Apa itu return saham? Bagi yang masih awam dalam dunia investasi, istilah ini mungkin masih terdengar asing. Return saham adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keuntungan atau kerugian yang diterima pemegang saham setelah melakukan investasi di pasar saham. Saat kita membeli saham, kita akan memiliki saham yang secara potensial bisa memberikan keuntungan berupa capital gain atau dividen secara berkala.
Bagi sebagian orang, berinvestasi di pasar saham terlihat sulit dan berisiko tinggi. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, semakin banyak informasi dan produk investasi yang disediakan untuk memudahkan para investor. Salah satu produk investasi yang bisa dipilih adalah saham. Dengan mengetahui cara memilih saham dan membaca kondisi pasar saham, kita bisa mendapatkan return saham yang menguntungkan.
Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham, ada baiknya untuk mempelajari terlebih dahulu apa itu return saham dan bagaimana cara memilih saham yang potensial memberikan keuntungan. Pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar investasi di pasar saham akan menjadi modal penting dalam memulai investasi di sektor saham. Mari kita pelajari bersama-sama bagaimana cara memanfaatkan potensi return saham untuk meningkatkan perolehan keuntungan.
Pengertian Return Saham
Return saham adalah konsep yang digunakan untuk menghitung keuntungan yang diperoleh investor dari kepemilikan saham. Dalam investasi saham, ada dua cara untuk memperoleh pengembalian investasi, yaitu melalui capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen (pembayaran bagian dari laba perusahaan kepada pemegang saham). Return saham menggabungkan kedua sumber pengembalian tersebut untuk menghitung total pengembalian yang diperoleh oleh pemegang saham pada akhir periode tertentu.
- Capital gain adalah selisih atau perbedaan antara harga saham pada saat pembelian dan harga saham pada saat penjualan. Jika harga saham saat penjualan lebih tinggi daripada saat pembelian, maka investor akan memperoleh capital gain. Sebaliknya, jika harga saham pada saat penjualan lebih rendah, maka investor akan mengalami capital loss.
- Dividen adalah jumlah uang yang dibayarkan atau dibagi-bagikan perseroan kepada pemegang saham sebagai bagian dari laba perusahaan. Dividen bisa dibayarkan secara berkala (setiap bulan, setiap tiga bulan, setiap enam bulan) atau satu kali dalam setahun.
Pengembalian saham dihitung dengan menggunakan persentase. Misalnya, jika seorang investor membeli 100 lembar saham dengan harga Rp 10.000 per lembar dan menjualnya dengan harga Rp 12.000 per lembar setelah satu tahun dan pada saat yang sama menerima dividen sebesar Rp 500 per lembar, maka total pengembalian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Capital gain = Rp 2.000 x 100 lembar = Rp 200.000
Dividen = Rp 500 x 100 lembar = Rp 50.000
Total pengembalian = Capital gain + Dividen = Rp 250.000
Return saham = Total pengembalian / Harga beli x 100%
Return saham = Rp 250.000 / (Rp 10.000 x 100 lembar) x 100%
Return saham = 250%
Cara Menghitung Return Saham
Return saham adalah imbal hasil atau keuntungan yang diterima investor dari kepemilikan saham perusahaan. Cara menghitung return saham bisa dilakukan dengan dua metode yaitu Metode Single Period dan Metode Multi Period.
- Metode Single Period
Metode ini digunakan untuk menghitung return saham pada periode tertentu. Rumusnya adalah: - Metode Multi Period
Metode ini digunakan untuk menghitung return saham pada periode lebih dari satu. Rumusnya adalah:
Return = [(Harga Jual – Harga Beli) + Dividen] / Harga Beli
Return = [(Harga Jual + Dividen) / (Harga Beli)]^(1/n) – 1
Contoh Perhitungan Menggunakan Metode Single Period
Misalnya, seorang investor membeli 100 lembar saham pada tanggal 1 Januari 2021 dengan harga Rp 10.000 per lembar. Pada tanggal 30 Juni 2021, investor tersebut menjual 100 lembar saham tersebut dengan harga Rp 12.000 per lembar. Selain itu, perusahaan juga membagikan dividen sebesar Rp 500 per lembar saham pada tanggal 1 Maret 2021.
Maka, return saham pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Return = [(Harga Jual – Harga Beli) + Dividen] / Harga Beli
= [((100 x Rp 12.000) – (100 x Rp 10.000)) + (100 x Rp 500)] / (100 x Rp 10.000)
= 0,35 atau 35%
Contoh Perhitungan Menggunakan Metode Multi Period
Seorang investor membeli 200 lembar saham pada tanggal 1 Januari 2020 dengan harga Rp 5.000 per lembar. Pada tanggal 31 Desember 2022, investor tersebut menjual 200 lembar saham tersebut dengan harga Rp 7.000 per lembar. Selain itu, perusahaan juga membagikan dividen sebesar Rp 500 per lembar saham pada setiap akhir tahun.
Tanggal | Harga Saham | Dividen |
---|---|---|
1 Januari 2020 | Rp 5.000 | – |
31 Desember 2020 | Rp 6.000 | Rp 500 |
31 Desember 2021 | Rp 6.500 | Rp 500 |
31 Desember 2022 | Rp 7.000 | Rp 500 |
Maka, return saham pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Return = [(Harga Jual + Dividen) / (Harga Beli)]^(1/n) – 1
= [(200 x Rp 7.000) + (200 x Rp 500 x 3)] / (200 x Rp 5.000)]^(1/3) – 1
= 0,297 atau 29,7%
Dari kedua metode diatas, investor bisa memilih sendiri metode mana yang cocok digunakan sesuai dengan kebutuhan dan informasi yang tersedia.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Return saham adalah pengembalian investasi yang didapat dari membeli saham perusahaan. Namun, pengembalian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa membuatnya naik atau turun. Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi return saham:
- Faktor internal perusahaan: Faktor ini meliputi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Jika perusahaan memiliki kinerja dan kondisi keuangan yang baik, maka mereka dapat menghasilkan laba yang lebih besar dan peluang untuk return saham yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kinerja dan kondisi keuangan yang buruk, maka peluang untuk return saham yang baik dapat berkurang.
- Faktor eksternal perusahaan: Faktor ini meliputi kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan persaingan antar perusahaan di pasar. Kondisi ekonomi yang stabil dan pemerintah yang mengimplementasikan kebijakan yang menguntungkan perusahaan dapat mendukung kemajuan perusahaan dan peluang untuk return saham yang tinggi. Namun, jika persaingan antar perusahaan di pasar semakin ketat, maka perusahaan dapat kesulitan untuk menghasilkan laba dan return saham yang baik.
- Faktor pasar: Faktor ini meliputi fluktuasi harga saham dan kondisi pasar secara keseluruhan. Ketika harga saham mengalami kenaikan, maka peluang untuk return saham yang tinggi bisa meningkat. Namun, ketika kondisi pasar sedang buruk, seperti ketika terjadi krisis ekonomi, maka peluang untuk return saham yang baik bisa menurun.
Faktor Internal Perusahaan
Faktor internal perusahaan sangat memengaruhi return saham. Berikut adalah beberapa faktor internal perusahaan yang dapat memengaruhi return saham:
- Kinerja keuangan perusahaan: Kinerja keuangan perusahaan berdampak langsung pada return saham. Jika perusahaan memiliki pendapatan yang stabil dan tinggi, maka kemungkinan besar mereka dapat menghasilkan laba yang baik dan peluang untuk return saham yang tinggi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki pendapatan yang menurun dan laba yang minim, maka peluang untuk return saham yang baik bisa menurun.
- Manajemen perusahaan: Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dan efisien dapat meningkatkan kinerja dan peluang untuk return saham yang tinggi. Sebaliknya, jika manajemen perusahaan tidak efisien dan tidak mampu mengelola sumber daya perusahaan dengan baik, maka peluang untuk return saham yang baik bisa berkurang.
- Kondisi operasional perusahaan: Kondisi operasional perusahaan yang buruk, seperti kurangnya inovasi dan efisiensi dalam proses produksi, dapat mempengaruhi return saham. Perusahaan yang mampu mengoptimalkan operasionalnya dapat meningkatkan laba dan peluang untuk return saham yang tinggi.
Fluktuasi Harga Saham dan Kondisi Pasar
Faktor pasar sangat berpengaruh pada return saham. Berikut adalah beberapa faktor pasar yang memengaruhi return saham:
Fluktuasi Harga Saham:
Faktor | Keterangan |
---|---|
Permintaan dan Penawaran | Jika jumlah permintaan saham lebih tinggi daripada penawaran, maka harga saham dapat meningkat. Sebaliknya, jika jumlah penawaran saham lebih tinggi daripada permintaan, maka harga saham bisa turun. |
Kinerja Perusahaan | Jika perusahaan meraih kinerja yang baik, harga saham bisa meningkat. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kinerja yang buruk, harga saham bisa turun. |
Kondisi Ekonomi | Jika kondisi ekonomi stabil, maka harga saham bisa meningkat. Namun, jika terjadi krisis ekonomi, maka harga saham bisa turun. |
Kondisi Pasar:
- Persaingan di Pasar: Ketika persaingan di pasar semakin ketat, perusahaan harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan. Jika perusahaan mampu bersaing dengan baik, maka peluang untuk return saham yang tinggi bisa meningkat.
- Kondisi Ekonomi Secara Keseluruhan: Kondisi ekonomi secara keseluruhan memengaruhi pasar saham. Jika kondisi ekonomi stabil, maka peluang untuk return saham yang tinggi bisa meningkat. Namun, jika terjadi krisis ekonomi secara global, maka harga saham di seluruh dunia bisa turun.
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah yang bersifat menguntungkan perusahaan, seperti insentif pajak, dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan peluang untuk return saham yang tinggi.
Keuntungan dan Kerugian Investasi pada Return Saham
Return saham merupakan istilah yang umum digunakan di dunia keuangan dan investasi. Return saham mencerminkan keuntungan atau kerugian yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan pada saham suatu perusahaan. Dalam investasi saham, terdapat beberapa keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan oleh para investor.
- Keuntungan Investasi pada Return Saham:
- Potensi Keuntungan yang Besar: Investasi pada saham memiliki potensi keuntungan yang besar karena harga saham dapat meningkat tajam dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini tentunya dapat memberikan profitabilitas yang tinggi bagi investor.
- Diversifikasi: Investasi pada saham dapat memberikan diversifikasi portfolio investor. Investor dapat membeli saham pada perusahaan yang berbeda dan pada sektor yang berbeda sehingga dapat mengurangi risiko investasi.
- Hak Voting: Sebagai pemilik saham, investor memiliki hak untuk memberikan suara pada rapat umum pemegang saham (RUPS) dan menjadi bagian dalam pengambilan keputusan di perusahaan.
- Kerugian Investasi pada Return Saham:
- Risiko Kehilangan Modal: Investasi pada saham memiliki risiko kehilangan modal yang cukup tinggi. Harga saham dapat turun secara tajam dalam waktu yang relatif singkat.
- Risiko Pasar: Harga saham juga dapat dipengaruhi oleh perubahan kondisi pasar secara keseluruhan. Perusahaan yang baik pun masih dapat terpengaruh oleh kondisi pasar yang buruk.
- Volatilitas Harga: Harga saham dapat berfluktuasi secara signifikan dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini dapat memacu ketidakpastian bagi investor dan dapat membuat mereka merasa cemas.
Analisis Risiko Investasi pada Return Saham
Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada saham suatu perusahaan, perlu dilakukan analisis risiko investasi terlebih dahulu. Berikut ini adalah tabel yang memuat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis risiko investasi pada return saham:
Keuntungan | Risiko |
---|---|
Potensi hasil yang tinggi | Volatilitas harga saham |
Diversifikasi portfolio | Risiko pasar |
Hak voting pada perusahaan | Risiko kehilangan modal |
Analis risiko investasi pada return saham penting dilakukan untuk memperkecil risiko kerugian dan memaksimalkan keuntungan yang didapat. Dalam investasi saham, keuntungan berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Oleh karena itu, para investor perlu mempertimbangkan risiko dan keuntungan dengan cermat sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada saham suatu perusahaan.
Strategi Investasi Return Saham
Dalam investasi saham, return merupakan keuntungan hasil investasi yang didapatkan oleh investor. Return saham dapat berasal dari dua sumber, yaitu dari capital gain dan dividend. Capital gain adalah keuntungan yang didapat ketika investor menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga beli. Sementara dividend adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.
- Investasi jangka panjang
- Investasi saham blue chip
- Investasi pada perusahaan yang sehat
Investasi di saham merupakan yang paling menguntungkan jika dilakukan dalam jangka panjang. Pilihan saham blue chip yang memiliki nilai yang stabil dapat menjadi salah satu strategi investasi yang cukup menjanjikan. Selain itu, sebaiknya dipilih perusahaan yang sehat dalam menjalankan usahanya dan memiliki kemampuan untuk terus berkembang di masa depan.
Untuk itu, sebelum melakukan investasi pada sebuah perusahaan, sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu laporan keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan:
Rasio | Deskripsi |
---|---|
Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) | Menunjukkan berapa kali laba bersih per saham dibandingkan dengan harga pasar saham (harga saham per lembar) |
Price to Book Value Ratio (P/BV Ratio) | Menunjukkan berapa kali aset bersih per saham dibandingkan dengan harga saham per lembar |
Return on Equity (ROE) | Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari ekuitas pemegang saham |
Debt to Equity Ratio | Menunjukkan jumlah utang perusahaan terhadap total ekuitas pemegang saham |
Dengan mempertimbangkan strategi investasi dan mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, diharapkan investor dapat mendapatkan return yang optimal dalam berinvestasi di saham.
Diversifikasi Investasi pada Return Saham
Mendiversifikasi investasi sangat penting untuk mengurangi risiko yang bisa terjadi pada portofolio saham yang dimiliki oleh investor. Diversifikasi investasi pada return saham juga dikenal sebagai strategi untuk menyebar risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.
- Pilihlah beberapa industri yang berbeda dalam mengalokasikan aset investasi Anda. Misalnya, Anda dapat memilih sektor teknologi, sektor kesehatan, sektor konsumsi, atau sektor keuangan untuk menghindari ketergantungan pada satu industri saja.
- Jangan hanya memilih saham dari satu negara atau wilayah. Sebaiknya Anda memilih saham dari beberapa negara atau wilayah untuk menghindari risiko politik atau perubahan regulasi.
- Pilihan investasi yang paling aman adalah membagi alokasi antara saham dan obligasi. Selain meningkatkan potensi keuntungan, diversifikasi antara saham dan obligasi juga membantu mengurangi tingkat risiko yang dapat terjadi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa investor yang melakukan diversifikasi portofolio dapat mengurangi risiko hingga 80%. Oleh karena itu, diversifikasi menjadi strategi penting dalam melakukan investasi.
Apabila Anda melakukan pengalokasian aset dengan benar, tetapi merasa kesulitan dalam mengevaluasi kinerja portofolio investasi Anda, maka Anda mungkin bisa mempertimbangkan untuk menggunakan layanan manajemen aset. Dengan begitu, Anda dapat mempercayakan pengelolaan portofolio Anda pada ahli investasi, sehingga mereka dapat membantu Anda memaksimalkan potensi return saham.
Peran Risiko dalam Diversifikasi Investasi Saham
Risiko dalam pasar saham sangatlah kompleks, dan sulit untuk diprediksi. Ada berbagai jenis risiko yang dapat terjadi, seperti risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas yang dapat terjadi kapan saja.
Dalam melakukan diversifikasi investasi saham, tidak hanya menjadi penting untuk memilih industri yang berbeda, tetapi juga penting untuk memperhatikan ukuran perusahaan dan kapitalisasi pasar. Investor juga bisa membagi investasi antara saham-nilai yang stabil dan saham-pertumbuhan dengan tingkat risiko yang lebih tinggi.
Alokasi Investasi Saham dan Obligasi
Salah satu cara terbaik untuk meminimalkan risiko dalam investasi saham adalah dengan memasukkan porsi obligasi dalam portofolio investasi. Obligasi digolongkan sebagai investasi yang relatif lebih stabil dan memiliki potensi imbal hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan saham.
Terdapat beberapa jenis obligasi yang dapat dipilih, seperti obligasi korporasi, pemerintah, dan obligasi negara. Pemilihan jenis obligasi yang tepat dapat membantu memaksimalkan potensi pengembalian dan meminimalkan risiko di portofolio investasi Anda.
Jenis Investasi | Keuntungan | Kerugian |
---|---|---|
Saham | Potensi pengembalian yang lebih besar | Risiko yang lebih tinggi |
Obligasi | Potensi pengembalian yang stabil | Potensi imbal hasil yang lebih rendah |
Alokasi investasi yang tepat antara saham dan obligasi akan membantu membuat portofolio investasi Anda lebih seimbang. Anda juga bisa menyesuaikan alokasi berdasarkan kemampuan toleransi risiko Anda.
Perbedaan Return Saham dan Return Obligasi
Return saham dan return obligasi adalah dua konsep investasi yang perlu dipahami oleh para investor. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
- Return Saham
- Merupakan kenaikan harga saham per lembar atau capital appreciation dari kepemilikan saham dalam jangka panjang.
- Dapat pula berasal dari dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham.
- Return saham bersifat volatile atau mudah berubah-ubah dari waktu ke waktu, sehingga mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan dengan investasi obligasi.
- Return Obligasi
- Merupakan bunga atau kupon dari kepemilikan obligasi yang akan dibayarkan perusahaan kepada investor secara periodik.
- Obligasi memberikan return yang lebih stabil dan terjamin meskipun tidak sebesar return saham, sehingga lebih cocok untuk investasi jangka pendek atau sebagai bagian dari portofolio investasi yang telah beragam.
- Dalam situasi ekonomi yang lesu, obligasi dapat memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham.
Bagaimana Memilih antara Return Saham dan Return Obligasi?
Setiap jenis return memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga pilihan antara return saham dan return obligasi akan bergantung pada tujuan dan situasi keuangan dari masing-masing investor. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- Tujuan Investasi: Jika tujuan investasi adalah memperoleh return yang lebih tinggi dalam jangka panjang, maka investasi saham dapat menjadi pilihan yang baik. Namun, jika tujuan investasi adalah untuk melindungi aset dalam waktu yang singkat, maka obligasi akan menjadi pilihan yang lebih baik.
- Risiko: Jika investor bersedia mengambil risiko lebih tinggi untuk memperoleh return yang lebih tinggi, maka saham merupakan pilihan yang lebih sesuai. Namun, jika investor ingin membatasi risiko investasi, obligasi merupakan pilihan yang lebih tepat.
- Investasi dalam Portofolio: Kebanyakan investor memiliki portofolio investasi yang terdiri dari saham dan obligasi. Hal ini dapat membantu mengurangi resiko dan memberikan return yang stabil dalam jangka panjang.
Tabel Perbedaan Return Saham dan Obligasi
Return Saham | Return Obligasi |
---|---|
Return yang lebih tinggi dalam jangka panjang | Return yang lebih stabil dan terjamin |
Mudah berubah-ubah dan rentan terhadap risiko pasar | Laba dari bunga atau kupon obligasi bersifat tetap dan stabil |
Penguatan ekonomi dapat memberikan return yang tinggi | Dalam kelesuan ekonomi, obligasi dapat memberikan return yang lebih tinggi |
Dalam keputusan investasi ini, investor harus mempertimbangkan situasi dan tujuan keuangan mereka. Baik return saham maupun obligasi dapat memberikan investor peluang untuk memperoleh profit, tetapi perlu diingat bahwa setiap jenis investasi memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri.
Sampai Jumpa Lagi di Artikel Selanjutnya
Sekian penjelasan tentang apa itu return saham. Semoga kamu bisa memahami apa itu return saham dan manfaatnya untuk kamu yang berinvestasi di pasar saham. Terima kasih sudah membaca artikel ini dan sampai jumpa lagi di artikel selanjutnya. Jangan lupa untuk mengunjungi kembali website kami untuk mendapatkan informasi-informasi menarik lainnya seputar dunia investasi. Happy investing!