Perbedaan antara AFTA dan MEA yang Perlu Diketahui

Para pembaca yang tertarik dengan dunia perdagangan internasional pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah AFTA dan MEA. AFTA atau yang dikenal dengan ASEAN Free Trade Area, dan MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN, merupakan kerjasama ekonomi antar negara yang menjadi tonggak penting perekonomian ASEAN. Namun, apakah Anda sudah mengetahui perbedaan antara AFTA dan MEA?

Di satu sisi, AFTA didirikan pada tahun 1992 sebagai upaya untuk memperkuat perdagangan antar negara dalam kawasan Asia Tenggara. Sedangkan di sisi lain, MEA didirikan pada tahun 2015 untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan integrasi antara negara-negara ASEAN. Namun, perbedaan yang paling mencolok terletak pada tingkat integrasi yang dihasilkan dari kerja sama tersebut.

Dalam AFTA, negara-negara anggota sepakat untuk menurunkan tarif terhadap barang impor yang dikenakan. Sedangkan di MEA, negara-negara anggota mengadopsi sistem pasar bebas yang lebih luas, termasuk dalam perdagangan jasa dan investasi. Maka dari itu, perbedaan antara AFTA dan MEA dapat dilihat dari pengaruh yang dihasilkan oleh masing-masing kerja sama dalam perekonomian ASEAN.

Perbedaan antara AFTA dan MEA

AFTA dan MEA adalah dua perjanjian perdagangan bebas yang berlaku di kawasan Asia Tenggara. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan perdagangan antar negara anggota, terdapat perbedaan dalam hal cakupan, negara anggota, dan aturan yang diterapkan. Berikut adalah perbedaan antara AFTA dan MEA:

  • AFTA (ASEAN Free Trade Area) adalah perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara anggota ASEAN. Sedangkan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) adalah kawasan ekonomi bersama yang mencakup seluruh wilayah ASEAN.
  • AFTA hanya mencakup tarif barang, sedangkan MEA mencakup perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan kekayaan intelektual.
  • Negara anggota AFTA adalah Brunei, Kamboja, Filipina, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan negara anggota MEA adalah seluruh negara anggota ASEAN.

Perbedaan lain antara AFTA dan MEA adalah aturan yang diterapkan dalam kedua perjanjian tersebut. Berikut adalah beberapa perbedaan aturan antara AFTA dan MEA:

AFTA memiliki aturan tentang Preferential Tariff Reduction Scheme dan Common Effective Preferential Tariff Scheme (CEPT), yang memberikan pengurangan tarif untuk barang yang diperdagangkan. Sementara itu, MEA memiliki aturan tentang ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) dan ASEAN Investment Area (AIA), yang memberikan fasilitas bagi jasa dan investasi yang diperdagangkan.

AFTA MEA
Hanya mencakup perdagangan barang Mencakup perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan kekayaan intelektual
Cakupan hanya meliputi negara anggota ASEAN Cakupan meliputi seluruh wilayah ASEAN
Memiliki aturan Preferential Tariff Reduction Scheme dan Common Effective Preferential Tariff Scheme (CEPT) Memiliki aturan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) dan ASEAN Investment Area (AIA)

Jadi, meskipun AFTA dan MEA memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan perdagangan antar negara anggota, keduanya memiliki perbedaan dalam cakupan, negara anggota, dan aturan yang diterapkan.

Pandangan Ekonomi ASEAN

ASEAN, atau Association of Southeast Asian Nations, adalah sebuah organisasi politik dan ekonomi yang terdiri dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara. Masing-masing negara anggota memiliki pandangan ekonomi yang berbeda-beda, namun secara umum terdapat dua pandangan ekonomi utama dalam ASEAN: AFTA dan MEA.

  • AFTA
  • ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah pandangan ekonomi ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan perdagangan antarnegara anggota. Hal ini dilakukan dengan cara meniadakan bea masuk dan tarif perdagangan antarnegara, sehingga produk-produk dari negara-negara anggota dapat lebih mudah diperjualbelikan di antara negara lainnya. AFTA telah diterapkan pada tahun 1992 dan menjadi basis bagi terbentuknya ASEAN sebagai zona perdagangan bebas pertama di dunia.

  • MEA
  • Single Market and Production Base atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah pandangan ekonomi ASEAN yang bertujuan untuk mencapai integrasi ekonomi yang lebih luas di kawasan Asia Tenggara. MEA meliputi peningkatan perdagangan bebas, mobilitas kerja yang lebih baik, serta peningkatan investasi dan layanan keuangan. Selain itu, MEA juga memperkuat kerja sama pada bidang pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, dan perlindungan kekayaan intelektual. MEA resmi diterapkan pada tahun 2015 dan menjadi langkah besar menuju integrasi ekonomi ASEAN yang lebih besar.

Perbandingan antara AFTA dan MEA

Meskipun tujuan dari kedua pandangan ekonomi ini sama-sama untuk meningkatkan perdagangan bebas antarnegara anggota ASEAN, terdapat perbedaan faktor-faktor penting di dalamnya. Berikut adalah perbandingan antara AFTA dan MEA:

AFTA MEA
Tujuan Utama Meningkatkan perdagangan bebas antara negara anggota Menciptakan masyarakat ekonomi yang lebih terintegrasi dan berkesinambungan di ASEAN
Fokus Utama Peningkatan perdagangan dan penurunan hambatan perdagangan Integrasi ekonomi dan pembuatan pasar tunggal yang lebih besar
Kebijakan yang Diterapkan Penghapusan tarif perdagangan dan bea masuk Mobilitas kerja yang lebih baik, pertumbuhan investasi dan layanan keuangan, dan kerja sama lebih lebih dalam pada bidang infrastruktur dan sumber daya manusia

Dengan diterapkannya AFTA dan MEA, diharapkan terdapat peningkatan perdagangan dan kerja sama antarnegara di ASEAN. Namun, pengambilan keputusan terkait pandangan ekonomi ASEAN ini harus dilakukan dengan cerdas dan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi yang ada di masing-masing negara anggota, sehingga tidak ada negara yang dirugikan atau tertinggal.

Tarif Perdagangan ASEAN

ASEAN, atau Association of Southeast Asian Nations, meliputi sepuluh negara di Asia Tenggara yang terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sejak diluncurkan pada tahun 1992, ASEAN bertujuan untuk memperkuat integrasi ekonomi di wilayah tersebut. Salah satu upayanya adalah melalui pengurangan tarif perdagangan antara negara-negara anggota.

  • ASEAN Free Trade Area (AFTA)
  • AFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN yang dirancang untuk meningkatkan perdagangan intra-regional dengan memperbaiki akses pasar dan menurunkan tarif. Setelah sejumlah tahapan penghapusan tarif, AFTA secara resmi diperkenalkan pada tahun 2002. Tarif rata-rata ASEAN turun dari 12,8% pada tahun 1993 menjadi 0,6% pada tahun 2015. Saat ini, hampir seluruh produk dalam daftar tarif telah mengalami pengurangan tarif atau bebas tarif antara negara anggota AFTA.

  • Measures for the Integration of the Regional Economy (MIER)
  • MIER adalah upaya yang lebih baru untuk meningkatkan integrasi ekonomi ASEAN. Berbeda dengan AFTA yang fokus pada tarif, MIER mengambil pendekatan yang lebih holistik dengan mengatasi hambatan non-tarif seperti perbedaan regulasi dan standar kualitas. MIER juga mencakup kerjasama dalam berbagai bidang seperti keuangan, transportasi, dan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini, MIER masih dalam tahap pembahasan dan pelaksanaannya.

  • ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA)
  • ACFTA adalah perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan China yang dirancang untuk meningkatkan perdagangan intra-regional dengan menurunkan tarif atau menghapusnya secara bertahap. Penurunan tarif ini mencakup sekitar 90% dari produk perdagangan antara ASEAN dan China. ACFTA secara resmi diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2010 dan diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan investasi antara ASEAN dan China.

Tarif Perdagangan ASEAN dalam Tabel

Tabel berikut menunjukkan tarif rata-rata ASEAN di sejumlah sektor ekonomi dibandingkan dengan rata-rata dunia:

Sektor Ekonomi Tarif Rata-rata ASEAN (%) Tarif Rata-rata Dunia (%)
Pertanian 9,9 17,9
Manufaktur 7,6 6,8
Jasa 4,7 7,1

Data ini menunjukkan bahwa tarif rata-rata ASEAN lebih tinggi di sektor pertanian dibandingkan rata-rata dunia. Namun, tarif rata-rata ASEAN di sektor manufaktur dan jasa lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia.

Persaingan antara negara ASEAN

Seiring dengan adanya pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan pasar tunggal ASEAN (MEA), persaingan antara negara-negara di kawasan ASEAN semakin meningkat. Meskipun terdapat beberapa manfaat yang diperoleh melalui pembentukan AFTA dan MEA, namun hal ini juga membawa dampak yang signifikan bagi persaingan antara negara di ASEAN.

  • Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata: Terdapat perbedaan pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara di ASEAN. Negara-negara yang lebih maju seperti Singapura dan Malaysia mampu mendapatkan keuntungan dari liberalisasi perdagangan, sementara negara-negara yang lebih kecil dan kurang maju mengalami kesulitan untuk bersaing.
  • Persaingan di sektor manufaktur: Dengan adanya pembentukan AFTA, sektor manufaktur menjadi salah satu sektor yang signifikan dalam perdagangan ASEAN. Negara-negara dengan industri yang maju dan teknologi yang lebih baik dapat memproduksi dengan biaya yang lebih rendah dan bersaing dengan negara-negara lain di ASEAN.
  • Persaingan di sektor jasa: Selain sektor manufaktur, sektor jasa juga merupakan sektor yang semakin berkembang di ASEAN. Dalam sektor ini, negara-negara yang mampu menyediakan tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki akses pasar yang lebih luas akan menjadi pemenang dalam persaingan.

Selain itu, terdapat perbedaan dalam regulasi perdagangan antara negara-negara di ASEAN yang dapat mempengaruhi persaingan antara negara-negara tersebut. Terkadang regulasi yang berbeda dapat menciptakan hambatan dalam perdagangan, dan hal ini dapat memberikan keuntungan kepada negara-negara yang memiliki regulasi perdagangan yang lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya. Oleh karena itu, negara-negara di ASEAN perlu mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas industri dan membuat regulasi perdagangan yang lebih seragam, agar persaingan antara negara-negara di ASEAN menjadi lebih sehat dan adil.

Negara Pendapatan Nasional Bruto (GDP) Jumlah Penduduk
Singapura US$323,9 miliar 5,70 juta
Indonesia US$1.015,4 miliar 265,2 juta
Malaysia US$356,4 miliar 31,5 juta

Tabel di atas menunjukkan perbedaan GDP dan jumlah penduduk dari tiga negara di ASEAN. Meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk yang lebih besar, namun GDP-nya ternyata lebih rendah dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara di ASEAN jauh dari merata, dan menjadi tantangan bagi negara-negara yang kurang maju untuk dapat bersaing dengan negara-negara yang lebih maju.

Dampak AFTA dan MEA pada ekonomi ASEAN

ASEAN Economic Community atau lebih dikenal dengan AEC, merupakan sebuah komunitas ekonomi yang terdiri dari 10 negara anggota ASEAN. AEC ini dibentuk untuk memperkuat integrasi ekonomi di antara negara-negara anggota ASEAN. Salah satu kebijakan integrasi ekonomi yang dikeluarkan oleh AEC adalah ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

  • AFTA adalah sebuah kesepakatan perdagangan bebas yang mencakup potongan tarif yang signifikan di antara negara-negara anggota ASEAN. Dampak dari AFTA pada ekonomi ASEAN terlihat pada peningkatan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan.
  • MEA merupakan pengembangan dari AFTA yang lebih berfokus pada pembebasan perdagangan barang, jasa, dan investasi.Akibatnya, MEA berdampak positif pada ekonomi ASEAN. Adanya MEA memberikan peluang bagi para pengusaha di negara-negara anggota untuk memperluas bisnisnya, memperluas pasar, dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
  • Dalam jangka panjang, kebijakan AFTA dan MEA memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan ASEAN. Dengan adanya integrasi ekonomi, negara-negara anggota ASEAN dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal dan memperkuat daya saing di pasar global.
  • Salah satu efek negatif dari AFTA dan MEA adalah persaingan yang semakin ketat di antara negara-negara anggota ASEAN. Dalam beberapa kasus, industri manufaktur di negara-negara dengan biaya produksi lebih tinggi terpaksa menutup pabriknya karena tidak mampu bersaing dengan persaingan harga yang semakin ketat.
  • Dalam jangka pendek, kebijakan AFTA dan MEA juga dapat membawa dampak tidak langsung terhadap upah dan kondisi kerja buruh di negara-negara anggota ASEAN. Meskipun pada akhirnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh integrasi ekonomi dapat membawa dampak positif terhadap upah dan kesejahteraan buruh.

Dampak AFTA dan MEA pada industri manufaktur ASEAN

Industri manufaktur adalah salah satu sektor utama yang mendapatkan efek langsung dari kebijakan AFTA dan MEA. Berikut adalah tabel dampak AFTA dan MEA pada industri manufaktur di beberapa negara ASEAN:

Negara Dampak AFTA Dampak MEA
Malaysia Besar Tidak signifikan
Vietnam Besar Besar
Indonesia Besar Sedang
Thailand Besar Sedang

Dari tabel tersebut, dapat kita lihat bahwa industri manufaktur di sebagian besar negara-negara ASEAN mengalami dampak positif yang besar dari kebijakan AFTA dan MEA. Namun, dampak positif tersebut tidak selalu sama besar di setiap negara.

Terima Kasih Telah Membaca

Itulah perbedaan antara AFTA dan MEA yang perlu diketahui. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda mengenai dunia perdagangan di ASEAN. Jangan sungkan untuk mengunjungi situs kami lagi di lain waktu untuk mendapatkan informasi seputar topik lainnya. Sampai jumpa lagi!