuat iman orang-orang di komunitas mereka.
Perbedaan GKI dan GBI
Gereja Kristus Yesus (GKI) dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah dua gereja Protestan yang cukup dikenal di Indonesia. Meskipun keduanya berasal dari kalangan Protestan, namun ada beberapa perbedaan yang mencolok di antara keduanya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara GKI dan GBI:
Kepemimpinan
- GKI memiliki sistem kepemimpinan yang lebih hierarkis, dengan pendeta-pendeta yang berada di tingkat yang lebih tinggi.
- Sedangkan GBI memiliki sistem kepemimpinan yang lebih terbuka dan lebih demokratis, dengan peran yang lebih besar diambil oleh jemaat.
Adat dan Budaya
Terlepas dari aspek keagamaannya, GKI dan GBI juga memiliki perbedaan dalam hal adat dan budaya.
- GKI lebih mempertahankan tradisi Kristen yang kental dengan adat Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Sedangkan GBI lebih terbuka dalam menerima perubahan budaya dan memasukkan unsur budaya lokal ke dalam ibadah, terutama di daerah-daerah yang berbeda-beda di seluruh Indonesia.
Penekanan Pelayanan
Secara umum, GKI dan GBI sama-sama melakukan pelayanan Kristen untuk masyarakat. Namun, ada perbedaan dalam penekanan pelayanan mereka.
- GKI lebih mengutamakan pelayanan sosial dan pelayanan pendidikan, khususnya di daerah-daerah perkotaan. GKI juga menjadi penggerak penting dalam memperjuangkan hak-hak sosial dan politik di Indonesia.
- Sedangkan GBI lebih memfokuskan pelayanan pada penginjilan dan pemuridan, khususnya di daerah-daerah yang masih sangat membutuhkan pencerahan atas Firman Tuhan.
Jumlah Jemaat
Berdasarkan data dari Masyarakat Injili Indonesia (MII), GKI dan GBI memiliki jumlah jemaat yang berbeda-beda:
Gereja | Jumlah Jemaat |
---|---|
GKI | sekitar 1,5 juta |
GBI | sekitar 700 ribu |
Namun, koneksi internet telah membuat kedua gereja ini memiliki pengikut melalui layanan online, terutama selama masa pandemi.
Ngomong-ngomong, Itulah Perbedaan GKI dan GBI
Sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara GKI dan GBI, kan? Meskipun berbeda dalam segi pengakuan iman dan tata ibadah, keduanya tetap menjadi gereja yang berpusat pada Yesus Kristus. Kita sebagai umat Kristiani perlu saling menghormati perbedaan gereja-gereja yang ada. Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi kamu. Kita jumpa lagi di artikel berikutnya, ya. Tuhan berkati!