Pernahkah kamu bertanya-tanya apa itu pakem? Apa yang ada di benakmu saat mendengar kata tersebut? Pakem merupakan singkatan dari Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah. Saat mendengar kata ini, mungkin kamu akan teringat dengan pelajaran yang ada di sekolah, seperti matematika, sains, bahasa, dan sebagainya. Namun, apakah kamu tahu bahwa konsep ini sebenarnya lebih dari sekadar mata pelajaran?
Pakem sebenarnya adalah sebuah sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2004. Tujuan utamanya adalah mempromosikan pendidikan yang lebih holistik dan terpadu, serta menumbuhkan kecintaan terhadap kebudayaan lokal. Dalam praktiknya, pakem bukanlah metode pembelajaran yang baru, namun lebih pada sebuah kerangka acuan yang memperhatikan keseluruhan aspek pendidikan dan kebudayaan.
Pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan pakem sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu, penggunaan pakem juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia pada anak-anak muda. Namun, seperti halnya dengan segala sesuatu yang baru, penggunaan pakem juga menimbulkan berbagai tantangan bagi guru dan siswa. Di artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu pakem, bagaimana itu bekerja, dan apa saja tantangan yang muncul dalam penggunaannya.
Arti dari Pakem
Pakem atau singkatan dari Paguyuban Kesenian Malioboro adalah sebuah organisasi kesenian yang berada di Yogyakarta. Banyak orang yang penasaran tentang apa itu pakem dan apa yang dilakukan oleh organisasi ini.
Pakem memiliki arti yang berasal dari bahasa Jawa yaitu “Paku” yang berarti kuku, dan “Emas” yang berarti emas. Pakem secara keseluruhan dapat diartikan sebagai pedoman atau aturan main dalam berkesenian yang telah diwariskan turun temurun dari nenek moyang.
Pakem digunakan sebagai panduan untuk menjaga kesucian dan keaslian sebuah kesenian, sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan seni tradisional. Hal ini berarti bahwa pakem sangat penting dalam sebuah pertunjukan kesenian, karena akan menentukan kualitas dan keaslian dari pertunjukan tersebut.
Fungsi Pakem dalam Pendidikan
Pakem adalah singkatan dari Pendidikan, Agama, Kebudayaan, dan Moral. Model pembelajaran yang menggunakan pakem memandang bahwa pendidikan tidak hanya mengajarkan aspek akademik semata, tetapi juga membentuk karakter dan sikap baik pada peserta didik. Berikut adalah beberapa fungsi pakem dalam pendidikan:
Membentuk Karakter Siswa
- Pakem membantu membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pada pelajaran PAI, siswa diajarkan moralitas dan etika dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa diperkenalkan pada nilai-nilai kepahlawanan dan patriotisme.
- Pakem membantu mengatasi problem perilaku siswa seperti kekerasan, kenakalan remaja, dan lain-lain. Dengan fokus pada pengembangan karakter positif, siswa akan lebih menghargai nilai-nilai moral dan menghindari perilaku buruk.
Mendorong Penguasaan Materi yang Lebih Bermakna
Pelajaran yang menggunakan pakem selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa, jadi lebih mudah dipahami dan diterapkan. Hal ini akan membuat siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam.
Pakem juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial seperti bekerja sama dalam kelompok, berbicara di depan umum, dan menghargai perbedaan pendapat. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan sosial dan keterampilan kemandirian.
Menumbuhkan Sikap Menghargai Budaya
Salah satu fungsi pakem adalah memupuk sikap menghargai budaya dan perbedaan. Pelajaran Kebudayaan Indonesia misalnya, akan membantu siswa memahami beragam kebudayaan dan adat istiadat di Indonesia. Siswa akan menjadi lebih menghargai dan menghormati budaya setempat, serta menjaga dan memperkaya kekayaan budaya bangsa.
Membangun Keharmonisan dan Keseimbangan Jiwa
Pendidikan | Agama | Kebudayaan | Moral |
---|---|---|---|
Membentuk karakter yang mandiri dan bertanggungjawab | Mencari arti keberadaan manusia dan menjalin hubungan dengan Tuhan | Menghormati keberadaan kaum lain dan menjaga kelestarian lingkungan | Membentuk nilai dan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari |
Pakem membantu mendidik siswa secara holistik, yaitu menjalin keseimbangan antara pengembangan aspek fisik, emosional, sosial, dan spiritual. Dengan demikian, siswa akan meningkatkan kualitas hidup dengan memiliki keharmonisan dan keseimbangan jiwa yang baik.
Dalam kesimpulannya, pakem dapat membantu mengembangkan siswa menjadi manusia yang diutamakan aspek moral dan karakter. Bukan hanya itu, pakem juga membantu siswa dalam menumbuhkan sikap menghargai budaya, keseimbangan jiwa dan memudahkan proses belajar siswa dengan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Sejarah dan Perkembangan Pakem
Pakem merupakan sistem penilaian yang digunakan pada bidang pendidikan. Singkatan dari “Pendidikan Agama dan Keagamaan” memang sudah cukup lama dikenal dan digunakan, namun tidak secara resmi diakui oleh pemerintah. Bahkan, pada awalnya penggunaan pakem hanya terbatas pada lembaga pendidikan agama.
Dalam perkembangannya, pakem kemudian diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan formal. Hal ini dimulai pada tahun 1994 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 0488/O/1994 tentang petunjuk teknis penyusunan kurikulum sekolah menengah agama negeri (SMAN) dan sekolah menengah kejuruan agama negeri (SMKAN). Kemudian, pada tahun 2017 pakem menjadi bagian dari Kurikulum 2013 dengan nama Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP).
Perkembangan Pakem
- Pakem pertama kali diperkenalkan di lembaga pendidikan agama
- Pakem digunakan secara resmi dalam kurikulum pendidikan formal pada tahun 1994
- Pada tahun 2017, Pakem menjadi bagian dari Kurikulum 2013 dengan nama Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP)
Kriteria Penilaian Pakem
Pakem memiliki kriteria penilaian yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Penilaian pakem lebih berorientasi pada aspek spiritualitas dan religiusitas. Kriteria penilaian pakem meliputi tiga aspek, yaitu:
- Aspek Kognitif: Mencakup pengetahuan tentang aspek keagamaan dan kemampuan berpikir analitis dalam mengikuti mata pelajaran agama.
- Aspek Afektif: Mencakup keteladanan, nilai-nilai agama dalam praktik sehari-hari, toleransi, dan tanggung jawab sosial.
- Aspek Psikomotor: Mencakup kemampuan melakukan praktik keagamaan secara benar dan teratur, seperti shalat, puasa, dan infak.
Aspek Penilaian | Bobot Nilai |
---|---|
Aspek Kognitif | 40% |
Aspek Afektif | 30% |
Aspek Psikomotor | 30% |
Kriteria penilaian pakem yang mengutamakan aspek spiritual dan religiusitas ini sejalan dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu untuk mewujudkan manusia yang berkarakter Islami dan berakhlak mulia.
Karakteristik Pakem yang Baik
Pakem atau Pendidikan dan Latihan Kerja adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk membantu siswa atau peserta pelatihan mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Namun, tidak semua pakem sama dan kualitasnya pun berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa karakteristik pakem yang baik yang perlu diperhatikan.
1. Fokus pada Tujuan Pembelajaran
Sebuah pakem yang baik haruslah memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik. Peserta pelatihan atau siswa harus dapat memahami tujuan dari pakem tersebut dan bagaimana cara mencapainya. Dalam hal ini, seorang pengajar atau pelatih harus memiliki kemampuan untuk merancang revisi pakem yang fleksibel tanpa kehilangan fokus pada tujuan pembelajaran.
2. Memiliki Materi yang Relevan
Karakteristik pakem yang baik berikutnya adalah memiliki materi atau konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Materi yang disajikan haruslah dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan peserta. Selain itu, penggunaan teknologi serta pengalaman dunia nyata dapat membantu memperkuat materi yang disajikan.
3. Interaktif dan Partisipatif
Pakem yang interaktif dapat membantu peserta pelatihan lebih terlibat dalam pembelajaran dan menciptakan keterlibatan aktif. Teknik-teknik seperti diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, permainan, dan sejenisnya dapat membantu mempromosikan partisipasi peserta pelatihan dalam pakem.
4. Mengukur Kemajuan
Karakteristik pakem yang baik terakhir adalah kemampuannya dalam mengukur kemajuan peserta pelatihan. Sebuah pakem harus mampu menilai kemajuan dan pencapaian peserta pelatihan berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, sebuah evaluasi berkala, tugas, dan tes dapat digunakan sebagai alat ukur kemajuan peserta pelatihan.
Karakteristik Pakem yang Baik
- Fokus pada Tujuan Pembelajaran
- Memiliki Materi yang Relevan
- Interaktif dan Partisipatif
- Mengukur Kemajuan
Karakteristik Pakem yang Baik
Pakem yang baik harus memperhatikan beberapa aspek penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran harus berfokus kepada tujuan pembelajaran yang jelas dan juga relevan dengan penggunaan materi yang sesuai. Serta, bijak memilih metode yang interaktif dan partisipatif yang dapat membantu meningkatkan keterlibatan peserta pelatihan dalam pembelajaran. Terakhir, evaluasi berkala, tugas, dan tes sangat diperlukan sebagai pengukur kemajuan peserta dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Karakteristik Pakem yang Baik
Berikut adalah contoh pengukuran kemajuan peserta pelatihan yang dapat diintegrasikan ke dalam sebuah pakem. Pengukuran kemajuan dapat dilakukan dengan memberikan tugas dari materi yang telah disajikan dalam suatu sesi pelatihan atau pengujian akhir dengan pertanyaan yang terstruktur. Setiap peserta pelatihan dapat diberikan nilai dan feedback untuk mengidentifikasi kekuatan mereka serta memperbaiki kekurangan mereka. Berikut adalah contoh tabel untuk pengukuran kemajuan:
# | Peserta Pelatihan | Tugas | Ujian | Nilai Total |
---|---|---|---|---|
1 | Andi | 85 | 88 | 90 |
2 | Budi | 80 | 82 | 82 |
3 | Cindy | 90 | 87 | 88 |
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai peserta pelatihan dapat diukur dengan memperhatikan nilai tugas dan ujian. Nilai total peserta dapat dihitung dengan menggabungkan nilai tugas dan nilai ujian. Hal ini kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai oleh setiap peserta pelatihan.
Manfaat Penggunaan Pakem dalam Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dengan Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) merupakan metode pembelajaran yang banyak digunakan oleh guru di Indonesia. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk lebih aktif dalam proses belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran dengan Pakem dalam pembelajaran, di antaranya adalah:
- Pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik. Dalam Pendekatan Pakem, siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan guru melalui diskusi, tanya jawab, presentasi, permainan, dan kegiatan lainnya. Hal ini membuat pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar.
- Peningkatan keterampilan belajar siswa. Dalam Pendekatan Pakem, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan belajar seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan memecahkan masalah. Dengan mengembangkan keterampilan belajar ini, siswa dapat menjadi lebih mandiri dan mampu belajar secara efektif di masa depan.
- Pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan siswa. Dalam Pendekatan Pakem, guru lebih fokus pada pengembangan keterampilan siswa yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat pembelajaran lebih relevan dengan kehidupan siswa sehingga siswa lebih mudah mengaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Selain manfaat-manfaat di atas, Pendekatan Pembelajaran dengan Pakem juga dapat membantu guru dalam mengatasi beberapa masalah pembelajaran seperti kesulitan menjaga konsentrasi siswa, kesulitan mengatasi tingkah laku siswa yang tidak kondusif, dan kesulitan dalam mengatasi perbedaan kemampuan siswa.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk menggunakan Pendekatan Pembelajaran dengan Pakem? Yuk coba terapkan di kelas Anda dan rasakan manfaatnya!
Contoh Implementasi Pakem dalam Pembelajaran
Pendidikan sangat penting untuk membentuk karakter dan memperoleh pengetahuan bagi siswa. Implementasi Pakem (Pendekatan Kontekstual, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Cara ini menyangkut aspek metode dan materi pembelajaran sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan mempelajari materi.
Contoh Implementasi Pakem dalam Pembelajaran
- Menggunakan pendekatan kontekstual dengan memberikan contoh kasus nyata dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat terhubung langsung dengan materi yang dipelajari.
- Menerapkan pendekatan aktif dengan memberikan tugas individu atau kelompok yang mengharuskan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, seperti melakukan observasi atau wawancara di lingkungan sekitar.
- Meningkatkan kreativitas siswa dengan memberikan tantangan atau masalah yang membutuhkan solusi kreatif, seperti menciptakan karya seni atau rancangan produk.
Contoh Implementasi Pakem dalam Pembelajaran
Pendekatan efektif dalam Pakem dapat diwujudkan dengan mengumpulkan data evaluasi dari siswa dalam setiap akhir pembelajaran. Hal ini dapat memberikan umpan balik bagi guru dalam menentukan apakah materi yang diajarkan sudah memenuhi tujuan pembelajaran atau masih perlu penyesuaian.
Selain itu, kontekstual membawa dampak langsung pada siswa karena materi pembelajaran diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari dan menerapkannya. Berikut contoh tabel implementasi Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran:
No | Mata Pelajaran | Tema/Subtema | Kegiatan Pembelajaran |
---|---|---|---|
1 | Matematika | Pengenalan Luas dan Keliling Bangun Datar | Observasi bentuk bangunan di sekitar lingkungan sekolah, menghitung luas, keliling, dan mempresentasikan hasil pengamatan. |
2 | IPA | Manusia dan Lingkungan | Wawancara dengan ahli tentang dampak limbah plastik terhadap lingkungan, mengamati dan melaporkan hasilnya dalam bentuk karya ilmiah. |
3 | Bahasa Indonesia | Membaca Puisi | Menulis puisi dengan tema keindahan alam yang diambil dari pengalaman siswa dalam mengamati lingkungan. |
Dalam pendidikan modern, Pakem telah diakui sebagai pendekatan yang efektif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memahami dan mengimplementasikan Pendekatan Kontekstual, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan dalam pembelajaran agar siswa dapat memperoleh keuntungan maksimal dari pengajaran yang diberikan.
Perbedaan Antara Pakem dan KTSP
Pakem atau Penilaian Kinerja merupakan sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 untuk menilai kinerja siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum yang digunakan sebelum diterapkannya Kurikulum 2013. Apa perbedaan antara Pakem dan KTSP?
- Cakupan Materi: KTSP lebih luas cakupan materinya dibandingkan dengan Pakem. KTSP mencakup semua mata pelajaran dari kelas 1 hingga 12. Sementara Pakem hanya fokus pada 4 mata pelajaran utama, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.
- Sistem Penilaian: Dalam KTSP, sistem penilaian dilakukan melalui ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Sementara itu, dalam Pakem, penilaian dilakukan melalui beberapa aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan proyek. Penilaian proyek dalam Pakem menjadi salah satu perbedaan yang signifikan dengan KTSP.
- Penekanan pada Pemahaman Materi: Dalam KTSP, penekanan lebih diberikan pada pemahaman materi. Sementara Pakem memberikan penekanan lebih pada kinerja siswa dalam mengaplikasikan materi yang dipelajari. Dalam Pakem, proses pembelajaran lebih dititikberatkan pada pembelajaran aktif dan kolaboratif.
Secara umum, perbedaan dalam kurikulum memengaruhi proses dan sistem pembelajaran di sekolah. Meskipun Pakem hanya mencakup 4 mata pelajaran, namun pembelajaran yang diterapkan dalam Pakem harus lebih aktif dan mendalam dibandingkan dengan KTSP. Kinerja individu siswa menjadi lebih penting dalam Pakem, sehingga penekanan diberikan pada penguasaan keterampilan dan pemahaman secara menyeluruh, bukan hanya pada nilai akhir ujian saja.
Jadi, sebagai seorang guru, penting untuk memahami perbedaan antara Pakem dan KTSP agar dapat menyesuaikan proses pembelajaran dan penilaian yang tepat untuk siswa.
Jadi, Apa Itu Pakem?
Nah, sekarang kamu sudah paham kan apa itu pakem? Pakem atau Pedoman Akademik adalah pedoman yang digunakan oleh setiap universitas dan perguruan tinggi untuk menentukan standar pembelajaran (kurikulum) dan penilaian (evaluasi) untuk setiap program studi. Jangan lupa untuk selalu menjaga kualitas pembelajaran dan jangan bersedih ketika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, karena setiap mahasiswa pasti mengalami hal tersebut. Terima kasih sudah membaca artikel ini, dan tetap semangat menimba ilmu! Jangan lupa untuk plan ahead dan mampir kembali di sini nanti. Sampai jumpa!