Mungkin banyak dari kalian yang masih bingung dengan perbedaan antara demam berdarah dengue (DBD) dan demam berdarah dengue hemorrhagic fever (DHF). Tidak ada salahnya jika kita mengetahui perbedaan keduanya, sebab keduanya memang berbeda. DBD saja sudah membuat tubuh tidak nyaman, namun DHF jauh lebih mematikan. Sebelum terlambat, mari kita cermati perbedaan DBD dan DHF.
Awalnya, memang sulit untuk membedakan antara DBD dan DHF. Meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip, namun DHF jauh lebih mematikan dibandingkan dengan DBD, terutama pada kategori pasien yang sama-sama terinfeksi virus dengue. Bahkan, jika tidak ada penanganan yang cepat, maka orang yang menderita DHF bisa jadi meninggal. Satu-satunya cara untuk terhindar dari keduanya adalah dengan mengetahui perbedaan antara DBD dan DHF.
DHF juga memiliki beberapa indikator yang perlu diperhatikan, seperti penurunan jumlah trombosit, terjadinya pendarahan, serta perdarahan internal. Jika dikaitkan dengan DBD, maka gejala-gejala tersebut belum terjadi atau masih dalam tingkatan yang rendah. Sebelum semakin parah, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentang perbedaan antara DBD dan DHF. Semoga artikel ini bisa menjadi panduan yang bermanfaat bagi kalian yang ingin mempergunakan informasi ini sebagai referensi.
Gejala Perbedaan DF dan DHF
Dengue atau demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Terdapat dua jenis dengue, yaitu Dengue Fever (DF) dan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Meskipun keduanya disebabkan oleh virus dengue, gejala yang muncul pada keduanya berbeda.
- Dengue Fever (DF)
- Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Pada umumnya, gejala awal yang muncul pada penderita DF adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan nyeri otot. Selain itu, penderita juga dapat mengalami ruam pada kulit, sakit perut, dan gangguan pada sistem pencernaan. Meskipun demikian, gejala-gejala tersebut dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, dalam beberapa kasus, gejala juga dapat memburuk menjadi DHF.
Gejala DHF lebih serius dibandingkan dengan DF. Selain gejala yang muncul pada DF, penderita DHF juga mengalami kelemahan, pendarahan pada gusi, hidung, atau kulit, muntah darah, dan tinja yang mengandung darah. Gejala-gejala DHF juga dapat memburuk secara cepat dan membahayakan nyawa penderita jika tidak segera mendapat penanganan medis.
Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui gejala yang muncul pada penderita Dengue Fever dan Dengue Hemorrhagic Fever agar segera dapat melakukan tindakan yang tepat. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Faktor Penyebab Perbedaan DF dan DHF
Dengue fever (DF) dan dengue hemorrhagic fever (DHF) merupakan dua jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Meski sama-sama disebabkan oleh virus dengue, DF dan DHF memiliki perbedaan dalam tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan DF dan DHF antara lain:
- Genetik dan imunitas tubuh individu
- Jumlah virus dengue yang masuk ke dalam tubuh
- Serotipe virus dengue yang menyebabkan infeksi
Faktor genetik dan imunitas tubuh individu adalah faktor yang berperan dalam memengaruhi keparahan infeksi virus dengue. Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kurang kuat cenderung lebih rentan terhadap infeksi virus dengue dan lebih mudah mengalami DHF. Sedangkan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat cenderung lebih resisten terhadap virus dengue dan hanya mengalami gejala DF.
Jumlah virus dengue yang memasuki tubuh juga merupakan faktor yang memengaruhi perbedaan DF dan DHF. Semakin banyak virus dengue yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin tinggi risiko individu mengalami DHF. Virus dengue dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus tersebut.
Serotipe virus dengue yang menyebabkan infeksi juga merupakan faktor penting yang memengaruhi perbedaan DF dan DHF. Virus dengue terdiri dari empat serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi yang disebabkan oleh serotipe yang berbeda dapat menghasilkan gejala dan tingkat keparahan yang berbeda pula. Misalnya, infeksi yang disebabkan oleh DEN-2 dan DEN-3 cenderung menyebabkan gejala DHF yang lebih parah dibandingkan infeksi yang disebabkan oleh DEN-1 dan DEN-4.
Faktor Penyebaran Dengue Fever dan Dengue Hemorrhagic Fever
Penyakit dengue disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit dengue antara lain:
- Cuaca dan iklim
- Kebersihan dan sanitasi lingkungan
- Ketersediaan tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti
Cuaca dan iklim dapat mempengaruhi penyebaran penyakit dengue karena nyamuk Aedes aegypti cenderung lebih aktif dan berkembang biak di musim hujan. Selain itu, suhu yang tinggi juga dapat mempercepat siklus hidup nyamuk Aedes aegypti sehingga mempercepat penyebaran penyakit dengue.
Kebersihan dan sanitasi lingkungan sangat penting dalam pencegahan penyebaran penyakit dengue. Tempat-tempat yang kotor dan berantakan akan menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, diimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan, seperti membersihkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Ketersediaan tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes aegypti juga mempengaruhi penyebaran penyakit dengue. Penyebaran penyakit dengue cenderung lebih tinggi di daerah urban karena banyaknya tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk, seperti genangan air, limbah, atau barang-barang bekas yang tidak dibuang dengan benar. Oleh karena itu, di daerah-daerah urban harus selalu dijaga kebersihan lingkungannya agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Jenis | DF | DHF |
---|---|---|
Jumlah perkiraan kasus per tahun | 100 juta | 500 ribu |
Komplikasi | Tidak berbahaya | Berpotensi fatal |
Gejala utama | Demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit | Sama dengan DF ditambah: perdarahan, patah tulang, syok, kematian |
Dalam tabel di atas, terlihat perbedaan antara DF dan DHF dari segi kasus per tahun, komplikasi yang mungkin terjadi, dan gejala utama yang ditimbulkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan antara kedua jenis penyakit ini agar dapat mencegah dan mengobati dengan tepat.
Proses Penanganan DF dan DHF
Demam Berdarah (DB) atau yang sering disebut sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penderita DBD dapat mengalami penurunan jumlah trombosit yang dapat menyebabkan kondisi serius seperti pendarahan dan kerusakan organ.
Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat diperlukan guna mencegah komplikasi yang lebih serius. Berikut adalah proses penanganan DF dan DHF yang dapat dilakukan:
- Pengamatan dan Pemeriksaan
- Demam tinggi selama 2-7 hari
- Nyeri pada sendi, otot, dan kepala
- Ruam pada kulit
- Mual dan muntah
- Nafsu makan menurun
- Peningkatan jumlah hematokrit
- Penurunan jumlah trombosit
- Perawatan dan Pencegahan
- Mengistirahatkan tubuh
- Meningkatkan asupan cairan
- Mengonsumsi obat pereda nyeri dan demam (tidak boleh mengonsumsi aspirin)
- Memantau suhu tubuh dan jumlah trombosit secara berkala
- Menggunakan kelambu saat tidur
- Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh
- Menghindari tempat yang memiliki banyak nyamuk
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
- Penanganan DHF
Proses pertama dalam penanganan DBD adalah mengamati gejala yang dialami pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa di antaranya adalah:
Setelah dinyatakan positif mengidap DBD, pasien perlu menjalani perawatan seperti:
Selain itu, pencegahan penyebaran virus juga harus dilakukan dengan cara:
Diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat dapat meminimalkan risiko kerusakan organ yang disebabkan oleh DBD. Berikut adalah penanganan untuk pasien dengan DHF:
Tingkat Keparahan | Tindakan medis |
---|---|
Tingkat I | Perawatan di rumah sakit, pemantauan jumlah trombosit setiap 24 jam, pemberian cairan oral atau intravena |
Tingkat II | Perawatan di rumah sakit, pemantauan jumlah trombosit setiap 12 jam, pemberian cairan oral atau intravena, pemberian transfusi darah jika diperlukan |
Tingkat III | Perawatan di ICU rumah sakit, pemantauan jumlah trombosit setiap 6 jam, pemberian cairan intravena, transfusi darah, dan terapi oksigen |
Jika pasien mengalami dugaan atau diagnosis DHF, maka tindakan pengobatan segera dan monitoring yang teliti akan menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerusakan organ dapat terjadi secara cepat dan mematikan.
Pencegahan terjadinya DF dan DHF
Demam berdarah merupakan penyakit yang sangat mengancam nyawa dan harus dihindari. Berikut adalah beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan terjadinya DF dan DHF:
- Menghilangkan genangan air – Genangan air seperti di dalam pot bunga, kaleng kosong, wadah bekas, dan tempat penampung air lainnya harus segera dikeringkan atau dibuang untuk mencegah demam berdarah.
- Menggunakan kelambu – Menggunakan kelambu saat tidur namun harus dipastikan bahwa kelambu tersebut tidak bocor atau tidak terdapat celah yang dapat dimasuki oleh nyamuk Aedes aegypti.
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar – Membersihkan lingkungan sekitar dari barang-barang bekas yang dapat menampung air menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Memerangi demam berdarah melalui pencegahan merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjamin kesehatan masyarakat.
Semenjak tahun 2000, vaksin DHF tersimpan di kulkas kami dan belum pernah diambil. Saat ini, semakin banyak orang ingin menghindari vaksinasi dan menggunakan metode pencegahan alternatif. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Papaya – Buah papaya dan daunnya mengandung enzim bromelain dan papain yang diyakini meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan melawan infeksi.
- Jamu – Kunyit, temulawak dan jahe merupakan rempah yang dianggap efektif untuk meningkatkan sistem imun tubuh dan membantu melawan infeksi. Mereka biasanya diolah menjadi ramuan atau minuman yang dikenal dengan nama jamu.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam hal pencegahan DF dan DHF adalah bahwa tidak semua metode pencegahan alternatif dapat diandalkan sepenuhnya, dan mungkin tidak selalu cocok bagi setiap orang. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan pencegahan apa pun.
Menghilangkan genangan air | Menggunakan kelambu | Menjaga kebersihan lingkungan sekitar |
---|---|---|
Genangan air seperti di dalam pot bunga, kaleng kosong, wadah bekas, dan tempat penampung air lainnya harus segera dikeringkan atau dibuang untuk mencegah demam berdarah. | Menggunakan kelambu saat tidur namun harus dipastikan bahwa kelambu tersebut tidak bocor atau tidak terdapat celah yang dapat dimasuki oleh nyamuk Aedes aegypti. | Membersihkan lingkungan sekitar dari barang-barang bekas yang dapat menampung air menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. |
Meminimalkan risiko terkena demam berdarah dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Namun, di samping itu, menjaga kesehatan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh juga sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Perubahan Sistem Imun pada DF dan DHF
Dengue Fever (DF) dan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disebabkan oleh virus dengue yang menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Perbedaan utama antara DF dan DHF adalah pada tingkat keparahan penyakit dan manifestasi klinisnya. Pada DHF, pasien mengalami peningkatan permeabilitas vaskular yang menyebabkan perdarahan dan syok hipovolemik. Pada masing-masing jenis penyakit ini, perubahan sistem imun juga terjadi.
- Pada DF, respons sistem imun humoral dan seluler terjadi dengan keberadaan virus di dalam sel darah putih dan dengan produksi antibodi yang spesifik terhadap virus dengue. Antibodi yang dihasilkan oleh sistem imun ini akan mempunyai peran penting dalam penyembuhan.
- Pada DHF, sel darah putih aktif mengeluarkan sitokin sebagai respons terhadap virus dengue, yang dapat merangsang produksi peradangan di seluruh tubuh. Peradangan dapat memicu reaksi sistem imun yang tidak normal dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah ke seluruh tubuh.
- Terlepas dari perbedaan mekanisme yang terlibat dalam respons sistem imun, keduanya memiliki ciri umum yaitu peningkatan jumlah sel darah putih monosit dalam darah, yang dapat bertanggung jawab atas gejala klinis.
Ketika terjadi DHF, perubahan sistem imun pada pasien dapat mengancam keselamatan hidup. Hal ini dikarenakan terdapat adanya hiperproduksi sitokin yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan mengakibatkan perdarahan, yang kemudian dapat berkembang menjadi syok hipovolemik.
Jenis Penyakit | Perubahan Sistem Imun |
---|---|
DF | Respons sistem imun humoral dan seluler; antibodi spesifik terhadap virus dengue |
DHF | Hiperproduksi sitokin menyebabkan peradangan di seluruh tubuh; peningkatan jumlah sel darah putih monosit dalam darah. |
Dalam rangka mengatasi efek yang ditimbulkan oleh perubahan sistem imun tersebut, diperlukan penanganan yang tepat dan segera pada pasien dengan DF dan DHF. Konsultasikan kepada dokter jika terdapat gejala yang mencurigakan.
Selamat Jalan, Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengue
Itulah perbedaan antara DF dan DHF yang harus kamu ketahui. Di alfalinkkita, kami selalu ingin memberikan informasi yang bermanfaat bagi kalian. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai akhir. Sampai jumpa di artikel lainnya ya!