Apa Sih Aliran Syiah Itu dan Apa yang Perbedaannya dengan Sunni?

Apa sih aliran Syiah itu? Bagi sebagian orang mungkin masih terdengar asing karena lebih dikenal sebagai minoritas dalam agama Islam. Namun, sebenarnya Syiah mempunyai sejarah yang panjang serta kepercayaan yang sangat khas dan berbeda dari Sunni. Banyak pula masyarakat yang memandang sebelah mata Syiah karena dianggap lebih ekstrem, namun bagaimana sebenarnya pandangan Syiah terhadap Islam?

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu Syiah. Aliran ini berasal dari bahasa Arab, yaitu Shi’a yang berarti pengikut atau pendukung. Dalam konteks agama Islam, Syiah adalah golongan Islam yang berpendapat bahwa Rasulullah memberikan hak kepemimpinan hanya kepada Ahlul Bait atau keturunan Nabi dan bukan perlu dipilih oleh umat Islam melalui pemilihan. Syiah juga diyakini mempunyai tradisi ibadah dan pemahaman yang unik.

Namun, pandangan Syiah ini seringkali menimbulkan perdebatan karena dianggap bertentangan dengan ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah. Meski begitu, tetap saja ada jutaan orang yang memeluk kepercayaan ini. Apa yang membuat mereka begitu yakin dan fanatik terhadap Syiah? Apakah ajaran-ajarannya melanggar beberapa prinsip utama dalam Islam? Yuk, kita cari tahu dan menggali lebih dalam tentang apa sih aliran Syiah itu.

Pengertian Aliran Syiah

Aliran Syiah adalah salah satu cabang dari agama Islam yang memiliki pandangan berbeda dalam beberapa hal dengan aliran Sunni yang menjadi mayoritas di dunia. Syiah memiliki pengikut di seluruh dunia, terutama di Iran, Irak, Lebanon, dan Bahrain. Nama “Syiah” berasal dari kata Arab “Shi’atu Ali” yang berarti “pengikut Ali”.

  • Kepercayaan bahwa hanya keturunan Ali bin Abi Thalib yang dapat menjadi pemimpin umat Muslim;
  • Keyakinan bahwa para imam Syiah memiliki keistimewaan dalam pemahaman agama dari Allah dan bahwa mereka mampu menyampaikan ilmu pengetahuan yang hanya dapat diperoleh melalui pewahyuan Allah;
  • Penekanan pada pentingnya peran perantara dalam ibadah dan doa;
  • Pemuliaan orang-orang suci dan martir Syiah, seperti Imam Husain bin Ali dan Bibi Fatima;
  • Mengkhususkan tempat-tempat suci, seperti makam para imam Syiah dan tempat-tempat yang terkait dengan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Syiah.

Pengaruh Politik Aliran Syiah

Aliran Syiah memiliki pengaruh politik yang besar di beberapa negara, terutama di Iran dan Irak. Di Iran, aliran Syiah menjadi agama resmi dan memiliki pengaruh besar dalam politik negara, seni, budaya, dan bahasa. Sedangkan di Irak, Syiah menjadi salah satu kelompok mayoritas dan parti politik Syiah terus berkuasa sejak jatuhnya rezim Saddam Hussein pada 2003. Namun aliran Syiah juga menghadapi diskriminasi dan kekerasan di beberapa negara, seperti di Arab Saudi dan Bahrain.

Negara Jumlah Penduduk Syiah Jumlah Penduduk Sunni
Iran 90% 10%
Irak 60% 35%
Lebanon 27% 27%

Sumber: CIA World Factbook, 2021.

Sejarah aliran Syiah

Aliran Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang memiliki pengikut yang cukup banyak di beberapa negara di Timur Tengah seperti Iran, Lebanon, Irak, dan Bahrain. Aliran Syiah berasal dari kata ‘Syi’ah Ali’, yang artinya ‘pengikut Ali’. Ali adalah sepupu dan menantu dari Nabi Muhammad, dan dianggap sebagai tokoh penting dalam aliran Syiah karena ia dinilai berhak menjadi penerus kepemimpinan Islam setelah Nabi Muhammad wafat.

  • Aliran Syiah mulai berkembang pada abad ke-7 Masehi, saat terjadi perdebatan mengenai siapa yang berhak menjadi pengganti Nabi Muhammad setelah wafatnya.
  • Pada saat itu, mayoritas umat Islam menganggap Abu Bakar sebagai khalifah pertama, sementara kelompok Syiah berpendapat bahwa Ali-lah yang seharusnya menjadi khalifah pertama.
  • Dalam perkembangan selanjutnya, terdapat perbedaan pendapat yang lebih dalam antara kelompok Syiah dan kelompok Sunni, terutama terkait dengan pengenalan hukum Islam dan banyaknya jumlah imam yang diakui oleh aliran Syiah.

Meskipun aliran Syiah memiliki banyak pengikut yang setia, namun sejarahnya juga tidak luput dari peristiwa konflik dan pergolakan. Salah satu peristiwa penting dalam sejarah aliran Syiah adalah terbunuhnya Husain bin Ali – cucu dari Nabi Muhammad dan tokoh penting dalam aliran Syiah – pada Pertempuran Karbala pada tahun 680 Masehi. Peristiwa tersebut menjadi tragedi besar dalam sejarah aliran Syiah, dan dijadikan momen perayaan oleh pengikut aliran Syiah sampai sekarang.

[subsection title]

[content]

[content]

[content]

[subsection title]

[content]

Tokoh Penting Keterangan
Ali bin Abi Thalib Keponakan Nabi Muhammad, menantu Nabi, dan dianggap sebagai imam pertama aliran Syiah.
Husain bin Ali Cucu dari Nabi Muhammad dan tokoh penting dalam aliran Syiah, terbunuh dalam Pertempuran Karbala.
Imam Mahdi Imam yang dianggap akan muncul sebagai penyelamat umat manusia pada akhir zaman.

[content]

Perbedaan antara Syiah dan Sunni

Perbedaan antara Syiah dan Sunni adalah topik yang kerap menimbulkan perdebatan dan konflik di dunia Islam. Ada beberapa perbedaan mendasar antara kedua aliran ini, termasuk dalam hal keyakinan teologis, praktik keagamaan, dan pemahaman sejarah.

Perbedaan Keyakinan Teologis

  • Imamah – Syiah meyakini bahwa Imam adalah pemimpin sah dalam Islam dan bahwa keempat belas Imam, Ali bin Abi Thalib, dianggap sebagai penerus dan pewaris Nabi Muhammad. Sunni, di sisi lain, tidak memiliki konsep ini dan meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam ditentukan berdasarkan konsensus dan pemilihan oleh umat Islam.
  • Tafsir Al-Quran – Syiah memiliki tafsir Al-Quran yang berbeda dari Sunni. Tafsir Syiah meng interpretasikan Al-Quran secara harfiah dan figuratif sementara Sunni cenderung menginterpretasikan teks secara harfiah.
  • Hadits – Sunni dan Syiah memiliki kumpulan hadits yang berbeda. Sunni menganggap sahih enam kitab hadits, sementara Syiah menggunakan dua belas Imam mereka sebagai sumber hadits utama. Selain itu, terdapat perbedaan di antara sekte-sekte Syiah lainnya dalam hal hadits dan literatur keagamaan mereka.

Perbedaan dalam Praktik Keagamaan

Meskipun Syiah dan Sunni memiliki banyak kesamaan dalam praktik keagamaan, mereka memiliki beberapa perbedaan:

  • Akhirat – Syiah dan Sunni memiliki pandangan yang berbeda mengenai akhirat. Syiah meyakini bahwa martabat ma’rifat memiliki posisi yang lebih penting daripada amal dalam kehidupan setelah kematian. Sunni, di sisi lain, meyakini bahwa amal yang baik adalah kunci utama untuk masuk surga.
  • Zakat – Sunni dan Syiah memiliki pandangan yang berbeda mengenai zakat. Sunni hanya mengakui empat jenis harta yang wajib dizakati yaitu uang, ternak, hasil bumi dan harta temuan. Sedangkan Syiah hanya mengakui dua jenis harta yang wajib dizakati yaitu uang dan hasil bumi.
  • Puasa – Sunni dan Syiah memiliki perbedaan dalam cara melaksanakan puasa. Syiah meyakini bahwa kedua belas hari pertama bulan Muharram merupakan hari libur untuk duka atas kematian Husain bin Ali, sementara Sunni tidak melakukan praktik keagamaan tersebut.

Perbedaan dalam Pemahaman Sejarah

Sejarah dan peristiwa dalam sejarah juga menjadi bagian penting dalam perbedaan antara Syiah dan Sunni.

  • Husain bin Ali – Peristiwa Karbala dan kematian Husain bin Ali menjadi bagian penting dalam sejarah Syiah, sementara Sunni menganggap hal ini hanya sebagai peristiwa bersejarah yang tidak memiliki konsekuensi teologis. Syiah meyakini bahwa Husain bin Ali adalah Imam keempat belas dan pembela agama Islam yang tidak berafiliasi dengan pemerintah Umayyah, sedangkan Sunni menganggapnya sebagai perang saudara yang tidak membedakan antara yang benar dan salah.
  • Abdullah bin Saba – Syiah juga mengakui keberadaan Abdullah bin Saba sebagai penyebar ajaran Syiah, sementara Sunni menganggapnya hanya sebagai tokoh kontroversial dan tidak ada dalam catatan sejarah. Beberapa ustadz besar Islam menyangkal keberadaan Abdullah bin Saba dan melihatnya sebagai sesuatu yang tidak dapat dibuktikan.
Perbedaan Syiah dan Sunni Syiah Sunni
Imamah Memiliki konsep imamah Tidak memiliki konsep imamah
Zakat Hanya mengakui dua jenis harta yang wajib dizakati yaitu uang dan hasil bumi. Hanya mengakui empat jenis harta yang wajib dizakati yaitu uang, ternak, hasil bumi, dan harta temuan.
Puasa Menganggap kedua belas hari pertama bulan Muharram sebagai hari libur Tidak melakukan praktik keagamaan khusus pada hari libur di bulan Muharram

Di atas adalah beberapa perbedaan utama antara Syiah dan Sunni. Namun, meskipun memiliki perbedaan, penting untuk tetap menjaga kerukunan dan toleransi antara kedua aliran dalam membangun hubungan sosial dan beragama yang harmonis. Sebagai umat Islam, kita harus bersatu dan saling memahami.

Kepemimpinan dalam Aliran Syiah

Aliran Syiah merupakan salah satu cabang agama Islam yang memiliki paham yang berbeda dengan aliran Sunni. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah di bidang kepemimpinan. Pada Aliran Syiah, kepemimpinan sangat ditekankan dan dianggap sangat penting untuk menjaga keselamatan umat Muslim.

  • Imamah
    Pada aliran Syiah, Imamah adalah salah satu konsep paling penting. Konsep ini mengatakan bahwa kepemimpinan umat Muslim harus dipegang oleh Imam yang dipilih secara keturunan dari keluarga Nabi Muhammad. Imam ini mempunyai hak eksklusif untuk menggantikan posisi Nabi Muhammad sebagai pemimpin agama Islam dan memiliki kedudukan yang sangat istimewa.
  • Kholifah
    Selain Imamah, aliran Syiah juga mengenal konsep Kholifah atau raja. Kholifah dipilih oleh Imam dan bertanggung jawab kepada Imam. Kholifah diberikan kekuasaan yang luas untuk memerintah dan menjaga umat Muslim.
  • Mujtahid
    Konsep Mujtahid sangat penting dalam ajaran Syiah. Seorang mujtahid adalah seorang ahli hukum Islam yang mempunyai keahlian dalam menafsirkan Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad serta memiliki kapasitas untuk mengeluarkan fatwa dengan landasan dalil dan hujjah yang kuat. Mereka dianggap sebagai pemimpin dalam masalah keagamaan di kalangan umat Syiah.

Secara keseluruhan, aliran Syiah sangat menekankan pentingnya kepemimpinan dalam agama Islam dan mengembangkan konsep kepemimpinan yang sangat kuat dalam ajarannya.

Meskipun terdapat perbedaan pandangan dalam mengenai konsep kepemimpinan dalam aliran Syiah, namun tidak dapat dipungkiri adanya pandangan bahwa kepemimpinan sangatlah penting dalam menjaga kesatuan umat Muslim.

Jenis Kepemimpinan Tugas dan Tanggung Jawab
Imamah Memimpin umat Muslim secara spiritual dan menjaga kesucian agama Islam.
Kholifah Memerintah umat Muslim dan menjaga keamanan dan kesejahteraan umat secara umum.
Mujtahid Menafsirkan Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad serta memberikan fatwa.

Kepemimpinan dalam aliran Syiah sangatlah penting dalam menjaga kesatuan dan keutuhan umat Muslim. Konsep ini juga sangatlah kuat dan ditekankan di dalam ajaran mereka. Oleh karena itu, bukanlah hal yang aneh jika di negara-negara yang mayoritas umat Syiah kepemimpinan menjadi salah satu fokus utama dalam menjalankan pemerintahan.

Konsep Imamah dalam Aliran Syiah

Aliran Syiah merupakan salah satu aliran dalam agama Islam yang dikenal memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Sunni, salah satu pandangan yang dipegang teguh oleh Syiah adalah konsep imamah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai konsep imamah dalam aliran Syiah:

  • Imamah dalam arti kata adalah kepemimpinan atau pemerintahan atas umat Islam yang dipandang sah dan sesuai dengan ajaran Islam.
  • Menurut penganut aliran Syiah, imamah merupakan warisan dari Nabi Muhammad SAW yang diturunkan kepada Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah pertama.
  • Imamah memiliki fungsi penting dalam menunjukkan keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat Islam.

Pada dasarnya, konsep imamah dalam aliran Syiah memiliki tiga prinsip utama, yaitu:

  • Tuhan telah menunjuk seorang hamba-Nya untuk memimpin umat Islam, dan hanya orang yang dipilih oleh Tuhan yang boleh menjadi imam.
  • Imam memiliki sifat-sifat yang sama seperti Nabi Muhammad SAW, termasuk kemampuan untuk memberikan ilham dan menerima wahyu dari Tuhan.
  • Imam harus dilakukan secara keturunan atau warisan, dimana imam yang baru akan ditunjuk oleh imam sebelumnya.

Aliran Syiah memiliki pandangan yang kuat tentang konsep imamah, sehingga di antara penganut aliran ini, terdapat perbedaan pandangan mengenai siapa yang dianggap sebagai imam sah dan yang tidak sah. Namun, konsep imamah dalam aliran Syiah tetap menjadi keyakinan utama dan menjadi faktor penting dalam kehidupan beragama mereka.

Tipe Syiah Tokoh Utama
Syiah Imamiah Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain, dan keturunan Husein
Isma’iliyah Imam Ja’far Ash-Shadiq, Imam Isma’il bin Jafar
Thawailah Imam Ja’far Ish-Shadiq

Dalam kerangka aliran Syiah, dikenal beberapa tipe syiah, yakni Imamiah, Isma’iliyah, dan Thawailah. Semua tipe Syiah ini memiliki keyakinan yang sama mengenai konsep imamah, namun memiliki perbedaan pandangan mengenai siapa yang dianggap sebagai imam sah. Misalnya, tipe syiah Imamiah dianggap sebagai tipe Syiah terbesar dan memiliki kepercayaan bahwa hanya keturunan dari Husein yang dapat menjadi imam sah. Sementara itu, tipe syiah Isma’iliyah mempercayai bahwa imam sah adalah keturunan dari Isma’il bin Jafar.

Praktik Ibadah dalam Aliran Syiah

Aliran Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang mempergunakan upacara dan penghormatan kepada orang-orang suci ketimbang para Sahabat dan Ahli Sunnah. Berikut ini adalah praktik ibadah dalam aliran Syiah yang perlu kita ketahui:

  • Shalat Jumat
    Shalat Jumat adalah salah satu ibadah pokok dalam agama Islam. Namun, cara pelaksanaannya dalam aliran Syiah sedikit berbeda dari Ahli Sunnah. Seperti dalam shalat Maghrib, dalam shalat Jumat, Jamaah Syiah juga membaca doa “Qunut” setelah ruku’ kedua.
  • Doa
    Doa memegang peran penting dalam aliran Syiah. Mereka percaya bahwa doa adalah cara terbaik untuk menghubungi Tuhan. Selain itu, doa juga digunakan sebagai sarana untuk meminta perlindungan dan berkat dari orang-orang suci seperti Imam Ali dan Fatimah.
  • Ziarah
    Ziarah ke makam para imam, sahabat nabi, dan orang-orang suci juga merupakan praktik ibadah penting dalam aliran Syiah. Mereka percaya bahwa dengan mengunjungi kuburan orang-orang suci tersebut, maka akan mendapatkan berkah dan keberuntungan dalam hidup mereka.

Selain itu, terdapat beberapa praktik ibadah lainnya yang dilaksanakan oleh aliran Syiah, seperti “Tabarruk” atau meraih berkah dalam rangkaian perayaan pahlawan suci, serta pentingnya memperingati tanggal 10 Muharram sebagai hari “Ashura”.

Namun, perlu dicatat bahwa ibadah dalam aliran Syiah tidak sepenuhnya berbeda dengan Ahli Sunnah, karena sebagian besar praktik ibadah dalam Islam adalah sama. Yang membedakan hanyalah beberapa perbedaan dalam detail ibadah. Sebagai umat Islam, kita perlu menghargai perbedaan tersebut dan menjunjung tinggi toleransi dalam menjalankan ibadah.

Perbedaan dalam Praktik Ibadah

Beberapa perbedaan dalam praktik ibadah antara aliran Syiah dan Ahli Sunnah adalah sebagai berikut:

Aliran Syiah Ahli Sunnah
Membaca doa Qunut dalam shalat Jumat Tidak membaca doa Qunut dalam shalat Jumat
Menghormati dan berziarah ke makam orang-orang suci Tidak menghormati dan ziarah ke makam orang-orang suci
Mengenang dan memperingati peristiwa “Ashura” Tidak menekankan memperingati peristiwa “Ashura”

Tentu saja, perbedaan dalam praktik ibadah ini tidak membuat satu aliran lebih baik atau lebih buruk daripada yang lain. Namun, sebagai umat Islam, kita perlu menghargai perbedaan ini, serta selalu berusaha untuk memahami dan menghormati perbedaan tersebut.

Kontroversi yang Melibatkan Aliran Syiah

Aliran Syiah sering menjadi pusat perdebatan dalam dunia Islam. Meskipun memiliki pengikut yang fanatik dan moderat, tetapi pandangan yang mereka anut terkadang menimbulkan kontroversi dan benturan dengan kelompok-kelompok Islam lainnya. Berikut adalah beberapa topik kontroversial yang muncul berkaitan dengan aliran Syiah:

  • Keberadaan Ahlulbait atau Keluarga Nabi
  • Penerapan Syariat Islam
  • Hakimiyah Islamiyah
  • Perbedaan dalam Menetapkan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
  • Pengakuan terhadap Sahabat Nabi dan Istri-Istri Nabi Muhammad SAW
  • Imamah
  • Tawassul

Keberadaan Ahlulbait atau Keluarga Nabi

Salah satu kontroversi yang sering muncul adalah tentang keberadaan Ahlulbait atau keluarga Nabi. Kelompok Syiah meyakini bahwa Ahlulbait memiliki kedudukan istimewa dalam Islam dan disebut sebagai pengajar dan pemimpin spiritual. Sementara kelompok Sunni berpendapat bahwa Ahlulbait dihormati sesuai dengan kedudukan mereka sebagai keluarga Nabi dan umat Islam tidak boleh mengambil keputusan berdasarkan pandangan mereka. Jadi, perbedaan pandangan tentang keberadaan Ahlulbait menjadi salah satu permasalahan yang menimbulkan kontroversi.

Penerapan Syariat Islam

Kelompok Syiah meyakini bahwa untuk menerapkan syariat Islam, diperlukan figur pemimpin yang terdapat dalam Ahlulbait. Meskipun, para ulama telah ada sebelum munculnya Ahlulbait namun mereka (Syiah) meyakini bahwa hanya imam dari kalangan Ahlulbait yang mampu menafsirkan dan mengaplikasikan hukum Islam. Pandangan ini menimbulkan kontroversi karena kelompok non-Syiah berpendapat bahwa siapa pun yang memiliki pengetahuan yang memadai dapat menerapkan syariat Islam.

Hakimiyah Islamiyah

Hakimiyah Islamiyah adalah doktrin tentang kekuasaan Islam. Kelompok Syiah meyakini bahwa kekuasaan seharusnya dipegang oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan agama, terutama Ahlulbait. Dengan memegang kekuasaan, mereka dapat menerapkan hukum Islam dan memperbaiki kondisi umat Islam. Namun, kelompok non-Syiah berpendapat bahwa hakimiyah Islamiyah seharusnya diterapkan secara kolektif oleh seluruh umat Islam, dan bukan hanya oleh sekelompok orang yang dianggap sebagai pemimpin yang memiliki wewenang khusus.

Perbedaan dalam Menetapkan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Perbedaan dalam menetapkan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha menjadi kontroversi yang sering kali terjadi antara kelompok Sunni dan Syiah. Kelompok Sunni mengacu pada pengamatan hilal lokal sebagai basis penentuan hari raya. Sementara Syiah menggunakan metode hisab atau perhitungan matematika untuk menentukan hari raya. Perbedaan ini sering kali menimbulkan perdebatan dan kebingungan di kalangan umat Islam.

Pengakuan terhadap Sahabat Nabi dan Istri-Istri Nabi Muhammad SAW

Kelompok Syiah memiliki pandangan yang berbeda tentang Sahabat Nabi dan Istri-Istri Nabi Muhammad SAW. Mereka (Syiah) memiliki daftar orang-orang yang mereka anggap tidak layak sebagai Sahabat Nabi atau tidak memiliki reputasi yang baik. Hal ini menimbulkan kontroversi dan ketegangan antara kelompok Syiah dan non-Syiah.

Imamah

Konsep Imamah adalah pandangan bahwa imam harus menjadi penerus Nabi Muhammad SAW dan merupakan pemimpin yang memiliki sifat kesalehan dan sifat-sifat tertentu. Kelompok Syiah meyakini bahwa hanya imam yang berasal dari keturunan Ahlulbait yang dapat menjadi imam yang sah. Kelompok Sunni berpendapat bahwa posisi imam dapat dijabat oleh siapa saja yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam syariat Islam. Kontroversi mengenai siapa yang seharusnya menjadi pemimpin umat Islam ini menjadi perbedaan mendasar antara kelompok Sunni dan Syiah.

Tawassul

Salah satu perdebatan yang timbul antara Syiah dan Sunni adalah tentang Tawassul. Tawassul bermakna memohon baik secara langsung atau tidak langsung kepada Tuhan melalui pihak lain. Kelompok Syiah meyakini bahwa membaca doa atau memohon kepada Nabi Muhammad SAW atau orang-orang saleh yang sudah wafat seperti para imam, dapat membawa keberkahan dan menjadi perantara dalam memohon kepada Tuhan. Sedangkan kelompok Sunni berpendapat bahwa kita hanya bisa berdoa langsung kepada Allah SWT dan tidak perlu meminta perantara. Pandangan ini menjadi permasalahan yang kontroversial karena Syiah cenderung lebih membuka diri terhadap tawassul, sementara Sunni cenderung lebih meresponsif terhadap doktrin tersebut.

Kontroversi Kelompok Syiah Kelompok Sunni
Keberadaan Ahlulbait Dianggap memiliki kedudukan istimewa dan menjadi pemimpin spiritual yang mampu menerapkan syariat Islam Dihormati sebagai keluarga Nabi namun tidak dianggap sebagai pemimpin spiritual
Penerapan Syariat Islam Hanya Ahlulbait yang mampu menafsirkan dan menerapkan hukum Islam Siapa pun yang memiliki pengetahuan yang memadai dapat menerapkan syariat Islam
Hakimiyah Islamiyah Kepemimpinan harus dipegang oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan agama, terutama Ahlulbait Kepemimpinan harus diterapkan secara kolektif oleh seluruh umat Islam

Perbedaan pandangan antara kelompok Syiah dan Sunni dalam kontroversi-kontroversi di atas telah mencapai tingkat parah, sehingga sering menimbulkan konflik dan bentrokan di beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Selamat Tinggal dari Aliran Syiah

Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai apa sih aliran Syiah itu beserta beberapa key pointsnya. Semoga penjelasan ini bisa membantu kamu untuk lebih memahami ajaran Syiah. Jangan lupa, terus belajar dan terbuka dengan pengetahuan dan pandangan baru ya! Sampai jumpa di lain kesempatan, dan terima kasih sudah membaca!