UMKM atau yang singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah jenis bisnis yang kian popular di Indonesia belakangan ini. Tak heran jika banyak pebisnis muda yang tertarik menggeluti bisnis jenis ini. Namun apa sebenarnya UMKM itu? UMKM adalah jenis bisnis yang memiliki skala kecil dengan modal yang tidak terlalu besar. Bisa dibilang, UMKM adalah bisnis yang cocok bagi pelaku bisnis pemula yang ingin mencari pengalaman lebih dalam dunia usaha.
Saat ini, sebagian besar pebisnis UMKM di Indonesia lebih mengarah pada bisnis online karena lebih mudah dalam mencari pelanggan dan memasarkan produk. Kendati demikian, bisnis offline seperti kuliner, jasa, dan produk kreatif juga masih banyak diminati oleh masyarakat. Modal yang relatif lebih kecil dibandingkan bisnis besar menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku bisnis pemula. Bahkan, dengan modal terbatas, pelaku bisnis UMKM bisa mengembangkan ide kreatif dan inovatif yang tak jarang berbuah sukses.
Bagi kamu yang tertarik untuk terjun di dalam bisnis UMKM, tak perlu khawatir tentang sumber daya. Terlebih lagi, di era digital seperti sekarang ini, berbagai informasi mengenai cara memulai bisnis UMKM bisa didapatkan dengan mudah. Dukungan dari pemerintah dan organisasi bisnis juga bisa menjadi salah satu sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Inilah peluang yang sangat menjanjikan bagi pelaku bisnis pemula untuk mencoba menjajal dunia bisnis dengan resiko yang cukup kecil.
Pengertian UMKM
UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah adalah jenis usaha kecil yang memiliki jumlah karyawan atau pekerja kurang dari 50 orang. UMKM juga mencakup usaha kecil dengan aset di bawah 500 juta rupiah. Usaha ini umumnya dimiliki dan dijalankan oleh satu orang atau keluarga kecil.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM didefinisikan sebagai usaha produktif yang memiliki kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
- Jumlah pekerja atau karyawan tidak lebih dari 50 orang
- Total aset tidak lebih dari 500 juta rupiah (untuk usaha mikro dan kecil) atau maksimal 10 miliar rupiah (untuk usaha menengah)
- Omset penjualan tahunan tidak lebih dari 50 miliar rupiah (untuk usaha mikro), maksimal 300 miliar rupiah (untuk usaha kecil), atau maksimal 2,5 triliun rupiah (untuk usaha menengah)
Jenis-Jenis UMKM
UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah adalah usaha yang memiliki skala kecil dengan jumlah karyawan yang terbatas dan modal usaha yang kecil. Selain itu, bagi kebanyakan orang, UMKM adalah pilihan pertama untuk memulai bisnis karena lebih mudah dijalankan dan memiliki risiko yang lebih kecil.
- UMKM Primer: Usaha primer adalah jenis usaha yang mengandalkan bahan baku lokal, seperti peternakan, pertanian, dan perikanan.
- UMKM Sekunder: Beberapa jenis UMKM yang merupakan usaha sekunder antara lain industri hasil olahan, seperti kerajinan tangan, makanan, dan minuman.
- UMKM Tersier: UMKM tersier merupakan usaha jasa, seperti perbankan, pengiriman, pembuatan website, dan pelatihan.
Setiap jenis UMKM memiliki keunikannya masing-masing dan persyaratan khusus yang harus dipenuhi, mulai dari investasi sampai tingkat pengembalian. Terlepas dari jenis UMKM yang ditekuni, ada beberapa strategi yang sama-sama berguna untuk semua jenis UMKM. Misalnya, membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, fokus pada inovasi produk, dan melakukan penghematan biaya-operasional yang efektif.
Tabel berikut berisi informasi lebih rinci mengenai jenis-jenis UMKM:
Jenis UMKM | Contoh Usaha | Pendapatan Tahunan | Jumlah Karyawan | Modal Awal |
---|---|---|---|---|
UMKM Primer | Peternakan, Pertanian, Perikanan | Kurang dari 50 juta | 5-10 | 10 juta |
UMKM Sekunder | Kerajinan Tangan, Makanan, Minuman | 50 juta – 500 juta | 10-30 | 50 juta – 100 juta |
UMKM Tersier | Perbankan, Pengiriman, Pembuatan Website, Pelatihan | Lebih dari 500 juta | 30-50 | 100 juta – 1 milyar |
Dalam dunia UMKM, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis meliputi kreativitas, keberanian dalam mengambil risiko, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar. Dalam memilih jenis-jenis UMKM apa pun, penting untuk melakukan riset modal usaha, peluang pasar, dan membuat rencana bisnis yang baik. Semua itu akan meminimalisir risiko dan memberikan peluang yang lebih besar untuk meraih kesuksesan bisnis Anda.
Keuntungan Memiliki UMKM
UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan sektor ekonomi penting bagi Indonesia. Banyak perusahaan yang termasuk dalam UMKM dan memberikan manfaat bagi pemiliknya serta masyarakat sekitar. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa keuntungan memiliki UMKM, antara lain:
Potensi Penghasilan Lebih Besar
- UMKM memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan tetap atau kerja kantoran.
- Dengan mengelola UMKM, pemilik usaha memiliki kesempatan untuk menentukan sendiri besarnya penghasilan.
- UMKM juga memberikan kesempatan bagi pemiliknya untuk mengembangkan bisnisnya dan mencapai target keuntungan yang lebih tinggi.
Meningkatkan Pengalaman dan Keterampilan
Mengelola UMKM dapat membantu pemilik usaha meningkatkan pengalaman dan keterampilannya dalam berbagai aspek bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, dan keuangan.
Hal ini sangat berguna bagi pemilik usaha untuk memperluas pengetahuan dan keterampilannya dalam dunia bisnis.
Sebagai contoh, pemilik UMKM yang ingin meningkatkan keahlian pemasaran dapat mengikuti pelatihan atau kursus pemasaran untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.
Menciptakan Lapangan Kerja
UMKM juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, dengan menciptakan lapangan kerja untuk orang-orang di sekitar lingkungan usaha.
Hal ini membantu mengurangi tingkat pengangguran, meningkatkan ekonomi lokal, dan memperkuat kelompok masyarakat kecil.
Jenis UMKM | Jumlah Karyawan |
---|---|
Mikro | 0-9 orang |
Kecil | 10-49 orang |
Menengah | 50-249 orang |
UMKM dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dalam jangka panjang dengan menciptakan lapangan kerja yang dapat meningkatkan standar hidup dan kemakmuran warga negara.
Kriteria UMKM
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan jenis usaha yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Untuk diakui oleh pemerintah sebagai UMKM, usaha tersebut harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut adalah beberapa kriteria UMKM yang harus dipenuhi:
- Memiliki karyawan kurang dari 250 orang
- Omset tahunan kurang dari 50 miliar rupiah
- Total assets maksimal 5 miliar rupiah
Setiap usaha yang ingin diakui sebagai UMKM harus memenuhi ketiga kriteria di atas. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka usaha tersebut tidak dapat diakui sebagai UMKM.
Selain itu, UMKM juga harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti legalitas dan lingkungan kerja. Dalam tabel di bawah ini, dapat dilihat kriteria-kriteria lain yang harus dipenuhi oleh UMKM:
Kriteria | Keterangan |
---|---|
Lingkungan kerja yang sehat dan aman | Usaha harus memiliki lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi karyawan. |
Izin usaha | Usaha harus memiliki izin usaha yang sah sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. |
Tidak melanggar hak asasi manusia | Usaha tidak boleh melanggar hak asasi manusia seperti hak suaka dan hak atas pengakuan sesuai dengan hukum. |
Maka dari itu, dalam menjalankan UMKM, selain memenuhi kriteria-kriteria yang telah diatur, responsibilitas sosial juga penting untuk diperhatikan agar UMKM dapat turut berkontribusi dalam membangun perekonomian Indonesia secara berkelanjutan.
Tantangan yang Dihadapi UMKM
Bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sering kali dihadapkan oleh berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang kerap dihadapi oleh UMKM:
- Kurangnya akses keuangan
- Keterbatasan infrastruktur
- Persaingan yang ketat dengan usaha sejenis
- Peluang bisnis yang terbatas dalam pasar lokal
- Teknologi yang belum dimanfaatkan secara efektif
Kurangnya akses keuangan menjadi tantangan utama bagi UMKM dalam menjalankan usahanya. Hal ini mengakibatkan UMKM sulit dalam mendapatkan modal usaha untuk mengembangkan potensi bisnisnya. Seiring dengan itu, keterbatasan infrastruktur seperti transportasi, komunikasi, dan energi juga menjadi hambatan dalam mencapai pasar yang lebih luas.
Persaingan yang ketat dengan usaha sejenis menjadi suatu masalah bagi UMKM. Hal ini meliputi kurangnya branding dan komunikasi yang efektif, sulitnya mencari karyawan yang berkualitas, serta sulitnya memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Meskipun UMKM biasanya menjual produk atau jasa di pasar lokal, peluang bisnis yang terbatas menjadi masalah. UMKM memiliki kesulitan dalam mengekspansi usahanya ke pasar yang lebih luas. Selain itu, teknologi yang belum dimanfaatkan dengan baik juga menjadi kendala dalam mengoptimalkan potensi bisnisnya.
Tantangan | Penjelasan |
---|---|
Kurangnya akses keuangan | UMKM kesulitan dalam mendapatkan modal usaha |
Keterbatasan infrastruktur | Membuat UMKM sulit dalam mencapai pasar yang lebih luas |
Persaingan yang ketat dengan usaha sejenis | Sulitnya memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan harga terjangkau |
Peluang bisnis yang terbatas dalam pasar lokal | Sulitnya mengekspansi usaha ke pasar yang lebih luas |
Teknologi yang belum dimanfaatkan secara efektif | Kurang optimalnya potensi bisnis yang dimiliki UMKM |
Dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut, UMKM dapat membentuk kemitraan dengan pihak lain, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. UMKM juga disarankan untuk memanfaatkan teknologi dengan baik untuk memperluas jangkauan pasar dan memperbaiki komunikasi dengan pelanggan. Selain itu, UMKM dapat memulai kolaborasi dengan pelaku bisnis sejenis untuk memperluas jaringan pelanggannya.
Strategi Pemasaran UMKM
Saat ini, dengan kemajuan teknologi dan tingginya persaingan bisnis, UMKM harus memiliki strategi pemasaran yang efektif agar dapat survive di pasar. Berikut adalah beberapa strategi pemasaran yang bisa diterapkan oleh UMKM:
- Website / Social Media
UMKM harus memiliki website dan akun media sosial yang terintegrasi untuk memperluas jangkauan pasar. - Email Marketing
Melibatkan pelanggan dengan mengirimkan promo, diskon, atau informasi menarik melalui email. - Partnership
Berkolaborasi dengan influencer atau brand lain yang memiliki audiens yang sama dan dapat memperkenalkan produk UMKM.
Digital Marketing
Dalam era digital seperti sekarang, UMKM harus memanfaatkan digital marketing untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
1. Search Engine Optimization (SEO)
Maksimalkan penggunaan kata kunci untuk meningkatkan peringkat website di Search Engine.
2. Google Ads
Mengiklankan produk atau jasa UMKM di Google agar lebih dikenal.
3. Social Media Advertising
Membuat iklan di media sosial yang terarah untuk target pelanggan berdasarkan minat dan preferensi.
4. Video Marketing
Mempromosikan produk atau jasa UMKM melalui video atau vlog yang kreatif dan menarik.
Strategi Pemasaran Konvensional | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|
Event / Bazaar | Pelanggan dapat melihat dan mencoba produk secara langsung | Cukup mahal dan tidak bisa menjangkau pelanggan yang lebih jauh |
Brochure / Business Card | Mudah disebarkan di lingkungan sekitar | Kurang menarik dan kebanyakan dibuang |
Strategi pemasaran konvensional juga tetap perlu dilakukan karena masih dapat menjangkau pasar yang ada di sekitar UMKM. Namun, strategi pemasaran digital harus diprioritaskan dengan pemanfaatan teknologi yang semakin berkembang.
Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional
UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki peran penting dalam perekonomian nasional Indonesia. Berkontribusi pada pertumbuhan sektor ekonomi dan menyerap tenaga kerja yang signifikan, UMKM juga membantu meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah-daerah.
- 1. Kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB)
- UMKM menyumbang sekitar 60% dari PDB Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa UMKM menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional dan berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- 2. Mengurangi Pengangguran
- UMKM juga memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja. Dalam laporan sensus ekonomi 2016, UMKM menyerap sekitar 97,2 juta tenaga kerja atau sekitar 96,6% dari total usaha di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM membantu mengurangi tingkat pengangguran di negara ini.
- 3. Meningkatkan Pemerataan Ekonomi
- UMKM memiliki potensi untuk meningkatkan pemerataan ekonomi, terutama di daerah-daerah di luar Jawa. UMKM yang berlokasi di wilayah rural dapat membantu menggerakkan ekonomi lokal dan mempercepat pemerataan ekonomi di wilayah tersebut.
- 4. Berkontribusi pada Pembangunan Infrastruktur
- UMKM juga dapat membantu membangun infrastruktur. Saat UMKM tumbuh, mereka membutuhkan dukungan dari sektor-sektor seperti transportasi, teknologi, dan perbankan. Dalam hal ini, UMKM berperan dalam menggerakkan sektor-sektor ini dan membantu meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Kesimpulannya, UMKM berperan penting dalam memperkuat ekonomi nasional, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempercepat pemerataan ekonomi di seluruh negara. Semakin banyak dukungan yang diberikan kepada UMKM, semakin berkembang pula perekonomian Indonesia.
Sekian Penjelasan Tentang Apa Itu UMKM
Nah, itulah tadi penjelasan singkat tentang UMKM dan pentingnya peran UMKM dalam perekonomian kita. Bagi kamu yang tertarik untuk membangun bisnis UMKM sendiri, jangan takut untuk memulainya dari sekarang ya. Semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat untuk kamu. Terima kasih telah membaca dan jangan lupa untuk kunjungi situs kami lain kali lagi untuk mendapatkan informasi menarik lainnya. Sampai jumpa!