Sejarah kelahiran dan berkembangnya Islam akan selalu menarik untuk dibahas dan dipelajari. Ada beberapa aliran dalam Islam yang memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda, salah satunya adalah Syiah. Apa itu Syiah? Bagaimana pengaruhnya dalam keberagaman agama di Indonesia?
Syiah adalah aliran dalam Islam yang memiliki pandangan dan praktik keagamaan yang berbeda dari mayoritas umat Muslim. Terdapat perbedaan dalam pemahaman tentang kepemimpinan dan suksesi para pemimpin Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Syiah meyakini bahwa kepemimpinan seharusnya dipegang oleh orang yang dipilih dan ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW secara khusus, yaitu Imam Ali dan keturunannya. Dalam praktiknya, Syiah memiliki amalan-amalan dan ritual yang berbeda dengan Sunni, seperti ziarah kubur para imam dan merayakan perayaan-perayaan agama yang unik.
Perkembangan Syiah di Indonesia sendiri terbilang cukup signifikan, terlebih lagi pada masa kolonial Belanda. Bahkan terdapat kasus terkenal seperti Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat yang melibatkan kelompok Syiah. Namun, perkembangan Syiah di Indonesia juga menjadi kontroversial dan menimbulkan polemik di kalangan umat Muslim. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal dan mempelajari lebih lanjut tentang Syiah, baik dalam pemahaman teologis maupun keberadaannya dalam konteks beragama di Indonesia.
Sejarah Syiah
Syiah atau Syi’ah merupakan salah satu kelompok besar dalam agama Islam. Sejarah mencatat bahwa kelompok ini memiliki ciri khas dan doktrin yang berbeda dengan kelompok mayoritas umat Islam, yaitu Sunni. Nama Syiah sendiri berasal dari kata “syī’atu ‘Alī”, yang berarti pengikut atau kelompok pengikut Ali bin Abi Thalib, kerabat Rasulullah SAW.
Sejarah berbicara bahwa kelompok Syiah bermula ketika terjadi perpecahan dalam keluarga Nabi Muhammad. Setelah Rasulullah wafat, umat Islam memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama alih-alih Ali bin Abi Thalib yang sebenarnya lebih dekat sebagai kerabat Nabi. Ali kemudian menjadi khalifah keempat, tetapi sejak itu dia dan keluarganya selalu mengalami konflik dengan pemerintahan yang ada.
Setelah tragedi Karbala di Irak pada 680 M, di mana cucu Nabi Muhammad yaitu Husain bin Ali terbunuh oleh pasukan penguasa, Syiah semakin berdiri di atas landasan khusus. Pada saat itu, sebagian keluarga Nabi Muhammad dan pengikut mereka mulai mempercayai bahwa hanya keluarga Nabi yang pantas memimpin umat Islam.
Karakteristik Syiah
- Menekankan pentingnya keluarga atau keturunan Nabi Muhammad untuk menjadi pemimpin umat Islam
- Percaya pada konsep imamah, yaitu pemimpin spiritual yang dipilih langsung oleh Allah dan memiliki sifat-sifat khusus
- Mengutuk para sahabat Nabi Muhammad dan memuja keluarga Nabi terutama Ali bin Abi Thalib dan cucunya, Imam Husain
- Berpegang pada tuntunan paham fikih Syiah yang berbeda dengan fikih Sunni
Tokoh Penting Syiah
Terdapat beberapa tokoh penting dalam sejarah Syiah, di antaranya:
- Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat umat Islam dan menantu Nabi Muhammad
- Hasan bin Ali, cucu Nabi Muhammad dan imam kedua dalam Syiah
- Husain bin Ali, adik dari Hasan bin Ali yang terbunuh di Karbala dan dijadikan pahlawan Syiah
- Ja’far ash-Shadiq, imam keenam dalam Syiah dan tokoh penting dalam ilmu pengetahuan Islam
Perkembangan Syiah
Sejak awal, Syiah selalu mengalami konflik dengan pemerintah yang ada. Beberapa kali Syiah mencoba untuk merebut kekuasaan, tapi selalu gagal. Syiah kemudian berkembang menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Golongan | Pengikut | Wilayah |
---|---|---|
Imamiyah | Mayoritas Syiah | Iran, Irak, dan Bahrain |
Zaidiyah | Di Afrika Utara dan Yemen | Yaman, Tunisia, Aljazair, Libya, dan Maroko |
Isma’iliyah | Di Asia Tengah, India, dan Tajikistan | India, Kirgistan, Tajikistan, Pakistan, dan Yaman |
Hari ini, Syiah menjadi salah satu kelompok Muslim terbesar di dunia. Mereka masih sering dianggap sebagai kelompok minoritas yang dikecam oleh banyak Muslim Sunni, meskipun ada upaya untuk meredakan konflik dan memperkuat dialog antara kedua kelompok.
Doktrin Syiah
Syiah adalah salah satu mazhab dalam Islam yang memiliki kepercayaan dan doktrin yang berbeda dengan Sunni. Berikut adalah penjelasan dari beberapa doktrin Syiah.
Imamah
- Imamah adalah keyakinan bahwa setelah Nabi Muhammad, ada 12 Imam yang ditunjuk oleh Allah untuk menjadi pemimpin Muslim.
- Imam dipercayai memiliki status yang lebih tinggi dari para pemimpin umumnya.
- Setiap Imam memiliki otoritas berkuasa mutlak dan tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Ketuhanan
Dalam Syiah, ketuhanan dianut dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak dan kemampuan untuk mempengaruhi segala aspek kehidupan. Keyakinan ini juga diterapkan dalam pemahaman mengenai Ilahiyyat, yang mengacu pada pengetahuan tentang Allah. Ilahiyyat dikembangkan berdasarkan pengajaran ayat-ayat yang terdapat dalam Quran, dan dianggap sebagai seni mengenali sifat dan aspek kekuasaan Ilahi.
Taqiyyah
Taqiyyah adalah keyakinan yang dipakai oleh Syiah berkaitan dengan kebebasan berkata-kata. Keyakinan Taqiyyah mengajarkan Syiah untuk dapat menunjukkan sikap sopan saat berkumpul dengan orang yang memiliki keyakinan yang berbeda, dan juga meyakini bahwa mereka memiliki hak untuk merahasiakan keyakinannya pada waktu yang tepat.
Ma’sum
Ma’sum adalah sebuah istilah yang merujuk kepada orang yang dianggap suci dan terbebas dari dosa. Dalam Syiah, Ma’sum merujuk kepada Nabi Muhammad, para Imam, dan juga Fatimah, putri Nabi Muhammad. Dipercayai bahwa orang-orang ini dijaga oleh Allah agar bebas dari dosa-dosa, dan memenuhi tugas sertifikat mereka sebagai pemimpin umat Islam.
Doktrin Syiah | Penjelasan |
---|---|
Imamah | Keyakinan bahwa setelah Nabi Muhammad, ada 12 Imam yang ditunjuk oleh Allah untuk menjadi pemimpin Muslim. |
Ketuhanan | Dalam Syiah, ketuhanan dianut dengan keyakinan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak dan kemampuan untuk mempengaruhi segala aspek kehidupan. |
Taqiyyah | Taqiyyah adalah keyakinan yang dipakai oleh Syiah berkaitan dengan kebebasan berkata-kata. Keyakinan Taqiyyah mengajarkan Syiah untuk dapat menunjukkan sikap sopan saat berkumpul dengan orang yang memiliki keyakinan yang berbeda. |
Ma’sum | Merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada orang yang dianggap suci dan terbebas dari dosa. Dalam Syiah, Ma’sum merujuk kepada Nabi Muhammad, para Imam, dan juga Fatimah, putri Nabi Muhammad. |
Adaptasi dari doktrin Syiah dapat dijumpai pada berbagai lingkungan Muslim, di seluruh dunia.
Diferensi antara Syiah dan Suni
Dalam agama Islam, Syiah dan Suni merupakan dua cabang besar yang memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Berikut adalah diferensi antara Syiah dan Suni:
Pemahaman tentang Kepemimpinan
- Suni menganggap pemimpin sebagai orang yang dipilih oleh umat untuk berkuasa dan memimpin.
- Sedangkan Syiah memandang pemimpin sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan dan Rasul untuk memimpin.
- Oleh karena itu, Syiah menganggap imam sebagai pemimpin yang mampu membawa umat Islam ke dalam kebenaran.
Keterangan Athaur Rahman
Dalam bukunya, Athaur Rahman menjelaskan bahwa Suni dan Syiah memiliki perbedaan dalam hal praktik keagamaan:
- Suni mengikuti empat mazhab besar, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali;
- Sedangkan Syiah mengikuti Ja’fari.
- Suni menganggap bacaan do’a sah setelah salat;
- Sedangkan Syiah memilih membaca zikir tertentu yang berhubungan dengan imam mereka;
- Suni tidak berpuasa di bulan Syaban;
- Sedangkan Syiah menganggap bulan itu sebagai bulan yang sakral dan memliki nilai tambah dalam ibadah.
Perbedaan dalam Kesenjangan Sosial
Tidak seperti Suni, Syiah memandang pemimpin sebagai orang yang tidak bisa terlihat. Hal ini menyebabkan adanya kesenjangan sosial dalam tubuh masyarakat Syiah. Dalam beberapa kasus, ada anggota Syiah yang merasa tidak memiliki sharing dalam kepemimpinan mereka dan merasa diri mereka mengalami ketidakhadiran kepemimpinan. Sebaliknya, Suni memiliki sistem yang cukup stabil untuk membatasi kesenjangan sosial dan mencegah ketidakhadiran kepemimpinan.
Penekanan pada Tradisi dan Upacara
Tradisi dan Upacara | Suni | Syiah |
---|---|---|
Muharram | Diperingati sebagai bulan Wafat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai saat kelahiran cucunya, Imam Hussain. | Diperingati sebagai bulan kepedihan karena pembantaian keluarga Nabi di Kerbala pada tahun 680 M. Syiah mengaitkan peristiwa tersebut dengan kebodohan, kejahatan, atau kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah (Suni) saat itu, yang tidak memperlakukan cucu Nabi, Imam Hussain, dengan hormat. |
Asyura | Upacara yang diperingati sebagai hapenya Musa dari Firaun di sungai Nil. | Diperingati sebagai hari kesedihan karena pembantaian Imam Hussain di Kerbala. Di tempat tersebut, Imam Hussain diperintahkan untuk menyerah setelah melawan Sultan, tetapi dia menolak dan memilih mati syahid. |
Oleh karenanya, perbedaan dalam pemahaman, kesenjangan sosial, dan penekanan pada tradisi dan upacara merupakan beberapa diferensi antara Syiah dan Sunni.
Negara-negara dengan Mayoritas Syiah
Syiah adalah salah satu mazhab dalam agama Islam yang memiliki penganut di seluruh dunia. Namun, terdapat beberapa negara yang mayoritas penduduknya menganut mazhab Syiah. Berikut adalah daftar negara-negara dengan mayoritas Syiah:
- Iran: Negara dengan mayoritas penduduk Syiah tertinggi di dunia adalah Iran. Lebih dari 90% penduduk Iran menganut mazhab Syiah. Iran menjadi pusat perlindungan dan perkembangan para ulama Syiah di dunia.
- Azerbaijan: Negara yang terletak di kawasan Kaukasus ini memiliki mayoritas penduduk Syiah sekitar 75%. Namun, mayoritas penduduk Syiah di Azerbaijan tidak sepenuhnya mengikuti pemahaman Syiah di Iran.
- Bahrain: Bahrain merupakan negara yang sangat dekat dengan Arab Saudi. Sekitar 70% penduduk Bahrain menganut mazhab Syiah. Adapun tingkat kesyiahannya dapat dikaitkan dengan pengaruh Iran di Bahrain.
Kontroversi Negara-negara dengan Mayoritas Syiah
Mayoritas negara-negara dengan penduduk Syiah menjadi sorotan karena berkaitan dengan kontroversi seputar hubungan antar negara dan agama. Terlebih, hubungan antara Iran dan negara Arab Sunni seringkali tegang dan memiliki masalah karena perbedaan agama.
Perbedaan Kebudayaan Negara-Negara dengan Mayoritas Syiah
Meskipun ketiga negara di atas memiliki mayoritas penduduk yang menganut mazhab Syiah, terdapat perbedaan kebudayaan yang dijaga serta dilindungi oleh masyarakat dan pemerintah yang berkuasa di setiap negara. Setiap negara pasti memiliki keunikan tradisi terkait keyakinan agama yang diakui.
Perbedaan Pemahaman Syiah antara Negara-negara dengan Mayoritas Syiah
Negara-negara dengan Mayoritas Syiah | Aliran Syiah yang Dianut |
---|---|
Iran | Imamiyah |
Azerbaijan | Isnashariyah |
Bahrain | Isnashariyah |
Perbedaan pemahaman Syiah di setiap negara berkaitan dengan sejarah dan pengaruh pemuka agama di dalamnya. Sejarah suatu negara dapat memengaruhi keyakinan agama pada para penduduknya. Selain itu, perbedaan pandangan antar tokoh dan aliran dalam agama juga mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam negara tersebut.
Politik di Balik Perbedaan Syiah-Suni
Perbedaan antara Sunni dan Syiah bukan hanya masalah teologi atau kepercayaan semata. Sepanjang sejarah, perbedaan ini telah digunakan sebagai alat untuk kepentingan politik dan kekuasaan oleh kedua belah pihak.
- Politik di Dunia Arab
- Perang Saudara di Suriah
- Perang di Yaman
Di Timur Tengah, perbedaan antara Sunni dan Syiah seringkali menjadi pemicu konflik politik. Negara-negara Arab yang mayoritas penduduknya Sunni seperti Arab Saudi, Mesir, dan Yordania seringkali menganggap Syiah sebagai ancaman politik. Sebaliknya, negara-negara yang mayoritas Syiah seperti Iran dan Irak seringkali merasa diabaikan dan tidak dihormati oleh negara-negara Sunni.
Perbedaan antara Sunni dan Syiah juga memainkan peran penting dalam konflik di Suriah. Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad merupakan penganut agama Syiah, sedangkan pemberontak yang mencoba menggulingkannya mayoritas Sunni. Konflik ini telah menewaskan ribuan orang dan masih berlangsung hingga saat ini.
Konflik di Yaman juga terkait dengan perbedaan antara Sunni dan Syiah. Kelompok pemberontak Houthi yang mencoba merebut kekuasaan di Yaman merupakan penganut Syiah, sedangkan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi mayoritas Sunni. Konflik ini telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius di Yaman.
Hubungan Sunni-Syiah di Indonesia
Meskipun mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim Sunni, namun terdapat komunitas Syiah di Indonesia yang jumlahnya diperkirakan sekitar 1% dari total populasi Muslim di Indonesia. Meskipun hubungan antara kedua komunitas ini sebagian besar harmonis, namun terdapat beberapa konflik kecil yang terjadi di Indonesia. Beberapa negara di Timur Tengah juga mencoba menanamkan pengaruhnya di antara kedua komunitas ini di Indonesia.
Tabel Perbandingan Sunni-Syiah
Sunni | Syiah |
---|---|
Mayoritas masyarakat Muslim dunia | Meresahkan Arab Saudi karena kekuatan Iran |
Menganggap Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagai empat khalifah yang sah | Hanya menerima Ali sebagai khalifah yang sah |
Tidak memiliki hierarki pemimpin agama yang jelas | Pemimpin agama memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan politik |
Perbedaan antara Sunni dan Syiah tidak harus menjadi sumber konflik dan kekerasan. Kedua komunitas ini seharusnya belajar untuk saling menghormati dan bekerja sama demi perdamaian dan kesejahteraan bersama.
Perselisihan dalam Kalangan Syiah
Syiah adalah salah satu aliran Islam yang berbeda dengan Sunni, yang merupakan mayoritas umat Islam di dunia. Ajaran Syiah mempercayai bahwa kepemimpinan Islam harus diberikan kepada keturunan Nabi Muhammad SAW, yang dipilih melalui konsep Imamah, sementara Sunni mempercayai bahwa kepemimpinan Islam bisa dipegang oleh siapapun yang layak dan dipilih oleh masyarakat Muslim.
Perselisihan dalam kalangan Syiah telah terjadi sejak awal muncul dan berkembangnya aliran ini. Perbedaan pendapat dalam interpretasi teks agama dan klasifikasi Imam memicu perpecahan dan konflik antara kelompok-kelompok Syiah.
Sunni dan Syiah
- Perbedaan Keyakinan: Sunni dan Syiah memiliki perbedaan keyakinan dalam masalah kepemimpinan Islam. Sunni percaya bahwa kepemimpinan Islam bisa dipegang oleh siapapun yang layak dan dipilih oleh masyarakat Muslim. Sementara itu, Syiah mempercayai bahwa kepemimpinan Islam harus diberikan kepada keturunan Nabi Muhammad SAW melalui konsep Imamah.
- Perbedaan Fiqh: Sunni dan Syiah juga mempunyai perbedaan dalam masalah Fiqh. Sunni menggunakan empat mazhab dalam masalah pemahaman hukum Islam. Namun, Syiah hanya memakai mazhab Ja’fari, yakni mazhab yang dianut Imam Ja’far ash-Shadiq sebagai pewaris Syiah keempat.
- Pendapat mengenai Imam Ali: Imam Ali adalah sosok penting dalam sejarah Syiah. Bagi Syiah, Imam Ali adalah Imam ke-1 dan merupakan pewaris Nabi Muhammad SAW. Namun, hal ini tidak diterima oleh kelompok Syiah lainnya yang meragukan gugatan kepemimpinan Ali.
Perpecahan di kalangan Syiah
Perpecahan di kalangan Syiah terjadi secara berulang-ulang. Khususnya pada abad ke-7 waktu pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Tercatat empat belas cabang Syiah yang secara keseluruhan merupakan pengikut dari lima tokoh ulama yang berbeda.
Beberapa perpecahan Syiah yang terkenal dalam sejarah yaitu kelompok Ismaili, kelompok Zaidiyyah, dan kelompok Alawiyyin. Namun, yang paling terkenal adalah kelompok Duodeciman yang mempercayai keberadaan dua belas Imam, termasuk Imam Ali.
Kelompok | Kepercayaan |
---|---|
Ismaili | Menganggap Imam Ja’far ash-Shadiq sebagai pewaris Syiah keenam |
Zaidiyyah | Menganggap Zaid bin Ali sebagai Imam Syiah pertama |
Alawiyyin | Tidak memiliki urutan imam, melainkan semua orang Alawi diakui sebagai seorang wali yang diberikan kekuasaan khusus |
Perbedaan pendapat yang mengakibatkan perselisihan dalam kalangan Syiah akan terus terjadi seiring berjalannya waktu. Namun, sebagai umat Muslim, kita tetap harus menghormati perbedaan tersebut dan berusaha untuk hidup berdampingan dengan damai.
Peran Perempuan dalam Syiah
Peran perempuan dalam agama Syiah merupakan tema yang selalu diperdebatkan oleh para tokoh agama dan masyarakat. Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa Syiah selalu memberikan peran yang minim untuk perempuan, namun hal ini berbeda dengan pandangan dari para ulama dan agama Syiah sendiri.
Sebagaimana dalam agama Islam pada umumnya, peran perempuan dalam Syiah juga sangat penting dan diakui keberadaannya. Syiah memberikan kebebasan pada perempuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik, tanpa mengabaikan peran dan kewajiban mereka sebagai ibu rumah tangga dan istri.
Peran Perempuan dalam Keluarga
Peran utama perempuan dalam Syiah adalah sebagai ibu rumah tangga dan istri. Namun, hal ini tidak mengurangi kedudukan mereka dalam keluarga dan masyarakat. Para perempuan di Syiah diberikan hak yang sama seperti laki-laki dalam keluarga dan masyarakat, seperti hak warisan, hak untuk memilih suami, serta hak mendidik anak-anak mereka.
Peran Perempuan dalam Sosial dan Politik
Perempuan dalam agama Syiah diberikan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik. Mereka diizinkan untuk menjadi anggota parlemen, pendidik, dan aktivis sosial. Dalam sejarah, banyak perempuan muslimah Syiah memiliki pengaruh besar dalam politik dan sosial, seperti Fatimah binti Asad dan Zainab binti Ali, yang merupakan sosok inspiratif bagi banyak perempuan Syiah.
Pendidikan
- Perempuan dalam agama Syiah diberikan hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan.
- Sejak di masa Rasulullah, perempuan muslimah dituntut untuk mendapatkan pendidikan dan pengetahuan, termasuk dalam ajaran Syiah.
- Banyak perempuan Syiah yang menjadi tokoh pendidikan dan intelektual yang sangat dihormati.
Peran Perempuan dalam Ibadah
Dalam agama Syiah, perempuan diperbolehkan untuk melakukan ibadah seperti laki-laki. Mereka dapat melakukan salat, puasa, dan ibadah lainnya tanpa adanya diskriminasi. Selain itu, perempuan dalam Syiah juga diberikan hak untuk membaca Al-Quran dan memperdalam ilmu agama.
Kesimpulan
Peran Perempuan dalam Syiah | Keterangan |
---|---|
Ibu Rumah Tangga dan Istri | Memiliki peran penting dalam keluarga dan masyarakat Syiah |
Sosial dan Politik | Diberikan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik |
Pendidikan | Diberikan hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan dan pengetahuan |
Ibadah | Diperbolehkan untuk melakukan ibadah seperti laki-laki |
Seperti yang telah disebutkan di atas, Syiah memberikan kesetaraan hak dan kewajiban pada perempuan. Hal ini membuktikan bahwa Syiah tidak hanya fokus terhadap peran laki-laki, namun juga memperhatikan peran perempuan dalam kehidupan sosial, politik, dan agama.
Sampai Jumpa Lagi!
Itulah sedikit informasi tentang apa itu Syiah dan beberapa fakta menarik yang mungkin kamu belum tahu sebelumnya. Semoga artikel ini membantu memperkaya pengetahuanmu dan memperluas pandanganmu. Terima kasih sudah membaca sampai akhir! Jangan lupa untuk tetap berkunjung ke website kami untuk artikel-artikel menarik lainnya dan kami akan senang bisa membagikan lagi cerita-cerita semacam ini!