Perbedaan Bronkopneumonia dan Pneumonia: Pengertian, Penyebab, dan Gejala

Bronkopneumonia dan pneumonia adalah dua jenis penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan paru-paru seseorang. Meskipun keduanya sama-sama menyerang paru-paru, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Bronkopneumonia, atau yang sering disebut pneumonia lobar, adalah infeksi yang terjadi pada jaringan paru-paru yang lebih luas. Sementara pneumonia, atau pneumonia interstitial, adalah infeksi yang terjadi pada jaringan paru-paru yang lebih kecil.

Hal ini penting untuk dipahami karena perawatan dan pengobatan untuk kedua jenis pneumonia dapat berbeda. Meskipun bronkopneumonia dan pneumonia memiliki gejala yang mirip, seperti kesulitan bernafas, batuk, dan demam, namun gejala pneumonia lebih ringan dari bronkopneumonia. Oleh karena itu, diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai sangatlah penting untuk pemulihan yang cepat.

Ketika terkena penyakit pernapasan seperti bronkopneumonia dan pneumonia, penting untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat dan menjaga kesehatan paru-paru. Ada beberapa cara untuk melakukannya, seperti mengonsumsi makanan sehat, menghindari merokok, dan melakukan olahraga secara rutin. Dengan pemahaman yang baik tentang perbedaan antara bronkopneumonia dan pneumonia, kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan paru-paru kita dan melindungi diri kita dari penyakit pernapasan yang serius ini.

Faktor Penyebab dan Faktor Risiko Pneumonia dan Bronkopneumonia

Pneumonia dan bronkopneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang tergolong serius dan dapat mengancam nyawa seseorang. Pneumonia atau radang paru-paru terjadi ketika organ paru-paru mengalami inflamasi dan terisi oleh cairan yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Sementara bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang menyerang semua bagian dari paru-paru dan disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

  • Faktor Penyebab Pneumonia dan Bronkopneumonia
    • Infeksi Bakteri dan Virus
    • Infeksi bakteri yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae. Sedangkan, infeksi virus yang sering menyebabkan pneumonia adalah influenza atau flu virus. Sebagian besar kasus bronkopneumonia juga disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Staphylococcus aureus atau Haemophilus influenzae.

    • Aspirasi
    • Pneumonia dapat terjadi ketika bahan asing tertelan ke dalam saluran pernapasan dan menginfeksi organ paru-paru. Hal ini sering terjadi pada orang yang kesulitan menelan atau orang yang memuntahkan makanan atau minuman.

    • Faktor Risiko Pneumonia dan Bronkopneumonia
    • Terdapat sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena pneumonia atau bronkopneumonia, antara lain:

    • – Usia lanjut
    • – Sistem kekebalan tubuh yang melemah
    • – Kelainan paru-paru
    • – Merokok atau terpapar asap rokok
    • – Pernah menderita penyakit menular seksual
    • – Diabetes yang tidak terkontrol
    • – Kurang tidur atau kurang istirahat

Gejala Klinis Pneumonia dan Bronkopneumonia

Pneumonia dan bronkopneumonia adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah. Kedua jenis infeksi ini seringkali sulit dibedakan karena memiliki gejala yang hampir sama. Namun, terdapat beberapa perbedaan gejala klinis yang perlu diketahui, antara lain:

  • Demam tinggi – pada pneumonia, demam seringkali lebih tinggi dibandingkan bronkopneumonia.
  • Sesak napas – pada bronkopneumonia, sesak napas biasanya lebih terasa dibandingkan pada pneumonia.
  • Produksi dahak – pada bronkopneumonia, produksi dahak biasanya lebih banyak dan kental, sedangkan pada pneumonia, produksi dahak cenderung sedikit dan encer.

Untuk membedakan jenis infeksi pernapasan ini, dokter biasanya akan melakukan tes fisik dan tes laboratorium seperti tes darah, tes dahak, dan rontgen dada. Selain itu, pengobatan untuk kedua jenis infeksi ini juga berbeda-beda dan harus dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.

Faktor Risiko Terkena Pneumonia dan Bronkopneumonia

Adapun faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk terkena pneumonia dan bronkopneumonia, antara lain:

  • Penuaan – orang yang lebih tua memiliki kekebalan yang lebih rendah, sehingga lebih rentan terkena infeksi.
  • Kondisi medis tertentu – seperti diabetes, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru kronis.
  • Kondisi lingkungan yang buruk – seperti polusi udara dan paparan asap rokok.
  • Penyalahgunaan alkohol dan merokok – dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terkena infeksi pernapasan.

Perbedaan Pneumonia dan Bronkopneumonia pada Rontgen Dada

Pada pemeriksaan rontgen dada, pneumonia dan bronkopneumonia memiliki perbedaan pada gambar yang ditampilkan. Pada pneumonia, gambar rontgen dada akan menunjukkan cairan berbentuk bulat atau oval yang berkumpul pada satu atau beberapa bagian paru-paru. Sedangkan pada bronkopneumonia, gambar rontgen dada akan menunjukkan cairan yang menyebar di banyak bagian paru-paru dan tidak terkumpul pada satu titik.

Tipe Infeksi Gambar Rontgen Dada
Pneumonia gambar rontgen dada pneumonia
Bronkopneumonia gambar rontgen dada bronkopneumonia

Perbedaan ini penting untuk diketahui dalam proses diagnosis dan pengobatan kedua jenis infeksi pernapasan ini. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala seperti demam tinggi, batuk, dan sesak napas, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium pada Pneumonia dan Bronkopneumonia

Perbedaan antara pneumonia dan bronkopneumonia bisa didiagnosis melalui beberapa pemeriksaan laboratorium. Beberapa diantaranya dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik dokter, sedangkan lainnya perlu dilakukan di laboratorium khusus.

  • Pemeriksaan darah lengkap (PDL): PDL dilakukan untuk melihat jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Pada kasus pneumonia biasanya akan ditemukan peningkatan jumlah sel darah putih. Namun, ini tidak selalu terjadi pada bronkopneumonia.
  • Pemeriksaan dahak: Dahak yang dikeluarkan pasien akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jenis bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi. Hasil ini akan membantu dokter memilih antibiotik yang tepat untuk mengobati infeksi.
  • Pemeriksaan radiologi: Pemeriksaan radiologi seperti X-ray atau CT-scan dilakukan untuk memastikan adanya infeksi pada paru-paru. Hal ini akan membantu dokter memilih jenis pengobatan yang tepat bagi pasien.

Untuk memastikan diagnosis dan jenis pekerjaan pneumonia atau bronkopneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa gejala yang timbul pada pasien, seperti demam, batuk yang parah, dan sesak napas.

Dokter biasanya akan merujuk pasien ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selain pemeriksaan di atas, dokter juga akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan pasien tidak menderita penyakit yang serupa dengan pneumonia atau bronkopneumonia, seperti meningitis atau tuberkulosis.

Jenis Pemeriksaan Pneumonia Bronkopneumonia
Pemeriksaan darah lengkap Tidak selalu meningkatkan jumlah sel darah putih Tidak selalu meningkatkan jumlah sel darah putih
Pemeriksaan dahak Melihat jenis bakteri yang menyebabkan infeksi Melihat jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
Pemeriksaan radiologi X-ray atau CT-scan untuk memastikan infeksi pada paru-paru X-ray atau CT-scan untuk memastikan infeksi pada paru-paru

Semua pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan jenis infeksi yang diderita pasien dan memilih obat yang tepat untuk mengobati infeksi. Jangan pernah ragu untuk berkonsultasi kepada dokter jika terjadi gejala yang mencurigakan.

Jenis dan Bentuk-Bentuk Pneumonia dan Bronkopneumonia


Pneumonia dan bronkopneumonia adalah jenis penyakit infeksi pada saluran napas yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Meskipun keduanya memiliki gejala yang serupa, tapi ada perbedaan penting antara keduanya.

Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru dan biasanya lebih serius daripada bronkopneumonia. Pneumonia dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan etiologinya:

  • Pneumonia Bakteri: disebabkan oleh bakteri yang masuk ke paru-paru dan menyebabkan infeksi.
  • Pneumonia Virus: disebabkan oleh virus yang menginfeksi paru-paru. Biasanya tidak serumit pneumonia bakteri.
  • Pneumonia Jamur: disebabkan oleh jamur yang masuk ke dalam paru-paru dan menginfeksi saluran pernapasan.
  • Pneumonia Aspirasi: disebabkan oleh makanan, air liur atau cairan lain yang masuk ke dalam paru-paru.

Sementara bronkopneumonia umumnya lebih ringan daripada pneumonia dan menyerang saluran napas bagian bawah. Bronkopneumonia juga dikenal dengan pneumonia lobular. Berikut adalah beberapa bentuk bronkopneumonia:

  • Bronkopneumonia bakteri: disebabkan oleh bakteri yang memasuki saluran napas dan merusak jaringan ini.
  • Bronkopneumonia virus: disebabkan oleh virus seperti influenza dan biasanya bersifat ringan.
  • Bronkopneumonia jamur: disebabkan oleh jamur yang memasuki saluran napas dan menyebabkan radang pada bronkus.
  • Bronkopneumonia yang disebabkan oleh benda asing: terjadi ketika benda asing seperti debu atau pasir masuk ke saluran napas dan menyebabkan infeksi.

Semua jenis pneumonia dan bronkopneumonia dapat menyebabkan gejala yang serupa seperti demam, batuk, dan sesak napas. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala tersebut untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Perbedaan gejala antara Pneumonia dan Bronkopneumonia

Gejala pneumonia lebih parah dan luas luas daripada bronkopneumonia karena pneumonia mempengaruhi seluruh paru-paru. Gejala ini meliputi:

  • Fever
  • Batuk
  • Sesak napas
  • Merasa sakit ketika bernapas dalam-dalam
  • Nafsu makan menurun
  • Kegagalan paru-paru untuk memperoleh oksigen yang cukup.

Sementara gejala bronkopneumonia biasanya lebih ringan dan terbatas pada bagian bawah paru-paru. Gejala bronkopneumonia meliputi:

  • Batuk yang intens
  • Sakit di bagian dada
  • Dada terasa berat
  • Sedikit atau tanpa demam
  • Tak selalu menyebabkan sesak napas

Perbedaan Diagnosis Antara Pneumonia dan Bronkopneumonia

Diagnosis pneumonia dan bronkopneumonia serupa dan melibatkan pemeriksaan fisik dan tes lainnya. Tes ini termasuk:

Tipe Tes Hasil Tes
CT Scan atau X-Ray Thorax Untuk melihat kondisi paru-paru dan memeriksa tanda-tanda radang dalam jaringan paru-paru
Tes Darah Untuk mengetahui jenis mikroba penyebab infeksi jika terjadi
Sputum Culture Test Untuk mengetahui jenis bakteri atau jamur yang menyebabkan infeksi di saluran pernapasan
Swab Gigi atau Mulut Untuk mengetahui jenis mikroba penyebab infeksi jika terjadi

Setelah diagnosis, dokter dapat meresepkan antibiotik atau obat lain untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi serius yang mungkin terjadi. Selain itu, menjaga kebersihan dilingkungan sekitar dengan baik, terutama dalam hal kebersihan saluran pernapasan dapat mencegah penyebaran kedua jenis infeksi ini.

Pengobatan dan Pencegahan Pneumonia dan Bronkopneumonia


Kedua penyakit ini seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan bisa menyerang siapa saja, khususnya orang dengan sistem imun yang lemah. Pengobatan pneumonia dan bronkopneumonia biasanya berkaitan dengan penggunaan antibiotik dan terapi suportif untuk mengontrol gejala. Sedangkan pencegahannya dapat dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga daya tahan tubuh melalui pola makan yang sehat dan olahraga teratur.

  • Antibiotik dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan resep dokter untuk mengatasi infeksi bakteri. Jangan sekali-kali mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter karena bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
  • Terapi suportif meliputi penggunaan nebulizer untuk membantu mempercepat penyembuhan dan mengontrol gejala, seperti batuk dan sesak napas serta memberikan cairan yang cukup untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
  • Jika pneumonia atau bronkopneumonia disebabkan oleh virus, pengobatan seperti penggunaan antivirus tidak bisa dihindari.

Pencegahan pneumonia dan bronkopneumonia juga sangat penting dilakukan. Berikut beberapa langkah pencegahannya:

1. Membersihkan tangan secara teratur
Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai beraktifitas. Karena tangan adalah media penularan yang sangat umum.

2. Menjaga daya tahan tubuh
Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang serta lakukan olahraga teratur guna menjaga daya tahan tubuh. Jangan lupa untuk mengonsumsi suplemen atau vitamin yang dianjurkan dokter jika memang diperlukan.

3. Vaksinasi
Demi kebaikan dan kesehatan diri sendiri dan orang lain, lakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi seperti influenza dan pneumonia.

4. Hindari merokok
Merokok dapat merusak jaringan paru-paru dan menurunkan kemampuan dalam memerangi infeksi saluran pernapasan.

5. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
Orang yang mengalami pneumonia dan bronkopneumonia bisa menularkan penyakit ini melalui droplet dari hidung dan mulut. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan selalu gunakan masker bila terpaksa untuk mendekatinya.

Di atas adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia dan bronkopneumonia agar tidak menyerang tubuh. Perlu diingat, langkah ini adalah usaha yang dilakukan untuk melindungi kesehatan kita dari ancaman penyakit serta melindungi kesehatan orang lain. Semoga informasi ini bermanfaat.

Sampai Jumpa Lagi

Itulah perbedaan antara bronkopneumonia dan pneumonia. Kedua kondisi kesehatan ini membutuhkan penanganan yang tepat agar bisa sembuh dengan cepat. Jika kamu atau orang terdekat memiliki gejala-gejala yang mirip, jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kesehatanmu. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa lagi di artikel selanjutnya, ya!