Apakah kamu tahu apa itu puasa tarwiyah? Nah, jika kamu belum tahu, maka jangan khawatir. Karena di sini aku akan memberikan penjelasan singkat tentang puasa tarwiyah. Puasa tarwiyah adalah salah satu puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal delapan Dzulhijjah, satu hari sebelum hari raya Idul Adha. Puasa ini kemudian diikuti dengan kemudian dilanjutkan dengan puasa Arafah pada tanggal sembilan Dzulhijjah.
Puasa tarwiyah juga disebut sebagai puasa persiapan. Sebab, pada tanggal delapan Dzulhijjah, umat Islam melakukan persiapan untuk menjalani ibadah haji. Puasa ini dilakukan agar orang yang melakukan puasa bisa fokus dalam menjalankan ibadah hajinya tanpa merasa lapar atau dahaga. Selain itu, puasa tarwiyah juga mengajarkan untuk melakukan pengendalian diri dalam menjalankan ibadah, sehingga nantinya dapat menjalankan ibadah haji dengan khusyu dan fokus.
Bagi yang ingin menjalankan puasa tarwiyah, sebaiknya mempersiapkan fisik dan mental. Sebab, pada tanggal sembilan Dzulhijjah, umat Islam akan melaksanakan haji, yang artinya harus bertahan dengan cuaca yang terik selama kurang lebih tiga hari di Mina. Oleh karena itu, melalui puasa tarwiyah, seseorang bisa mempersiapkan fisik dan mentalnya, sehingga nantinya bisa lebih kuat untuk menjalankan ibadah haji dengan baik dan lancar. So, bagi kamu yang ingin menjalankan ibadah haji, jangan lupa untuk mempersiapkan diri dengan menjalankan puasa tarwiyah.
Pengertian Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal sembilan Dzulhijjah. Puasa ini dilakukan oleh jamaah haji sebelum melakukan ibadah haji. Nama “Tarwiyah” diambil dari kata “yarwi”, yang artinya “menyiram”. Puasa Tarwiyah disebut demikian karena pada hari tersebut para jamaah haji menyiram tubuhnya dengan air zam-zam dalam rangka menjaga kesegaran dan kesehatan tubuh mereka.
- Tanggal Puasa Tarwiyah
- Niat Puasa Tarwiyah
- Keutamaan Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal sembilan Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum ibadah haji dimulai. Tanggal ini biasanya jatuh pada tanggal 8 Agustus kalender Hijriyah.
Niat puasa Tarwiyah sama dengan niat puasa sunnah pada umumnya, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menurut hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa puasa Tarwiyah dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Selain itu, puasa Tarwiyah juga dapat menambah pahala dan membawa keberkahan bagi jamaah haji dalam menjalankan ibadah haji mereka.
Sejarah Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilakukan oleh umat muslim pada tanggal 8 Dzulhijjah sebagai persiapan menghadapi hari raya Idul Adha. Sebelum membahas lebih jauh tentang puasa Tarwiyah, mari kita lihat terlebih dahulu asal usul dari nama Tarwiyah itu sendiri.
Kata Tarwiyah berasal dari bahasa Arab “tarwiyah al-hajj”, yang berarti memberikan air kepada hewan kurban saat dalam perjalanan menuju Makkah. Menurut sejarah, puasa Tarwiyah berawal dari praktik Nabi Muhammad SAW ketika beliau dan para sahabat sedang dalam perjalanan menuju Makkah untuk menjalankan ibadah haji. Ketika itu, beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah sebagai bentuk persiapan fisik dan spiritual menghadapi ibadah haji yang akan dilakukan beberapa saat kemudian.
Aspek Penting dari Puasa Tarwiyah
- Persiapan Fisik dan Spiritual: Puasa Tarwiyah menjadi persiapan fisik dan spiritual sebelum melakukan ibadah haji atau kurban. Dengan melakukan puasa Tarwiyah, umat muslim dapat membersihkan diri dari dosa dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Meningkatkan Ketaatan: Puasa Tarwiyah juga dapat meningkatkan ketaatan umat muslim dalam melaksanakan ibadah haji atau kurban. Dengan berpuasa, umat muslim diharapkan dapat mempersiapkan diri secara optimal agar dapat menjalankan ibadah tersebut dengan baik.
- Aktivitas Sosial: Seiring dengan asal usul dari nama Tarwiyah, puasa ini juga mengajarkan nilai-nilai sosial dan kepedulian terhadap sesama. Umat muslim diajarkan untuk memberikan air kepada hewan kurban sebagai bentuk kepedulian dan persiapan menjalankan ibadah kurban dengan baik.
Perbedaan Puasa Tarwiyah dengan Puasa Arafah
Puasa Tarwiyah seringkali disamakan dengan puasa Arafah karena keduanya dilakukan dalam rentang waktu yang sama, yaitu tanggal 8-9 Dzulhijjah. Namun, ada perbedaan mendasar antara keduanya. Puasa Tarwiyah hanya berlaku bagi orang-orang yang akan melaksanakan ibadah haji atau kurban, sedangkan puasa Arafah merupakan puasa sunnah bagi semua umat muslim.
Puasa Tarwiyah | Puasa Arafah |
---|---|
Waktu dilakukan: tanggal 8 Dzulhijjah | Waktu dilakukan: tanggal 9 Dzulhijjah |
Target pelaksanaan: orang-orang yang akan melaksanakan ibadah haji atau kurban | Target pelaksanaan: semua umat muslim |
Tujuan: persiapan fisik dan spiritual sebelum menjalankan ibadah haji atau kurban | Tujuan: memperbanyak amal agar dosa-dosa diampuni dan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT |
Meskipun memiliki perbedaan, namun keduanya sama-sama memiliki nilai-nilai spiritual dan keutamaan bagi umat muslim. Dalam menjalankan puasa Tarwiyah atau puasa Arafah, dianjurkan untuk memperbanyak amal dan berdoa untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.
Dalil Pelaksanaan Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah pada tanggal 8 Dzulhijjah atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Pelaksanaan puasa ini memiliki dasar hukum yang jelas dalam agama Islam. Berikut adalah dalil-dalil pelaksanaan Puasa Tarwiyah:
- Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 196:
- Hadits Riwayat Muslim:
- Hadits Riwayat Bukhari:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Kemudian jika kamu terhalang maka (laksanakanlah) korban yang mudah-sesuai dengan kesanggupanmu dan janganlah mencukur rambut kepalamu sebelum korban sampai ke tempat penyembelihan. Barangsiapa di antara kamu sakit atau ada yang kelelahan (dalam perjalanan), maka (ganti puasanya), yaitu dengan berpuasa atau dengan bersedekah atau dengan berkorban. Apabila kamu dalam keadaan aman (menetap) maka sempurnakanlah berpuasa itu pada hari-harinya. Barangsiapa yang tidak menemukan (hewan korban) maka berpuasalah tiga hari pada masa haji dan tujuh hari ketika kamu kembali, menjadi sepuluh hari itu sempurna bagi orang yang tidak berkeliling (ka’bah) dan empat puluh hari bagi orang yang berkeliling itu. Yang demikian itu adalah ketentuan-ketentuan Allah, dan barangsiapa yang memelihara ketentuan-ketentuan Allah maka sesungguhnya itu merupakan kebaikan baginya di sisi Tuhanmu.”
Dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma, berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Puasa di hari Tasyrik (Tiga hari setelah Idul Adha) bagi orang yang tidak berhaji adalah boleh (sunnah).’”
Dari Ibn Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati Arafah dan Thawaf di sekitar Dzulhijjah bagian awal, dan ketika beliau pulang pada malamnya, beliau mampir pada (tempat) Bak’ah dan disana beliau berpuasa dan mengajak orang lain berpuasa”.
Dari dalil-dalil tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan Puasa Tarwiyah sangatlah dianjurkan dalam agama Islam. Maka dari itu, umat muslim lebih baik untuk melaksanakan puasa sunnah ini. Dalam praktiknya, saat menjalankan puasa Tarwiyah, kita juga dapat memperbanyak amal ibadah dan memperbanyak doa yang baik, sehingga amal kebaikan kita dalam menjalankan puasa ini semakin sempurna.
Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah puasa sunnah Tarwiyah.
Dalil | Keterangan |
---|---|
Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 196 | Menyebutkan tentang puasa di hari-hari haji |
Hadits Riwayat Muslim | Menerangkan tentang hukum sunnahnya puasa di hari Tasyrik |
Hadits Riwayat Bukhari | Menerangkan keutamaan berpuasa Tarwiyah pada hari sebelum Idul Adha |
Jangan lupa selalu memperbanyak ibadah dan amal kebaikan lainnya selama menjalankan puasa Tarwiyah.
Tujuan dan Manfaat Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Sehari sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai di Tanah Suci Mekkah, puasa Tarwiyah dilakukan sebagai bagian dari persiapan fisik dan spiritual.
Puasa Tarwiyah berasal dari kata “Tarwiyah” yang memiliki arti “menyiram”. Kata ini berasal dari tradisi penyiraman unta yang digunakan oleh para jamaah haji untuk mempersiapkan perjalanan mereka ke Mina. Oleh karena itu, puasa Tarwiyah juga memiliki fungsi untuk membersihkan diri dari dosa dan memperbaharui tekad untuk melaksanakan ibadah haji dengan khidmat.
- Menyiapkan Fisik dan Spiritual
- Puasa Tarwiyah menjadi sarana persiapan bagi jamaah haji untuk memulai perjalanan spiritualnya. Selain itu, puasa ini juga melembutkan hati, membersihkan jiwa, dan menyiapkan fisik untuk menjalankan ibadah haji yang cukup berat.
- Mendekatkan Diri kepada Allah
- Sebagaimana ibadah lainnya, puasa Tarwiyah juga berfungsi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menjalankan ibadah ini, diharapkan umat muslim semakin taat dan patuh dalam menjalankan perintah Allah SWT.
- Melatih Keteraturan dan Kedisiplinan
- Puasa Tarwiyah mengajarkan keteraturan dan kedisiplinan pada diri sendiri, dimana kita diharuskan untuk menahan lapar dan dahaga selama satu hari. Keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan fokus dalam menjalankan seluruh ibadah haji.
Selain manfaat-manfaat tersebut, masih banyak keutamaan lain yang bisa didapatkan dengan melaksanakan puasa Tarwiyah. Dalam sebuah hadits Riwayat Muslim, Nabi SAW bersabda, “Bila seseorang melakukan puasa Tarwiyah pada hari itu (8 Dzulhijjah), maka hal itu menghapuskan dosanya pada tahun yang lalu dan tahun yang akan datang”.
Keutamaan Puasa Tarwiyah | Referensi |
---|---|
Memperbaiki amalan sebelumnya dan sesudahnya | Muslim (1162) |
Menjadi kaffarah dari dosa setahun yang telah lalu dan yang akan datang | Muslim (1162) |
Penyerian tempat di surga oleh Allah | Al-Baihaqi |
Terbebas dari kesedihan dan gangguan syaitan | Al-Muwaththa’ |
Jadi, selain sebagai sarana persiapan fisik dan spiritual untuk menjalankan ibadah haji, puasa Tarwiyah juga memiliki banyak manfaat dan keutamaan bagi umat muslim. Sudahkah kamu melaksanakan puasa Tarwiyah?
Amalan dan Doa di Hari Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah merupakan hari puasa menjelang pelaksanaan ibadah haji. Hari ini akan jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah setiap tahunnya dan umat muslim diwajibkan berpuasa pada hari ini. Berikut adalah amalan dan doa yang dapat dilakukan pada hari puasa tarwiyah.
- Sunnah Muakkad Puasa Tarwiyah
Sebelum pelaksanaan puasa Arafah, disunnahkan untuk melaksanakan puasa Tarwiyah. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa tarwiyah itu adalah hari ketika orang-orang haji berangkat dari Mina ke Arafah” - Memperbanyak membaca talbiyah
Talbiyah adalah lafaz yang dibaca sebagai tanda dari ibadah haji. Di hari puasa Tarwiyah, umat muslim dapat memperbanyak membaca Talbiyah sebagai persiapannya dalam menunaikan ibadah haji. - Memperbanyak berzikir dan membaca Al-Quran
Dalam mengisi waktu luang, umat muslim dapat memperbanyak berzikir dan membaca Al-Quran. Semoga dengan membaca Al-Quran kita juga dapat merenungi dalam peribadatan kita di masa depan. - Bersedekah
Bersedekah merupakan amalan yang dianjurkan dalam agama islam. Di hari puasa tarwiyah, umat muslim dapat memperbanyak bersedekah sebagai bentuk persiapan diri dalam menunaikan ibadah haji. - Doa pada Hari Puasa Tarwiyah
Dalam melakukan puasa tarwiyah, umat muslim juga disunnahkan untuk membaca doa khusus haji. Berikut adalah doa yang dapat dibaca pada hari puasa tarwiyah:Doa Tarwiyah “Subhanallazi ashbahana hadza wa ma kunna lahu muqrineen, wa inna ila rabbina lamunqalibun. Allahumma aj’al fi qulubina nuran wa fi abwabina nuran wa fi sam’ina nuran wa fi basarina nuran wa fi basharina nuran, wa’an yaminina nurun wa’an shimaalina nur, wa fi tahti nurun wa faqi nurun, waj’al lana nuran.”
Puasa Tarwiyah adalah hari yang sangat penting bagi umat muslim terutama bagi mereka yang akan menunaikan ibadah haji. Semoga dengan melakukan amalan dan doa pada Hari Puasa Tarwiyah kita dapat mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji dengan sempurna. Selamat menjalankan puasa tarwiyah!
Bedanya Puasa Tarwiyah dengan Puasa Arafah
Puasa merupakan suatu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Di bulan Dzulhijjah, terdapat dua jenis puasa yang harus dilaksanakan oleh umat Muslim. Puasa pertama adalah puasa tarwiyah dan puasa kedua adalah puasa arafah. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya apa beda dari kedua jenis puasa ini?
- Sejarah
- Waktu Pelaksanaan
- Syarat
Puasa tarwiyah dilakukan pada tanggal delapan Dzulhijjah dan menjadi puasa sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi orang yang ingin melaksanakan ibadah haji. Nama tarwiyah sendiri berasal dari kata “tarwiyah” yang artinya memberi makan ternak. Pada zaman dahulu, pada tanggal delapan Dzulhijjah, para jamaah haji biasanya memberi makan ternak peliharaan sebelum memulai perjalanan haji.
Sementara itu, puasa arafah dilakukan pada tanggal sembilan Dzulhijjah dan menjadi puasa sunnah muakkad bagi orang yang tidak berhaji. Hari ini juga disebut sebagai hari Arafah dan menjadi hari yang sangat penting bagi umat Islam. Di hari ini, Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah terpisah selama beberapa waktu dan diampuni oleh Allah SWT. Selain itu, pada hari ini juga terdapat pengampunan dan rahmat dari Allah SWT bagi umat manusia yang beribadah dengan sungguh-sungguh.
Puasa tarwiyah dilaksanakan pada tanggal delapan Dzulhijjah atau satu hari sebelum melakukan ibadah haji. Sedangkan puasa arafah dilaksanakan pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau pada hari-hari terakhir ibadah haji.
Puasa tarwiyah tidak menjadi salah satu syarat dalam pelaksanaan ibadah haji. Namun, hukumnya sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang akan melakukan ibadah haji. Sementara itu, puasa arafah menjadi salah satu syarat sahnya ibadah haji. Oleh karena itu, bagi umat Muslim yang akan melakukan ibadah haji, sangat disarankan untuk melakukan puasa arafah agar ibadah hajinya menjadi sah.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, meskipun pada dasarnya tujuan dari puasa tarwiyah dan puasa arafah sama-sama untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, namun kedua jenis puasa ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Puasa tarwiyah tidak menjadi syarat dalam pelaksanaan ibadah haji, sedangkan puasa arafah termasuk dalam syarat sahnya ibadah haji. Selain itu, juga terdapat perbedaan pada waktu pelaksanaan dan sejarah dari kedua jenis puasa ini.
Perbedaan Puasa Tarwiyah dengan Puasa Arafah | |
---|---|
Waktu Pelaksanaan | Puasa tarwiyah dilaksanakan pada tanggal delapan Dzulhijjah atau satu hari sebelum melakukan ibadah haji. Sedangkan puasa arafah dilaksanakan pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau pada hari-hari terakhir ibadah haji. |
Syarat | Puasa tarwiyah tidak menjadi salah satu syarat dalam pelaksanaan ibadah haji. Sementara itu, puasa arafah menjadi salah satu syarat sahnya ibadah haji. |
Sejarah | Puasa tarwiyah berasal dari kata “tarwiyah” yang artinya memberi makan ternak. Pada zaman dahulu, pada tanggal delapan Dzulhijjah para jamaah haji biasanya memberi makan ternak peliharaan sebelum memulai perjalanan haji. Sementara itu, pada hari arafah terdapat pengampunan dan rahmat dari Allah SWT bagi umat manusia yang beribadah dengan sungguh-sungguh. |
Dengan mengetahui perbedaan antara puasa tarwiyah dan puasa arafah diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah di bulan Dzulhijjah.
Pelaksanaan Puasa Tarwiyah di Indonesia
Puasa Tarwiyah adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Pada hari tersebut, umat muslim yang akan melaksanakan ibadah haji di Mekah, melakukan persiapan dengan memperbanyak ibadah dan menghindari hal-hal yang diharamkan. Berikut adalah penjelasan mengenai pelaksanaan Puasa Tarwiyah di Indonesia.
- Waktu pelaksanaan
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah yang jatuh satu hari sebelum pelaksanaan ibadah haji. Di Indonesia, tanggal tersebut biasanya ditetapkan berdasarkan hasil hisab Rukyatul Hilal atau perhitungan ilmiah tentang gerak bulan.
- Syarat dan ketentuan
Puasa Tarwiyah termasuk dalam kategori puasa sunah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Namun, puasa ini tidak diwajibkan bagi umat muslim yang tidak akan melaksanakan ibadah haji. Maka dari itu, umat muslim yang melaksanakan ibadah haji harus mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
- Cara melaksanakan
Untuk melaksanakan Puasa Tarwiyah, umat muslim harus menjalankan puasa sejak matahari terbit hingga matahari terbenam pada tanggal 8 Dzulhijjah. Selama puasa, umat muslim diharapkan memperbanyak ibadah seperti sholat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir. Selain itu, umat muslim juga diharapkan menghindari hal-hal yang diharamkan seperti makan, minum, dan berhubungan suami-istri.
- Perbedaan pelaksanaan di berbagai daerah
Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya dan agama, sehingga pelaksanaan Puasa Tarwiyah juga berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya di daerah yang mayoritas penduduknya muslim, umat muslim diharapkan lebih memperbanyak ibadah selama puasa. Namun, di daerah yang mayoritas penduduknya non-muslim, pelaksanaannya mungkin tidak sepopuler di daerah lain.
Daerah | Pelaksanaan Puasa Tarwiyah |
---|---|
Jawa | Umat muslim banyak yang melaksanakan puasa tarwiyah dan mengadakan kegiatan seperti pengajian dan doa bersama |
Bali | Kegiatan ini tidak terlalu populer di Bali, namun masih ada penduduk muslim yang melaksanakan puasa tarwiyah |
Papua | Mayoritas penduduk Papua bukan muslim sehingga pelaksanaannya tidak sepopuler di daerah lain |
Setiap daerah memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda dalam melaksanakan Puasa Tarwiyah. Namun, hal yang terpenting adalah memahami syarat dan ketentuan serta melaksanakan ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Sampai Jumpa Lagi!
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu puasa tarwiyah. Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai tradisi keagamaan yang satu ini. Jangan lupa untuk terus mengunjungi kami di situs ini dan membaca artikel-artikel menarik lainnya ya! Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lagi!