APA itu pragmatis? Pragmatisme merupakan sebuah faham filsafat yang menyatakan bahwa nilai pada suatu konsep atau ide bisa diukur dari manfaat yang diberikannya pada kehidupan sehari-hari, bukan dari kesesuaian dengan kebenaran. Dalam dunia filsafat, penggunaan teori pragmatisme telah menjadi aliran yang cukup populer. Namun, konsep pragmatisme juga kerap dipakai dalam kehidupan sehari-hari agar seseorang dapat mengambil keputusan yang paling tepat.
Secara sederhana, apa itu pragmatis? Secara umum, pragmatisme mencoba untuk memandang segala sesuatu dari segi manfaatnya bagi kehidupan individu dan masyarakat secara umum. Dalam melakukan suatu keputusan atau tindakan, aspek manfaat menjadi pertimbangan utama yang harus diperhatikan. Sebuah keputusan yang diambil harus memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Dengan demikian, pragmatisme tidak hanya berbicara tentang teori, tetapi juga memberikan ruang untuk berpraktik di kehidupan sehari-hari.
Dalam situasi yang serba kompleks dan penuh tantangan seperti saat ini, gagasan pragmatisme menjadi semakin penting dalam pengambilan keputusan. Hampir semua aspek kehidupan membutuhkan penilaian yang cermat dan berlandaskan manfaat–baik itu dalam hubungan sosial, keuangan, kesehatan, dan sebagainya. Oleh karena itu, sekali lagi, apa itu pragmatis? Sekadar sebuah konsep filsafat? Atau lebih dari itu, suatu panduan praktis yang dapat membantu kita memahami dunia ini dan mengambil keputusan-keputusan penting?
Pengertian Pragmatik
Pragmatik adalah cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari tentang cara manusia menggunakan bahasa dalam konteks sosial. Sebuah kalimat tidak hanya memiliki arti denotatif (arti harfiah), tetapi juga memiliki makna konotatif (arti yang tersembunyi), tergantung pada konteks dan situasi. Pragmatik membahas bagaimana manusia menggunakan bahasa untuk mencapai tujuan sosial tertentu dalam interaksi antar manusia.
Sejarah Perkembangan Pragmatik
Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu dalam linguistik yang cukup baru. Istilah pragmatik lahir pada akhir abad ke-19 oleh seorang filsuf dan psikolog Amerika Serikat bernama Charles Peirce. Peirce merupakan sosok penting dalam pengembangan ilmu pragmatik karena ia mencetuskan ide bahwa bahasa menjadi semakin bermakna jika digunakan pada situasi praktis dan nyata.
- Tahun 1923, seorang filolog dari Jerman, Karl Bühler, memperkenalkan konsep pragmatik ke dalam linguistik. Bühler memperkenalkan istilah “fungsi ucapan” (speech function) sebagai suatu tindakan dalam suatu konteks komunikatif.
- Pada tahun 1930-an, ilmuwan bahasa dari Amerika, yaitu George Mead dan John Dewey, menyatakan bahwa bahasa dipakai untuk tujuan sosial dan mempertahankan koherensi dalam masyarakat.
- Tahun 1950-an, penggunaan bahasa dalam konteks sosial semakin diperhatikan oleh ilmuwan bahasa dalam studi mereka. Austin, seorang filolog dari Inggris, mengembangkan teori tindak tutur (speech act theory) yang mengkaji tindakan apa yang dilakukan ketika seseorang mengucapkan suatu kalimat.
Perkembangan pragmatik terus berlanjut hingga kini. Pada tahun 1975, ilmuwan bahasa Amerika Serikat, Herbert Paul Grice, mengembangkan sebuah kerangka berpikir komunikasi yang disebut Teori Implikatur Pelengkap (Implicature theory). Teori ini menekankan bagaimana pembicara mengungkapkan makna yang tidak tercantum secara eksplisit dalam ucapan mereka.
Dalam prakteknya, pragmatik diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti antropologi, psikologi, dan sosiologi.
Peristiwa | Tahun |
---|---|
Lahirnya istilah pragmatik oleh Charles Peirce | Akhir abad ke-19 |
Karl Bühler memperkenalkan konsep pragmatik ke dalam linguistik | 1923 |
George Mead dan John Dewey menyatakan bahwa bahasa dipakai untuk tujuan sosial dan mempertahankan koherensi dalam masyarakat | 1930-an |
Austin mengembangkan teori tindak tutur | 1950-an |
Herbert Paul Grice mengembangkan Teori Implikatur Pelengkap | 1975 |
Kami dapat melihat bahwa sejarah perkembangan pragmatik diwarnai oleh banyak kontribusi dari para ilmuwan bahasa dari berbagai negara dan zaman. Pragmatik terus mengalami perkembangan hingga saat ini dan memiliki peran penting dalam memahami keterkaitan bahasa dengan konteks sosial dan praktis yang dalam kita alami sehari-hari.
Teori-Teori Pragmatik
Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas bagaimana bahasa digunakan dalam konteks kegiatan komunikasi sehari-hari. Dalam pragmatik, terdapat beberapa teori yang digunakan untuk memahami fungsi bahasa dan hubungannya dengan konteks, di antaranya:
- Teori Koherensi
- Teori Relevansi
- Teori Tindak Tutur
Dalam subbab ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai ketiga teori pragmatik tersebut.
Teori Koherensi
Teori koherensi menyatakan bahwa pada saat seseorang berbicara, ia harus memastikan bahwa setiap kalimat yang ia ucapkan dapat dipahami oleh pendengar dan berkaitan dengan konteks pembicaraan. Dalam hal ini, koherensi bukan hanya tentang gramatikalitas tetapi juga tentang kesesuaian isi dan tujuan bahasa yang digunakan. Maka dari itu, dalam memahami konteks pembicaraan, koherensi sangat penting untuk dipertimbangkan.
Teori Relevansi
Teori relevansi menjelaskan bahwa bahasa digunakan dalam suatu konteks untuk memperoleh informasi yang relevan dan bermanfaat. Dalam hal ini, pendengar atau pembaca akan mencari secara otomatis informasi yang paling relevan dan membantu dalam konteks tertentu. Sehingga, dalam menggunakan bahasa, penting untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah relevan untuk pembaca atau pendengar. Hal ini akan memudahkan proses pemahaman dan juga komunikasi antara kedua belah pihak.
Teori Tindak Tutur
Teori tindak tutur membahas bagaimana bahasa digunakan untuk melakukan tindakan atau mengambil tindakan tertentu dalam suatu konteks. Dalam hal ini, pembicaraan bukan hanya tentang menyampaikan informasi tetapi juga tentang bertindak atau memberi instruksi. Maka dari itu, dalam menggunakan bahasa, penting untuk memperhatikan tindakan tutur yang ingin dicapai, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih efektif dan efisien.
Teori Pragmatik | Penjelasan |
---|---|
Teori Koherensi | Setiap kalimat yang diucapkan harus berkaitan dengan konteks pembicaraan |
Teori Relevansi | Bahasa digunakan untuk memperoleh informasi yang relevan dan bermanfaat |
Teori Tindak Tutur | Bahasa digunakan untuk melakukan tindakan atau mengambil tindakan tertentu dalam suatu konteks |
Dari ketiga teori pragmatik tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki peran penting dalam konteks komunikasi sehari-hari. Sehingga, pemahaman terhadap teori-teori pragmatik dapat membantu dalam memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mencapai tujuan dan maksud tertentu.
Prinsip-Prinsip Utama Pragmatik
Pragmatik adalah studi tentang bahasa yang fokus pada bagaimana bahasa digunakan dalam situasi nyata dan bagaimana makna diinterpretasikan dalam konteks kehidupan nyata. Berikut adalah prinsip-prinsip utama dari pragmatik:
- Konteks adalah penting. Konteks sosial dan situasional harus dipertimbangkan dalam menafsirkan bahasa. Makna kata atau kalimat dapat berubah tergantung pada konteksnya.
- Tujuan utama bahasa adalah berkomunikasi. Prinsip ini menekankan bahwa bahasa digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti meminta informasi atau membuat perintah.
- Implikatur percakapan. Implikatur adalah makna tersembunyi di balik sebuah kalimat yang diasumsikan oleh penutur dan pendengar. Misalnya, ketika seseorang bertanya “Apa kamu sudah makan?” implikatur yang terkandung dalam pertanyaan itu adalah “Saya peduli dengan kesehatanmu.”
- Adaptasi. Penutur perlu menyesuaikan bahasa mereka untuk situasi atau pendengar yang berbeda-beda. Hal ini bisa mencakup penggunaan bahasa yang lebih formal atau informal, atau bahkan memilih kata-kata yang lebih sensitif atau tepat.
Implikatur dan Percakapan
Implikatur adalah prinsip utama dalam pragmatik yang berkaitan dengan percakapan. Implikatur berkaitan dengan makna yang terkandung dalam bahasa yang tidak langsung dinyatakan oleh penutur. Implikatur ini dibuat oleh pendengar berdasarkan konteks dan pengetahuan yang dimilikinya. Beberapa jenis implikatur meliputi:
- Implikatur percakapan. Dalam sebuah percakapan, banyak makna disampaikan melalui implikatur seperti ironi dan sarkasme. Misalnya, ketika seseorang berkata “Oh, tentu saja kamu bisa melakukannya”, ia mungkin menyiratkan bahwa pendengar sebenarnya tidak mampu melakukannya.
- Implikatur konvensional. Implikatur konvensional berkaitan dengan makna yang diasumsikan dari frasa atau kata tertentu. Misalnya, ketika seseorang mengatakan “Saya sudah makan sekarang”, implikatur konvensionalnya adalah bahwa dia tidak akan makan lagi.
- Implikatur percakapan tidak langsung. Implikatur ini terjadi ketika penutur menggunakan bahasa yang secara tidak langsung merujuk pada hal tertentu. Misalnya, ketika seseorang mengatakan “Saya harus segera pergi”, implikaturnya adalah bahwa ia ingin mengakhiri percakapan tersebut.
Jenis Implikatur | Contoh |
---|---|
Implikatur percakapan | “Tidak, tentu saja saya suka penderitaan.” |
Implikatur konvensional | “Saya sudah makan siang.” |
Implikatur percakapan tidak langsung | “Saya akan mempertimbangkan saran Anda.” |
Prinsip-prinsip utama pragmatik, seperti implikatur dan adaptasi, membantu kita memahami bagaimana bahasa digunakan dalam konteks kehidupan nyata. Dengan memahami konsep-konsep ini, kita dapat menjadi pemakai bahasa yang lebih efektif dan terampil.
Jenis-Jenis Tindak Tutur
Dalam pragmatik, tindak tutur digunakan untuk mengklasifikasikan bahasa menjadi kategori-kategori tertentu. Tindak tutur adalah segala bentuk tuturan atau ucapan yang dapat memengaruhi pendengar. Perlu diketahui bahwa tindak tutur bukan hanya terkait dengan makna yang terkandung dalam suatu kalimat, melainkan juga dengan situasi dan konteks pembicaraan.
- Tindak Tutur Direktif
- Tindak Tutur Ekspresif
- Tindak Tutur Komisif
- Tindak Tutur Deklaratif
- Tindak Tutur Asertif
Tindak tutur direktif digunakan untuk memberikan perintah, permintaan, atau ajakan kepada pendengar. Contoh tindak tutur direktif adalah “Tolong kirim email ini ke bos,” “Buka jendela, ya,” dan “Minta tolong tunjukkan jalan yang benar.”
Tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengekspresikan perasaan atau sikap pribadi. Contoh tindak tutur ekspresif adalah “Saya senang bisa bertemu denganmu,” “Saya sangat kecewa denganmu,” dan “Terima kasih banyak atas bantuannya.”
Tindak tutur komisif digunakan untuk menunjukkan niat atau janji untuk melakukan sesuatu. Contoh tindak tutur komisif adalah “Saya akan mengirimkan surat pengunduran diri besok,” “Saya pasti akan membelikanmu hadiah ulang tahun,” dan “Saya akan mempertimbangkan usulanmu.”
Tindak tutur deklaratif digunakan untuk mengubah keadaan atau status sesuatu. Contoh tindak tutur deklaratif adalah “Saya menyatakan kelas ini resmi dibuka,” “Saya mengumumkan bahwa proyek ini batal dilaksanakan,” dan “Saya menyatakan kamu lulus dalam ujian.”
Tindak tutur asertif digunakan untuk menyatakan atau mengklaim kebenaran suatu hal. Contoh tindak tutur asertif adalah “Saya yakin bahwa hal ini akan berhasil,” “Saya percaya kamu tidak melakukan kesalahan,” dan “Saya menganggap bahwa ini sangat penting untuk dibicarakan.”
Jenis-Jenis Tindak Tutur
Dalam pragmatik, tindak tutur digunakan untuk mengklasifikasikan bahasa menjadi kategori-kategori tertentu. Tindak tutur adalah segala bentuk tuturan atau ucapan yang dapat memengaruhi pendengar. Perlu diketahui bahwa tindak tutur bukan hanya terkait dengan makna yang terkandung dalam suatu kalimat, melainkan juga dengan situasi dan konteks pembicaraan.
Jenis-Jenis Tindak Tutur
Dalam pragmatik, tindak tutur digunakan untuk mengklasifikasikan bahasa menjadi kategori-kategori tertentu. Tindak tutur adalah segala bentuk tuturan atau ucapan yang dapat memengaruhi pendengar. Perlu diketahui bahwa tindak tutur bukan hanya terkait dengan makna yang terkandung dalam suatu kalimat, melainkan juga dengan situasi dan konteks pembicaraan.
Jenis Tindak Tutur | Contoh Kalimat |
---|---|
Tindak Tutur Direktif | “Tolong belikan saya air mineral.” |
Tindak Tutur Ekspresif | “Saya sangat senang bisa bertemu denganmu.” |
Tindak Tutur Komisif | “Saya akan mengirim email kamu nanti.” |
Tindak Tutur Deklaratif | “Saya mengumumkan acara konser ini dibatalkan.” |
Tindak Tutur Asertif | “Saya yakin kamu bisa menyelesaikan tugas ini.” |
Klasifikasi tindak tutur menjadi hal yang penting untuk dipelajari karena dapat membantu dalam memahami maksud atau tujuan dari suatu kalimat dan menghindari kesalahpahaman dalam sebuah percakapan.
Implikatur Percakapan
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna dalam konteks kegunaannya. Implikatur percakapan adalah suatu hal yang diartikan melalui ucapan yang dilakukan, bukan hanya melalui kata-kata yang diucapkan secara langsung. Ada dua jenis implikatur percakapan: implikatur konvensional dan implikatur percakapan tersembunyi.
- Implikatur Konvensional
- Implikatur Percakapan Tersembunyi
Implikatur ini mengacu pada makna kata yang sudah dikodifikasikan. Contohnya, kata “kucing” merujuk pada hewan berbulu empat kaki dengan cakar dan taring, yang sangat lincah dan pandai bermain-main. Implikatur ini lebih terfokus pada apa yang bisa diketahui dari definisi kata.
Implikatur tersembunyi lebih dialami dalam situasi percakapan nyata dan terjadi melalui konteks di mana kata-kata itu diucapkan. Sebagai contoh, jika ada seorang pria yang datang terlambat ke pertemuan dan rekan kerjanya memberikan tanggapan “oh, kamu akhirnya datang.” Ada kemungkinan implikatur tersembunyi di sini bahwa pria tersebut sering terlambat ke pertemuan sebelumnya.
Implikatur percakapan tersembunyi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti situasi, budaya, dan semantik. Namun, ini juga dapat menjadi sumber kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting untuk memahami implikatur percakapan ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara implikatur konvensional dan implikatur percakapan tersembunyi:
Implikatur Konvensional | Implikatur Percakapan Tersembunyi |
---|---|
Makna kata yang sudah dikodifikasikan | Makna yang tergantung pada konteks |
Berdasarkan definisi kata | Berdasarkan konteks di mana kata diucapkan |
Tidak terpengaruh oleh faktor budaya dan situasi | Dipengaruhi oleh faktor budaya dan situasi |
Setelah memahami implikatur percakapan, tentu akan membuat hubungan komunikasi menjadi lebih efektif. Selain itu, penggunaan implikatur percakapan secara tepat dan bijaksana dapat membuat percakapan menjadi lebih menarik dan terkesan smart.
Peran Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-Hari
Pragmatik merupakan salah satu cabang dari linguistik yang mempelajari tentang makna dan penggunaan bahasa dalam konteks sosial. Pragmatik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat membantu seseorang dalam berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
- Memahami Makna Sebenarnya. Dalam berkomunikasi, seringkali terjadi perbedaan antara makna literal dan makna kontekstual. Pragmatik membantu seseorang untuk memahami makna sebenarnya dari percakapan atau pesan secara keseluruhan.
- Menyesuaikan Bahasa dan Gaya Komunikasi. Setiap individu memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda, pragmatik membantu untuk menyesuaikan bahasa dan gaya komunikasi dengan lawan bicara agar pesan dapat disampaikan secara efektif.
- Menerapkan Kaidah dalam Berbahasa. Kaidah dalam berbahasa seperti kaidah kesopanan, kaidah kebahasaan, dan kaidah tata bahasa sangat penting untuk memperjelas pesan yang disampaikan. Pragmatik membantu seseorang untuk menerapkan kaidah-kaidah tersebut dalam berkomunikasi.
Pragmatik dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, pragmatik sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan memperoleh keuntungan. Dalam berbisnis, seseorang memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, membangun citra positif, dan menangani masalah secara profesional. Berikut adalah peran pragmatik dalam bisnis:
- Meningkatkan Kredibilitas. Dalam berbisnis, citra positif sangat penting untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas. Pragmatik membantu seseorang untuk berkomunikasi dengan jelas dan profesional sehingga memperoleh reputasi yang baik.
- Mengatasi Konflik. Dalam bisnis, konflik dapat terjadi di setiap saat. Pragmatik membantu seseorang untuk secara efektif menangani konflik dan mencapai konsensus untuk solusi terbaik.
- Meningkatkan Pelayanan Pelanggan. Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, pragmatik membantu seseorang dalam merespon secara tepat dengan menggunakan bahasa dan gaya komunikasi yang tepat.
Tabel Contoh Kaidah Pragmatik dalam Berkomunikasi
No. | Kaidah | Deskripsi |
---|---|---|
1 | Kaidah Kesopanan | Menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, seperti dalam ucapan terimakasih, permintaan maaf, dan penutup salam. |
2 | Kaidah Kebersamaan | Menunjukkan sikap terbuka dan ramah dalam berkomunikasi, seperti mengalihkan perhatian dan merespon dengan baik. |
3 | Kaidah Kebahasaan | Memilih kata dan istilah yang tepat dalam berkomunikasi sesuai dengan konteks dan situasi. |
4 | Kaidah Ketepatan | Mencapai tujuan komunikasi secara tepat dan jelas sehingga pesan dapat dipahami dengan benar. |
Tabel tersebut adalah contoh dari beberapa kaidah pragmatik dalam berkomunikasi agar pesan dapat disampaikan dengan benar dan efektif.
Sudah Tahu Apa Itu Pragmatis?
Nah, itulah penjelasan singkat tentang apa itu pragmatis. Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit gambaran bagi Kamu tentang makna dan pentingnya pragmatik dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa untuk kunjungi lagi website kami untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seperti ini ya. Terima kasih sudah membaca dan selamat menjalani hari!