Apa Itu Parkinson dan Bagaimana Cara Mengatasi Gejalanya?

Apa itu Parkinson? Bagi sebagian orang penyakit ini mungkin masih terdengar asing. Namun di balik kelangkaannya, Parkinson ternyata menjadi salah satu penyakit yang cukup meresahkan orang-orang yang memiliki atau terkena dampaknya. Parkinson, yang juga sering dikenal dengan nama Parkinsonisme, tanpa kita sadari ternyata cukup banyak muncul di kalangan orang tua.
Meski penyebab pasti Parkinson belum diketahui, namun gejala-gejalanya biasanya bisa dikenali dengan mudah. Seseorang yang terkena Parkinson bisa merasakan kesulitan ketika memulai gerakan atau lambatnya gerakan tubuhnya, bahkan hingga gerakannya terbilang lemah. Selain itu, orang-orang yang mengidap Parkinson juga rentan mengalami tremor pada tangan atau kaki, serta sulit untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat atau pengobatan yang bisa menyembuhkan Parkinson sepenuhnya. Namun meskipun begitu, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala awal penyakit ini. Melakukan olahraga dan aktivitas yang aktif serta menghindari stres bisa jadi salah satu cara yang efektif untuk mengurangi efek dari Parkinson.

Penyebab Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah jenis gangguan saraf yang biasanya memengaruhi gerakan tubuh. Penyebab pasti dari penyakit Parkinson masih belum diketahui dengan pasti, meskipun telah dilakukan banyak penelitian dalam mengetahui penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor yang ditemukan terkait dengan perkembangan Parkinson. Berikut adalah beberapa penyebab yang diduga terkait dengan terjadinya Parkinson:

  • Usia – Usia adalah faktor risiko utama bagi Parkinson. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang di atas usia 60 tahun.
  • Keturunan – Genetik memainkan peran dalam peningkatan risiko dari penyakit Parkinson.
  • Ekspresi gen – Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekspresi gen tertentu dapat menjadi faktor risiko bagi Parkinson.
  • Radikal bebas – Radikal bebas adalah senyawa yang terbentuk dalam tubuh sebagai hasil dari metabolisme normal. Namun, terlalu banyak radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel-sel saraf dan terkait dengan perkembangan Parkinson.
  • Terkena pestisida – Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara terpapar pestisida dan risiko terkena Parkinson.

Meskipun faktor risiko di atas ditemukan terkait dengan Parkinson, tetapi belum dapat dipastikan secara pasti hubungannya dengan penyakit ini. Kontrol risiko ini tidak menjamin untuk meminimalisir resiko seseorang terkena Parkinson. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan secara pasti faktor-faktor apa saja yang benar-benar berperan dalam terjadinya Parkinson.

Gejala Awal Penyakit Parkinson

Parkinson adalah sebuah penyakit degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf dan berdampak pada gerakan tubuh seseorang. Gejala awal penyakit Parkinson dapat sangat halus dan seringkali sulit untuk didiagnosis pada tahap awal. Beberapa gejala yang mungkin terjadi pada pasien dengan penyakit Parkinson diantaranya adalah:

  • Tremor
  • Kelemahan pada otot
  • Stiffness atau kekakuan pada otot
  • Kesulitan untuk mengkoordinasi gerakan
  • Kelambatan dalam gerakan dan bicara
  • Postur yang abnormal atau cenderung melengkung

Tremor adalah gejala paling umum yang terjadi pada orang dengan penyakit Parkinson. Tremor ini biasanya terjadi pada tangan atau lengan saat istirahat dan dapat berhenti saat melakukan gerakan. Selain itu, pasien dengan penyakit Parkinson juga cenderung mengalami kelemahan pada otot dan kesulitan untuk mengkoordinasi gerakan. Hal ini dapat menyebabkan pasien terlihat lambat dalam gerakan dan bicara, serta memiliki postur yang abnormal atau cenderung melengkung.

Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, pasien yang mengalami gejala-gejala awal Parkinson disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis syaraf. Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik serta tes-tes khusus yang dilakukan oleh dokter.

Faktor Risiko Penyakit Parkinson

Selain gejala-gejala awal yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit Parkinson juga dapat disebabkan oleh faktor risiko tertentu. Beberapa faktor risiko tersebut diantaranya adalah:

  • Usia: Penyakit Parkinson lebih umum terjadi pada usia di atas 60 tahun.
  • Gender: Pria lebih cenderung mengalami Parkinson dibandingkan dengan wanita.
  • Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang mengalami Parkinson, maka risiko seseorang untuk terkena penyakit ini akan meningkat.
  • Paparan bahan kimia tertentu: Beberapa bahan kimia yang biasa digunakan dalam industri atau pertanian dapat menyebabkan kerusakan pada saraf dan meningkatkan risiko terkena Parkinson.
  • Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terkena Parkinson.

Pengobatan untuk Penyakit Parkinson

Pengobatan untuk penyakit Parkinson tergantung pada tingkat keparahan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Beberapa jenis obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit Parkinson diantaranya adalah:

Jenis Obat Fungsi
Levodopa Merupakan obat yang paling efektif dalam mengurangi gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan mengubah dopamin dalam otak menjadi senyawa yang dapat membantu mengontrol gerakan tubuh.
Dopamine Agonist Obat ini bekerja dengan mengaktifkan reseptor dopamine pada otak. Obat ini efektif dalam mengurangi gejala-gejala Parkinson dan umumnya diberikan bersamaan dengan Levodopa.
Inhibitor Monoamine Oxidase B (MAO-B) Binatang yang mengandung belerang, termasuk bawang putih, biasanya membentuk metabolit sulfat (H2S) jika tidak dimakan dalam jumlah terlalu banyak. Ini adalah senyawa antara yang berperan penting dalam mendukung sistem saraf. Obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar dopamin di otak dan dapat membantu mengurangi gejala-gejala Parkinson.

Selain pengobatan medis, terapi fisik dan rehabilitasi juga dapat membantu pasien dengan penyakit Parkinson dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien dengan penyakit Parkinson untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang dapat memberikan pengobatan dan perawatan yang tepat.

Diagnosis dan Pengobatan Parkinson

Setelah mengetahui gejala awal Parkinson, langkah selanjutnya adalah melakukan diagnosis untuk memastikan apakah seseorang benar-benar mengalami Parkinson atau tidak. Diagnosis Parkinson seringkali sulit dilakukan karena sering disalahartikan sebagai gejala penuaan atau penyakit lainnya. Pada umumnya, diagnosis dilakukan oleh dokter spesialis syaraf atau neurologi dengan melihat riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik serta tes laboratorium. Beberapa tes yang mungkin dilakukan di antaranya adalah magnetic resonance imaging (MRI), computed tomography (CT) scan, dan positron emission tomography (PET) scan.

Setelah didiagnosis mengalami Parkinson, pengobatan perlu dilakukan untuk membantu mengatasi gejala dan memperlambat perkembangan penyakit. Terdapat beberapa jenis pengobatan yang tersedia untuk orang yang mengalami Parkinson, di antaranya adalah:

  • Obat-obatan: terdapat beberapa jenis obat yang dapat membantu mengurangi gejala Parkinson, seperti levodopa, dopamine agonists, MAO-B inhibitors, dan amantadine.
  • Terapi fisik: meliputi latihan fisik atau rehabilitasi, fisioterapi, dan terapi okupasional yang bertujuan mengurangi kekakuan dan kelemahan pada otot serta meningkatkan koordinasi dan daya tahan tubuh.
  • Terapi bicara: berguna untuk mengatasi masalah bicara dan menelan, di antaranya dengan melakukan terapi bicara dan latihan fisik untuk meningkatkan kemampuan bicara dan menelan.

Selain pengobatan secara medis, perubahan gaya hidup juga dapat membantu memperlambat perkembangan Parkinson. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah menghindari stres, tidur cukup, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Tentunya, pengobatan dan perubahan gaya hidup yang diperlukan akan berbeda-beda untuk setiap orang yang mengalami Parkinson, oleh karena itu konsultasi dengan dokter dan spesialis kesehatan sangat diperlukan. Hal ini sesuai dengan tujuan pengobatan Parkinson yaitu meningkatkan kualitas hidup dan membantu memperlambat perkembangan penyakit, sehingga penderita Parkinson dapat tetap hidup dengan produktif dan bahagia.

Pilihan pengobatan Keuntungan Kerugian
Obat-obatan Dapat membantu mengurangi gejala. Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping seperti mual, kepala pusing, dan lain-lain.
Terapi fisik Menjadi alternatif pengobatan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Tidak selalu efektif pada setiap individu, memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar.
Terapi bicara Membantu penderita Parkinson dalam berbicara dan menelan. Tidak selalu efektif pada setiap individu, memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar.

Sumber: Parkinson’s Foundation

Peran Olahraga dalam Mencegah Parkinson

Penyakit Parkinson adalah sebuah penyakit degeneratif pada saraf yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh, serta memengaruhi keseimbangan dan kelincahan. Walaupun belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit ini, namun terdapat beberapa cara yang dapat membantu mencegah dan memperlambat perkembangan penyakit ini. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga secara teratur.

  • Olahraga dapat memperlambat perkembangan gejala Parkinson
  • Olahraga dapat memperkuat otot-otot dan menjaga keseimbangan tubuh
  • Olahraga dapat memperbaiki fungsi kognitif dan memperbaiki suasana hati

Sebuah studi dari Universitas Southern California menunjukkan bahwa orang yang rajin berolahraga secara teratur memiliki risiko 60% lebih rendah untuk mengembangkan Parkinson dibandingkan mereka yang tidak berolahraga. Oleh karena itu, olahraga merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah Parkinson.

Terdapat berbagai jenis olahraga yang dapat membantu mencegah dan memperlambat perkembangan Parkinson, antara lain:

Jenis Olahraga Manfaat
Latihan Kardio Meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh tubuh, memperbaiki fungsi kognitif, dan memperbaiki suasana hati
Latihan Kekuatan Meningkatkan kekuatan otot-otot dan keseimbangan tubuh
Latihan Fleksibilitas dan Keseimbangan Meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan tubuh serta memperbaiki postur

Dalam melakukan olahraga, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter dan melakukannya secara teratur dan bertahap untuk mencegah cedera dan memaksimalkan manfaatnya. Selain itu, hindari olahraga yang terlalu berat dan memerhatikan kondisi tubuh saat berolahraga.

Faktor Risiko Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson adalah kondisi medis yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan dapat mempengaruhi gerakan tubuh seseorang. Risiko penyakit ini dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan penyakit ini adalah:

  • Usia tua
  • Genetika
  • Paparan Pestisida
  • Merokok
  • Trauma kepala

Usia tua

Usia adalah faktor utama dalam meningkatkan risiko terkena Parkinson. Orang yang menginjak usia 60 tahun atau lebih berisiko terkena Parkinson. Populasi di atas usia 80 tahun memiliki probabilitas yang lebih tinggi terkena Parkinson daripada yang lebih muda.

Genetika

Adanya riwayat keluarga seringkali dikaitkan dengan kemungkinan menderita Parkinson. Studi menunjukkan bahwa sekitar 5-10% penderita Parkinson mempunyai riwayat keluarga yang sama. Jika seseorang mempunyai saudara kandung dengan penyakit ini, risiko untuk terkena penyakit Parkinson dapat meningkat sekitar 3 kali dari orang biasa.

Paparan Pestisida

Beberapa penelitian mendukung hipotesis bahwa paparan pestisida meningkatkan risiko penyakit Parkinson. Paparan terhadap pestisida jangka panjang dan berulang dapat berkontribusi pada perkembangan Parkinson. Oleh karena itu, para ahli kesehatan menyarankan untuk menghindari penggunaan pestisida untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Merokok

Merokok adalah faktor penting dalam meningkatkan risiko terkena parkinson. Para perokok memiliki 50% lebih tinggi risiko terkena parkinson dibandingkan dengan tidak merokok sama sekali atau sudah berhenti merokok. Alasan yang jelas mengapa merokok berkontribusi terhadap penyakit Parkinson belum diketahui.

Trauma kepala

Jenis Trauma Kemungkinan Risiko Terkena Parkinson
Trauma kepala yang parah 2 kali lebih tinggi
Trauma kepala ringan hingga sedang tidak diketahui

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa cedera otak berulang atau traumatik, terutama yang terjadi selama bertahun-tahun, dapat meningkatkan risiko terkena Parkinson. Dalam beberapa kasus, efeknya dapat lebih signifikan, terutama jika cederanya cukup parah.

Bagaimana Merawat Pasien dengan Parkinson?

Merawat pasien dengan Parkinson bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan kesabaran dan perhatian yang intensif. Tidak hanya memberikan pengobatan, mengatur kehidupan pasien dan mengambil beberapa langkah sederhana sehari-hari dapat membantu memperbaiki kondisi pasien. Berikut beberapa tips dalam merawat pasien dengan Parkinson:

  • Bantu pasien untuk tetap aktif dengan melakukan peregangan dan senam ringan setiap hari.
  • Bantu pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, dan berpakaian.
  • Bantu pasien untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang dengan menghindari makanan yang mengandung terlalu banyak garam.

Memahami Efek Samping Obat Parkinson

Terkadang, pasien dengan Parkinson harus mengonsumsi obat untuk membantu mengontrol gejala dan memberi kenyamanan. Namun, obat-obatan ini memiliki efek samping tertentu yang harus dipahami:

  • Gerakan tubuh dan refleks tubuh dapat menjadi lebih lambat.
  • Pasien dapat merasa mengantuk atau lelah sepanjang hari.
  • Tekanan darah dapat menurun drastis setelah pasien berdiri dengan cepat.

Menjaga Keamanan Pasien dengan Parkinson di Rumah

Rumah mungkin tempat yang paling aman bagi pasien dengan Parkinson, tetapi keamanan harus dijaga dengan baik. Pasien dapat menemukan kesulitan dalam menjaga keseimbangan atau menghadapi masalah mobilitas. Berikut beberapa cara untuk menjaga keamanan pasien di rumah:

  • Pasang pegangan di sekitar rumah untuk membantu pasien menjaga keseimbangan.
  • Hapus kabel atau barang lain yang mungkin membuat pasien tersandung atau jatuh.
  • Gunakan karpet yang memiliki permukaan yang licin untuk membantu pasien berjalan dengan lancar.

Membuat Perubahan dalam Rutinitas Pasien

Ketika pasien dinyatakan menderita Parkinson, maka hidupnya akan mengalami banyak perubahan. Pasien mungkin mengalami kesulitan dalam aktivitas yang sebelumnya mudah dilakukan. Agar pasien merasa lebih nyaman, langkah-langkah kecil dapat membantu dalam menghadapi perubahan tersebut:

Rutinitas Pasien Perubahan yang Dapat Dilakukan
Berganti pakaian Pilih pakaian yang mudah dipakai atau gunakan alat penjepit pakaian untuk memudahkan pasien.
Mandi Gunakan kursi mandi yang memiliki pegangan dan gunakan shower jika memungkinkan.
Masak Pilih resep yang mudah dan sederhana, seperti slow cooker atau resep masakan yang dimasak dalam satu wadah.

Merawat pasien dengan Parkinson membutuhkan ketelitian yang tinggi. Namun, dengan sedikit perubahan dalam rutinitas dan dukungan yang tepat, pasien dapat merasa lebih aman dan nyaman dalam menjalani kehidupannya.

Pentingnya Dukungan Keluarga pada Pasien Parkinson

Setiap orang yang terdiagnosis Parkinson pasti membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Dalam hal ini, peran keluarga sangat penting untuk membantu pasien Parkinson menghadapi tantangan yang harus dihadapinya sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa dukungan keluarga sangat penting bagi pasien Parkinson.

  • Pemberian Dukungan Meningkatkan Semangat dan Motivasi
  • Pasien Parkinson biasanya mengalami perubahan drastis dalam rutinitas hidup mereka akibat gejala yang mereka alami. Penurunan atau kehilangan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang mereka cintai, seperti berjalan atau menulis, bisa membuat pasien Parkinson merasa kehilangan semangat dan motivasi. Dalam kondisi ini, peran keluarga sebagai pendukung sangat penting untuk memberikan semangat dan motivasi pada pasien untuk terus berusaha dan menjalani hidup mereka dengan lebih positif.

  • Dukungan Keluarga Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien
  • Dukungan keluarga juga bisa membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Parkinson. Keluarga dan orang-orang terdekat bisa membantu pasien dalam kegiatan sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, atau membantu mereka dalam berpakaian dan mandi. Aktivitas kecil ini bisa membantu pasien merasa lebih nyaman dan memudahkan mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

  • Pengetahuan dan Informasi yang Lebih Mendalam tentang Parkinson
  • Keluarga juga bisa berperan sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang bisa membantu pasien menghadapi gejala Parkinson. Keluarga bisa membantu pasien memahami gejala-gejala yang mereka alami dan membantu mereka mencari solusi untuk mengatasi gejala tersebut.

Memperoleh dukungan dan bantuan dari keluarga adalah hal yang sangat penting bagi pasien Parkinson. Dukungan keluarga bisa membuat pasien Parkinson merasa lebih nyaman, semangat dan motivasi yang meningkat, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Oleh karena itu, sebagai keluarga dan orang-orang terdekat, kita harus selalu memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan bagi pasien Parkinson agar mereka bisa menjalani hidup mereka dengan lebih positif dan memiliki semangat juang yang tetap terjaga.

Referensi

Referensi Sumber
Why Caregiving is Important for Patients with Parkinson’s Disease Everyday Health
The Importance of Support for People with Parkinson’s Disease and their Carers Parkinson’s UK
Caring for People with Parkinson’s Disease WebMD

Referensi mengenai pentingnya dukungan keluarga pada pasien Parkinson bisa kamu lihat di atas.

Terima kasih untuk Membaca!

Akhir-akhir ini kita membahas tentang parkinson. Kita tahu bahwa ini adalah penyakit yang mempengaruhi gerakan seseorang dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Tetapi masih banyak lagi yang harus kita ketahui tentang parkinson – dari penyebab hingga pengobatannya. Teruslah membaca dan jangan lupa untuk berkunjung lagi ke situs kami untuk artikel-artikel yang menarik lainnya!