Sudah tahu apa itu Rohingya? Mungkin bagi sebagian orang, nama tersebut masih terdengar asing di telinga. Rohingya adalah kelompok etnis minoritas muslim yang tinggal di Rakhine State, Myanmar. Mereka adalah salah satu kelompok etnis yang tidak diakui oleh pemerintah Myanmar dan seringkali menjadi korban diskriminasi rasial yang merugikan.
Meskipun Rohingya tinggal di Myanmar selama berabad-abad, pemerintah Myanmar tidak menganggap mereka sebagai warga negara. Akibatnya, Rohingya harus hidup sebagai pengungsi dalam negeri dan seringkali diusir dari rumah mereka tanpa alasan yang jelas. Mereka juga sering menjadi korban pemerkosaan, kepemilikan, dan kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar.
Namun, perlu diketahui bahwa konflik antara Rohingya dan pemerintah Myanmar bukanlah masalah yang mudah untuk dipecahkan. Kendati demikian, upaya perdamaian tetap harus dilakukan agar Rohingya dapat hidup dengan tenang dan tenaga. Sudah saatnya kita mengambil tindakan untuk membantu mereka yang membutuhkan melalui langkah-langkah yang tepat dan proaktif.
Definisi Rohingya
Rohingya adalah sekelompok etnis minoritas muslim yang berasal dari negara bagian Rakhine di Myanmar. Mereka sebagian besar tinggal di kamp-kamp pengungsian dan memiliki sedikit hak sosial dan politik di Myanmar. Sejumlah besar pengungsi Rohingya telah melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Diperkirakan bahwa ada sekitar satu juta pengungsi Rohingya di seluruh dunia dan sekitar 600.000 di Bangladesh.
- Rohingya sering dianggap sebagai salah satu etnis minoritas paling teraniaya di dunia
- Mereka tidak diakui sebagai warga negara Myanmar dan tidak memiliki akses ke pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, dan fasilitas umum lainnya.
- Pemerintah Myanmar telah mengeluarkan undang-undang yang membatasi kebebasan bergerak dan pernikahan bagi Rohingya dan menempatkan mereka di bawah pengawasan ketat.
Situasi Rohingya telah mendapat perhatian internasional dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak organisasi hak asasi manusia, tokoh internasional, dan pemerintah asing telah menyerukan perlindungan dan pengakuan hak mereka.
Berikut adalah beberapa fakta kunci tentang Rohingya:
Jumlah | 1 juta (menurut UNHCR) |
Asal | Negara bagian Rakhine, Myanmar |
Agama | Mayoritas muslim |
Status | Tidak diakui sebagai warga negara oleh pemerintah Myanmar |
Sejarah dan Asal-Usul Rohingya
Rohingya merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bengali, yakni Rohang, dan kata Ita yang memiliki arti penduduk. Rohingya sendiri merujuk pada sebuah etnis minoritas muslim yang kebanyakan bermukim di negara Myanmar.
Sejarah Rohingya sendiri memang cukup rumit. Pada mulanya, etnis ini telah menetap di wilayah Rakhine sejak abad ke-15. Banyak yang menyebut mereka sebagai keturunan orang Arab, Melayu, India, Pakistan dan Bangladesh. Meskipun demikian, status kewarganegaraan Rohingya masih belum jelas. Di tahun 1982, negara Myanmar mengeluarkan undang-undang yang menolak bahwa Rohingya merupakan salah satu kelompok etnis minoritas di negara tersebut. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa orang Rohingya tidak memiliki bukti konkret bahwa mereka warga negara Myanmar, sehingga mereka tidak berhak memperoleh kewarganegaraan.
Asal Usul Rohingya
- Kebanyakan orang Rohingya berbicara dalam bahasa Rakhine dan dialek Bengali, dan sebagian kecil menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
- Mayoritas orang Rohingya menganut agama Islam. Sejarah Islam masuk ke wilayah Rakhine yang sekarang ditempati oleh orang Rohingya dapat ditelusuri kembali ke abad kelima belas.
- Saat ini, mayoritas orang Rohingya tinggal di Rakhine, sebuah negara bagian di Myanmar yang dulunya dikenal sebagai Arakan.
Perkembangan Etnis Rohingya di Myanmar
Seiring dengan perkembangan berbagai undang-undang yang mengatur tentang kategori kewarganegaraan, maka etnis Rohingya pun menjadi sangat terdampak. Banyak Rohingya yang sejak lahir belum memiliki kewarganegaraan. Akibatnya, mereka menjadi kelompok yang tidak memiliki hak apa pun dan akan terus terjebak dalam keterpurukan kehidupan.
Pemerintahan Myanmar | Sikap Terhadap Rohingya |
---|---|
1959-1960s | Menganggap etnis Rohingya sebagai bagian dari populasi Myanmar yang sah |
1970s | Mulai membawa masalah agama sebagai isu terkait Keamanan nasional Myanmar |
1982 | Undang-undang kewarganegaraan menetapkan Rohingya sebagai kelompok etnis minoritas yang tak memiliki bukti kewarganegaraan |
2010-2016 | Persecution by Tatmadaw Army and Buddhist extremists |
Menjadi etnis minoritas di Myanmar, memberikan tekanan tersendiri bagi etnis Rohingya. Banyak di antara mereka yang hidup dengan sulit, bahkan miskin, dan kadang tak berdokumen resmi. Semenjak tindakan penganiayaan terhadap etnis Rohingya di tahun 2016-2017, ribuan orang Rohingya menjadi pengungsi dan terus mencari tempat tinggal di negara-negara tetangga.
Konflik Rohingya di Myanmar
Konflik Rohingya di Myanmar adalah konflik yang terjadi antara kelompok Rohingya yang mayoritas beragama Islam dan pemerintah Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Konflik ini berawal sejak tahun 1948 ketika Myanmar memproklamirkan kemerdekaannya dari Inggris. Sejak saat itu, kelompok Rohingya mulai mengalami diskriminasi dan penganiayaan dari pemerintah dan para penduduk asli Myanmar.
Seiring waktu, konflik ini semakin meruncing. Salah satu gejala yang terlihat jelas adalah adanya kebijakan diskriminatif dari pemerintah Myanmar, seperti tidak diberikan kewarganegaraan, akses pendidikan, dan akses kesehatan serta kebijakan pembatasan pergerakan yang membatasi aktivitas mereka sehari-hari. Selain itu, konflik ini juga memicu kekerasan antara kelompok Rohingya dan penduduk Rohingya yang mayoritas beragama Buddha.
- Pemerintah Myanmar
- Kelompok Rohingya
- Organisasi Internasional
Upaya penghilangan kekerasan dan upaya menyelesaikan konflik ini melibatkan banyak pihak. Saat ini, beberapa negara di dunia termasuk Indonesia dan Malaysia telah menunjukkan sikap membantu mengatasi masalah manusia ini. Mereka telah mengirim bantuan makanan, obat-obatan dan tenaga medis untuk membantu para pengungsi.
Namun, harapan untuk menyelesaikan konflik ini masih terbilang kurang. Banyak organisasi internasional telah mengkritik pemerintah Myanmar namun belum ada solusi yang pasti dapat diberikan untuk para pengungsi. Kebijakan pembatasan pergerakan juga masih diberlakukan, hal ini membuat para pengungsi tidak bisa kembali ke tempat tinggalnya atau memulai kehidupan baru di tempat lain.
Pihak Yang Terlibat Dalam Konflik Rohingya di Myanmar | Keterangan |
---|---|
Pemerintah Myanmar | Mayoritas beragama Buddha |
Kelompok Rohingya | Mayoritas beragama Islam |
Organisasi Internasional | Menjadi mediator dan membantu proses penyelesaian konflik |
Tentunya menyelesaikan konflik ini tidaklah mudah. Dibutuhkan upaya dan kerja sama dari semua pihak untuk menyelesaikan konflik ini dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi. Hal ini tentunya harus dilakukan untuk memastikan bahwa hak asasi manusia di seluruh dunia selalu dilindungi dan dihormati tanpa ada diskriminasi.
Pengakuan Dunia Terhadap Rohingya
Bagian dari pengakuan dunia terhadap Rohingya adalah melalui pengakuan PBB bahwa mereka adalah salah satu kelompok minoritas yang paling teraniaya di dunia. Beberapa negara, seperti Bangladesh dan Indonesia, telah memberikan bantuan kemanusiaan dan memberikan suara mereka untuk membawa perhatian dunia terhadap kebrutalan yang dialami oleh Rohingya. Perhatian dunia terhadap permasalahan Rohingya menjadi semakin besar ketika video yang menunjukkan kebrutalan dan pembantaian yang tak berperikemanusiaan mulai bermunculan di media sosial.
Pendapat dan Tindakan Berbagai Negara
- Uni Eropa telah mengecam keras tindakan yang merugikan dan memaksa yang diambil oleh pemerintah Myanmar (Burma) kepada Rohingya
- Amerika Serikat menganggap apa yang terjadi pada Rohingya sebagai “pembersihan etnis yang sistematis”
- Bangladesh telah memberikan suaka kepada Rohingya yang menghindari kebrutalan, saya memberikan bantuan kemanusiaan
Pengaruh Terhadap Isu Sosial Masyarakat Myanmar
Banyak warga Myanmar, yang mayoritas menganut agama Buddha, percaya bahwa Rohingya bukanlah warga negara Myanmar yang sah dan menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Warga Myanmar juga berpendapat bahwa Rohingya telah melakukan tindakan kekerasan terhadap warga desa dan polisi. Konflik ini telah meningkatkan tensi diantara agama dan etnis berbeda di Myanmar.
Tabel Pengakuan Negara Terhadap Rohingya
Negara | Pengakuan |
---|---|
Amerika Serikat | Memandang kekerasan terhadap Rohingya sebagai “pembersihan etnis yang sistematis” |
Bangladesh | Memberikan tempat tinggal dan bantuan kemanusiaan kepada Rohingya yang melarikan diri dari kebrutalan |
Uni Eropa | Mengecam keras tindakan yang merugikan dan memaksa yang diambil oleh pemerintah Myanmar terhadap Rohingya |
Kondisi Pengungsi Rohingya
Pengungsi Rohingya merupakan masalah kemanusiaan yang belum terselesaikan sampai saat ini. Konflik antara etnis Rohingya dan pemerintah Myanmar telah menyebabkan banyak orang menjadi pengungsi dan hidup dalam kondisi yang sangat sulit. Berikut adalah beberapa kondisi pengungsi Rohingya:
- Banyak pengungsi Rohingya hidup di kamp-kamp pengungsian yang sangat padat dan kurang layak. Mereka tidur di tenda yang sangat sempit dan memiliki akses yang terbatas ke fasilitas sanitasi dan air bersih.
- Kebanyakan pengungsi Rohingya tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang memadai. Banyak orang yang sakit atau terluka tidak menerima perawatan yang memadai karena kurangnya sumber daya medis di kamp-kamp pengungsian.
- Pengungsi Rohingya sering mengalami kekerasan dan pelecehan seksual di kamp-kamp pengungsian. Perempuan dan anak-anak sering menjadi korban kekerasan seksual dan perdagangan manusia.
Pemerintah Myanmar telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi akses kemanusiaan ke pengungsi Rohingya. Beberapa kamp pengungsian sudah ditinggalkan karena kondisinya yang sangat buruk.
Organisasi kemanusiaan berjuang untuk menyediakan bantuan bagi pengungsi Rohingya. Misalnya, Yayasan Kemanusiaan Internasional (UNHCR) menyediakan bantuan medis dan kesehatan, air bersih, sanitasi, pendidikan, dan perlindungan bagi pengungsi Rohingya.
Tahun | Jumlah Pengungsi Rohingya |
---|---|
2017 | 640.000 |
2018 | 900.000 |
2019 | 980.000 |
Keadaan pengungsi Rohingya masih sangat memprihatinkan dan butuh bantuan kemanusiaan yang lebih besar. Perlu ada upaya internasional untuk menyelesaikan konflik antara Rohingya dan pemerintah Myanmar dan menyediakan bantuan bagi pengungsi Rohingya untuk memastikan bahwa hak asasi manusia mereka terpenuhi dan hidup mereka membaik.
Kebijakan Penanganan Konflik Rohingya
Rohingya adalah suku bangsa yang mayoritas beragama Islam dan berasal dari wilayah Rakhine State di Myanmar. Konflik antara Rohingya dan pemerintah Myanmar telah terjadi sejak lama dan menjadi sorotan dunia karena kebijakan penanganan konflik yang dianggap melanggar hak asasi manusia.
Berikut adalah beberapa kebijakan penanganan konflik Rohingya yang perlu diketahui:
- Ketidaktahuan Pemerintah Myanmar: Pemerintah Myanmar selalu menyangkal adanya konflik dan menganggap Rohingya sebagai imigran ilegal yang tidak memiliki hak kewarganegaraan. Pemerintah Myanmar tidak pernah mengakui konflik ini sebagai masalah hak asasi manusia dan menganggap tindakan mereka sebagai tindakan yang sah.
- Deportasi Massal: Pemerintah Myanmar mengeluarkan kebijakan untuk mendepor Rohingya ke Bangladesh secara massal. Kebijakan ini disebut-sebut sebagai bentuk pengusiran paksa dan melanggar hak asasi manusia.
- Pembatasan Akses Kemanusiaan: Pemerintah Myanmar menghalangi akses kemanusiaan, seperti makanan, air bersih, dan pengobatan ke daerah konflik Rohingya. Hal ini berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Rohingya.
Sampai saat ini, konflik Rohingya masih belum terselesaikan dan menimbukan dampak yang cukup besar bagi masyarakat Rohingya. Peran pemerintah dan masyarakat internasional sangatlah dibutuhkan untuk mengatasi konflik ini dan melindungi hak asasi manusia masyarakat Rohingya.
Berikut adalah tabel yang memperlihatkan situasi konflik Rohingya:
Indikator | Data |
---|---|
Jumlah Pengungsi | Lebih dari 1 juta |
Jumlah Korban Jiwa | Lebih dari 10 ribu |
Pengungsi yang Kembali ke Myanmar | Belum ada |
Situasi ini menunjukan betapa sulitnya penanganan konflik Rohingya dan perlunya kebijakan yang jelas dari pemerintah Myanmar dan masyarakat internasional.
Solusi untuk Konflik Rohingya
Masalah konflik di Myanmar yang menimpa etnis Rohingya telah menjadi sorotan internasional. Sejak 2017, sedikitnya 700 ribu orang Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh setelah diusir dari tanah kelahiran mereka. Konflik yang berlarut-larut ini membutuhkan solusi yang tepat agar korban dan masyarakat Rohingya dapat hidup secara sejahtera dan damai. Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengakhiri konflik Rohingya.
- Negosiasi damai : Pemerintah Myanmar dan komunitas Rohingya harus diberikan kesempatan untuk bertemu dan bernegosiasi untuk menemukan solusi yang sesuai bagi kedua pihak. Negosiasi damai dapat membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan kepercayaan di antara agen yang terlibat dalam konflik ini.
- Pemberian hak kewarganegaraan: Masalah utama yang dihadapi oleh orang Rohingya adalah ketiadaan status kewarganegaraan. Negara Myanmar harus memberikan hak kewarganegaraan pada orang Rohingya agar mereka dapat hidup layak dan merasa aman di tanah kelahirannya.
- Pemberian bantuan kemanusiaan: Organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat dapat memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Rohingya yang membutuhkan. Dengan memberikan bantuan kemanusiaan, masyarakat Rohingya dapat hidup dengan lebih layak dan merasa dihargai oleh komunitas internasional.
Selain itu, solusi jangka panjang yang dapat diambil untuk mengakhiri konflik Rohingya adalah dengan meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat tersebut.
Penyelesaian konflik Rohingya membutuhkan komitmen yang kuat dari semua pihak yang terlibat. Diperlukan upaya menghilangkan ketidakpercayaan dan menciptakan komunikasi yang terbuka dan jujur. Dengan mengambil solusi yang tepat, masyarakat Rohingya dapat meraih hidup yang sejahtera dan damai.
Sumber :
Nama Sumber | Tahun Terbit | Penerbit |
---|---|---|
“Perwakilan Rohingya Temui Utusan Khusus PBB untuk Myanmar” | 2018 | UN News |
“Solusi Sudah Ada, Kenapa Konflik Rohingya Masih Berkepanjangan?” | 2019 | Tribun News |
Gambar : Unsplash
Itulah Apa itu Rohingya
Sekian artikel singkat tentang apa itu Rohingya, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk pembaca semua. Terima kasih sudah membaca, jangan lupa untuk selalu kunjungi kami nanti untuk mendapatkan informasi terkini dan menarik. Sampai bertemu lagi!