Apa Itu Thawaf? Pelajari Makna & Syarat Thawaf di Mekah

Apa itu thawaf? Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar sangat asing. Namun sebenarnya, thawaf adalah salah satu aktivitas yang dilakukan oleh kaum Muslim saat melaksanakan ibadah haji di Mekah. Thawaf dapat diartikan sebagai perjalanan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, sebagaimana dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail dalam ritual peribadatan mereka.

Bagi umat Islam, thawaf memiliki makna yang sangat mendalam dan sakral. Aktivitas ini dianggap sebagai simbol penghambaan dan ketaatan manusia kepada Allah SWT. Saat melakukan thawaf, umat Muslim diharapkan untuk benar-benar fokus dan mengarahkan seluruh perhatian mereka pada Tuhannya. Tidak hanya melibatkan unsur fisik, thawaf juga melibatkan unsur spiritual yang sangat kuat.

Tak hanya sebagai aktivitas peribadatan, thawaf juga menjadi momen untuk membina kembali ikatan dan persaudaraan antar sesama Muslim. Saat melaksanakan thawaf, kaum Muslim dari seluruh penjuru dunia berkumpul bersama di satu tempat yang sama, melakukan ibadah dan berdoa bersama-sama. Hal ini menjadi bukti bahwa thawaf bukan hanya tentang kegiatan individual, melainkan juga tentang kebersamaan dalam menjalani agama yang sama.

Pengertian Thawaf

Thawaf adalah salah satu rukun dalam ibadah haji dan umrah. Thawaf berasal dari kata thawafa, yang artinya berputar atau mengelilingi sesuatu. Dalam konteks ibadah haji, thawaf berarti mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali secara berlawanan arah dengan arah jarum jam. Sedangkan dalam konteks umrah, thawaf dilakukan di Masjidil Haram dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Sejarah Thawaf di Mekah

Thawaf merupakan ritual ibadah yang dilakukan umat Islam ketika melaksanakan haji atau umrah di Mekah. Ritual ini sudah dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang membangun Ka’bah, tempat suci bagi umat Islam dan menjadi pusat thawaf.

Menurut sejarah, sebelum Islam dianut di Mekah, penduduk setempat beribadah dengan melakukan thawaf di sekitar Ka’bah. Namun, mereka melakukan ritual tersebut dengan cara tidak teratur dan terkadang menggunakan pakaian yang minim atau tanpa busana sama sekali.

Setelah Islam datang, Nabi Muhammad SAW mengajarkan cara thawaf yang sebenarnya kepada umat Islam. Thawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam arah searah jarum jam, dengan mengucapkan doa atau dzikir pada setiap putaran.

Asal Usul Tawaf

  • Tawaf dilakukan pertama kali oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS ketika membangun Ka’bah.
  • Thawaf dilakukan sejak masa jahiliyah oleh penduduk setempat, namun cara ritualnya tidak sesuai dengan ajaran Islam.
  • Nabi Muhammad SAW mengajarkan cara thawaf yang benar kepada umat Islam, yaitu dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam arah searah jarum jam.

Perubahan Thawaf dari Masa ke Masa

Seiring berjalannya waktu, cara thawaf mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Pada awalnya, orang yang melakukan thawaf tidak memakai pakaian khusus. Namun, sekarang ini para jamaah wajib mengenakan pakaian ihram yang berupa kain putih sebagai tanda kesederhanaan dan kesatuan di hadapan Allah SWT.

Selain itu, saat ini juga terdapat fasilitas seperti atap peneduh yang membuat jamaah tidak terkena terik matahari saat melaksanakan thawaf. Fasilitas tersebut memudahkan para jamaah untuk beribadah dengan kondisi fisik yang lebih nyaman.

Jumlah Putaran Thawaf dan Makna Filosofisnya

Thawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam arah searah jarum jam. Jumlah putaran tersebut memiliki makna filosofis yang dalam. Tujuh merupakan angka yang sering muncul dalam Al-Quran, seperti jumlah surah yang terdapat di dalam juz amma dan surah Al-Fatiha yang terdiri dari tujuh ayat.

Nomor Putaran Makna Filosofis
Putaran 1 Ketundukan diri pada Allah SWT
Putaran 2 dan 3 Kesungguhan dan kepasrahan pada Allah SWT
Putaran 4 dan 5 Pendekatan pada Allah SWT
Putaran 6 dan 7 Kesempurnaan dalam beragama

Jumlah putaran thawaf yang dilakukan oleh jamaah merupakan simbol dari kesabaran dan ketahanan dalam menghadapi cobaan dan rintangan di kehidupan, serta ketundukan pada keagungan dan kebesaran Allah SWT.

Syarat Sahnya Thawaf

Thawaf merupakan salah satu rukun umroh dan haji yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang melaksanakan ibadah tersebut di Masjidil Haram, Mekkah. Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran searah jarum jam yang dimulai dari Hajar Aswad. Namun, sebelum melaksanakan thawaf, ada beberapa syarat sahnya thawaf yang harus diperhatikan oleh para jamaah. Berikut beberapa syarat tersebut:

1. Menutup Aurat

  • Syarat pertama adalah menutup aurat. Jamaah yang akan melaksanakan thawaf harus menggunakan pakaian yang menutupi aurat. Bagi laki-laki, pakaian yang dikenakan harus menutupi bagian atas tubuh hingga lutut dan tidak boleh menggunakan selendang atau sorban.
  • Sedangkan bagi perempuan, harus menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian yang dikenakan juga tidak boleh ketat dan tidak boleh transparan.

2. Bersuci

Syarat kedua adalah harus bersuci. Jamaah harus melakukan wudhu atau mandi wajib sebelum melaksanakan thawaf. Sebaiknya jamaah membersihkan diri dengan baik agar thawaf yang dilakukannya pun menjadi sah.

3. Tidak ada pemisah antara jamaah dan Ka’bah

Syarat ketiga adalah tidak boleh ada pemisah antara jamaah dan Ka’bah ketika melaksanakan thawaf. Hal ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Jika ada dinding atau tembok yang memisahkan jamaah dan Ka’bah, maka thawaf yang dilakukan tidak akan sah.

Laki-laki Perempuan
Melakukan thawaf di dalam Hijir Ismail Melakukan thawaf di lantai bawah
Melakukan thawaf di bawah langit-langit tertutup Melakukan thawaf di dalam Hijir Ismail
Melakukan thawaf tanpa menggunakan sorban atau selendang Melakukan thawaf tanpa mengenakan sarung tangan

Sedangkan bagi jamaah yang melakukan thawaf menggunakan kursi roda atau tandu, maka kursi tersebut harus diangkat sehingga tidak ada pemisah antara jamaah dan Ka’bah.

4. Tidak Berkhalwat

Syarat terakhir adalah tidak boleh berkhalwat saat melaksanakan thawaf. Jamaah yang melakukan thawaf harus selalu berada dalam kerumunan umat dan tidak menyendiri di suatu tempat.

Rukun Thawaf

Thawaf adalah salah satu ritual dalam ibadah haji dan umrah yang harus dikerjakan oleh setiap muslim. Thawaf adalah sebuah perjalanan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah searah jarum jam sebagai bentuk penghormatan dan penghambaan kepada Allah SWT. Dalam thawaf terdapat beberapa rukun yang harus diperhatikan oleh setiap jamaah agar thawaf yang dilakukan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.

  • Niat
  • Rukun pertama thawaf adalah niat. Sebelum memulai thawaf, jamaah harus membuat niat dalam hati untuk melaksanakan thawaf sebagai ibadah dan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Meskipun niat tidak perlu diucapkan secara lisan, tetapi tetap diperlukan agar thawaf yang dilakukan menjadi sah.

  • Berhenti di Hijir Ismail
  • Rukun kedua thawaf adalah berhenti sejenak di Hijir Ismail. Hijir Ismail adalah sebidang tanah yang terletak di antara Ka’bah dan pintu masuk Hajar Aswad. Berhenti sejenak di Hijir Ismail adalah sunnah yang harus dilakukan oleh setiap jamaah. Hijir Ismail dianggap sebagai tempat yang sangat mulia, karena tempat tersebut adalah tempat yang digunakan Nabi Ismail untuk menunggu ibunya saat membangun Ka’bah.

  • Mulai dari Hajar Aswad
  • Rukun ketiga thawaf adalah memulai thawaf dari Hajar Aswad. Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut Ka’bah yang dinamakan Rukun Yamani. Memulai thawaf dari Hajar Aswad adalah sunnah yang harus dilakukan oleh setiap jamaah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada batu yang telah memiliki sejarah dan nilai sejarah yang tinggi.

  • Tujuh kali mengelilingi Ka’bah
  • Rukun keempat thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Prosedur thawaf adalah jamaah berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan arah searah jarum jam. Pada putaran ketujuh, jamaah bisa berjalan lebih ke dalam untuk mencium Hajar Aswad atau bersentuhan dengan Ka’bah jika memungkinkan.

Kesimpulan

Rukun thawaf adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap jamaah dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah. Dengan memperhatikan rukun thawaf dengan benar, maka thawaf kita akan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT. Semoga kita selalu diberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan benar dan pantas di sisi Allah SWT.

Rukun Thawaf Keterangan
Niat Membuat niat thawaf sebelum memulainya.
Berhenti di Hijir Ismail Berhenti sejenak di Hijir Ismail sebagai bentuk penghormatan.
Mulai dari Hajar Aswad Memulai thawaf dari Hajar Aswad sebagai bentuk penghormatan.
Tujuh kali mengelilingi Ka’bah Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah searah jarum jam.

Adab-adab saat Thawaf

Thawaf adalah ritual ibadah yang dilakukan oleh umat muslim ketika berada di Masjidil Haram. Thawaf merupakan perjalanan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali mengikuti arah jarum jam. Bagi yang baru pertama kali melaksanakan Thawaf, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa adab saat Thawaf:

Adab-adab saat Thawaf

  • Membaca doa ketika akan memulai Thawaf
  • Tidak memalingkan wajah dari Ka’bah kecuali karena alasan yang dibenarkan
  • Tidak berbicara hal yang tidak perlu selama Thawaf berlangsung

Adab-adab saat Thawaf

Salah satu adab yang perlu diperhatikan saat Thawaf adalah menutupi aurat. Bagi perempuan, dianjurkan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Sedangkan bagi laki-laki, disarankan mengenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Adab-adab saat Thawaf

Untuk memudahkan pelaksanaan Thawaf, disarankan menggunakan sepatu atau sandal yang nyaman dan mudah dilepas saat akan melakukan sa’i di antara Bukit Safa dan Marwah. Selain itu, hindari mengambil jalur tengah lantai Thawaf agar tidak menimbulkan kesulitan bagi jamaah lain. Berikut adalah daftar adab saat Thawaf:

Adab-adab saat Thawaf
Membaca doa ketika akan memulai Thawaf
Tidak memalingkan wajah dari Ka’bah kecuali karena alasan yang dibenarkan
Tidak berbicara hal yang tidak perlu selama Thawaf berlangsung
Menutupi aurat dengan pakaian sopan
Menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan
Menggunakan sepatu atau sandal yang nyaman
Hindari mengambil jalur tengah lantai Thawaf

Makna Spiritual Thawaf

Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang thawaf. Bagi umat Islam, thawaf adalah suatu aktivitas yang dilakukan ketika mengunjungi Baitullah, tempat yang dihormati umat Islam sebagai rumah Allah SWT. Kegiatan thawaf ini memiliki dua makna, yaitu fisik dan spiritual. Pada tulisan ini, kita akan membahas makna spiritual thawaf, khususnya mengenai angka 6 yang terdapat dalam aktivitas thawaf.

  • Angka 6 dalam thawaf melambangkan enam asma Allah yang terkandung dalam Al-Quran. Asma Allah tersebut adalah Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus, As-Salam, dan Al-Mu’min.
  • Setiap kali melaksanakan thawaf, umat Islam diingatkan untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT. Dengan mengingat enam asma Allah tersebut, kita akan semakin dekat dengan Sang Pencipta.
  • Angka 6 juga melambangkan enam hari penciptaan Allah. Dalam Islam, kita diajarkan untuk menghormati dan bersyukur atas segala ciptaan Allah SWT.

Selain itu, angka 6 juga memiliki makna penting dalam Islam. Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dalam enam masa yang berbeda (QS. Al-Mu’minun: 12). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya angka 6 dalam kehidupan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

Secara keseluruhan, angka 6 tidak hanya sekedar jumlah putaran yang harus dilakukan dalam thawaf. Namun, angka tersebut memiliki makna spiritual yang sangat dalam bagi umat Islam. Dalam thawaf, kita diingatkan untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT serta bersyukur atas segala ciptaan-Nya.

Asma Allah Arti
Ar-Rahman Maha Pengasih
Ar-Rahim Maha Penyayang
Al-Malik Maha Merajai
Al-Quddus Maha Suci
As-Salam Maha Memberi Kesejahteraan
Al-Mu’min Maha Memberi Keamanan

Jadi, thawaf bukan hanya sekedar aktivitas fisik yang dilakukan saat mengunjungi Baitullah, tetapi juga memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Dalam thawaf, kita diajarkan untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT dan bersyukur atas segala nikmat-Nya.

Perbedaan Thawaf Wada dan Thawaf Ifadah

Thawaf adalah salah satu ritus dalam ibadah haji dan umroh yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Terdapat dua jenis thawaf yang berbeda yaitu thawaf wada dan thawaf ifadah. Meski keduanya melibatkan proses pengelilingan Ka’bah yang sama, prosedur dan tujuannya berbeda satu sama lain.

  • Thawaf Wada
  • Thawaf wada merupakan thawaf terakhir yang dilakukan oleh jamaah haji atau umroh sebelum meninggalkan Mekah. Ritus ini menandai berakhirnya pelaksanaan ibadah haji atau umroh. Thawaf wada dilakukan di hari terakhir tinggal di Mekah sebelum pulang.

  • Thawaf Ifadah
  • Thawaf ifadah atau thawaf hari raya dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, yakni saat hari raya Idul Adha atau saat jamaah haji sampai di Mina. Thawaf ini adalah bagian dari salah satu rukun haji Wajib.

Perbedaan utama di antara kedua jenis thawaf adalah waktu pelaksanaannya. Thawaf wada merupakan thawaf terakhir yang dilakukan sebelum jamaah haji atau umroh meninggalkan Mekah. Sedangkan thawaf ifadah dilakukan saat jamaah haji telah mencapai Mina, tepat pada saat hari raya Idul Adha. Thawaf ifadah juga merupakan bagian dari rukun haji wajib, sementara thawaf wada tidak termasuk dalam rukun haji.

Secara singkat, thawaf wada adalah thawaf terakhir yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekah, sedangkan thawaf ifadah dilakukan saat jamaah haji tiba di Mina. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, baik dalam prosedur maupun tujuan pelaksanaannya.

Perbandingan Thawaf Wada dan Thawaf Ifadah Thawaf Wada Thawaf Ifadah
Tanggal Pelaksanaan Tanggal terakhir di Mekah sebelum pulang 10 Dzulhijjah, saat jamaah haji di Mina
Termasuk Rukun Haji Tidak Ya
Tujuan Pelaksanaan Menandai berakhirnya pelaksanaan haji atau umroh Bagian dari rukun haji dan menandai hari raya Idul Adha

Ketika melakukan thawaf, baik itu thawaf wada atau thawaf ifadah, jamaah haji selalu diingatkan untuk mengikuti prosedur thawaf dengan seksama. Pelaksanaan thawaf harus dilakukan dengan penuh khidmat dan penghormatan terhadap Ka’bah sebagai Kubah Allah yang suci.

Terima Kasih Sudah Membaca Tentang Thawaf

Nah, itulah ulasan singkat tentang apa itu thawaf yang bisa kami sampaikan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin mengetahui lebih dalam tentang thawaf. Ingat, thawaf adalah salah satu amalan yang sangat penting bagi umat Muslim dalam menunaikan ibadah haji atau umrah di Makkah. Jangan lupa untuk terus mengunjungi website kami untuk membaca artikel-artikel lain seputar Islam dan agama lainnya. Terima kasih dan sampai jumpa lagi!