Autis dan autisme seringkali dianggap sebagai dua kondisi yang sama. Padahal, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang sangat jelas. Autis adalah kondisi yang kompleks dan mempengaruhi cara seseorang memproses informasi. Sementara, autisme adalah kondisi yang mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia sekitarnya.
Perbedaan antara autis dan autisme ini dapat membingungkan bagi orang yang belum mendalami kedua kondisi ini. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali diabaikan atau bahkan dianggap sama. Padahal, memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk memberikan dukungan yang tepat bagi orang-orang yang sedang mengalaminya.
Banyak anak-anak dan dewasa mengalami autis dan autisme, namun belum mendapatkan penanganan yang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk memahami perbedaan antara kedua kondisi tersebut. Dengan begitu, kita dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi orang-orang yang membutuhkannya.
Pengertian Autis dan Autisme
Autisme atau disorder spektrum autis (DSA) adalah kondisi neurobehavioral yang dapat mempengaruhi komunikasi, perilaku, dan kemampuan sosial seseorang. Orang yang mengalami kondisi ini umumnya akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, kesulitan dalam memahami bahasa tubuh dan mimik wajah, serta kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan rutinitas dan lingkungan. Sementara itu, autis adalah istilah yang lebih spesifik yang merujuk pada individu yang telah resmi didiagnosis dengan DSA.
Perbedaan antara Autis dan Autisme
- Autis adalah istilah yang merujuk pada individu yang telah didiagnosis dengan DSA, sementara autisme adalah kondisi neurobehavioral yang mempengaruhi kemampuan komunikasi, perilaku, dan sosial seseorang.
- Penggunaan istilah “autisme” lebih sering digunakan dalam lingkungan medis dan akademis, sedangkan “autis” lebih sering digunakan secara umum oleh masyarakat.
Faktor Penyebab Autisme
Penyebab pasti dari autisme masih belum diketahui dengan jelas. Namun, banyak penelitian mengarah pada adanya kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf. Beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf meliputi infeksi selama masa kehamilan, paparan zat kimia yang berbahaya, dan gangguan hormonal.
Apa yang Anda Harus Ketahui tentang Autisme?
Jika Anda atau seseorang yang Anda cintai telah didiagnosis dengan DSA, penting untuk mempelajari lebih lanjut tentang kondisi ini dan cara terbaik untuk mengelolanya. Beberapa hal yang dapat membantu dalam mengelola DSA meliputi terapi perilaku dan bicara, dukungan dari keluarga dan teman-teman, serta integrasi dalam lingkungan sosial dan pendidikan yang mendukung. Selain itu, membuka diri untuk mempelajari lebih lanjut tentang kondisi ini juga dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang pengalaman yang dihadapi oleh individu dengan DSA.
Fakta-fakta Mengenai Autisme |
---|
Anak laki-laki lebih mungkin mengembangkan autisme daripada anak perempuan. |
Autisme bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan, tetapi dengan pendidikan dan dukungan yang tepat, individu dengan DSA dapat memperoleh kemampuan untuk hidup secara mandiri dan merdeka. |
Kebanyakan orang dengan DSA memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan memahami perasaan dan emosi mereka sendiri dan orang lain. |
Penyebab Autis dan Autisme
Autis dan autisme adalah dua kondisi yang sering dibahas oleh para ahli kesehatan dan psikolog. Meskipun kedua kondisi ini memiliki gejala yang mirip, ada perbedaan signifikan antara keduanya. Salah satu faktor yang membedakan antara autis dan autisme adalah penyebabnya. Mari kita bahas lebih dalam mengenai penyebab dari kedua kondisi ini.
- Faktor Genetik
- Kurangnya Oksigen pada saat Kelahiran
- Terkena Zat Berbahaya selama Kehamilan
Penyebab pertama dari autis atau autisme adalah faktor genetik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat terjadi karena faktor keturunan dari orangtua. Jadi, ketika seseorang memiliki riwayat keluarga yang memiliki gangguan ini, maka ia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan ini.
Selain itu, kurangnya oksigen saat kelahiran juga menjadi faktor penyebab dari autis dan autisme. Bayi yang alami kesulitan saat proses kelahiran atau memiliki masalah yang mempengaruhi pasokan darah dan oksigen ke otak mereka selama proses kelahiran dapat memicu perkembangan kondisi tersebut.
Terakhir, terkena zat berbahaya selama kehamilan juga dapat menjadi penyebab autis dan autisme. Beberapa zat yang dianggap berbahaya untuk janin adalah timbal dan merkuri. Timbal dapat ditemukan di cat, pipa air, dan peralatan rumah tangga lainnya, sedangkan merkuri ditemukan di ikan besar seperti tuna, salmon, dan mackerel.
Faktor Penyebab | Penjelasan |
---|---|
Faktor Genetik | Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat terjadi karena faktor keturunan dari orangtua. |
Kurangnya Oksigen pada saat Kelahiran | Bayi yang alami kesulitan saat proses kelahiran atau memiliki masalah yang mempengaruhi pasokan darah dan oksigen ke otak mereka selama proses kelahiran dapat memicu perkembangan kondisi tersebut. |
Terkena Zat Berbahaya pada saat Kehamilan | Beberapa zat yang dianggap berbahaya untuk janin adalah timbal dan merkuri. |
Ketiga faktor penyebab di atas dapat menjadi pemicu terjadinya autis dan autisme. Namun, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki faktor risiko yang berbeda-beda. Konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan terkait dapat membantu dalam mendeteksi dan mencegah kondisi ini sejak dini
Gejala Autis dan Autisme
Setiap individu memiliki ciri dan tanda-tanda yang berbeda dalam menunjukkan gejala autis dan autisme. Namun, terdapat beberapa gejala yang sering muncul dan menjadi ciri khas autis dan autisme.
- Keterbatasan sosial: Individu dengan autis dan autisme cenderung sulit dalam berinteraksi dengan orang lain, seperti kesulitan dalam memahami ekspresi wajah atau bahasa tubuh. Mereka cenderung memilih untuk bermain sendiri dan kesulitan dalam membentuk hubungan sosial yang baik.
- Keterbatasan dalam komunikasi: Gejala ini terlihat ketika individu dengan autis dan autisme kesulitan dalam berbicara atau memahami bahasa. Mereka sering menggunakan bahasa yang kurang jelas, repetitif, atau satuan kata yang hanya terdiri dari satu kata. Selain itu, mereka juga kesulitan dalam memahami bahasa non-verbal, seperti gestur atau isyarat tangan.
- Perilaku yang berulang: Individu dengan autis dan autisme cenderung melakukan perilaku yang berulang, seperti mengulang kata-kata atau gerakan. Mereka mungkin juga memiliki tingkat ketertarikan yang tinggi terhadap sesuatu atau rutinitas, dan akan kesulitan jika rutinitas tersebut terganggu.
Untuk lebih memahami gejala autis dan autisme, berikut adalah tabel perbandingan antara keduanya:
Autis | Autisme |
---|---|
Keterlambatan dalam kemampuan berbicara | Masalah dalam bahasa dan komunikasi |
Keterlambatan dalam kemampuan berinteraksi sosial | Kesulitan dalam membentuk hubungan sosial yang baik |
Perilaku yang berulang | Keterbatasan dalam pola aktivitas dan minat yang sama |
Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, segera hubungi dokter atau tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai.
Diagnosis Autis dan Autisme
Ketika seseorang mengalami gejala-gejala autis atau gangguan spektrum autisme, diagnosis menjadi sangat penting agar dapat diberikan perawatan yang sesuai. Diagnosa gangguan ini tidaklah dapat dilakukan hanya berdasarkan pada gejala yang muncul, namun memerlukan penilaian lengkap oleh dokter atau psikolog yang berpengalaman di bidang ini.
- Metode Evaluasi: Penilaian autisme yang dilakukan sebaiknya meliputi evaluasi perilaku secara menyeluruh, hasil tes perkembangan, dan wawancara dengan orangtua atau anggota keluarga untuk memahami sejarah kondisi kesehatan dan perkembangan anak.
- Screening: Ada banyak alat skrining yang dapat digunakan untuk mendeteksi autisme seperti CHAT (Checklist for Autism in Toddlers), M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers), PDDST (Pervasive Developmental Disorders Screening Test), dan lain-lain. Namun, skrining ini tidak cukup untuk membuat diagnosis definitif.
- Pengamatan: Pengamatan langsung oleh dokter atau psikolog pada perilaku dan interaksi sosial anak dapat membantu dalam diagnosis.
‘
Setelah diagnosis dilakukan, dokter atau psikolog akan menentukan tingkat keparahan atau derajat gangguan autisme yang dialami oleh anak.
Ada tiga tingkat keparahan atau derajat gangguan spektrum autisme yakni, ringan, sedang, dan berat seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tingkat Keparahan | Deskripsi |
---|---|
Ringan | Individu mampu berkomunikasi, namun cenderung kurang fleksibel dan mengalami hambatan dalam berinteraksi secara sosial |
Sedang | Individu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan seringkali memerlukan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari |
Berat | Individu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan memerlukan bantuan dalam melakukan hampir semua aktivitas sehari-hari |
Penilaian terhadap tingkat keparahan tersebut kemudian akan membantu orang tua dan dokter untuk merencanakan rehabilitasi dan pengobatan yang tepat bagi individu yang mengalami gangguan spektrum autisme.
Penanganan Autis dan Autisme
Saat ini, masih banyak orang yang menyangkal diagnosis autis atau autisme pada anak-anak mereka dan memutuskan untuk tidak melakukan tindakan apa pun. Padahal, penanganan yang tepat dapat memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi anak autis atau autisme. Berikut adalah beberapa pendekatan penanganan yang dapat dilakukan:
Pendekatan Terapi Komunikasi
- Terapi wicara
- Terapi okupasi
- Terapi bicara bergambar
Pendekatan Terapi Perilaku
Terapi perilaku dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik berikut:
- ABA (Applied Behavior Analysis)
- PSH (Pivotal Response Treatment)
- DLL (Developmental, Individual, Difference, Relationship-Based)
Pendekatan Kesehatan
Pendekatan kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan diet yang seimbang dan berkualitas serta olahraga fisik secara teratur.
Pendekatan Integratif
Beberapa metode penanganan dapat digabungkan untuk memberikan hasil yang lebih optimal. Pendekatan integratif dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan terapi yang telah disebutkan di atas.
Pendekatan | Penjelasan |
---|---|
Medical Home Model | Mengamati perkembangan pasien dan melakukan intervensi sejak dini |
Six-Sigma | Teknik pendekatan dengan standar kualitas yang tinggi dan efisiensi tinggi |
Parent Mediated Approaches | Melibatkan orang tua dalam terapi dan memberikan pemahaman tentang cara berkomunikasi dengan anak mereka |
Dalam penanganan autis dan autisme, konsistensi sangat penting. Orang tua, ahli terapi, dan dokter harus bekerja sama untuk memberikan penanganan yang konsisten agar anak dapat mengembangkan kemampuan mereka secara optimal.
Perbedaan Autis dan Autisme
Autis dan autisme identik sebagai sebuah kondisi atau gangguan neuro-perkembangan. Meski sebagian orang menganggap keduanya memiliki arti yang sama, namun terdapat perbedaan antara autis dan autisme. Autis merupakan kata benda tunggal, sementara autisme adalah kata benda jamak. Artinya, autis merujuk pada satu hal atau individu, sedangkan autisme mengacu pada kumpulan individu yang memiliki kondisi serupa.
Gejala Autis dan Autism
- Autis memiliki ciri-ciri ketidaksukaan pada perubahan, terbatasnya makna sosial dan interaksi sosial yang terbatas atau tidak wajar. Orang dengan autis dapat menunjukkan minat yang sangat khusus, atau hiperfokus pada kegiatan tertentu. Mereka juga dapat menunjukkan gangguan komunikasi, bahasa, dan perilaku.
- Sementara itu, autisme memiliki gejala yang sama dengan autis. Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, memahami ekspresi wajah, usia mental dan sosial yang tertinggal dari anak-anak sebaya mereka. Orang dengan autisme juga cenderung memiliki minat tertentu yang sangat kuat.
Penyebab Autis dan Autism
Penyebab pasti dari autis dan autisme masih belum dapat dipastikan. Namun, berdasarkan penelitian, kondisi tersebut disebabkan oleh kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Beberapa penelitian pula menyebutkan jika faktor imunologis dan hormonikelainnya juga dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini. Adapun faktor lingkungan yang dapat memicu autis dan autisme termasuk terpapar radiasi, zat kimia, infeksi, dan stres selama kehamilan.
Diagnosis Autis dan Autism
Proses diagnosis otis dan autisme sama-sama membutuhkan evaluasi yang dilakukan oleh terapis untuk menilai sejumlah kriteria yang dianggap penting. Umumnya dilakukan evaluasi perkembangan fisik, perilaku dan terapi wicara pada anak. Apabila ditemukan adanya gangguan dalam beberapa kriteria, maka dapat dilakukan diagnosa autis atau autisme oleh ahli di bidang tersebut.
Perbedaan Autis dan Autism | Autis | Autism |
---|---|---|
Ciri-ciri | Ketidaksukaan pada perubahan, terbatasnya makna sosial, interaksi sosial terbatas, minat khusus secara hiperfokus, dan menunjukkan gangguan komunikasi, bahasa, dan perilaku | Kesulitan berinteraksi dengan orang lain, memahami ekspresi wajah, usia mental dan sosial yang tertinggal dari anak-anak sebaya, memiliki minat tertentu yang sangat kuat |
Penyebab | Kombinasi faktor genetik dan lingkungan, faktor imunologis dan hormonikelainnya juga dapat berperan | Kombinasi faktor genetik dan lingkungan, terpapar radiasi, zat kimia, infeksi, dan stres selama kehamilan |
Diagnosis | Butuh evaluasi oleh terapis untuk menilai sejumlah kriteria yang dianggap penting | Butuh evaluasi oleh terapis untuk menilai sejumlah kriteria yang dianggap penting |
Sumber: https://www.alodokter.com/autisme
Perbedaan Autis dan Autisme
Autis dan autisme adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk merujuk pada spektrum gangguan perilaku yang sama. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara autis dan autisme:
- Autis lebih sering digunakan dalam bahasa Indonesia, sementara autisme adalah istilah yang lebih umum digunakan di seluruh dunia.
- Secara medis, istilah ‘autisme’ merujuk pada gangguan neurobiologis yang meliputi spektrum gejala seperti kesulitan dalam berinteraksi sosial, gangguan komunikasi, dan perilaku repetitif yang terbatas.
- Sementara itu, ‘autis’ digunakan sebagai bentuk sifat atau atribut, seperti saat kita mengatakan seseorang sebagai ‘autis’ yang berarti seseorang memiliki karakteristik atau perilaku yang mirip dengan spektrum gangguan autisme.
- Beberapa ahli kesehatan mental lebih suka menggunakan istilah ‘autis’ karena mereka merasa bahwa istilah ‘autisme’ terlalu medis dan terlalu memfokuskan pada diagnosis.
- Menurut para ahli, istilah ‘autisme’ lebih akurat dalam konteks ilmiah dan klinis karena memperjelas bahwa gangguan tersebut benar-benar merupakan suatu gangguan di sistem saraf dan bukan hanya sebuah atribut atau karakteristik saja.
- Meskipun terdapat perbedaan dalam penggunaan istilah, penting untuk diingat bahwa kedua istilah mengacu pada spektrum yang luas dari gangguan perilaku yang dapat bervariasi dalam tingkat dan intensitasnya di antara individu yang berbeda.
- Dalam konteks pemberian perawatan dan dukungan kepada mereka yang terkena gangguan autisme, penggunaan istilah yang akurat dan sensitif pada konteks budaya dan individu sangatlah penting.
Ringkasan
Autis dan autisme adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian, meski memiliki beberapa perbedaan signifikan. Penggunaan istilah ‘autisme’ lebih akurat dalam konteks ilmiah dan klinis, sementara ‘autis’ lebih sering digunakan dalam konteks sosial dan budaya. Para ahli merekomendasikan penggunaan istilah yang sensitif pada konteks budaya dan individu dalam menggambarkan spektrum gangguan perilaku ini.
Fakta-fakta Autis dan Autisme
Autis dan autisme sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah beberapa fakta tentang autis dan autisme.
- Autis adalah salah satu spektrum gangguan neurobiologis yang memengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku seseorang.
- Autisme adalah istilah yang lebih umum dan mencakup sekelompok gangguan neurobiologis, yang mencakup autisme, sindrom Asperger, dan gangguan perkembangan yang tidak lain.
- Autisme tidak dapat disembuhkan, tetapi pengobatan seperti terapi wicara, terapi perilaku, dan pendidikan khusus dapat membantu individu dengan autis dalam berkembang dan belajar.
- Autisme bukanlah hasil dari kekurangan asuhan orang tua atau lingkungan yang buruk, melainkan merupakan akibat dari perbedaan struktur dan fungsi otak.
- Autisme biasanya didiagnosis pada usia dua tahun atau lebih.
- Statistik menunjukkan bahwa autisme lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
- Penyebab pasti autis dan autisme masih belum diketahui, meskipun beberapa faktor yang dapat memengaruhi termasuk keturunan dan lingkungan.
- Individu dengan autis atau autisme memiliki kemampuan unik dan dapat berkembang dengan baik jika diberikan dukungan yang tepat.
Gejala Autis dan Autisme
Autis dan autisme dapat ditandai dengan gejala-gejala tertentu yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara sosial, berkomunikasi, dan berperilaku. Beberapa gejala umum yang dapat diamati antara lain:
- Sulit dalam berbicara dan memahami bahasa, serta kesulitan dalam berkomunikasi secara sosial.
- Mengulang kata-kata atau gerakan tertentu, atau kecenderungan untuk menyerap informasi dengan cara yang tidak biasa seperti menghafal jadwal atau mengetahui banyak sekali tentang topik tertentu.
- Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, seperti tidak memahami Bahasa tubuh, menghindari kontak mata, atau sulit menunjukkan empati.
- Memiliki minat dan perilaku yang sangat terfokus pada hal-hal tertentu, seperti angka, abjad, atau hobi yang unik dan spesifik.
- Sulit dalam membuat keputusan atau mengikuti peraturan tertentu.
- Mengalami gangguan tidur dan kesulitan dalam membuat perubahan dalam rutinitas.
Perbedaan antara Autis dan Autism
Autis dan autisme sering kali dianggap sama dan digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang seharusnya tidak terabaikan. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara autis dan autisme:
Autis | Autisme |
---|---|
Merupakan spektrum gangguan neurobiologis yang memengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku seseorang. | Merupakan istilah yang lebih umum dan mencakup sekelompok gangguan neurobiologis, yang mencakup autisme, sindrom Asperger, dan gangguan perkembangan yang tidak lain. |
Terutama memengaruhi anak-anak dan biasanya didiagnosis pada usia dua tahun atau lebih. | Berlaku untuk berbagai usia dan dapat didiagnosis pada masa kanak-kanik hingga dewasa. |
Lebih sering terjadi pada laki-laki. | Tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan yang didiagnosis dengan autisme. |
Tidak ada jenis autisme yang memiliki gejala yang sama. | Sejumlah gejala khas yang mencirikan gangguan spektrum autisme, seperti kesulitan dalam berbicara dan memahami bahasa, serta kesulitan dalam berkomunikasi secara sosial. |
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kemungkinan autisme pada diri Anda atau seseorang yang Anda cintai, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan dapat membantu untuk melakukan evaluasi dan memberikan saran tentang pengobatan yang tepat.
Jenis-jenis Autis dan Autisme
Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi cara otak memproses informasi dan mempengaruhi interaksi sosial, perilaku, dan komunikasi. Tidak semua orang dengan ASD memiliki gejala yang sama, karena ASD mencakup spektrum yang luas dari kemampuan intelektual dan tingkat keparahan. Di bawah ini adalah beberapa jenis ASD:
- Autism
- Asperger Syndrome
- Pervasive Development Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS)
- Rett Syndrome
- Childhood Disintegrative Disorder (CDD)
- Pathological Demand Avoidance (PDA)
- Nonverbal Learning Disorder (NLD)
- Sensory Processing Disorder (SPD)
- Auditory Processing Disorder (APD)
Masing-masing jenis ASD memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari jenis lainnya. Setiap individu dengan ASD mungkin memiliki gejala yang berbeda atau intensitas yang berbeda dari gejala yang sama. Oleh karena itu, diagnosis ASD memerlukan evaluasi secara individual dan profesional oleh dokter atau psikolog.
Sebuah tabel berisi penjelasan singkat tentang masing-masing jenis ASD:
Jenis ASD | Karakteristik Utama |
---|---|
Autism | Gangguan perkembangan neurobiologis yang mempengaruhi interaksi sosial, perilaku, dan komunikasi |
Asperger Syndrome | Gangguan perkembangan pada spektrum autisme dengan fokus pada kesulitan dalam interaksi sosial dan komunikasi, tetapi biasanya dengan kemampuan bahasa yang relatif berkembang |
PDD-NOS | Gangguan perkembangan yang menggambarkan orang dengan gejala ASD tetapi tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis autisme atau Asperger Syndrome |
Rett Syndrome | Gangguan perkembangan genetik yang mempengaruhi kemampuan motorik dan komunikasi |
CDD | Gangguan perkembangan yang mempengaruhi interaksi sosial, perilaku, dan komunikasi pada anak yang awalnya berkembang normal tetapi kemudian menunjukkan penurunan dalam kemampuan tersebut |
PDA | Varian dari gangguan spektrum autisme yang memiliki fokus utama pada penolakan terhadap tuntutan internal atau eksternal |
NLD | Gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan interpretasi sosial dan nonverbal |
SPD | Gangguan neurological yang mempengaruhi pengolahan informasi sensorik dari lingkungan |
APD | Gangguan neurological yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memproses informasi auditori dan membedakan suara |
Jangan lupa bahwa setiap individu dengan ASD memiliki pengalaman yang unik dan tidak semua fitur harus relevan bagi setiap orang. Beberapa fitur dapat muncul pada tahap tertentu dalam kehidupan seseorang dan kemudian menghilang atau melunak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki pendekatan yang holistik dan individual dalam pengelolaan ASD untuk memastikan kualitas hidup yang optimal bagi individu dengan ASD.
Tingkat Keberatannya Autis dan Autisme
Autis dan autisme adalah dua kondisi neurologis yang dianggap berbeda, walaupun kedua istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan gangguan spektrum autis (ASD). Meski memiliki persebaran prevalensi yang sama di seluruh dunia, yaitu sekitar 1 dari 160 anak (menurut data WHO tahun 2021), autis dan autisme memang memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan dalam hal tingkat keberatannya.
- Autis umumnya digunakan untuk menggambarkan gejala ASD yang lebih ringan, seperti kesulitan berinteraksi sosial dan kesulitan dalam berbicara dan berbahasa. Anak dengan autis biasanya dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, walaupun mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk membentuk hubungan dan memahami ekspresi wajah orang lain. Mereka juga cenderung memiliki kecerdasan yang normal atau bahkan di atas rata-rata.
- Autisme, di sisi lain, lebih banyak digunakan untuk menggambarkan gejala ASD yang sangat berat. Anak dengan autisme biasanya mengalami sejumlah kesulitan yang lebih parah, seperti kesulitan dalam berinteraksi sosial yang signifikan, kesulitan berbicara dan berbahasa, perilaku yang berulang dan terbatas, serta inkonsistensi dalam kemampuan mental dan perilaku. Mereka juga cenderung memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari rata-rata.
Meski kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal tingkat keberatannya, hal ini tidak berarti bahwa autis lebih mudah diatasi daripada autisme, atau sebaliknya. Setiap anak dengan ASD memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda, dan baik autis maupun autisme memerlukan penanganan dan pengobatan yang serius dan intensif untuk membantu mereka mengatasi kesulitan dan mencapai potensi terbaik mereka.
Untuk membantu orang tua dan pengasuh dalam mengidentifikasi dan memahami tingkat keberatan autis dan autisme pada anak-anak mereka, berikut adalah beberapa indikator yang mungkin diamati:
Indikator | Autis | Autisme |
---|---|---|
Kesulitan berbicara atau berbahasa | Ya | Sangat parah |
Kesulitan berinteraksi sosial | Iya, tapi tidak terlalu parah | Sangat parah |
Perilaku yang berulang-ulang | Tidak banyak | Banyak |
Kecerdasan | Normal, bahkan di atas rata-rata | Lebih rendah dari rata-rata |
Sumber: WHO. (2021). Autism spectrum disorders. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/autism-spectrum-disorders
Dampak Autis dan Autisme pada Kehidupan Sosial dan Psikologis.
Autis dan autisme dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sosial dan psikologis seseorang. Berikut adalah beberapa dampak yang umum terlihat:
- Keterbatasan dalam berinteraksi sosial: Seseorang dengan autis atau autisme cenderung mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka mungkin tidak dapat membaca ekspresi wajah, bahasa tubuh atau bahasa nonverbal lainnya dengan baik, dan tidak dapat mengikuti permainan sosial yang umum.
- Isolasi sosial: Keterbatasan dalam berinteraksi sosial yang dialami oleh seseorang dengan autis atau autisme dapat menyebabkan mereka merasa terisolasi dan kesepian.
- Gangguan sensorik: Beberapa individu dengan autis atau autisme dapat mengalami gangguan sensorik yang mengakibatkan mereka sulit menghadapi suara, cahaya, bau, atau rasa yang berbeda dari yang biasa.
Untuk membantu mengatasi dampak tersebut, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, keluarga dan teman dapat membantu mendukung orang dengan autis atau autisme untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan menemukan cara untuk berkomunikasi yang efektif. Kedua, terapi perilaku dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi. Terakhir, dukungan dari komunitas dan organisasi lokal dapat membantu individu dan keluarga menemukan dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan.
Saat mempertimbangkan dampak autis dan autisme pada kehidupan sosial dan psikologis, penting untuk dimengerti bahwa setiap individu adalah unik dan dapat mengalami dampak yang berbeda dari orang lain. Dengan dukungan yang tepat dan pengertian yang lebih baik tentang autisme, individu dengan diagnosis ini dapat tetap menjadi bagian penting dari masyarakat dan memenuhi potensi mereka.
Dampak Autis dan Autisme pada Kehidupan Sosial dan Psikologis | Cara Mengatasi |
---|---|
Keterbatasan dalam berinteraksi sosial | Mendukung individu dengan autis atau autisme untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan menemukan cara untuk berkomunikasi yang efektif. |
Isolasi sosial | Memastikan bahwa individu dengan autis atau autisme merasa didukung dan mencari dukungan dari komunitas dan organisasi lokal. |
Gangguan sensorik | Menyediakan lingkungan yang tenang dan ramah terhadap individu dengan autis atau autisme dan mencari bantuan dari profesional terapi perilaku |
Terima Kasih Telah Membaca
Itulah perbedaan antara autis dan autisme. Jangan sampai terjebak dalam asumsi yang salah dan menganggap kedua hal tersebut sama. Dalam menangani anak-anak yang mengalami spektrum autis, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara keduanya, sehingga dapat memberikan perawatan dan pengasuhan yang tepat. Jangan lupa untuk mengunjungi situs ini lagi di kemudian hari untuk membaca artikel seputar kesehatan lainnya. Hingga jumpa kembali!