Apa Itu Sunni dan Syiah? Sejarah, Perbedaan, dan Perselisihan

Jika kamu pernah melihat atau membaca berita tentang konflik di Timur Tengah, pasti sering sekali mendengar istilah Sunni dan Syiah. Banyak orang yang sering menganggap bahwa kedua kelompok Islam ini serupa atau bahkan tidak terlalu berbeda. Namun, apa itu Sunni dan Syiah sebenarnya? Bagaimana perbedaan dan persamaannya?

Sebelum membahas lebih jauh tentang Sunni dan Syiah, mari kita mencoba memahami dasar dari agama Islam terlebih dahulu. Islam adalah agama yang memiliki banyak peminat di seluruh dunia. Ada banyak sekali komunitas Muslim yang tinggal di berbagai negara, dan bersama dengan itu, muncul pula berbagai macam aliran atau mazhab. Salah satu mazhab tersebut adalah Islam Sunni dan Islam Syiah.

Sebenarnya, perbedaan antara Sunni dan Syiah bermula dari suksesi kepemimpinan setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Sunni menganggap bahwa kepemimpinan seharusnya diserahkan kepada sahabat Nabi yang paling dekat dan terkenal sebagai orang yang terpercaya. Sementara itu, Syiah menganggap bahwa kepemimpinan hanya dapat diwariskan oleh keluarga dekat Nabi seperti Ali bin Abi Thalib. Perbedaan pendapat ini kemudian menjadi pecah dalam kelompok-kelompok dengan keyakinan dan praktek yang berbeda-beda.

Sejarah Sunni dan Syiah

Sejarah Sunni dan Syiah bermula dari perbedaan pandangan mengenai siapa yang pantas menggantikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin kaum Muslimin. Sebelum Nabi Muhammad mangkat, ia tidak menunjuk orang yang akan menggantikannya. Ini membuat para sahabatnya dan pengikutnya bingung mengenai siapa yang akan memimpin mereka di masa depan.

Pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pertama Islam dianggap sah oleh kalangan Sunni karena ia dipilih oleh para sahabat Nabi Muhammad melalui sebuah musyawarah. Namun, kalangan Syiah percaya bahwa Ali bin Abi Thalib seharusnya menjadi khalifah pertama karena ia dipilih oleh Nabi Muhammad secara langsung dan juga karena ia memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan sang nabi.

Perbedaan Antara Sunni dan Syiah

  • Perbedaan utama antara Sunni dan Syiah berasal dari masalah suksesi kekhalifahan setelah wafatnya Nabi Muhammad.
  • Sunni meyakini bahwa pemimpin Muslim dipilih secara demokratis oleh komunitas Muslim, sementara Syiah percaya bahwa pemimpin Muslim harus menjadi keturunan langsung Nabi Muhammad melalui cucu kesayangannya, Ali.
  • Sunni memiliki empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang masing-masing memiliki pandangan berbeda dalam hal hukum Islam, dan Syiah memiliki dua mazhab (Ja’fari dan Zaidi).

Konflik Sunni-Syiah

Sunni dan Syiah telah lama berselisih dan bahkan terjadi konflik di berbagai negara, termasuk Irak, Suriah, dan Bahrain. Konflik ini sering dipengaruhi oleh kepentingan politik dan ekonomi, serta unsur agama yang digunakan untuk memicu konflik. Akibatnya, banyak tindakan kekerasan dan pertumpahan darah terjadi dalam konflik Sunni-Syiah.

Perbedaan dalam Ibadah

Adapun perbedaan dalam ibadah antara Sunni dan Syiah, terletak pada beberapa hal seperti:

Sunni Syiah
Mengangkat tangan saat takbiratul ihram Tidak mengangkat tangan saat takbiratul ihram
Menggunakan bacaan “amin” setelah membaca surat Al-Fatihah dalam shalat Tidak menggunakan bacaan “amin” setelah membaca surat Al-Fatihah dalam shalat
Membaca doa qunut dalam shalat subuh Tidak membaca doa qunut dalam shalat subuh

Terlepas dari perbedaan pandangan dan praktik, Sunni dan Syiah sama-sama merupakan bagian dari umat Islam dan memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai keberkahan dan ridho Allah SWT.

Perbedaan Sunni dan Syiah

Sunni dan Syiah adalah dua mazhab Islam yang berbeda, dan meskipun keduanya memiliki banyak kesamaan, ada beberapa perbedaan penting.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara Sunni dan Syiah:

  • Imamah: Salah satu perbedaan paling utama antara Sunni dan Syiah adalah pandangan mereka tentang kepemimpinan. Sunni mengakui bahwa setelah kematian Nabi Muhammad, kepemimpinan umat Islam berada di tangan para khulafa ar-rasyidin. Di sisi lain, Syiah percaya bahwa kepemimpinan berada di tangan Imam yang dipilih secara ilahi dan keturunan dari keluarga Nabi.
  • Hadis: Sunni dan Syiah juga memiliki perbedaan dalam menerima hadis sebagai sumber hukum dalam Islam. Sunni percaya bahwa hadis yang sahih memiliki otoritas apabila dikaitkan dengan Al-Qur’an. Sedangkan Syiah memiliki pemikiran yang lebih kritis. Mereka mempertanyakan keotentikan beberapa hadis dan percaya bahwa hadis yang sahih hanya dapat disimpulkan dari sumber-sumber primer yang sahih.
  • Perayaan: Para pemeluk Sunni dan Syiah memperingati acara-acara penting dalam sejarah Islam, tetapi ada beberapa perbedaan penting. Syiah memperingati dua peristiwa penting namun tragis yaitu peringatan wafatnya Husain bin Ali dan peringatan penganiayaan Fatimah, putri Nabi. Sunni memperingati semua peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Perbedaan Lainnya

Beberapa perbedaan lain di antara Sunni dan Syiah meliputi fakta bahwa Syiah cenderung menghormati Imam Ali lebih dari umat Muslim Sunni, sementara Sunni cenderung memberikan gelar “Sahabat” kepada semua sahabat Nabi, sementara jamaah Syiah mempersempit definisi anggota “sahabat”.

Terdapat perbedaan dalam cara shalat dilakukan antara Sunni dan Syiah, baik dalam cara mengganti gerakan dalam shalat maupun dalam jumlah rakaat shalat.

Singkatnya, masing-masing mazhab memiliki perbedaan teologis dan praktek dalam Islam, namun masing-masing berusaha menelusuri jalan kebenaran Allah SWT dan Nabi Muhammad. Semua perbedaan ini tidak menyebabkan pertikaian yang seharusnya, sebab setiap pemeluk agama bebas memilih mazhab otonom dan berhak meyakini dan meyakinkan agar aman damai dan tidak berbenturan dengan pemeluk agama lainnya.

Tabel Perbedaan Sunni dan Syiah

Sunni Syiah
Mayoritas Muslim dunia Minoritas Muslim dari negara-negara tertentu
Golongan yang paling awal dalam Islam Muncul setelah meninggalnya Nabi Muhammad dan kepemimpinan Ali diabaikan
Mengakui kepemimpinan umum muslim dan para khulafa ar-rasyidin Mempercayai kepemimpinan imam dari keturunan Ali
Menerima sepenuhnya kitab Hadist Saheeh dari Bukhari Memiliki kritik yang lebih ketat terhadap keaslian dan makna hadis
Banyak terdapat di negara-negara Teluk Banyak terdapat di Iran, Irak, dan Lebanon

Kedua kelompok Muslim Sunni dan Syiah memiliki latar belakang sejarah yang panjang dan praktek-praktek yang berbeda. Meski begitu, keduanya memiliki tujuan akhir yang sama, yakni menuju akhirat yang bahagia.

Perseteruan Sunni dan Syiah

Perseteruan antara Sunni dan Syiah dapat diartikan sebagai konflik antara dua kelompok besar Islam yang berupaya membenarkan kepercayaan dan tafsir agama mereka masing-masing. Sayangnya, perbedaan dalam perspektif keagamaan ini seringkali berujung pada ketidaksepakatan dan bahkan konflik yang mematikan. Berikut adalah beberapa contoh konflik yang terjadi:

  • Konflik di Iraq tahun 2006. Ada laporan yang menyebutkan bahwa lebih dari 10.000 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Iraq tahun 2006 antara Sunni dan Syiah.
  • Konflik di Suriah. Konflik antara Sunni dan Syiah berlangsung selama beberapa tahun di Suriah, dimana terdapat dukungan Iran terhadap rezim presiden Syiah, Bashar Al-Assad, serta dukungan dari beberapa negara Sunni untuk para pemberontak.
  • Konflik di Arab Saudi. Konflik Sunni-Syiah terus berlangsung di Arab Saudi, terutama di wilayah timur yang mayoritas penduduknya beragama Syiah. Beberapa aksi terorisme diyakini telah dilakukan oleh kelompok ekstremis Sunni terhadap penduduk Syiah di wilayah tersebut.

Perselisihan Sunni dan Syiah bukanlah sesuatu yang baru. Konflik antara kedua kelompok telah berlangsung selama beratus-ratus tahun, walaupun intensitasnya bervariasi tergantung pada waktu dan tempat. Kelompok Sunni dan Syiah memiliki pandangan yang berbeda dalam masalah-masalah agama dan politik, yang kadang-kadang membuat keduanya sulit untuk mencapai kesepakatan.

Selain tolok ukur agama, perseteruan antara Sunni dan Syiah juga mempengaruhi isu-isu politik dan sosial. Misalnya, terdapat penolakan pemerintah Arab Saudi dalam memberikan hak-hak yang sama terhadap penduduk Syiah. Beberapa masjid di kawasan Sunni juga sering kali mengajukan kritik terhadap kelompok Syiah.

Sunni Syiah
Mayoritas di dunia Islam, dengan estimasi dari 85-90% umat Muslim Sunni Mereka yang sepaham dengan kepercayaan yang dirintis oleh Ali serta kelanjutan dari garis keturunan ketiga
khalifah Nabi Muhammad
Mempercayai 4 khalifah selanjutnya setelah Nabi Muhammad sebagai penerus kepemimpinan Mempercayai keempat khalifah tersebut kurang sesuai dengan ajaran Islam, dan menyakini bahwa Ali adalah pengganti Nabi Muhamad
Mempercayai keabsahan tafsir hadits yang diurai oleh para ahli hadits Mempercayai keabsahan tafsir hadits yang diuraikan oleh kelompok-kelompok cendekiawan Islam, serta juga membuka diri terhadap tafsir pribadi

Dalam beberapa tahun terakhir, konflik Sunni-Syiah menjadi salah satu isu internasional yang menyita perhatian dunia. Pembantaian, serangan bom, kampanye keras dan pengungkapan perbedaan yang kian kasar mendorong percikan-percikan konflik Sporadis di seluruh dunia. Bagi dunia internasional, perseteruan Sunni-Syiah sebaiknya harus diakhiri dengan dialog dan promosi sikap saling menghormati antara kelompok-kelompok Islam yang berbeda pandangan.

Kedudukan Sunni dan Syiah dalam Politik

Sunni dan Syiah bukan hanya berbeda dalam aspek keagamaan, tetapi juga memiliki perbedaan dalam hal politik. Kedudukan Sunni dan Syiah dalam politik terkadang menjadi pemicu konflik yang mengakibatkan ketegangan dan unsur kekerasan antara kedua kelompok. Secara umum, berikut adalah beberapa fakta tentang kedudukan Sunni dan Syiah dalam politik:

  • Sunni merupakan mayoritas umat Islam dan dominan dalam pemerintahan di negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Dalam politik, Sunni cenderung menganut paham konservatif dan memperjuangkan kekuasaan yang melindungi tradisi dan kekayaan mereka. Beberapa tokoh Sunni terkemuka yang memiliki pengaruh besar dalam dunia politik di antaranya adalah Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, dan Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah.
  • Syiah sebagian besar mendominasi Iran, Irak, Bahrain, dan Lebanon, serta menjadi minoritas di beberapa negara seperti Kuwait dan Arab Saudi. Dalam politik, Syiah mendukung paham liberal dan cenderung membela hak-hak minoritas serta memperjuangkan keadilan sosial. Beberapa tokoh Syiah yang terkemuka dan memiliki pengaruh besar dalam dunia politik adalah Ayatollah Ali Khamenei (Pemimpin Tertinggi Iran), Hassan Nasrallah (Sekretaris Jenderal Hizbullah), serta Nouri al-Maliki (Mantan Perdana Menteri Irak).
  • Perbedaan pandangan politik antara Sunni dan Syiah sering menimbulkan konflik yang sangat berbahaya. Perpecahan Sunni dan Syiah di Irak, misalnya, telah menyebabkan kekerasan, pembunuhan, dan bahkan serangan bom bunuh diri di masa lalu. Keberhasilan politik terbaru kelompok Syiah di Irak telah menimbulkan perbedaan pandangan yang semakin tajam antara Sunni dan Syiah.

Perbedaan Pemikiran Kedua Kelompok

Sementara Sunni telah memainkan peran penting dalam politik, Syiah telah memperjuangkan hak-hak minoritas dan memperjuangkan keadilan sosial. Sunni dan Syiah memiliki perbedaan pemikiran politik yang signifikan dan konflik bisa meletus ketika upaya yang dilakukan salah satu kelompok dikontra oleh yang lain. Perbedaan pendapat antara Sunni dan Syiah sering mengisolasi kelompok satu sama lain, dan memperburuk masalah ini adalah fakta bahwa orang lain dan negara agak sulit untuk memahami dan bertindak sebagai mediator.

Tantangan Perdamaian Antar Konflik Sunni-Syiah

Perdamaian dan segegah perdamaian antara kelompok Sunni dan Syiah menjadi masalah yang penting dan sulit di seluruh dunia. Inisiatif internasional perlu dipertimbangkan untuk mensponsori upaya dialog, pertukaran budaya dan pembangunan kepercayaan antara Sunni dan Syiah. Hal ini akan membantu untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi antar kelompok. Dalam referensi ini, negara seperti Indonesia, yang memiliki jumlah Muslim terbesar di dunia dan memiliki kelompok Sunni dan Syiah yang besar, dapat memainkan peran penting dalam mendukung inisiatif ini.

Kedudukan Sunni dan Syiah dalam Politik Sunni Syiah
Mayoritas Negara Arab Saudi, Mesir, UAE Iran, Irak, Bahrain, Lebanon
Paham Politik yang Didukung Konservatif Liberal
Tokoh Politik Terkemuka – Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud
– Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi
– Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah
– Ayatollah Ali Khamenei (Pemimpin Tertinggi Iran)
– Hassan Nasrallah (Sekretaris Jenderal Hizbullah)
– Nouri al-Maliki (Mantan Perdana Menteri Irak)

Tabel ini mencakup informasi penting yang diperlukan untuk memahami kedudukan Sunni dan Syiah dalam politik serta perbedaan dan persamaan pandangan antara kedua kelompok.

Konflik Sunni dan Syiah pada Zaman Modern

Sejak awal munculnya agama Islam, terdapat perbedaan dalam pandangan dan pemahaman akan agama ini. Perbedaan pandangan ini akhirnya memunculkan dua golongan utama dalam agama Islam yaitu Sunni dan Syiah. Perbedaan pandangan yang awalnya bersifat kecil dan hanya berkaitan dengan hal-hal kecil dalam agama, kini berkembang menjadi perbedaan pandangan yang lebih besar dan memunculkan konflik pada zaman modern.

  • Dukungan antar negara Sunni dan Syiah
  • Negara-negara Sunni seperti Arab Saudi dan negara-negara Syiah seperti Iran seringkali memberikan dukungan pada kelompok-kelompok Sunni dan Syiah di luar negeri yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Dukungan ini seringkali memicu konflik yang lebih besar antara Sunni dan Syiah di luar negeri, seperti yang terjadi di Yaman dan Suriah.

  • Serangan Serangan teroris antara Sunni dan Syiah
  • Serangan teroris seperti yang dilakukan oleh ISIS merupakan salah satu contoh dari perang konflik Sunni dan Syiah pada zaman modern. ISIS yang merupakan kelompok Sunni seringkali menyerang kelompok Syiah dan menyebabkan banyak korban jiwa di kawasan-kawasan seperti Irak dan Suriah.

  • Isu-isu Keamanan
  • Negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Sunni seperti Arab Saudi atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Syiah seperti Iran terkadang mengalami isu keamanan yang berkaitan dengan suku atau golongan minoritas dengan pandangan agama yang berbeda. Isu-isu ini bisa memunculkan tension dan konflik antara Sunni dan Syiah di dalam negeri. Contohnya adalah konflik di Bahrain antara kelompok Sunni yang berkuasa dan kelompok Syiah yang lebih kecil namun seringkali protes.

Konflik antara Sunni dan Syiah pada zaman modern tidak hanya terjadi di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Konflik ini terkadang mempengaruhi hubungan antara negara-negara di luar wilayah wahabi/ sunni seperti misalkan antara Iran dan Arab Saudi dan ini bisa memicu perang regional. Di Indonesia sendiri perbedaan antara Sunni dan Syiah merupakan aspek yang sensitif bagi beberapa masyarakat Indonesia dan seringkali terjadi sporadis dan sebagian besar yang terjadi adalah urusan kecil dan rumit oleh masyarakat.

Judul Keterangan
Konflik Sunni-Syiah di Suriah Konflik antara Sunni dan Syiah yang memuncak saat pemerintah Suriah yang dipimpin oleh kelompok Syiah menghadapi serangan para pemberontak Sunni. Negara-negara lain terlibat dalam konflik ini, dengan dukungan yang diberikan oleh Iran pada pemerintah Suriah dan Arab Saudi menunjukkkan alternatif dukungan pada pemberontak Sunni.
Pemimpin Kelompok Konflik ini juga memunculkan perbedaan pandangan pada siapa yang seharusnya menjadi pemimpin dalam dunia Islam. Kelompok Sunni memiliki pandangan bahwa pemimpin harus merupakan keluarga Nabi Muhammad yakni dari keturunan Quraish sedangkan kelompok Syiah melihat Imam Ali sebagai pemimpin yang sah dalam agama Islam.
Isu Etnisitas Di beberapa negara, terdapat perbedaan pandangan antara etnis yang diikutinya. Misalnya, mayoritas penduduk Iran adalah Persia dan beragama Syiah sementara mayoritas di Arab Saudi adalah etnis Arab dan beragama Sunni. Beberapa golongan merasa perbedaan etnis inilah yang melatarbelakangi konflik antara Sunni-Syiah

Perbedaan pandangan Sunni dan Syiah yang semakin besar akhirnya memicu konflik pada zaman modern. Dukungan antar negara, serangan teroris, dan isu keamanan merupakan beberapa faktor yang menjadi penyebab utama konflik ini. Konflik ini berdampak luas dan tidak hanya terjadi di negara-negara mayoritas Sunni dan Syiah saja, tapi bisa terjadi di mana saja.

Penyebaran Sunni dan Syiah di Dunia

Sunni dan Syiah adalah dua faksi Islam yang tumbuh dari perbedaan pandangan mengenai suksesi kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad. Sunni, yang merupakan mayoritas di dunia Muslim, menerima kepemimpinan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagai khalifah pertama. Sementara Syiah, yang mayoritas terdapat di Iran dan Irak, menyatakan bahwa Ali haruslah menjadi khalifah pertama dan hanya orang-orang yang dipilih dari garis keturunan Ali yang harus memimpin Muslim.

  • Penyebaran Sunni
  • Sunni merupakan kelompok Islam yang paling banyak dianut di seluruh dunia. Negara-negara dengan populasi Muslim terbesar seperti Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh mayoritas adalah Sunni. Sunni juga merupakan kelompok mayoritas di negara-negara seperti Turki, Mesir, Arab Saudi, Maroko dan banyak negara di Afrika Utara dan Timur Tengah. Selain itu, Sunni juga banyak dianut oleh Muslim di Asia Tengah dan Asia Selatan.

  • Penyebaran Syiah
  • Syiah merupakan kelompok minoritas dalam Islam. Iran adalah negara dengan populasi Syiah terbesar di dunia dengan lebih dari 90% penduduk memeluk ajaran Syiah. Irak juga memiliki populasi Syiah yang signifikan, khususnya di wilayah selatan. Selain itu, populasi Syiah juga terdapat di negara-negara seperti Bahrain, Lebanon, dan Azerbaijan. Beberapa kelompok Syiah yang lebih kecil juga tersebar di negara-negara lain seperti India dan Pakistan.

Perbedaan dalam ajaran dan praktik Islam antara Sunni dan Syiah terkadang menyebabkan konflik dan tensi antar kelompok di beberapa negara, terutama di Timur Tengah. Namun, di negara-negara lain, seperti Indonesia, Sunni dan Syiah hidup berdampingan secara damai dan bahkan beberapa ritual Islam dilakukan secara bersama-sama.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebaran Sunni dan Syiah di dunia secara lebih rinci, tabel berikut menunjukkan persentase populasi Sunni dan Syiah di beberapa negara dengan populasi Muslim terbesar:

Negara Sunni (%) Syiah (%)
Indonesia 87.2 2.9
Pakistan 77 20
Bangladesh 89.5 10
Iran 10-15 85-90
Turki 75-80 10-20
Saudi Arabia 85-90 10-15

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Krisis Okaz pada 1949, di mana ratusan orang tewas dalam bentrokan antara Sunni dan Syiah, tidak membahayakan status mayoritas Sunni di Saudi Arabia.

Upaya Versi dan Kerukunan Antara Sunni dan Syiah

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sunni dan Syiah seringkali terlibat dalam konflik yang serius. Konflik antara kedua kelompok ini secara historis terkait dengan perbedaan pandangan mengenai siapa yang berhak menjadi pemimpin muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad. Namun, meskipun terdapat perbedaan pandangan tersebut, terdapat beberapa upaya dalam menjaga kerukunan antara Sunni dan Syiah, antara lain sebagai berikut:

  • Pendidikan dan Dialog Antarumat Beragama
  • Orang-orang pada dasarnya takut dan membenci apa yang asing atau tidak dikenal. Namun, rasa takut dan ketidaktahuan dapat dikurangi melalui dialog dan edukasi. Dialog antarumat beragama akan membantu lebih memahami perbedaan Sunni dan Syiah, serta mendekati kedua pihak yang terlibat. Tujuan dari dialog ini adalah mendorong toleransi dan mengurangi sikap prasangka buruk.

  • Mempromosikan Kerukunan Antarumat Beragama
  • Kerukunan antarumat beragama perlu dijaga dan dipromosikan agar lebih menyadarkan bahwa Sunni dan Syiah sebenarnya sama-sama Islam dan harus hidup dalam kerukunan. Promosi kerukunan dapat dilakukan melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat luas seperti pentas seni, pertemuan keagamaan, dan diskusi, serta studi kelompok.

  • Berbagi Nilai-Nilai Positif Islam
  • Terdapat banyak nilai positif dalam ajaran Islam yang dapat digunakan sebagai perekat hubungan baik antara Sunni dan Syiah. Nilai-nilai yang dapat dikembangkan antara lain nilai kepedulian sosial, toleransi, komitmen dengan sesama, dan memegang teguh etika keberagamaan. Adanya nilai-nilai yang sama dapat memperkukuh persatuan antara Sunni dan Syiah.

Contoh Langkah Nyata Mengembangkan Kerukunan

Dalam upaya untuk mempromosikan kerukunan, terdapat beberapa langkah yang diambil oleh beberapa kelompok masyarakat. Salah satu kelompok adalah Majelis Taklim dan Shalawat Nabi di Cirebon. Majelis ini beranggotakan Sunni dan Syiah yang berkumpul secara reguler untuk membaca Al-Quran dan shalawat. Melalui praktik ini, kedua kelompok dapat saling mengenal dan menghargai. Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini berpartisipasi dalam upacara Maulid Nabi dan Haul yang diselenggarakan oleh baik kelompok Sunni maupun Syiah. Kegiatan ini adalah contoh nyata bahwa terdapat cara-cara untuk memperkuat kerukunan antara Sunni dan Syiah.

Kerukunan Antara Sunni dan Syiah Langkah Konkret
Dialog antarumat beragama Pertemuan antar organisasi lembaga keagamaan, seminar, konferensi, dan diskusi kelompok kecil
Promosi kerukunan Mengadakan makan bersama, kegiatan sosial rampung, dan pertemuan yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat, mesjid terbuka dan kegiatan keagamaan lainnya
Berbagi nilai-nilai positif Memperluas lisensi untuk ajaran Islam yang positif, pembuatan buku, jurnal, dan media sosial

Dalam kesimpulannya, Sunni dan Syiah sebenarnya mempunyai banyak persamaan dan perbedaan. Perselisihan antara Sunni dan Syiah hanya berasal dari pandangan sisi politik yang berkembang pada masa lalu. Ajaran agama dan tujuan akhir antara Sunni dan Syiah sebenarnya tidak jauh berbeda. Perbedaan tersebut seharusnya tidak mempengaruhi persahabatan dan kerukunan antarumat beragama. Diperlukan upaya dan langkah konkret dari setiap individu dan kelompok untuk memperkuat kerukunan antara Sunni dan Syiah.

Terima kasih Sudah Membaca!

Nah, itulah sekelumit penjelasan mengenai Sunni dan Syiah. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai perbedaan kedua aliran Islam tersebut. Bagi kalian yang ingin tahu lebih banyak lagi, jangan ragu untuk mengunjungi lagi website ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!