Apa itu Taruna? Bagi sebagian orang mungkin merasa asing dengan kata tersebut. Namun, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Taruna adalah sebuah istilah yang identik dengan para pemuda yang tergabung dalam institusi pendidikan militer seperti Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, atau Akademi Angkatan Udara.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Taruna? Taruna berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “pemuda” atau “anak muda”. Taruna biasanya diidentikkan dengan para calon prajurit yang belajar di institusi pendidikan militer untuk mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin dan penjaga keamanan negara.
Taruna bukanlah sebuah profesi yang bisa dipilih sembarangan. Untuk menjadi seorang Taruna, seseorang harus melewati proses seleksi ketat dan mengikuti pendidikan yang berat. Namun, menjadi Taruna juga membawa banyak manfaat seperti pelatihan disiplin, kepemimpinan, dan keterampilan militer yang sangat berguna untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Pengertian Taruna
Taruna adalah sebutan untuk siswa Sekolah Tinggi Teknologi (STT) atau Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang telah menjalani pendidikan selama beberapa tahun dan siap untuk dilantik menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada instansi yang telah menunjuk mereka.
Taruna adalah kelompok elit siswa STT dan STIP, para Taruna biasanya terdiri dari lulusan SMA atau sederajat yang telah berhasil melewati seleksi ketat dan masuk ke sekolah tersebut. Mereka akan menjalani pendidikan yang sangat ketat, tidak hanya tentang teknologi atau keilmuan tertentu, tetapi juga tentang moral yang baik, kepemimpinan, dan kemandirian.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang pengertian Taruna:
- Taruna akan menjalani pendidikan yang sangat ketat agar bisa menjadi calon pegawai negeri sipil
- Mereka terdiri dari siswa dari berbagai latar belakang, bukan hanya dari keluarga angkatan laut atau militer
- Pendidikan di STT atau STIP adalah pendidikan yang memiliki standar internasional, sehingga akan sangat menunjang karir para Taruna ke depannya
Sejarah Terbentuknya Taruna
Taruna, sebuah singkatan dari “Taruna Siaga Bencana” adalah sebuah organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2013. Organisasi ini dibentuk untuk menggalang generasi muda yang proaktif dan peduli terhadap mitigasi bencana di Indonesia.
- Pada awalnya, taruna hanya diperuntukkan untuk kalangan SMA dan perguruan tinggi
- Baru pada tahun 2016, Taruna mulai membuka kesempatan untuk anggota berusia 12-18 tahun
- Organisasi ini berfokus pada kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan kesadaran dan keterampilan bencana.
Selain focus pada bencana, taruna juga memberikan pelatihan kepada anggotanya tentang kepemimpinan, pengembangan kreativitas, dan pemecahan masalah. Kegiatan-kegiatan taruna dipimpin oleh para pengurus dan pelatih yang ahli di bidangnya.
Program taruna sudah tersebar hingga di pelosok Indonesia dan menjadi salah satu gerakan sosial yang cukup populer. Organisasi ini menjadi salah satu wadah generasi muda dalam membangun ketahanan nasional baik dari segi mitigasi bencana maupun pengembangan karakter generasi muda Indonesia.
Bagaimana Taruna Beroperasi?
Program Taruna berjalan di bawah koordinasi BNPB provinsi setiap daerah. Setiap provinsi menunjuk satu perguruan tinggi atau lembaga kursus yang dipercayakan untuk melatih para pemuda sebagai calon anggota Taruna.
Anggota Taruna terdiri dari para siswa SMA, mahasiswa atau pelajar yang ingin belajar tentang mitigasi bencana dan menunjukkan sikap kepemimpinan. Mereka akan mendapat pelatihan selama beberapa bulan sebelum nantinya akan menjadi anggota yang aktif memimpin kegiatan-kegiatan terkait mitigasi bencana.
Tahap Seleksi | Tahap Pelatihan | Tahap Kepemimpinan |
---|---|---|
Kegiatan seleksi calon anggota | Pelatihan bidang mitigasi bencana dan kepemimpinan | Anggota aktif memimpin kegiatan terkait mitigasi bencana |
Dilakukan oleh tim seleksi | Dalam beberapa bulan | Sesuai dengan jadwal yang ditentukan BNPD |
Dalam menjalankan programnya, Taruna mendapat dukungan dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta. Misalnya Bank Indonesia, Indosat, Telkom dll. Dukungan tersebut membantu dalam pelaksanaan program dan pembentukan karakter generasi muda Indonesia yang proaktif dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Keutamaan Menjadi Taruna
Menjadi taruna adalah impian banyak pemuda Indonesia karena selain dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi militer, taruna juga memiliki keutamaan-keutamaan yang dapat membentuk karakter dan kepribadian. Berikut adalah tiga keutamaan yang dapat didapatkan dari menjadi taruna:
- Disiplin yang tinggi. Sejak awal menjadi taruna, siswa sudah ditanamkan disiplin yang tinggi karena setiap tindakan harus sesuai dengan aturan dan protokol. Pada akhirnya, siswa yang lulus menjadi taruna akan memiliki disiplin yang kuat dalam segala aspek kehidupan.
- Mental yang kuat. Kurikulum pendidikan taruna tidak hanya fokus pada pelajaran akademis, tetapi juga meliputi fisik, mental, dan intelektual. Siswa akan diterapkan pada berbagai latihan fisik yang menantang dan mendidik mental. Hal ini meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi stres, kesulitan, dan tantangan sehingga mereka dapat bertahan dalam situasi apapun.
- Tanggung jawab yang tinggi.Taruna adalah calon pemimpin bangsa dan menjadi taruna berarti menempatkan diri pada posisi yang membutuhkan tanggung jawab yang sangat tinggi. Mereka diajarkan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri, mengambil tindakan tegas dalam situasi kritis, dan menjadi panutan bagi orang lain.
Keuntungan Karir
Setelah lulus menjadi taruna, pembukaan karir di perusahaan militer dan sipil terbuka lebar. Banyak perusahaan di Indonesia yang memberikan kelebihan dari sisi gaji dan jabatan untuk alumni taruna, serta memberikan kesempatan untuk bekerja di berbagai lokasi dan negara bagian mana pun. Taruna juga dapat berkarir di sektor sipil, seperti pemerintahan, kepolisian, dan keamanan.
Program Pelatihan
Program pelatihan di akademi militer mengajarkan banyak keterampilan praktis, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan memecahkan masalah, organisasi dan manajemen waktu, serta keterampilan manajemen krisis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maupun di lingkungan kerja. Selain itu, taruna juga diajarkan keterampilan memimpin dan berkolaborasi dalam kelompok, yang sangat penting dalam dunia kerja seseorang.
Keuntungan Pelatihan di Akademi Militer | Keterampilan Praktis yang Diajarkan |
---|---|
Meningkatkan keterampilan kepemimpinan | Kemampuan berkomunikasi yang efektif |
Memberikan pengalaman untuk bekerja dalam tim | Keterampilan manajemen krisis |
Mengajarkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan kesulitan | Kemampuan memecahkan masalah |
Tidak hanya memberikan pelatihan yang terfokus pada kemampuan fisik dan militer, namun akademi militer juga memberikan pengajaran untuk pengembangan karakter dan kepribadian untuk menciptakan sistem yang sangat terstruktur dan baik. Proses seleksi yang ketat dan proses pendidikan langsung ditempuh di akademi militer dan pada akhirnya menghasilkan anggota yang sangat percaya diri, disiplin, dan penuh semangat untuk mewujudkan aspirasi dan impian mereka sendiri.
Sistem Pendidikan Taruna
Taruna adalah istilah yang biasa dipakai untuk menggambarkan murid Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), yang melakukan pendidikan selama 4 tahun di kampus tersebut untuk menjadi perwira tinggi di Angkatan Laut. Di STTAL, selain mengikuti pelajaran akademik, para taruna juga dilatih dalam berbagai hal untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan, baik dalam hal kepemimpinan, kepemiliteran, maupun berkendara kapal.
Struktur Pendidikan Taruna
- Pendidikan Dasar Militer (Dasmi)
- Pendidikan Lanjutan Militer (Lanmil)
- Pendidikan Spesialisasi
Dasmi merupakan pendidikan dasar militer yang harus diikuti oleh setiap taruna selama 6 bulan pertama di STTAL. Mereka akan dilatih dalam disiplin, tata krama militer, taktik, strategi, pertahanan negara, serta dasar-dasar perawatan medis.
Dalam proses pendidikan Lanmil, yang dilakukan setelah Dasmi, taruna dilatih untuk menguasai taktik militer, strategi, dan kepemimpinan, serta belajar mengoperasikan senjata dan memimpin pasukan. Para taruna juga akan mendapatkan pelatihan kapal, yang dimulai dengan kapal kecil hingga kapal besar.
Pada tahap ini, para taruna akan memilih spesialisasi sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Ada beberapa pilihan spesialisasi seperti navigasi, mesin, artileri, atau operasi khusus. Pendidikan spesialisasi ini dilakukan selama 3 tahun dan meliputi pembelajaran lebih hasil mengenai bidang yang dipilih.
Kegiatan dan Evaluasi Pendidikan Taruna
Di STTAL, para taruna tidak hanya belajar mengenai akademik dan militer, namun juga aktif dalam beragam kegiatan. Kegiatan tersebut di antaranya adalah seni bela diri, olahraga, dan kursus yang terkait dengan keterampilan dan pembelajaran kapal. Selain itu, taruna juga akan mendapatkan penilaian secara rutin setelah mengikuti pelajaran dan latihan. Setiap taruna akan mendapatkan laporan dari mentor dan dapat dijadikan bahan evaluasi dan pengembangan diri mereka di masa depan.
Perbandingan Pendidikan Taruna dengan Sekolah Militer Lainnya
STTAL merupakan satu-satunya sekolah tinggi teknologi angkatan laut yang mempersiapkan taruna untuk menjadi perwira di Angkatan Laut. Perbedaan lain antara STTAL dengan sekolah militer lainnya adalah bahwa STTAL lebih menekankan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan pelayaran laut. Hal ini membuat pendidikan taruna di STTAL lebih terfokus dan spesifik dibandingkan dengan pendidikan di sekolah militer lainnya.
Pendidikan Taruna | Sekolah Militer Lainnya |
---|---|
Spesifik dan mengarah pada pelayaran laut | Pelatihan militer secara umum |
Lebih banyak mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi | Lebih banyak mengajarkan bela diri dan taktik militer |
Namun, pada dasarnya, tujuan dari pendidikan di sekolah militer adalah sama, yaitu untuk menciptakan pemimpin masa depan yang tangguh dan disiplin dalam berbagai bidang.
Tugas dan Fungsi Taruna
Taruna adalah seorang siswa yang berasal dari sekolah kedinasan seperti Akademi Militer, Akademi Kepolisian, dan Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan. Mereka memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan lembaga pendidikan yang mereka ikuti.
Berikut adalah beberapa tugas dan fungsi taruna pada umumnya:
- Mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik di masa depan.
- Menyediakan kebutuhan tenaga profesional di bidang militer, kepolisian, dan penerbangan.
- Mendidik dan membentuk karakter siswa menjadi disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab.
Sebagai contoh, taruna Akademi Militer memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
- Mengikuti pendidikan yang meliputi pendidikan dasar militer, pendidikan pengetahuan umum, pendidikan keprajuritan, dan pendidikan spesialisasi.
- Mempersiapkan diri menjadi perwira Tinggi TNI dalam tiga Angkatan (Darat, Laut, dan Udara), dan menjalankan tugasnya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta bertugas di luar negeri.
- Menjawab panggilan tugas sebagai prajurit yang siap siaga menghadapi segala ancaman terhadap kedaulatan negara.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel yang memperlihatkan tugas dan fungsi Taruna di Akademi Militer:
No. | Tugas dan Fungsi |
---|---|
1 | Meningkatkan Kapabilitas Prajurit, menciptakan pemimpin yang handal dan profesional dalam operasi militer, pengamanan negara, dan pertahanan suatu wilayah. |
2 | Mewujudkan dan melaksanakan program pendidikan di lingkungan akademi yang tepat dan bertujuan untuk membentuk taruna yang berkepribadian Pancasila, mandiri, berintegritas, diutamakan kesetiakawanan sosial dan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin. |
3 | Melaksanakan pembinaan kedisiplinan dan penadaran sosial pada taruna. |
4 | Mendorong penelitian kesenjataan dan operasi militer serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara. |
Dengan berbagai tugas dan fungsi yang dimiliki oleh taruna di berbagai lembaga pendidikan, maka diharapkan mereka dapat menjadi pemimpin yang berkepribadian baik dan siap mengabdi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kesulitan Menjadi Taruna
Menjadi taruna tentu tidaklah mudah. Saat menjalani pendidikan di Akademi Militer, kandidat taruna dihadapkan dengan berbagai kesulitan yang harus diatasi. Berikut adalah beberapa kesulitan yang sering dihadapi oleh taruna.
- Tekanan psikologis dan fisik yang tinggi.
- Standar penilaian yang cukup ketat dan sangat kompetitif.
- Jadwal pelajaran yang cukup padat dan harus di ikuti dengan ketat serta terpantau oleh para instruktur dan supervisor.
Selain kesulitan di atas, taruna juga harus melalui beberapa tahap seleksi dan penilaian untuk diterima di Akademi Militer. Mereka juga diharuskan mengenakan seragam dan menjalani disiplin yang sangat ketat selama menjalani pendidikan.
Dalam hal persyaratan fisik, taruna dituntut untuk selalu menjaga kesehatan dan kebugaran. Mereka diharuskan mengikuti latihan fisik yang cukup berat, termasuk berlari, melakukan push-up, pull-up, dan berbagai jenis olahraga lainnya.
Table: Jumlah Pelatihan di Akademi Militer
Jenis Pelatihan | Jumlah Jam |
---|---|
Latihan Militer | 2000 jam |
Latihan Taktis | 1500 jam |
Latihan Fisik | 1000 jam |
Selain itu, taruna juga harus memiliki kemampuan dalam berbagai bidang, termasuk kepemimpinan, manajemen, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua persyaratan ini diharapkan membuat taruna terlatih dan siap menghadapi tantangan di lapangan ketika sudah bertugas sebagai prajurit di militer.
Prestasi Taruna terkenal
Taruna, atau calon perwira di Akademi Militer Nasional (AMN) merupakan calon-calon pemimpin masa depan yang dipersiapkan untuk memegang peran penting dalam kepentingan nasional. Taruna AMN, selain mengikuti pendidikan dan pelatihan yang ketat, juga memiliki prestasi-prestasi gemilang yang patut dibanggakan. Berikut ini adalah beberapa prestasi taruna AMN yang terkenal:
- Thomas Matulessy atau yang dikenal dengan Pattimura, merupakan seorang panglima perang asal Maluku yang memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda. Meski tidak pernah menjadi taruna di AMN, namun namanya diabadikan sebagai nama angkatan ke-26 taruna AMN.
- Sutomo, atau dikenal dengan Bung Tomo, merupakan tokoh pejuang asal Surabaya yang terkenal dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Ia pernah menjadi taruna di AMN.
- Basuki Rachmat merupakan mantan Menhan dan tokoh militer Indonesia yang berhasil menjadi perwira tertinggi di TNI, dengan pangkat Jenderal (purnawirawan). Ia adalah alumnus taruna angkatan ke-20.
Selain itu, taruna AMN juga memiliki berbagai prestasi dalam bidang akademik dan olahraga. Para taruna AMN seringkali berhasil meraih prestasi di tingkat nasional maupun internasional dalam berbagai bidang seperti atletik, sepak bola, bulu tangkis, debat, kemiliteran, dan lain-lain.
Salah satu prestasi terkenal yang berhasil diraih oleh taruna AMN adalah dalam bidang KOMANDO (Komunikasi dan Pemrograman). Pada tahun 2017, tim taruna AMN berhasil menjadi juara 1 dalam lomba KOMANDO antar perguruan tinggi di Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Dalam lomba ini, tim taruna AMN berhasil mengalahkan tim dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia lainnya.
Tak hanya itu, taruna AMN juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Mereka seringkali terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di daerah sekitar AMN, serta terlibat dalam kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia, seperti bencana alam dan program kesehatan masyarakat.
Dengan berbagai prestasi yang sudah dicapai oleh taruna AMN, saat ini AMN terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan guna mencetak generasi pemimpin yang unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Terima Kasih Sudah Membaca Tentang Apa Itu Taruna!
Itulah sedikit informasi tentang taruna yang mungkin belum kamu ketahui. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasanmu seputar dunia pendidikan militer di Indonesia. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke situs kami untuk membaca artikel-artikel menarik lainnya. Sampai jumpa!