Apa Itu Normatif? Pengertian dan Contoh-contohnya

Apa itu normatif? Kamu mungkin sudah sering mendengar kata tersebut, namun memang masih banyak yang belum tahu dengan pasti artinya. Normatif adalah suatu standar atau aturan yang dibuat oleh masyarakat atau lembaga tertentu yang bertujuan untuk mengatur perilaku manusia dalam suatu lingkungan. Sederhananya, normatif adalah sesuatu yang dianggap wajar dan diharapkan oleh masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Kita dapat menemukan normatif di berbagai bidang kehidupan, seperti etika, moral, hukum, agama, dan banyak lagi. Contohnya, di dunia kerja, normatif dapat berupa sikap profesionalisme dan etika kerja yang harus dijunjung tinggi oleh setiap karyawan. Sedangkan di kehidupan sehari-hari, normatif bisa menjadi suatu hal yang bersifat budaya atau kebiasaan masyarakat, seperti ketika di suatu daerah tertentu menganggap halal untuk memakan makanan tertentu, namun di daerah lain dianggap haram.

Saat ini, penting untuk memahami dan menghormati normatif yang berlaku di lingkungan kita. Tidak hanya untuk menghindari konflik dengan masyarakat, tetapi juga memperkaya cara pandang kita terhadap berbagai aspek kehidupan. oleh karena itu, selalu cari tahu dan pelajari normatif yang berlaku di sekitar kita.

Pengertian Normatif

Normatif pada dasarnya merujuk pada standar atau aturan yang ditetapkan dalam hukum, etika, dan kebiasaan. Secara lebih spesifik, normatif mengacu pada bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan, bagaimana orang seharusnya bertindak atau berperilaku dalam suatu situasi atau konteks tertentu. Normatif sering dikaitkan dengan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat, dan kebiasaan yang dianggap wajar atau pantas. Dalam ilmu sosial, perilaku normatif melibatkan norma-norma sosial yang terimplikasi dalam interaksi manusia.

Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini beberapa fakta penting mengenai pengertian normatif:

  • Normatif berasal dari kata “norma” yang berarti standar aturan atau tuntunan dalam melakukan suatu hal.
  • Normatif sering berkaitan dengan hukum, etika, dan moral.
  • Normatif juga mengacu pada nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat dan kebiasaan yang dianggap pantas atau wajar.
  • Perilaku normatif melibatkan norma-norma sosial yang terimplikasi dalam interaksi manusia.

Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan, terdapat aturan atau norma-norma yang mengatur perilaku karyawan dalam bekerja. Perilaku normatif dalam hal ini mengacu pada bagaimana karyawan seharusnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Nomor Jenis Norma Contoh
1 Norma Hukum Undang-Undang tentang Pemilu
2 Norma Kesusilaan Etika dalam Berbisnis
3 Norma Agama Doa Sebelum Makan dalam Agama Islam

Dalam ilmu sosial, perilaku normatif juga sangat berkaitan dengan konformitas dan non-konformitas dalam sebuah kelompok sosial. Konformitas adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial atau aturan yang ada, sementara non-konformitas adalah perilaku yang tidak sesuai atau melanggar norma sosial yang berlaku. Walaupun demikian, non-konformitas juga dapat bermanfaat dalam membentuk perilaku inovatif atau perubahan sosial yang dibutuhkan.

Klasifikasi Normatif

Normatif adalah sesuatu yang bersifat panduan atau berhubungan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, klasifikasi normatif adalah pembagian atau pengelompokan berdasarkan kriteria yang mendasar pada sifat norma tersebut. Berikut adalah beberapa jenis klasifikasi normatif:

  • Berdasarkan jenis norma: Norma moral, norma agama, norma hukum, dan norma kesopanan.
  • Berdasarkan waktu berlakunya: Norma yang masih berlaku, norma yang telah berlalu, dan norma yang akan datang.
  • Berdasarkan sifatnya: Norma-norma kebijakan dan norma-norma teknis.

Setiap jenis klasifikasi normatif memiliki peranan dan fungsi yang berbeda sesuai dengan sifat dari masing-masing norma. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengenali jenis-jenis klasifikasi normatif agar dapat memahami sifat dan karakteristik dari norma yang berlaku dalam masyarakat.

Klasifikasi Normatif Berdasarkan Jenis Norma

Klasifikasi normatif berdasarkan jenis norma merupakan pengelompokan norma-norma berdasarkan aspek-aspek tertentu dari kehidupan masyarakat. Jenis norma yang ada di masyarakat adalah norma moral, norma agama, norma hukum, dan norma kesopanan.

Norma moral merupakan aturan yang berhubungan dengan moralitas manusia, tentang hal yang baik dan buruk, benar dan salah, serta perilaku yang diterima dan tidak diterima. Biasanya, norma moral diatur oleh kelompok sosial tertentu atau berdasarkan etika tertentu yang dianut. Norma agama merupakan aturan atau ketetapan dari agama yang diyakini oleh penganutnya. Norma agama dianggap memiliki sumber yang tidak tergantikan, sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut oleh sekelompok orang atau komunitas tertentu.

Norma hukum adalah aturan tertulis yang ditetapkan oleh negara untuk menjaga ketertiban, keamanan, serta keadilan dalam masyarakat. Norma hukum memiliki sifat yang mengikat dan memiliki sanksi bagi pelanggarannya. Norma kesopanan merupakan norma yang berhubungan dengan perilaku sosial dalam masyarakat, seperti sopan santun dalam pergaulan dan penggunaan bahasa yang sesuai.

Klasifikasi Normatif Berdasarkan Waktu Berlakunya

Klasifikasi normatif berdasarkan waktu berlakunya adalah pengelompokan norma-norma berdasarkan waktu atau masa berlaku dari norma tersebut. Terdapat tiga jenis klasifikasi normatif berdasarkan waktu berlakunya yaitu norma yang masih berlaku, norma yang telah berlalu, dan norma yang akan datang.

Norma yang masih berlaku adalah norma yang telah diterima dan berlaku saat ini dalam masyarakat. Norma yang telah berlalu adalah norma yang pernah berlaku dalam masyarakat di masa lalu, namun saat ini tidak lagi relevan atau berlaku karena beberapa alasan seperti perubahan nilai dan budaya masyarakat. Norma yang akan datang adalah norma yang akan berlaku di masa yang akan datang, yang bisa berupa kebijakan baru atau perubahan aturan tertentu.

Klasifikasi Normatif Berdasarkan Sifatnya

Klasifikasi normatif berdasarkan sifatnya adalah pengelompokan norma-norma berdasarkan sifat atau kriteria tertentu dari norma tersebut. Ada dua jenis norma dalam klasifikasi normatif berdasarkan sifatnya, yaitu norma kebijakan dan norma teknis.

Jenis Norma Sifat
Norma Kebijakan Aturan dan ketetapan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Norma Teknis Aturan dan ketetapan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan teknis tertentu, seperti standar kualitas, pengukuran, dan metode.

Norma kebijakan berhubungan dengan kebijakan publik yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga untuk mencapai tujuan tertentu. Norma kebijakan berlaku untuk semua orang dalam suatu wilayah demografi tertentu. Norma teknis berhubungan dengan teknologi dan ketentuan teknis untuk membantu dalam perancangan produk atau layanan.

Klasifikasi normatif memudahkan dalam mempelajari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga kita dapat memahami dan mengenali karakteristik dari norma tersebut. Klasifikasi normatif juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dan dalam menentukan tingkah laku yang benar dalam suatu situasi.

Perbedaan Normatif dan Deskriptif

Sebelum memahami perbedaan antara normatif dan deskriptif, kita perlu mengerti terlebih dahulu apa itu makna dari keduanya.

Normatif adalah jenis analisis atau evaluasi yang mempertimbangkan bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan atau bagaimana suatu situasi seharusnya terjadi. Dalam konteks ini, norma atau aturan yang terkait dengan situasi tersebut ditekankan. Dalam normatif, penilaian atau evaluasi dilakukan terhadap apa yang dianggap ideal atau wajar.

Deskriptif, di sisi lain, adalah jenis analisis atau evaluasi yang memfokuskan pada penjelasan atau penggambaran suatu situasi atau fenomena secara objektif. Dalam deskriptif, tidak ada penilaian yang dilakukan, melainkan hanya penjelasan tentang apa yang terjadi.

  • Dengan kata lain, normatif menilai bagaimana sesuatu harus dilakukan, sedangkan deskriptif menjelaskan bagaimana sesuatu dilakukan.
  • Normatif menitikberatkan pada evaluasi moral atau etika, sedangkan deskriptif hanya berfokus pada deskripsi fakta-fakta objektif.
  • Normatif biasanya digunakan dalam konteks regulasi, sedangkan deskriptif biasanya digunakan dalam penelitian atau pengamatan ilmiah.

Meskipun normatif dan deskriptif memiliki perbedaan yang signifikan, keduanya dapat saling melengkapi dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, penelitian deskriptif dapat digunakan untuk mendukung alasan normatif tentang bagaimana suatu situasi seharusnya menjadi.

[subsection title]

Perbedaan antara normatif dan deskriptif lebih jelas dipahami dengan melihat contoh kasus. Berikut adalah contoh situasi yang dijelaskan secara normatif dan deskriptif:

Situasi Deskripsi Normatif Deskripsi Deskriptif
Melanggar lampu merah Membayar denda atau hukuman Ignored the red light and proceeded through the intersection
Menggunakan media sosial Menunjukkan tingkat privasi dan keamanan yang lebih tinggi Berbagi informasi pribadi pada profil akun media sosial
Lima orang di ruangan Memberikan semua orang kesempatan berbicara Hanya dua orang yang aktif berbicara, sementara tiga orang lainnya cenderung diam

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bagaimana normatif dan deskriptif memandang situasi dengan cara yang berbeda. Dalam kasus melanggar lampu merah, deskripsi normatif menekankan pada konsekuensi hukuman atau denda, sedangkan deskripsi deskriptif hanya menjelaskan apa yang terjadi. Dalam kasus penggunaan media sosial, deskripsi normatif menekankan pada keamanan dan privasi, sementara deskripsi deskriptif hanya menggambarkan apa yang dilakukan. Dalam kasus lima orang di ruangan, deskripsi normatif menekankan pada adilnya memberi semua orang kesempatan berbicara, sedangkan deskripsi deskriptif hanya menjelaskan apa yang terjadi pada kenyataannya.

[subsection title]

Perbedaan antara normatif dan deskriptif juga dapat diamati dalam disiplin ilmu yang berbeda. Sebagai contoh, dalam bidang ekonomi, normatif akan digunakan untuk membentuk kebijakan atau undang-undang yang akan dilaksanakan. Di sisi lain, deskriptif digunakan untuk mengamati fenomena pasar dan perilaku konsumen untuk memahami bagaimana ekonomi bekerja dalam praktiknya.

Dalam sosiologi, normatif akan digunakan untuk menganalisis norma sosial dan bagaimana masyarakat harus bersikap, sementara deskriptif digunakan untuk mengamati perilaku sosial dan bagaimana masyarakat sebenarnya berperilaku. Dalam ilmu politik, normatif digunakan untuk membentuk kebijakan publik dan menjelaskan bagaimana politik harus dijalankan secara ideal, sedangkan deskriptif digunakan untuk mengamati perilaku politik dan bagaimana kebijakan publik benar-benar dijalankan dalam praktiknya.

Melalui contoh-contoh ini, dapat disimpulkan bahwa normatif dan deskriptif dapat saling melengkapi dan digunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Namun, perbedaan mendasar antara keduanya harus selalu diingat dan dipahami.

Contoh Normatif di Masyarakat

Norma dalam masyarakat adalah aturan yang harus diikuti oleh setiap anggota masyarakat. Norma termasuk dalam kategori sosial yang diterapkan oleh masyarakat agar tercipta ketertiban dan harmonisasi dalam kehidupan sehari-hari. Ada berbagai jenis norma, mulai dari norma sopan santun, agama, hukum, dan moral. Contoh normatif di masyarakat sangat beragam, berikut adalah beberapa diantaranya:

  • Norma sopan santun: Norma sopan santun merupakan aturan tata krama yang harus diikuti oleh setiap anggota masyarakat. Contoh norma sopan santun di masyarakat meliputi mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain, meminta maaf ketika melakukan kesalahan, dan tidak mengganggu ketenangan orang lain.
  • Norma agama: Norma agama adalah aturan yang ditetapkan oleh agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Contoh norma agama di masyarakat Indonesia meliputi menjalankan ibadah secara teratur, tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, dan meresapi nilai-nilai keagamaan yang dianut.
  • Norma hukum: Norma hukum adalah aturan yang ditetapkan oleh pemerintah agar tercipta ketertiban dan keadilan dalam masyarakat. Contoh norma hukum di masyarakat Indonesia meliputi mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku, tidak melakukan tindakan kriminal, dan menyelesaikan masalah secara hukum apabila terjadi perselisihan.

Selain itu, norma moral juga merupakan bagian dari contoh normatif di masyarakat. Norma moral adalah aturan yang berlaku di dalam diri seseorang dan memengaruhi tindakan yang dilakukan. Contoh norma moral di masyarakat meliputi tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan, dan menghargai perbedaan pendapat.

Peran Normatif dalam Masyarakat

Norma-norma yang ada di masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian individu. Dengan mengikuti norma-norma tersebut, individu akan memiliki kesadaran untuk berperilaku dengan baik, menghargai orang lain, dan menjalin hubungan yang harmonis. Selain itu, norma-norma tersebut juga berperan dalam menciptakan stabilitas dan keamanan dalam masyarakat.

Tantangan dalam Menerapkan Normatif di Masyarakat

Menerapkan norma-norma di masyarakat tidaklah mudah. Terkadang ada orang yang sulit untuk mengikuti norma-norma yang ada, karena adanya perbedaan budaya atau pandangan yang berbeda. Selain itu, kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku individu dalam mengikuti norma-norma tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi yang baik dan pemahaman yang mendalam untuk mencapai tujuan bersama dalam menerapkan normatif di masyarakat.

Contoh Normatif dalam Sistem Pendidikan

Jenis Norma Contoh Norma
Norma Sopan Santun Menjaga tata krama dengan guru dan teman sekelas
Norma Agama Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut
Norma Hukum Tidak melakukan tindak bullying dan diskriminasi.

Sistem pendidikan juga mengaplikasikan norma-norma dalam kehidupan bersekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa. Contoh normatif yang diterapkan dalam sistem pendidikan meliputi norma sopan santun, norma agama, dan norma hukum.

Manfaat Normatif

Normatif adalah standar atau peraturan yang berfungsi untuk mengatur perilaku anggota yang tergabung dalam suatu kelompok atau organisasi. Berikut adalah beberapa manfaat normatif yang dapat diperoleh:

  • Meningkatkan efektivitas organisasi: Dengan adanya norma atau aturan yang jelas, anggota organisasi dapat melakukan tugasnya dengan lebih tepat dan efisien. Selain itu, norma juga mengarahkan anggota untuk mencapai tujuan yang sama dengan konsisten.
  • Menjaga konsistensi perilaku: Normatif membantu organisasi untuk mempertahankan konsistensi perilaku anggota dalam kerangka nilai-nilai dan etika yang dipercayai organinasi.
  • Meningkatkan loyalitas anggota: Norma juga mampu menciptakan ikatan yang kuat antara anggota organisasi. Hal ini terjadi karena mereka memiliki nilai-nilai dan tujuan yang sama, dan dipaksa untuk bertindak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Normatif dalam konteks hukum

Dalam konteks hukum, normatif berperan penting dalam menjaga kestabilan dan keamanan masyarakat. Aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah berfungsi sebagai panduan untuk menghindari perilaku melanggar hukum.

Dalam konteks inilah normatif juga menjadi penting sebagai sumber hukum. Normatif dapat dijadikan referensi bagi hakim dalam memutuskan perkara yang telah dituduhkan.

Mengapa diperlukan normatif dalam berorganisasi

Organisasi terdiri dari individu-individu dengan berbagai latar belakang dan pandangan. Oleh karena itu, normatif dibutuhkan untuk menciptakan kerangka kerja yang sama dan mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.

Keuntungan Kerugian
Memberikan panduan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai organisasi Mempercantik anggota yang menolak nilai-nilai organisasi atau normatif yang ditetapkan
Meningkatkan efektivitas organisasi Membuat keputusan dan aturan baru membutuhkan waktu dan sumber daya
Meningkatkan loyalitas anggota Membatasi kreativitas dan inovasi anggota

Sebuah organisasi harus mampu menemukan keseimbangan yang tepat antara keuntungan dan kerugian untuk menciptakan normatif yang tepat untuk mencapai kualitas terbaik. Namun, secara keseluruhan, manfaat normatif lebih besar daripada kerugian yang ditimbulkannya.

Kritik terhadap Normatif

Normatif adalah suatu konsep atau standar yang mengatur tindakan atau perilaku manusia. Namun, seperti konsep lainnya, normatif juga memiliki para kritikus. Berikut ini adalah beberapa kritik terhadap konsep normatif:

  • Subjektifitas: Kritik pertama tentang normatif adalah bahwa konsep ini sangat subjektif. Artinya, apa yang dinilai normatif oleh seseorang mungkin tidak dinilai normatif oleh orang lain. Sebagai contoh, memilih pasangan hidup dari golongan yang sama mungkin dianggap normatif oleh sebagian orang, tetapi hal tersebut belum tentu dipandang normatif oleh yang lain.
  • Tidak selalu bisa diaplikasikan: Kritik kedua adalah normatif tidak selalu bisa diaplikasikan. Misalnya, ketika tindakan yang normatif bertentangan dengan kepentingan umum, maka situasi yang tercipta akan sangat kompleks dan sulit diprediksi.
  • Batas waktu: Kritik ketiga adalah bahwa normatif kadang-kadang hanya efektif terbatas waktu saja. Besaran sosial, budaya, dan keperluan dapat berubah seiring waktu; apa yang sebelumnya dianggap normatif mungkin tidak lagi relevan pada masa depan.

Masalah Subjektifitas Normatif

Kritik pertama tentang normatif adalah bahwa konsep ini sangat subjektif. Tidak ada ukuran yang pasti untuk menentukan apakah tindakan atau perilaku suatu orang tergolong normatif atau tidak. Subjektifitas ini biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti agama, budaya, sosial, atau bahkan keadaan tertentu.

Kebutuhan Situasional

Kritik selanjutnya adalah bahwa normatif tidak selalu efektif dalam keadaan tertentu. Kebutuhan situasional ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan kepentingan umum. Misalnya saja, suatu tindakan atau perilaku yang dianggap normatif dalam suatu kelompok besar mungkin tidak normatif dalam kelompok kecil.

Perubahan Sosial dan Budaya

Sejalan dengan perubahan sosial dan budaya, apa yang dianggap normatif pada satu waktu mungkin tidak lagi dianggap normatif pada masa depan. Telah terjadi banyak perubahan dalam norma dan nilai-nilai yang berlaku, dan hal ini berdampak pada konsep normatif. Normatif yang terlalu dipaksakan pada kondisi sosial yang baru tidak akan efektif bagi masyarakat.

Normatif Abadi

Tahun Negara Normatif
1938 Jerman Nametag Jewish
1882 Cina Bound Feet
1808 Inggris Slave Trade

Kritik lain terhadap normatif adalah bahwa konsep ini terlalu selalu abadi dan tidak memperhitungkan perubahan dalam nilai dan norma sosial. Sebagai contoh, norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku pada abad ke-19 mungkin tidak lagi relevan pada abad ke-21. Beberapa normatif terkenal yang telah dihapus dari sejarah dunia karena dinyatakan tidak manusiawi, salah satunya adalah nametag Yahudi di Jerman pada masa penjajahan Nazi.

Peran Normatif dalam Kebijakan Publik

Normatif adalah sebuah istilah yang merujuk pada norma atau aturan tertentu yang dijadikan acuan untuk mengatur tata kehidupan masyarakat. Dalam konteks kebijakan publik, normatif sangat penting karena berperan sebagai penentu arah keputusan yang diambil oleh para policymaker. Secara umum, peran normatif dalam kebijakan publik dapat dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu:

  • Menetapkan standar moral dan etika dalam mengambil keputusan
  • Menentukan nilai-nilai yang harus diterapkan dalam masyarakat
  • Mengatur perilaku individu dan organisasi dalam lingkup kebijakan publik

Dalam aspek pertama, normatif berfungsi sebagai tolok ukur moral dan etika yang harus diikuti oleh para policymaker dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, dalam keputusan pembangunan infrastruktur, seorang policymaker harus mempertimbangkan faktor-faktor moral dan etika seperti hak asasi manusia, kebutuhan masyarakat, dan dampak lingkungan.

Aspek kedua, normatif berfungsi untuk menentukan nilai-nilai yang harus diterapkan dalam masyarakat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan publik yang diambil dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Sebagai contoh, pemerintah dapat menetapkan nilai-nilai seperti keadilan, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik.

Aspek ketiga, normatif digunakan untuk mengatur perilaku individu dan organisasi dalam lingkup kebijakan publik. Dalam hal ini, normatif berperan sebagai perangkat kontrol sosial yang dapat meminimalisasi kecurangan, korupsi, dan praktek-praktek yang merugikan masyarakat. Sebagai contoh, Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara mengatur perilaku para pejabat publik dalam melaksanakan tugasnya agar tidak merugikan kepentingan masyarakat.

Contoh Implementasi Peran Normatif dalam Kebijakan Publik

  • Pengambilan keputusan dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol dan gedung-gedung tertentu, harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti hak asasi manusia, kebutuhan masyarakat, dan dampak lingkungan.
  • Pemerintah menetapkan nilai-nilai seperti transparansi, partisipasi masyarakat, dan keadilan dalam kebijakan publik.
  • Undang-undang memberikan sanksi bagi pejabat publik yang melanggar aturan sehingga tercipta kontrol sosial dalam melaksanakan tugasnya.

Tabel: Contoh Implementasi Peran Normatif dalam Kebijakan Publik

Pembangunan Infrastruktur Nilai-nilai dalam Kebijakan Publik Kontrol Sosial
Memperhatikan hak asasi manusia, kebutuhan masyarakat, dan dampak lingkungan Transparansi, partisipasi masyarakat, dan keadilan Undang-undang yang memberikan sanksi kepada pejabat publik yang melanggar aturan

Implementasi peran normatif dalam kebijakan publik sangat penting karena norma dan etika yang diterapkan dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil akan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Penggunaan normatif dapat membantu meminimalisasi kecurangan, korupsi, dan praktek-praktek yang merugikan masyarakat dan menciptakan tata kelola yang baik.

Sampai jumpa!

Nah, itu dia penjelasan tentang apa itu normatif. Semoga bisa membantu kamu lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan normatif. Terima kasih sudah membaca, dan jangan lupa untuk mampir lagi ke sini ya untuk membaca artikel menarik lainnya!