Apa Itu Purposive Sampling? Pengertian, Fungsi, dan Kelebihan Metode Sampling

“Ketika ia ingin mencari cinta sejati, apakah ia mencoba untuk melamar semua orang di sekitarnya? Tentu tidak. Begitu juga dengan penelitian, ketika kita ingin mencari jawaban dari suatu masalah tertentu, kita tidak perlu memilih sampel acak atau orang yang tidak relevan. Inilah mengapa para peneliti menggunakan metode purposive sampling. Kita bertanya-tanya, apa itu purposive sampling?”

“Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian. Teknik ini memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang ingin diteliti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sampel yang mewakili populasi yang sebenarnya sehingga hasil penelitian menjadi lebih valid dan dapat diandalkan. Dalam purposive sampling, peneliti dapat memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu, seperti usia, jenis kelamin, atau profesi.”

“Namun, ada banyak tipe purposive sampling yang dapat digunakan untuk menentukan sampel yang tepat untuk penelitian. Beberapa di antaranya adalah snowball sampling, quota sampling, dan purposive sampling berdasarkan kasus. Dalam snowball sampling, peneliti meminta informan untuk merekomendasikan orang yang relevan untuk diteliti. Sedangkan dalam quota sampling, sampel dipilih berdasarkan distribusi populasi. Terakhir, purposive sampling berdasarkan kasus memilih subjek penelitian berdasarkan kasus atau kejadian dalam kehidupan nyata. Jadi, bagaimana teknik purposive sampling dapat membantu kita mencapai tujuan penelitian kita? Yuk, kita cari tahu lebih lanjut!”

Definisi Purposive Sampling

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai purposive sampling, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu sampling. Secara sederhana, sampling dapat diartikan sebagai proses pengambilan sampel atau bagian dari populasi yang digunakan untuk mewakili keseluruhan populasi. Dalam penelitian, sampling yang tepat sangat penting untuk memastikan hasil yang akurat dan representatif.

Purposive sampling atau yang juga dikenal dengan purposive or judgmental sampling adalah metode sampling yang dilakukan dengan tujuan tertentu untuk memilih sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam metode ini, peneliti secara sengaja memilih sampel yang dianggap paling cocok dan dapat mewakili populasi yang diinginkan.

Karakteristik Purposive Sampling

  • Sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitian
  • Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu
  • Sampel dipilih secara sengaja oleh peneliti
  • Peneliti mengendalikan proses pemilihan sampel
  • Menghasilkan sampel yang representatif dan akurat

Jenis-jenis Purposive Sampling

Terdapat beberapa jenis purposive sampling yang sering digunakan dalam penelitian, antara lain:

  • Purposive sampling berdasarkan keahlian (expert sampling)
  • Purposive sampling berdasarkan karakteristik subjek (characteristic sampling)
  • Purposive sampling berdasarkan kasus yang ekstrem (extreme or deviant case sampling)
  • Purposive sampling berdasarkan jumlah (quota sampling)
  • Purposive sampling berdasarkan maksud (purposive sampling for specific purpose)

Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling

Sebagaimana metode penelitian lainnya, purposive sampling memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Beberapa kelebihan dari metode ini antara lain:

  • Memudahkan peneliti dalam memilih sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu
  • Menghemat waktu dan biaya yang diperlukan untuk penelitian
  • Mendapatkan sampel yang representatif dan akurat

Namun, metode ini juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

  • Tidak dapat memastikan keabsahan data yang diperoleh jika sampel tidak memenuhi karakteristik populasi
  • Mengurangi generalisasi terhadap populasi secara keseluruhan
  • Sampel selektif dan mungkin tidak mewakili populasi secara umum

Tujuan Penggunaan Purposive Sampling

Sebelum membahas mengenai tujuan penggunaan purposive sampling, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dalam penelitian yang didasarkan pada kriteria tertentu atau tujuan tertentu. Dengan kata lain, sampel yang diambil tidak dipilih secara acak, melainkan dipilih secara sengaja dengan alasan tertentu.

Purposive sampling digunakan untuk memperoleh sampel yang mewakili populasi yang ingin diteliti, dengan karakteristik tertentu yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama dalam penelitian yang melibatkan subjek yang sulit dijangkau atau dalam penelitian yang membutuhkan karakteristik tertentu dari sampel yang diambil.

Tujuan Penggunaan Purposive Sampling

  • Mendapatkan sampel yang mewakili karakteristik atau kriteria tertentu dari populasi
  • Mendapatkan sampel yang relevan dengan tujuan penelitian
  • Menghemat waktu, tenaga, dan biaya yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel

Tujuan Penggunaan Purposive Sampling

Tujuan utama penggunaan purposive sampling adalah untuk memperoleh sampel yang mewakili populasi dengan karakteristik tertentu atau dengan tujuan tertentu. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperoleh data yang lebih spesifik dan lebih akurat untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Selain itu, penggunaan purposive sampling juga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel.

Salah satu contoh penggunaan purposive sampling adalah dalam penelitian tentang kesehatan mental di kalangan masyarakat. Peneliti dapat menggunakan kriteria tertentu, seperti usia, jenis kelamin, atau status perkawinan, untuk memilih sampel yang mewakili populasi yang ingin diteliti. Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan lebih spesifik mengenai masalah kesehatan mental di kalangan masyarakat.

Tujuan Penggunaan Purposive Sampling

Untuk lebih memahami tentang penggunaan purposive sampling, berikut adalah contoh tabel penggunaan purposive sampling dalam penelitian:

No. Kriteria Jumlah Sampel Alasan Pengambilan Sampel
1 Usia 10 orang Sampel diambil dari usia 18-25 tahun karena rentang usia ini dianggap paling rentan terhadap pengaruh media sosial
2 Pendidikan 20 orang Sampel diambil dari lulusan SMA dan S1 karena kelompok ini dianggap paling aktif dalam menggunakan media sosial
3 Jenis Kelamin 30 orang Sampel diambil dari perempuan karena wanita dianggap lebih aktif menggunakan media sosial daripada pria

Dalam contoh di atas, peneliti menggunakan kriteria usia, pendidikan, dan jenis kelamin untuk memilih sampel yang mewakili populasi yang ingin diteliti. Dengan teknik purposive sampling, peneliti dapat memperoleh sampel yang relevan dengan tujuan penelitian dan karakteristik tertentu dari populasi yang ingin diteliti.

Kelebihan Purposive Sampling

Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel di mana peneliti memilih subjek berdasarkan tujuan tertentu, misalnya subjek memiliki karakteristik tertentu atau dapat memberikan data yang relevan dengan penelitian. Berikut adalah kelebihan dari teknik purposive sampling:

  • Memudahkan pengumpulan data
  • Memperoleh data yang lebih kaya
  • Mengurangi biaya dan waktu

Salah satu kelebihan teknik purposive sampling adalah memudahkan pengumpulan data. Dalam teknik ini, peneliti tidak perlu mengambil sampel secara acak atau menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk mengambil sampel yang lebih besar. Hal ini akan menghemat waktu dan biaya pengambilan sampel.

Kelebihan kedua dari teknik purposive sampling adalah memperoleh data yang lebih kaya. Oleh karena itu, peneliti dapat memilih subjek yang memiliki karakteristik tertentu atau dapat memberikan data yang relevan dengan penelitian. Dengan cara tersebut, maka akan memperoleh data yang lebih kaya dan mendalam.

Kelebihan yang ketiga adalah mengurangi biaya dan waktu. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk menyaring subjek berdasarkan tujuan tertentu, sehingga peneliti tidak perlu mengecek setiap orang atau entitas yang memiliki keterkaitan dengan penelitian, hal ini akan menghemat waktu dan biaya.

Dalam sebuah penelitian, penggunaan teknik purposive sampling memerlukan kehati-hatian dalam memilih subjek, karena pengambilan sampel yang buruk dapat menyebabkan bias pada data. Oleh karena itu, pemilihan sampel harus didasarkan pada pertimbangan yang cermat dan menimbang kelebihan dan kekurangannya.

Dalam Tabel 1, selengkapnya teknik purposive sampling, dan kelebihan yang dimilikinya.

No. Jenis Purposive Sampling Karakteristik Kelebihan
1 Expert Sampling Memilih subjek yang ahli di bidang tertentu Memperoleh data yang mendalam dan akurat
2 Criterion Sampling Memilih subjek yang sesuai dengan kriteria tertentu Memperoleh subjek yang relevan dengan penelitian
3 Purposive Sampling Memilih subjek berdasarkan tujuan tertentu Menghemat waktu dan biaya pengambilan sampel
4 Quota Sampling Memilih subjek berdasarkan karakteristik tertentu yang bekerja atau berada di sekitar suatu area Mudah dilakukan dalam industri

Tabel 1. Jenis dan Kelebihan Teknik Purposive Sampling

Dalam penelitian kualitatif, purposive sampling sering digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Kelebihan teknik ini terletak pada kemampuannya untuk menyaring subjek yang relevan dengan penelitian dan menghemat biaya dan waktu pengambilan sampel. Dalam pemilihan sampel secara purposive, diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih subjek agar dapat meminimalisir bias pada data. Namun demikian, teknik ini tetap menjadi salah satu cara yang efektif dalam mengumpulkan data pada penelitian kualitatif.

Kekurangan Purposive Sampling

Pada prinsipnya, purposive sampling memang memiliki keunggulan dalam pengambilan sampel yang terkait dengan penelitian tertentu. Namun, seperti halnya metode penelitian lainnya, purposive sampling juga memiliki kekurangan yang harus diperhatikan. Berikut adalah kekurangan dari purposive sampling:

  • Peluang terjadinya bias sangat besar. Maka dari itu, sampel yang diambil sebaiknya diseleksi dengan cermat dan obyektif.
  • Proses pemilihan sampel tidak transparan. Hal ini dapat memunculkan keraguan dari pihak yang tidak terlibat dalam penelitian.
  • Pengambilan sampel yang kurang akurat dapat mempengaruhi validitas dan reliabilitas data yang diperoleh.

Contoh Kekurangan Purposive Sampling

Salah satu contoh kekurangan dari penggunaan purposive sampling adalah dalam penelitian mengenai gaya hidup sehat. Jika peneliti hanya memilih sampel dari kelompok yang memiliki gaya hidup sehat, maka dapat terjadi bias pada hasil penelitiannya. Ini karena sampel yang diambil hanya mewakili sudut pandang tertentu, sehingga sulit untuk mewakili keadaan secara keseluruhan.

Kekurangan lain dari purposive sampling dapat dilihat dari tabel berikut:

Kekurangan Penjelasan
Pengambilan sampel yang kurang objektif Proses pemilihan sampel tidak didasarkan pada kriteria yang jelas.
Terjadinya bias Ketidakseimbangan dalam proporsi kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.
Pengumpulan data yang tidak akurat Kurangnya cakupan sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan.

Bagi peneliti, sangat penting untuk memahami kekurangan dari purposive sampling agar dapat merancang metode yang tepat dalam pengambilan sampel. Dengan demikian, hasil penelitian yang dihasilkan akan lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis-Jenis Purposive Sampling

Dalam penelitian, purposive sampling adalah salah satu metode pengambilan sampel yang sangat umum digunakan oleh peneliti. Metode pengambilan sampel purposive sampling dilakukan dengan cara memilih sekelompok orang atau sampel dengan cermat agar sesuai dengan kriteria penelitian yang ditentukan.

Berikut ini adalah jenis-jenis purposive sampling yang dapat digunakan dalam penelitian:

  • Purposive Judgement Sampling
  • Metode purposive judgement sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan cara memilih subjek yang dianggap dapat memberikan informasi yang komprehensif dan mewakili populasi yang luas. Cara ini sangat efektif digunakan dalam penelitian yang terbatas oleh waktu, biaya atau ketersediaan subjek.

  • Purposive Quota Sampling
  • Purposive quota sampling adalah metode pengambilan sampel yang digunakan untuk memastikan bahwa sampel yang diambil mewakili populasi dalam penelitian. Cara ini digunakan ketika populasi tidak memiliki keragaman atau heterogenitas yang baik.

  • Purposive Snowball Sampling
  • Purposive snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang paling efektif digunakan ketika subjek penelitian sulit untuk dijangkau. Dimana subjek penelitian harus memberikan referensi atau rekomendasi orang lain yang memenuhi kriteria penelitian.

  • Purposive Convenience Sampling
  • Purposive convenience sampling adalah metode pengambilan sampel dengan cara memilih subjek yang mudah ditemukan atau mudah diakses peneliti. Cara ini biasa digunakan pada penelitian yang bersifat eksploratif atau deskriptif, namun dapat menghasilkan bias dalam sampel karena hanya memilih orang yang mudah ditemukan oleh peneliti.

  • Purposive Expert Sampling
  • Purposive expert sampling adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek yang dianggap ahli atau menguasai bidang tertentu. Cara ini sangat efektif digunakan pada penelitian yang membutuhkan informasi yang spesifik atau mendalam dalam bidang tertentu.

Purposive Sampling dan Tipe Jenis Data

Pengambilan sampel sangat penting dalam penelitian karena dapat memengaruhi hasil akhir penelitian. Apalagi dalam suatu penelitian, tidak jarang menggunakan berbagai jenis data. Berikut ini adalah beberapa jenis data yang sering digunakan dalam penelitian beserta jenis purposive sampling yang tepat:

Jenis Data Jenis Purposive Sampling yang Tepat
Data Kualitatif Purposive Judgement Sampling dan Purposive Snowball Sampling
Data Kuantitatif Purposive Quota Sampling dan Purposive Convenience Sampling
Data Gabungan (Kualitatif dan Kuantitatif) Purposive Expert Sampling

Dengan mengetahui jenis-jenis purposive sampling dan jenis data yang akan digunakan, peneliti dapat membuat keputusan yang tepat dalam menentukan metode pengambilan sampel yang paling efektif dan efisien dalam penelitian mereka.

Teknik dalam Penggunaan Purposive Sampling

Pada dasarnya, teknik dalam penggunaan purposive sampling bertujuan untuk memperoleh sampel yang mewakili karakteristik tertentu dari populasi yang ingin diteliti. Berikut adalah beberapa teknik dalam penggunaan purposive sampling yang dapat diaplikasikan:

  • Judgment Sampling
  • Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil sampel yang dianggap mewakili karakteristik tertentu dari populasi berdasarkan penilaian atau pertimbangan subjektif. Contohnya, dalam penelitian tentang karyawan di perusahaan konsultasi, peneliti dapat memilih sampel yang dianggap memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tersebut serta memiliki pengalaman bekerja yang baik di perusahaan konsultasi tersebut.

  • Purposive Sampling Berdasarkan Kriteria
  • Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil sampel yang memenuhi kriteria tertentu dari populasi. Contohnya, dalam penelitian tentang perilaku konsumen terhadap produk makanan sehat, peneliti dapat memilih sampel yang memiliki kebiasaan membeli dan mengkonsumsi produk makanan sehat minimal sebanyak dua kali seminggu.

  • Purposive Sampling Berdasarkan Kasus
  • Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil sampel yang termasuk dalam kasus-kasus tertentu dalam populasi. Contohnya, dalam penelitian tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap perkembangan usaha kecil menengah di Indonesia, peneliti dapat memilih sampel berupa usaha kecil menengah yang mengalami penurunan omzet minimal 30% pada tahun 2020.

Selain teknik-teknik di atas, terdapat pula teknik purposive sampling lainnya seperti quota sampling, snowball sampling, dan convenience sampling yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan.

Selain teknik dalam penggunaan purposive sampling, terdapat pula faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih sampel menggunakan teknik purposive sampling. Beberapa faktor tersebut antara lain:

  • Tujuan Penelitian
  • Sebelum memilih teknik purposive sampling yang akan digunakan, perlu dipahami terlebih dahulu tujuan penelitian yang akan dilakukan dan karakteristik populasi yang ingin diwakili oleh sampel.

  • Ketersediaan Data
  • Ketersediaan data mengenai karakteristik populasi yang ingin diwakili oleh sampel dapat mempengaruhi teknik purposive sampling yang akan digunakan serta jumlah sampel yang dapat diambil.

  • Kemampuan Analisis
  • Kemampuan analisis yang dimiliki oleh peneliti juga berpengaruh dalam memilih teknik purposive sampling yang akan digunakan. Seorang peneliti harus memastikan bahwa teknik purposive sampling yang dipilih dapat menghasilkan sampel yang representatif sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan dan rekomendasi.

Sebagai referensi, berikut adalah contoh tabel hasil pengukuran estimasi yang didapatkan dari teknik purposive sampling.

No Sampel Estimasi
1 Responden 1 85
2 Responden 2 80
3 Responden 3 75

Dalam hal ini, teknik purposive sampling yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan kriteria. Estimasi hasil pengukuran tersebut didapatkan dari 3 responden yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dari populasi yang ingin diteliti.

Contoh penggunaan purposive sampling dalam penelitian

Purposive sampling adalah sebuah teknik sampling yang dipakai untuk memilih responden dalam penelitian dengan tujuan tertentu. Teknik ini mempertimbangkan karakteristik atau kriteria tertentu yang diinginkan dalam responden untuk mencapai objektif penelitian. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan purposive sampling dalam penelitian.

  • Purposive sampling digunakan dalam penelitian yang memiliki fokus khusus pada suatu kelompok tertentu seperti orang cacat, kelompok minoritas, atau kelompok marginal. Contohnya, suatu penelitian mengenai penyandang cacat di Indonesia memilih responden dengan kriteria memiliki cacat fisik dan berusia antara 18-30 tahun.
  • Purposive sampling digunakan dalam penelitian yang ingin mengeksplorasi kasus unik. Contohnya, penelitian mengenai hikikomori (fenomena sosial di Jepang dimana seseorang menolak untuk berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya) memilih responden yang mengalami hikikomori dan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
  • Purposive sampling digunakan dalam penelitian yang ingin menguji suatu hipotesis yang sudah dirumuskan. Contohnya, suatu penelitian ingin menguji apakah partisipasi politik berpengaruh terhadap kepuasan hidup masyarakat di Indonesia. Responden dipilih dengan kriteria memiliki riwayat partisipasi politik dan tinggal di Indonesia.

Purposive sampling juga dapat dikombinasikan dengan teknik snowball sampling dimana responden yang sudah dipilih memberikan rekomendasi responden lain yang sesuai dengan kriteria penelitian. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian yang ingin memilih responden yang sulit ditemukan di populasi umum. Namun, penggunaan snowball sampling juga memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan dengan baik.

Kelebihan dan kelemahan purposive sampling

Purposive sampling memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaannya dalam penelitian. Kelebihan dari purposive sampling adalah memungkinkan peneliti untuk memilih responden dengan kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dapat meningkatkan kualitas data yang diperoleh. Namun, kelemahan dari purposive sampling adalah hampir tidak mungkin untuk mengeneralisasi hasil penelitian ke populasi umum karena responden yang dipilih tidak dipilih secara acak dan mewakili hanya sebagian kecil dari populasi umum.

Kelebihan Purposive Sampling Kelemahan Purposive Sampling
Memiliki kontrol terhadap karakteristik responden Menghasilkan sampel yang tidak representatif terhadap populasi umum
Memperoleh data yang kualitatif dan mendalam Tidak dapat digeneralisasi ke populasi umum
Meningkatkan validitas internal penelitian Meningkatkan risiko bias pada hasil penelitian

Meskipun purposive sampling memiliki kelemahan, teknik ini masih sering digunakan dalam penelitian kualitatif dan penelitian yang membutuhkan sampel yang spesifik dengan tujuan tertentu.

Ngomong-ngomong, Makanya Pahami Purposive Sampling yaa

Nah, udah tahu kan sekarang tentang apa itu purposive sampling? Setelah mengerti konsep dan manfaatnya, kamu bisa memilih metode ini jika ingin mengambil sampel yang tepat sesuai dengan tujuan penelitianmu. Jangan lupa ya, belajar terus agar makin pintar dan berkembang dalam bidang penelitianmu. Oh iya, terima kasih sudah membaca artikel ini. Jangan lupa kunjungi lagi nanti, siapa tahu ada artikel lain yang cocok buatmu. Sampai jumpa!