Pernahkah kamu merasa bingung saat menuliskan kata-kata dalam Bahasa Indonesia? Apakah kamu pernah mendengar perbedaan ejaan Bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972? Bagi sebagian besar orang, mungkin tidak memperdulikan perbedaan tersebut. Namun, bagi sebagian lainnya, perbedaan ejaan tersebut sangat penting untuk diperhatikan terutama dalam menyusun karya tulis.
Perbedaan ejaan Bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972 memang cukup signifikan. Pada tahun 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan peraturan baru tentang ejaan Bahasa Indonesia yang diberlakukan secara resmi hingga saat ini. Hal ini berbeda dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) 1972 yang masih sering digunakan oleh beberapa kalangan. Peraturan baru tersebut terdiri dari beberapa perubahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca.
Beberapa perubahan signifikan antara peraturan ejaan terbaru dan EYD 1972 mencakup penghilangan penggunaan huruf ‘h’ pada awal kata ‘hanya’ dan ‘hamba’, penggunaan huruf ‘e’ dalam kata ‘orang’, ‘contoh’, dan ‘bintang’, serta penggunaan tanda baca titik dua ‘:’ pada beberapa kalimat. Adapun tujuan dari peraturan ejaan baru ini adalah untuk memudahkan penggunaan Bahasa Indonesia dan juga meningkatkan kualitas Bahasa Indonesia di Indonesia.
Perubahan pada ejaan huruf vokal dalam EYD 2015
Salah satu perbedaan utama antara EYD 1972 dengan EYD 2015 adalah pada ejaan huruf vokal. Pada EYD terbaru, terdapat beberapa perubahan signifikan pada ejaan huruf vokal yang bertujuan untuk memperjelas dan memperkaya penggunaan bahasa Indonesia.
- Vokal e dalam kata ulang tidak lagi diwajibkan ditulis dengan tanda penghubung (-), contohnya: ke-empat menjadi keempat.
- Penulisan vokal a dalam kata kerja yang memiliki muatan nilai atau sebutan pekerjaan atau profesi diikuti dengan akhiran -i, kini ditulis dengan huruf e, contohnya: memperidakan menjadi memperedakan.
- Penulisan vokal o pada awal kata seringkali diubah menjadi vokal u, hal ini terlihat pada perubahan kata ortodoks menjadi urtodox.
- Penulisan vokal ai dan au pada akhir kata, kini diubah menjadi ay dan aw, contohnya: kincai menjadi kincay dan tatau menjadi tataw.
Tentu saja, perubahan-perubahan ini membutuhkan penyesuaian dalam penggunaan bahasa Indonesia terutama bagi generasi yang terbiasa dengan EYD 1972. Namun, dengan adanya perubahan ini diharapkan dapat memperkaya bahasa Indonesia dan memperjelas penggunaan kata-kata dalam tulisan maupun percakapan sehari-hari.
Penambahan kata baru dalam EYD 2015
Perbedaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) versi 1972 dan EYD terbaru pada tahun 2015 adalah penambahan beberapa kata baru yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Berikut adalah daftar kata baru yang diperkenalkan dalam EYD 2015:
- Cicilan
- Narkoba
- Eksploitasi
- E-commerce
- Unik
- Fotokopi
- Tips
- Selfie
- Trendi
Kata-kata baru tersebut dipilih berdasarkan penggunaannya yang sudah umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak terdapat dalam EYD versi 1972. Dalam penggunaannya, kata-kata baru tersebut harus tetap mengikuti aturan ejaan yang sudah ditentukan dalam EYD.
Masuknya kata-kata baru tersebut terkadang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Terdapat sebagian masyarakat yang merasa bahwa bahasa Indonesia yang asli semakin terkikis dengan munculnya kata-kata baru tersebut. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pemahaman bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup dan senantiasa berkembang sesuai dengan zaman.
Perkembangan Bahasa Indonesia
Perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di Indonesia senantiasa mengalami perubahan. Bahasa Indonesia selalu berusaha menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, pembaruan EYD adalah salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.
No. | Kata baru | EYD 1972 | EYD 2015 |
---|---|---|---|
1. | Cicilan | – | ci·ci·lan |
2. | Narkoba | – | nar·ko·ba |
3. | Eksploitasi | eksploitir | eks·ploi·ta·si |
4. | E-commerce | – | e-kom·ers |
Perubahan pada EYD ini dilakukan untuk mempermudah masyarakat dalam mempelajari dan menggunakannya. Perkembangan bahasa Indonesia menjadi bukti bahwa bahasa tersebut hidup dan selalu mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman.
Pemakaian Tanda Baca dalam EYD 2015
Pada tahun 2015, ejaan bahasa Indonesia mengalami perubahan besar-besaran. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pemakaian tanda baca. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan pemakaian tanda baca menurut EYD 2015.
-
Koma untuk Pisah Kalimat dan Frasa
Pemisahan kalimat dan frasa menggunakan tanda koma digunakan untuk mempermudah pembacaan. Pemisahan kalimat dan frasa dengan tanda koma yang tepat dapat membuat bacaan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Namun, pada EYD 1972, pemisahan kalimat dan frasa dengan tanda koma tidak diatur secara rinci.
-
Penulisan Titik dalam Nama
EYD 2015 mewajibkan penulisan titik di dalam nama. Sebagai contoh, nama “A. G. Pringgodigdo” harus ditulis dengan titik di antara setiap inisial. Hal ini bertujuan untuk menjaga konsistensi dan keseragaman dalam penamaan.
-
Tanda Hubung pengganti Tanda Baca
Pada EYD 2015, tanda hubung (–) digunakan untuk menggantikan tanda baca seperti titik, koma, dan tanda titik tiga (…). Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembacaan, mengurangi kebingungan dalam penulisan, dan meningkatkan konsistensi.
Kesimpulannya, pemakaian tanda baca dalam EYD 2015 memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan EYD 1972. Pemakaian tanda baca yang tepat dapat mempermudah pembacaan dan meningkatkan kualitas bacaan. Dengan mengikuti EYD 2015, diharapkan pemakaian tanda baca dalam bahasa Indonesia menjadi lebih konsisten dan mudah dipahami.
Berikut ini adalah contoh tabel yang menunjukkan perbedaan dalam pemakaian tanda baca antara EYD 2015 dan EYD 1972:
EYD 2015 | EYD 1972 |
---|---|
Tanda Koma untuk Memisahkan Kalimat dan Frasa | Pemisahan Kalimat dan Frasa dengan Tanda Koma tidak diatur secara rinci |
Penulisan Titik dalam Nama | Penulisan Titik dalam Nama dibebaskan |
Tanda Hubung untuk Menggantikan Tanda Baca | Tidak diatur secara rinci |
Perbedaan kaidah ejaan antara EYD 2015 dan KBBI 1972
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan di Indonesia dan memiliki aturan ejaan yang resmi. Aturan ejaan dalam bahasa Indonesia dikontrol oleh dua lembaga yaitu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan kaidah ejaan antara EYD 2015 dan KBBI 1972.
- Ejaan Kata Serapan: EYD 2015 memperbolehkan bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia untuk dieja sesuai dengan aturan ejaan asalnya, sedangkan KBBI 1972 mewajibkan kata serapan diubah ejaannya agar sesuai dengan aturan ejaan bahasa Indonesia.
- Penulisan huruf kapital: EYD 2015 mengizinkan penggunaan huruf kapital pada awal kata, nama orang, tempat, dan benda, sedangkan KBBI 1972 membatasi penggunaan huruf kapital hanya pada awal kalimat, nama orang, dan nama tempat.
- Penggunaan tanda baca: EYD 2015 mengikuti aturan internasional dalam penggunaan tanda baca, seperti tanda titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru, sedangkan KBBI 1972 mengatur penggunaan tanda baca sesuai aturan bahasa Indonesia yang lebih konservatif.
Selain perbedaan-perbedaan di atas, terdapat juga perbedaan kaidah ejaan lainnya antara EYD 2015 dan KBBI 1972, seperti penggunaan tanda hubung, pemakaian huruf berganda, dan tanda baca pada kata majemuk.
EYD 2015 | KBBI 1972 |
---|---|
Mengunduh | Meng-unduh |
Berkotek-kotekan | Berkote-kotean |
Bumi dan antarbintang | Bumi dan antar bintang |
Memahami perbedaan kaidah ejaan antara EYD 2015 dan KBBI 1972 sangat penting bagi siapa saja yang ingin menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai penulis, kita perlu mengikuti aturan ejaan yang berlaku agar karya tulis kita mudah dipahami dan dihargai oleh pembaca.
Pengaruh perubahan EYD 2015 terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
Pembaruan EYD tahun 2015 menyebabkan perubahan dalam ejaan beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Perubahan ini berdampak pada sistem pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
- Guru harus memahami perubahan ejaan baru dan memastikan mereka mengajarkan ejaan yang benar kepada siswa.
- Siswa harus memperhatikan perubahan ejaan dan belajar mengejanya dengan benar.
- Buku teks bahasa Indonesia sekarang harus mengikuti perubahan ejaan dan diperbarui secara teratur.
Pembaruan ini adalah bagian dari upaya untuk memperbarui bahasa Indonesia agar lebih sesuai dengan perkembangan saat ini. Namun, bagaimana memutuskan apakah perubahan ini akan meningkatkan bahasa Indonesia tetap menjadi pertanyaan terbuka.
Hal yang pasti, penggunaan bahasa Indonesia dengan benar dan sesuai dengan perubahan ejaan akan menjadi lebih penting dalam dunia pendidikan dan profesional, dan siswa harus memperoleh pengetahuan yang kuat dalam bahasa mereka sendiri untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Tantangan dalam mengajarkan perubahan EYD 2015
Meskipun pembaruan EYD tahun 2015 berguna untuk memperbarui bahasa Indonesia, pengimplementasiannya menghadirkan tantangan bagi para guru bahasa Indonesia. Beberapa tantangan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
- Pengenalan istilah baru dalam bahasa Indonesia.
- Mengajarkan siswa bagaimana mengubah ejaan lama menjadi yang baru.
- Mengintegrasikan perubahan ejaan baru ke dalam kurikulum bahasa Indonesia.
Para guru harus mengetahui secara mendalam perubahan ejaan dan dapat dengan mudah menjelaskannya kepada siswa mereka. Pemerintah juga harus memastikan bahwa pengetahuan tentang EYD yang terbaru disajikan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat.
Catatannya bisa segera didigitalisasi
Dalam era digital seperti sekarang ini, cukup mudah untuk memperbaharui ejaan. Buku-buku cetak atau sumber informasi lain yang sudah dicetak atau publikasi sebelumnya mungkin masih menggunakan istilah lama, namun, informasi daring seperti KBBI online langsung dapat diperbarui atau diperbaiki jika diperlukan. Ini memungkinkan siswa membaca atau mencari informasi tanpa kebingungan tentang ejaan yang benar.
Ejaan Bahasa Indonesia 1972 | Ejaan Bahasa Indonesia 2015 |
---|---|
dj, tz, jh | j, c, sy |
Televisi | televisi |
Dokumen | dokumen |
Meskipun tantangan dapat timbul dalam perubahan dan pelaksanaan yang harus diperbarui, EYD versi 2015 penting untuk menyesuaikan bahasa Indonesia dengan kemajuan yang terus berlanjut. Dalam sektor pendidikan, itu adalah tugas untuk mendidik siswa tentang semua perubahan bahasa resmi termasuk perubahan ejaan dan menyajikan informasi secara akurat.
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972
Perbedaan ejaan bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972 adalah topik yang sering menjadi perdebatan di kalangan masyarakat Indonesia. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara keduanya:
Perubahan dalam Huruf dan Tanda Baca
- Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat ditulis dengan huruf kecil dalam ejaan bahasa Indonesia 2015.
- Penggunaan tanda hubung yang lebih panjang pada kata sambung dan tanda baca lainnya
- Penggunaan tanda baca titik pada akhir singkatan dalam EYD 1972 telah diubah menjadi tanda baca titik dua dalam ejaan bahasa Indonesia 2015.
Penambahan dan Penghilangan Kata
Ejaan bahasa Indonesia 2015 juga menambah beberapa kata baru dan menghilangkan beberapa kata dari EYD 1972. Misalnya, kata-kata “paham”, “terima kasih”, dan “terlalu” telah ditambahkan ke dalam ejaan bahasa Indonesia 2015, sedangkan kata “terlambat” telah dihapuskan.
Perbedaan dalam Penulisan Singkatan
Ejaan bahasa Indonesia 2015 menggunakan sistem penulisan singkatan baru, yang disebut “sistem singkatan bahasa Indonesia” (SSBI). SSBI menetapkan aturan-aturan yang lebih sederhana dan konsisten dalam penulisan singkatan. Contohnya, kata “Rabu” ditulis sebagai “Rb.”
Perbedaan dalam ejaan kata serapan dari bahasa asing
Ejaan Bahasa Indonesia 2015 | EYD 1972 |
---|---|
Konservasi | Konservasi atau Konserverasi |
Partisipan | Partisipan atau Partisipasi |
Komunikasi | Komunikasi atau Komunikasyon |
Perbedaan dalam penulisan kata serapan dari bahasa asing juga terjadi dalam ejaan bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972. Ejaan bahasa Indonesia 2015 menetapkan aturan yang lebih konsisten dalam penulisan kata-kata serapan dari bahasa asing.
Perbedaan Konsep Ejaan Bahasa Indonesia EYD 2015 dan KBBI 1972
Perbedaan ejaan bahasa Indonesia EYD 2015 dan KBBI 1972 sebenarnya terdapat dalam beberapa konsep dasar dalam penggunaan tanda baca dan penggunaan kosa kata. Berikut adalah beberapa perbedaan konsep ejaan bahasa Indonesia EYD 2015 dan KBBI 1972:
- Ejaan Gabungan dan Dipisah
- Penggunaan Tanda Baca
- Penggunaan Huruf Kapital
- Penggunaan Kata Padanan
- Penggunaan Kata Serapan
- Pemenggalan Suku Kata
- Penulisan Akhiran -kah, -lah, -tah, -pun, dan -nya
Salah satu perbedaan paling mencolok dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia EYD 2015 dan KBBI 1972 adalah pemenggalan suku kata. Pada KBBI 1972, suku kata yang terakhir dalam kata dapat dipenggal jika suku kata tersebut tidak memiliki vokal. Sedangkan pada EYD 2015, pemenggalan suku kata akan dilakukan secara sistematis berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Konsep Ejaan | KBBI 1972 | EYD 2015 |
---|---|---|
Ejaan Gabungan dan Dipisah | secara sobekan | secara linguistik |
Penggunaan Tanda Baca | bebas/kalimat | linguistik |
Penggunaan Huruf Kapital | hanya untuk awalan nama diri dan kalimat | lebih luas, sesuai kaidah bahasa |
Penggunaan Kata Padanan | tidak ada | belum ada, sedang diusulkan |
Penggunaan Kata Serapan | dipilih berdasarkan kata asal | dipilih berdasarkan pengucapan |
Pemenggalan Suku Kata | penghilangan suara konsonan pada suku kata terakhir | sistematis dengan aturan tertentu |
Penulisan Akhiran -kah, -lah, -tah, -pun, dan -nya | bebas | sistematis dengan aturan tertentu |
Perbedaan-perbedaan konsep ejaan bahasa Indonesia EYD 2015 dan KBBI 1972 perlu dipahami oleh masyarakat karena memiliki pengaruh langsung dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Selain itu, penggunaan ejaan yang benar juga akan memudahkan dalam pemahaman bacaan dan tulisan yang dilakukan.
Manfaat Penggunaan EYD 2015 dalam Kehidupan Sehari-hari
Mungkin banyak di antara kita yang merasa bahwa perbedaan ejaan dalam bahasa Indonesia tidak terlalu signifikan dan tidak perlu dipedulikan. Namun, sebenarnya penggunaan EYD 2015 memiliki manfaat yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk memperjelas makna dari kata-kata yang digunakan.
Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan EYD 2015 dalam kehidupan sehari-hari:
- 1. Memperjelas makna kata
- 2. Meminimalisir kesalahan dalam penulisan
- 3. Menyelaraskan bahasa Indonesia dengan bahasa internasional
Penggunaan EYD 2015 membantu memperjelas makna dari kata-kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Dalam EYD 2015, ada beberapa perubahan pada tata cara mengeja suatu kata yang berakibat pada perubahan pada arti atau makna dari kata tersebut. Sebagai contoh, perbedaan pengejaan kata “rujukan” dan “rujukan” memiliki arti yang sangat berbeda.
Dengan mengikuti EYD 2015, kita dapat meminimalisir kesalahan dalam penulisan yang sering terjadi akibat tidak konsistennya pengejaan dalam bahasa Indonesia. Hal ini sangat penting terutama bagi para penulis, pengajar, dan mahasiswa yang sering menggunakan bahasa Indonesia dalam menulis.
Penggunaan EYD 2015 juga membantu menyelaraskan bahasa Indonesia dengan bahasa internasional, terutama dalam hal pengejaan kata dan penggunaan tanda baca. Hal ini penting terutama bagi para pelajar atau orang-orang yang berhubungan dengan dunia internasional.
Perbedaan Ejaan 2015 dengan EYD 1972
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia 2015 dengan EYD 1972 mencakup beberapa hal, antara lain:
- 1. Perubahan penulisan huruf kapital
- 2. Perubahan peraturan menulis huruf vokal
- 3. Perubahan penulisan huruf konsonan “c” dan “j”
EYD 2015 memberikan aturan yang lebih spesifik terkait penggunaan huruf kapital pada suatu kata, seperti nama tempat, institusi, dan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memperjelas makna dari kata tersebut.
Ada beberapa pengecualian dalam EYD 2015 terkait penulisan huruf vokal, seperti penggunaan “e” atau “o” pada akhiran kata yang sebelumnya mengandung huruf “a” atau “i”. Perubahan ini juga bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan.
Pada EYD 2015, huruf konsonan “c” dan “j” memiliki peraturan yang berbeda dengan EYD 1972. Penulisan “c” dan “j” dalam huruf awal nama tempat, institusi, atau perusahaan, serta dalam jenis kata tertentu harus diubah mengikuti EYD 2015.
Contoh Perubahan Ejaan pada EYD 2015
Berikut adalah tabel perubahan ejaan yang terdapat pada EYD 2015:
Ejaan 1972 | Ejaan 2015 | Contoh Kata |
---|---|---|
Debu | Debu | Ejaan sama |
Bandara Polonia | Bandara Polonia | Ejaan sama |
Adopsi | Adopsi | Ejaan sama |
Mahasiswa | Mahasiswa | Ejaan sama |
Tsjekia | Ceko | Perubahan ejaan huruf “j” menjadi “k” |
Suradira | Surat diri | Perubahan pengejaan |
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa EYD 2015 memiliki beberapa perubahan yang bertujuan untuk memperjelas makna dari kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia.
Proses Penyusunan EYD 2015 dan Tujuannya
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau sering disebut sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah panduan resmi yang digunakan untuk menentukan tata cara penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia. EYD 2015 merupakan penyempurnaan dari EYD pertama yang terbit pada tahun 1972.
Proses penyusunan EYD 2015 melibatkan banyak pihak, seperti para ahli bahasa, akademisi, praktisi, dan pemerhati bahasa Indonesia. Tujuan penyusunan EYD 2015 adalah untuk memperjelas kaidah-kaidah ejaan, tanda baca, dan bahasa Indonesia secara umum agar lebih mudah dipahami dan dipraktikkan oleh masyarakat.
- Sejarah EYD
- Peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
- Mekanisme Riset EYD 2015
Perbedaan EYD 2015 dengan EYD 1972 terletak pada beberapa aspek, seperti kaidah ejaan, tanda baca, serta tata penulisan pemisah dalam kata. Berikut adalah beberapa contoh perbedaan antara EYD 2015 dan EYD 1972:
EYD 1972 | EYD 2015 |
---|---|
mobil-mobil | mobil-mobil |
pertanggungan-jawaban | pertanggungjawaban |
sekolah dasar | Sekolah Dasar |
kuotum | kuota |
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran dan memperjelas bahasa Indonesia agar tidak terjadi penafsiran yang salah dalam penggunaannya.
Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia EYD 2015 dalam Dunia Kerja
Dalam dunia kerja, penggunaan bahasa yang baik benar menjadi hal yang sangat penting. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ejaan bahasa Indonesia yang digunakan. Dalam hal ini, EYD 2015 memiliki beberapa perbedaan dengan EYD 1972 yang perlu diketahui dan diterapkan dengan baik.
- Ejaan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Bagi PNS, penggunaan EYD 2015 sudah menjadi kewajiban sejak 10 November 2015. Hal ini tertulis dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Oleh karena itu, PNS diharuskan mengikuti aturan ejaan EYD 2015 dalam segala bentuk komunikasi resmi yang dilakukan. - Ejaan dalam Surat Bisnis
EYD 2015 juga dianjurkan untuk digunakan dalam surat bisnis yang melibatkan pihak-pihak yang berada dalam negara. Penggunaan ejaan yang benar akan memberikan kesan yang profesional dan menjaga integritas perusahaan. Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan ejaan EYD 1972 dapat dianggap sebagai sebuah identitas bisnis. - Ejaan dalam Tulisan Akademik
Dalam dunia akademik, penggunaan EYD 2015 sudah menjadi standar penulisan yang berlaku. Hal ini telah diatur dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di lingkungan Kemenristekdikti, yang menyebutkan bahwa penulisan harus mengikuti EYD 2015 atau kaidah penulisan ilmiah lain yang disepakati bersama. Penggunaan ejaan yang benar juga menjadi kunci keberhasilan dalam memperoleh nilai dan reputasi dari karya ilmiah yang dihasilkan.
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan utama antara EYD 2015 dan EYD 1972 yang perlu diketahui oleh pekerja, terutama yang bergerak di bidang media atau penerbitan. Berikut adalah beberapa perbedaan tersebut:
EYD 2015 | EYD 1972 |
---|---|
Penggunaan huruf kapital pada kata depan nama ruangan seperti kantor, percetakan, dan lain-lain. | Tidak menggunakan huruf kapital pada kata depan nama ruangan. |
Penggunaan tanda hubung pada kata majemuk | Tidak menggunakan tanda hubung pada kata majemuk |
Penggunaan tanda hubung pada awalan me- | Tidak menggunakan tanda hubung pada awalan me- |
Penggunaan huruf kapital pada awal nama file atau direktori | Tidak menggunakan huruf kapital pada awal nama file atau direktori |
Dalam dunia kerja, penggunaan ejaan yang benar sangat penting untuk menciptakan kesan profesional dan menjaga integritas. Serta, penggunaan EYD 2015 sudah menjadi kewajiban bagi PNS. Oleh karena itu, pekerja perlu memperhatikan perbedaan EYD 2015 dan EYD 1972 agar dapat mengaplikasikannya dengan baik dalam segala bentuk komunikasi kerja.
Kritik terhadap perubahan ejaan bahasa Indonesia dalam EYD 2015
Perubahan ejaan bahasa Indonesia dalam EYD tahun 2015 telah menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Beberapa kritik yang dilontarkan antara lain sebagai berikut:
- Kesulitan dalam pembelajaran
- Perubahan terlalu drastis
- Eksklusif bagi masyarakat tua
- Tidak perlu dilakukan
- Kurang efektif dalam penggunaannya
- Tidak memperhatikan ragam bahasa yang ada di Indonesia
- Menambah biaya cetak dan produksi buku
- Tidak ada urgensi dalam perubahan ejaan
- Tidak memperhatikan aspek pragmatis dan kultural
- Tidak terjadi konsensus secara nasional
- Bukan kebutuhan utama masyarakat
Selain kritik yang telah disebutkan di atas, banyak juga yang menyatakan bahwa perubahan ejaan bahasa Indonesia tidak memberikan dampak terhadap kemajuan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional yang dipakai dalam tataran global. Terlebih lagi, upaya mengubah ejaan bahasa Indonesia yang ada selama ini dinilai tidak begitu mendesak.
Menyikapi kritik-kritik yang dilontarkan tersebut, perlu adanya evaluasi mendalam dalam penyusunan dan pengesahan EYD 2015. Meskipun terdapat banyak kecenderungan menganjurkan kepemilikan ejaan yang sederajat dengan Bahasa Melayu, tetap harus dipertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang bersifat komersial, pemerintahan, dan pendidikan.
No | Kritik terhadap perubahan ejaan bahasa Indonesia dalam EYD 2015 |
---|---|
1 | Kesulitan dalam pembelajaran |
2 | Perubahan terlalu drastis |
3 | Eksklusif bagi masyarakat tua |
4 | Tidak perlu dilakukan |
5 | Kurang efektif dalam penggunaannya |
6 | Tidak memperhatikan ragam bahasa yang ada di Indonesia |
7 | Menambah biaya cetak dan produksi buku |
8 | Tidak ada urgensi dalam perubahan ejaan |
9 | Tidak memperhatikan aspek pragmatis dan kultural |
10 | Tidak terjadi konsensus secara nasional |
11 | Bukan kebutuhan utama masyarakat |
Adapun kritik tidak terjadinya konsensus secara nasional dianggap sebagai kritik yang paling mendasar dalam pembuatan EYD 2015. Hal ini karena membuktikan adanya kegagalan dalam melakukan persiapan dan menjaring aspirasi dari seluruh pihak yang berkepentingan dalam pembaruan Bahasa Indonesia. Untuk itu, perlu adanya sosialisasi yang baik dan dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat terhadap perubahan EYD 2015 ini agar tidak berdampak buruk pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri di masa kini dan yang akan datang.
Selamat, Kamu Telah Mengetahui Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972!
Terima kasih sudah membaca artikel ini. Semoga artikel ini dapat membantu kamu untuk lebih paham tentang perbedaan ejaan bahasa Indonesia 2015 dan EYD 1972. Jangan lupa untuk mengunjungi kembali situs kami untuk artikel menarik lainnya. Sampai jumpa!