Apa Itu MRI Dalam Dunia Kedokteran: Cara Kerja dan Manfaatnya

MRI atau Magnetic Resonance Imaging adalah salah satu teknologi medis yang digunakan untuk mendeteksi masalah kesehatan yang terjadi pada tubuh manusia. Teknologi yang satu ini menggunakan gelombang magnet dan gelombang radiofrekuensi untuk menghasilkan gambar yang sangat detail dan akurat dari organ tubuh di dalamnya. Meski begitu, mesin MRI agak mahal dan tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas ini.

Bagi dokter, hasil scan MRI sangat penting untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada pasien. Hasil dari teknologi ini biasanya lebih akurat dibandingkan dengan teknologi lain seperti X-Ray dan CT-Scan. Selain itu, teknologi MRI juga relatif aman karena tidak menggunakan sinar-X sehingga dapat meminimalisir risiko paparan radiasi.

Tentu saja, banyak orang yang masih belum paham dengan teknologi MRI ini dan masih penasaran apa itu MRI dalam dunia kedokteran. Oleh karena itu, di artikel ini kita akan bahas lebih detil tentang apa itu MRI, bagaimana cara kerjanya, dan apa saja manfaat dari teknologi medis yang sangat canggih ini.

Prinsip dasar MRI

MRI, atau Magnetic Resonance Imaging, merupakan salah satu jenis teknologi pemindaian tubuh yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambaran internal tubuh dengan sangat detail tanpa menggunakan radiasi ionisasi. Prinsip dasar MRI adalah penggunaan medan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambaran potongan horizontal atau potongan melintang dari bagian tubuh yang diperiksa.

  • Medan Magnet
  • Setiap atom memiliki inti yang di dalamnya terdapat partikel-partikel bermuatan positif (proton) dan tak bermuatan (neutron). Apabila inti atom tersebut ditempatkan pada medan magnet, inti- inti tersebut akan berperilaku seperti magnet dan menghasilkan medan magnet terendah pada sekitarnya. Semakin banyak proton dalam inti atom yang dihasilkan, semakin besar pula kekuatan medan magnet yang dihasilkan.

  • Gelombang Radio
  • Setelah medan magnet terbentuk di dalam tubuh pasien, gelombang radio diperkenalkan pada tubuh pasien untuk memutar proton secara teratur. Setiap inti atom akan memancarkan energi dalam bentuk sinyal radio ke luar tubuh pasien setelah berinteraksi dengan energi gelombang radio. Sinyal ini akan diterima oleh perangkat pencitraan MRI dan diubah menjadi gambaran visual berdasarkan skala kepadatan proton di dalam tubuh.

  • Komputer
  • Dalam proses pencitraan, komputer digunakan untuk mengubah sinyal radio dari inti atom menjadi gambar tiga dimensi yang dapat dilihat oleh dokter. Meskipun sinyal radio ini sangat lemah, komputer dan perangkat pencitraan MRI dapat mengolah sinyal tersebut untuk menghasilkan gambaran yang menunjukkan organ, jaringan lunak, dan struktur tulang serta pembuluh darah yang lebih jelas dan sangat akurat. MRI digunakan dalam bidang kedokteran untuk mengevaluasi organ internal, mengidentifikasi kondisi akut atau kronis, dan untuk memantau kemajuan pengobatan pasien.

Bagaimana MRI Bekerja

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah teknologi medis yang memungkinkan dokter melihat struktur internal tubuh kita untuk memperoleh diagnosis yang lebih akurat. Cara kerja MRI sangat rumit dan kompleks. Berikut adalah beberapa penjelasan penting tentang cara kerja alat MRI:

  • Pendeteksian Sinyal: Alat MRI akan menghasilkan medan magnet yang kuat yang akan mengarahkan proton berenergi rendah dalam tubuh kita untuk bersikap sejajar dengan medan magnet. Selanjutnya, alat MRI akan memancarkan sinyal radio ke tubuh kita. Proton akan kemudian mengalami perubahan arah dalam respon terhadap sinyal tersebut.
  • Perekaman Sinyal: Setelah proton menghasilkan respon terhadap sinyal radio, alat MRI akan menerima sinyal-sinyal tersebut dan merekamnya. Pada proses perekaman sinyal, faktor yang dapat memengaruhi kekuatan sinyal adalah beberapa parameter seperti waktu, kekuatan medan magnet, dan sebagainya.
  • Pengolahan Sinyal: Data sinyal yang terkumpul kemudian diubah melalui serangkaian proses pengolahan yang melibatkan perhitungan matematis yang sangat kompleks. Hasil pengolahan tersebut dapat dijadikan gambar oleh dokter untuk membantu melakukan diagnosis.

Alat MRI Menggunakan Medan Magnet yang Kuat

Alat MRI menggunakan medan magnet yang sangat besar untuk bekerja. Medan magnet tersebut dapat mencapai puluhan ribu kali medan magnet bumi. Medan magnet yang kuat tersebut akan menentukan resolusi gambar dan waktu perekaman.

Namun, medan magnet yang kuat tersebut juga dapat berpengaruh pada kesehatan kita dan mungkin memengaruhi beberapa fungsi organ tubuh kita, terutama jika kita memiliki perangkat medis dalam tubuh kita seperti pacu jantung, klip aneurisma, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebelum menjalani MRI, dokter akan memeriksa riwayat medis pasien dan memastikan bahwa pasien tidak memiliki benda logam dalam tubuhnya.

Keuntungan MRI dibandingkan Teknologi Radiologi Lainnya

Salah satu keuntungan MRI adalah kemampuannya dalam memberikan gambar dengan resolusi yang sangat tinggi dan detail. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh dengan jelas dan memungkinkan diagnosis yang lebih akurat.

Teknologi Radiologi Keuntungan Kerugian
X-Ray – Biaya relatif murah
– Pemeriksaan cepat
– Mudah dilakukan
– Radiasi dapat menimbulkan risiko kanker
– Gambar kurang terperinci
CT Scan – Memberikan gambar yang cukup terperinci
– Dapat mendeteksi masalah dalam organ dalam
– Dapat menimbulkan risiko radiasi yang lebih besar daripada X-Ray
– Biaya relatif mahal
MRI – Memberikan gambar dengan resolusi dan detail tinggi
– Tidak menggunakan radiasi
– Biaya relatif mahal
– Tidak cocok bagi orang yang memiliki beberapa jenis benda logam dalam tubuhnya

Dalam kesimpulan, MRI merupakan teknologi medis canggih yang memungkinkan dokter melihat struktur internal tubuh kita dengan sangat terperinci. Cara kerja alat MRI sangat rumit dan melibatkan beberapa tahapan proses yang kompleks. Namun, keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi ini sangat besar dan membantu dokter dalam melakukan diagnosis yang lebih akurat dan terperinci.

Keuntungan MRI dibandingkan dengan metode pencitraan lain

MRI atau Magnetic Resonance Imaging merupakan salah satu metode pencitraan medis yang digunakan dalam dunia kedokteran untuk melihat struktur internal dari tubuh manusia. MRI bekerja dengan memanfaatkan medan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk menciptakan gambar detil yang sangat jelas dari organ, jaringan, dan tulang. Berikut adalah beberapa keuntungan dari MRI dibandingkan dengan metode pencitraan lain:

  • Lebih Akurat: MRI mampu menghasilkan gambar dengan resolusi yang lebih tinggi dan detail yang lebih tajam dibandingkan dengan metode pencitraan medis lainnya, seperti CT Scan atau X-ray. Hal ini memungkinkan dokter untuk melihat struktur tubuh secara lebih akurat dan memperoleh diagnosis yang lebih tepat.
  • Tidak Menggunakan Radiasi: MRI tidak menggunakan sinar X atau radiasi ionisasi yang berbahaya seperti halnya CT Scan atau X-ray. Sebagai gantinya, MRI menggunakan gelombang radio dan medan magnet yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
  • Dapat Melihat Lebih Banyak Bagian Tubuh: MRI mampu melihat berbagai bagian tubuh, seperti otak, tulang, organ dalam, dan jaringan lunak. Sementara itu, CT Scan hanya dapat melihat tulang dan jaringan keras lainnya, sedangkan X-ray hanya dapat melihat bagian-bagian tertentu dari tubuh.

Keamanan MRI

Meskipun tidak menggunakan radiasi, tetap ada sejumlah risiko yang terkait dengan melakukan MRI. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum melakukan MRI adalah:

  • Benda Logam: Medan magnet yang kuat dalam MRI dapat menarik benda logam di dalam tubuh manusia, seperti pacemaker, prostesis, atau implant logam lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menginformasikan kepada dokter jika Anda memiliki benda logam di dalam tubuh.
  • Klaustrofobia: Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman atau takut melakukan MRI karena ruangan MRI bersifat tertutup dan sempit. Jika Anda memiliki masalah klaustrofobia, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda sebelum melakukan MRI.
  • Kontras: Untuk meningkatkan akurasi diagnosis, dokter mungkin menggunakan bahan kontras untuk membedakan bagian-bagian tertentu dalam gambar MRI. Namun, bahan kontras ini dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Oleh karena itu, penting untuk memberitahu dokter jika Anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap bahan kontras.

Perbandingan MRI, CT Scan, dan X-ray

Berikut adalah perbandingan antara MRI, CT Scan, dan X-ray dalam hal kegunaan, keamanan, dan akurasi diagnosa:

Keputusan untuk melakukan metode pencitraan medis mana yang lebih baik tergantung pada jenis penyakit atau kondisi yang akan didiagnosis, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Oleh karena itu, konsultasikanlah dengan dokter atau ahli radiologi untuk memilih metode pencitraan medis yang tepat untuk kondisi Anda.

Jenis-jenis MRI

MRI merupakan singkatan dari Magnetic Resonance Imaging, suatu teknologi yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar tubuh. Proses pemeriksaan MRI dilakukan dengan memindai organ tubuh atau bagian tubuh dengan gelombang elektromagnetik. Jenis-jenis MRI dapat dibedakan berdasarkan teknologi yang digunakan, jenis magnet yang digunakan, maupun area tubuh yang diperiksa.

  • MRI low-field: jenis MRI yang menggunakan magnet dengan kekuatan rendah, di bawah 0.5 Tesla. Meski lebih murah, MRI low-field kurang sensitif dalam mendeteksi lesi di otak dan tulang belakang, sehingga biasanya dianjurkan hanya untuk memeriksa bagian tubuh tertentu.
  • MRI mid-field: jenis MRI yang menggunakan magnet dengan kekuatan di antara 0.5 hingga 1.5 Tesla. MRI mid-field banyak digunakan untuk memeriksa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan kelenjar prostat.
  • MRI high-field: jenis MRI yang menggunakan magnet dengan kekuatan lebih dari 1.5 Tesla. Jenis MRI ini sangat sensitif dalam mendeteksi lesi di otak dan tulang belakang, sehingga biasanya digunakan untuk memeriksa bagian tubuh yang kompleks dan sulit dijangkau.

Selain itu, jenis-jenis MRI juga dapat dibedakan berdasarkan area tubuh yang diperiksa, seperti MRI kepala, MRI tulang belakang, MRI panggul, atau MRI perut dan dada. Setiap jenis MRI memiliki prosedur dan persiapan yang berbeda, tergantung pada area tubuh yang akan diperiksa.

Berikut ini adalah tabel perbedaan jenis-jenis MRI berdasarkan teknologi dan jenis magnet yang digunakan:

MRI CT Scan X-Ray
Kegunaan Melihat jaringan lembut, organ dalam, dan tulang. Biasanya digunakan untuk diagnosis penyakit seperti tumor, stroke, dan cedera otak Melihat tulang dan jaringan keras lainnya. Biasanya digunakan untuk diagnosis penyakit seperti penyakit jantung, kanker, dan cedera Melihat tulang dan bagian-bagian tubuh tertentu. Biasanya digunakan untuk diagnosis penyakit seperti patah tulang, penyakit paru-paru, dan penyakit jantung
Keamanan Tidak menggunakan sinar X atau radiasi ionisasi yang berbahaya tetapi dapat menarik benda logam di dalam tubuh Menggunakan sinar X yang berbahaya bagi tubuh tetapi risiko kecil jika hanya dilakukan sesekali Menggunakan sinar X yang berbahaya bagi tubuh tetapi risiko kecil jika hanya dilakukan sesekali
Akurasi Diagnosa Lebih akurat dalam melihat jaringan lembut dan organ dalam dibandingkan CT Scan dan X-ray Tidak seakurat MRI dalam melihat jaringan lembut tetapi lebih akurat dalam melihat tulang dan jaringan keras lainnya Tidak seakurat MRI dan CT Scan dalam melihat struktur tubuh tetapi lebih cepat dan lebih murah
Jenis MRI Tesla (kekuatan magnet) Kecerahan citra Harga
MRI low-field 0.2 – 0.5 Kurang baik Lebih murah
MRI mid-field 0.5 – 1.5 Baik Sedang
MRI high-field >1.5 Sangat baik Lebih mahal

Dalam proses pemeriksaan, pasien akan diminta untuk berbaring pada meja pemeriksaan dengan posisi yang bervariasi tergantung area tubuh yang akan diperiksa. Selama proses scanning, pasien harus berbaring diam dan tidak bergerak agar hasil gambar yang dihasilkan akurat dan jelas. Saat melakukan pemeriksaan MRI, pasien tidak merasakan sakit atau rasa tidak nyaman, namun terkadang suara dering atau deru bisa dirasakan saat mesin sedang memindai.

Persiapan Pasien Sebelum Menjalani MRI

Magnetic Resonance Imaging atau yang lebih dikenal dengan singkatan MRI adalah metode non-invasif yang digunakan untuk mendapatkan gambaran detail dari organ dan jaringan dalam tubuh pasien. Sebelum menjalani MRI, terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien untuk memastikan prosedur berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien sebelum menjalani MRI:

  • Menghindari makan atau minum selama minimal 4 jam sebelum menjalani MRI. Pasien hanya diperbolehkan minum air putih dalam jumlah kecil untuk menjaga kesehatan tubuh.
  • Memberitahukan kepada dokter atau petugas kesehatan jika pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu atau bahan tertentu seperti pewarna kontras yang digunakan dalam MRI.
  • Melepaskan perhiasan atau benda logam lainnya seperti jam tangan, cincin, dan kacamata sebelum menjalani MRI. Benda logam tersebut dapat mempengaruhi hasil gambaran pada tubuh pasien.

Selain itu, pasien juga perlu memberikan informasi yang lengkap mengenai kesehatannya seperti riwayat alergi, riwayat penyakit jantung, dan riwayat operasi sebelumnya. Informasi-informasi tersebut akan membantu dokter dalam mengevaluasi kondisi pasien dan menentukan apakah pasien memerlukan persiapan khusus sebelum menjalani MRI.

Sebelum menjalani MRI, pasien juga harus mengganti pakaian dengan baju rumah sakit yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Hal ini karena baju yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya memiliki bahan logam yang dapat mengganggu hasil gambaran MRI.

Persiapan Kontras MRI

Dalam beberapa kasus, pasien yang akan menjalani MRI perlu mendapatkan injeksi pewarna kontras untuk meningkatkan jelasnya gambaran pada organ dan jaringan. Pewarna kontras tersebut diberikan melalui saluran infus atau jarum suntik. Sebelum diberikan injeksi pewarna kontras, pasien perlu memperhatikan beberapa hal seperti:

  • Tidak diperbolehkan makan atau minum selama minimal 2 jam sebelum melakukan injeksi pewarna kontras. Pasien hanya diperkenankan minum air putih dalam jumlah kecil untuk menjaga kesehatannya.
  • Pasien perlu memberikan informasi mengenai riwayat alergi. Obat-obatan dan bahan yang digunakan dalam injeksi pewarna kontras dapat menyebabkan efek samping pada beberapa pasien yang memiliki riwayat alergi.
  • Pasien perlu membuka mulut lebar-lebar selama beberapa saat setelah melakukan injeksi pewarna kontras. Hal ini dilakukan untuk memastikan kontras dapat menyebar secara merata di dalam tubuh pasien.

Sebelum melakukan MRI, dokter perlu menentukan apakah pasien memerlukan injeksi pewarna kontras atau tidak. Keputusan tersebut didasarkan pada jenis penyakit pasien yang hendak didiagnosa serta evaluasi kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Jenis  Harga          Waktu Yang Dibutuhkan    
Biasa   Rp. 300.000,- s/d 600.000,-     10 – 30 menit    
Dengan kontras  Rp. 1.000.000,- s/d 2.000.000,-    30 – 90 menit    

Adapun tujuan dari persiapan pasien sebelum menjalani MRI adalah untuk memastikan kelancaran prosedur tanpa ada kendala. Proses persiapan juga dilakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya efek samping yang tidak diinginkan pada pasien. Oleh karena itu, pasien perlu memperhatikan semua instruksi dan arahan yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan selama menjalani persiapan tersebut.

Risiko dan efek samping dari MRI

MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah prosedur diagnostik yang umum digunakan dalam dunia kedokteran untuk melihat detail anatomi tubuh manusia. Meskipun MRI dianggap aman dan tidak menyebabkan radiasi sama sekali, prosedur ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Berikut adalah beberapa risiko dan efek samping dari MRI:

  • Gangguan pendengaran dan telinga berdengung. Meskipun MRI tidak menggunakan radiasi ionisasi untuk memindai, suara keras dan berulang dari mesin MRI dapat memengaruhi fungsi pendengaran sementara. Beberapa pasien mungkin juga melaporkan telinga berdengung selama prosedur.
  • Gelombang radio dan pemanasan jaringan. Selama MRI, tubuh manusia berada di lingkungan magnet yang kuat dan gelombang radio. Beberapa pasien mungkin mengalami sedikit pemanasan pada jaringan di sekitar area yang diperiksa. Meskipun pemanasan ini biasanya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, pasien dengan implan logam atau perangkat medis harus berbicara dengan dokter mereka terlebih dahulu.
  • Reaksi alergi terhadap zat kontras. Beberapa MRI memerlukan pemberian zat kontras di pembuluh darah untuk membantu membedakan struktur tubuh yang lebih baik. Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap zat kontras ini, seperti gatal-gatal, ruam, atau sesak napas.

Meskipun risiko dan efek samping dari MRI umumnya kecil dan jarang terjadi, penting untuk berbicara dengan dokter Anda tentang semua kondisi medis atau implan yang Anda miliki sebelum menjalani MRI. Ini akan membantu dokter Anda memutuskan apa yang terbaik untuk Anda dan mengetahui jika ada risiko khusus yang harus diperhatikan.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu meminimalkan risiko selama prosedur MRI:

– Memastikan bahwa tidak ada logam pada tubuh atau pakaian. Meskipun kebanyakan pakaian tidak akan memengaruhi hasil MRI, benda-benda logam seperti piercings, tato, atau perangkat medis dapat terganggu atau rusak dalam lingkungan magnetik.

– Memberi tahu teknisi tentang kondisi medis atau implan yang dimiliki. Meskipun MRI tidak mengeluarkan radiasi, Anda mungkin memiliki risiko tambahan jika Anda memiliki implan logam dalam tubuh, seperti pacemaker atau klip pembuluh darah.

– Berbicara dengan dokter jika Anda hamil atau sedang merencanakan kehamilan. Meskipun tidak ada bukti bahwa MRI berbahaya untuk janin, tetap disarankan untuk membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter Anda jika Anda hamil atau sedang merencanakan kehamilan.

Risiko/Efek Samping Frekuensi Solusi
Gangguan Pendengaran dan Telinga Berdengung Jarang Bicarakan dengan teknisi tentang penggunaan earplug atau headphone untuk mengurangi suara mesin MRI.
Gelombang Radio dan Pemanasan Jaringan Jarang Bicarakan dengan dokter tentang risiko tambahan jika Anda memiliki implan logam atau perangkat medis yang dapat terganggu oleh magnetik lingkungan.
Reaksi Alergi terhadap Zat Kontras Sangat Jarang Jangan ragu untuk memberi tahu teknisi atau dokter jika Anda memiliki riwayat alergi atau asma.

Sumber: Mayo Clinic

Interpretasi hasil MRI dan penggunaannya dalam diagnosis kedokteran.

Penting bagi dokter untuk memiliki pemahaman yang baik tentang interpretasi hasil MRI dan penggunaannya dalam diagnosis kedokteran. Berikut adalah panduan singkat tentang hal tersebut:

  • MRI atau Magnetic Resonance Imaging memungkinkan untuk menghasilkan gambar tubuh dalam bagian yang mendasarinya. Dalam hal ini, MRI dapat menghasilkan gambar yang sangat jelas dari organ-organ internal seperti otak, jantung, hati, dan ginjal.
  • Dalam interpretasi hasil MRI, dokter akan mencari patologi atau kelainan. Dari hasil scan, gambaran anatomis yang normal akan memiliki sinyal kecerahan yang konsisten sedangkan kelainan akan memiliki sinyal yang berbeda.
  • Penggunaannya dalam diagnosis kedokteran sangat luas, seperti dalam menentukan keberadaan tumor atau kista, mengidentifikasi cacat bawaan atau gangguan perkembangan, dan mengevaluasi cedera atau kelainan pada tulang dan sendi.
  • Diagnosis dari hasil MRI sangat penting untuk mengembangkan rencana pengobatan yang tepat. Dokter dapat merujuk pasien ke spesialis untuk mempertimbangkan opsi perawatan berdasarkan interpretasi hasil MRI.
  • Hasil MRI juga digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan penyakit pada pasien dengan kondisi kronis, seperti Multiple Sclerosis dan Alzheimer.
  • Sebelum menjalani MRI, pasien harus membicarakan riwayat medis mereka dengan dokter mereka dan melaporkan jika mereka memiliki logam atau perangkat medis di dalam tubuh mereka.
  • Pasien harus diperingatkan bahwa sedikit claustrophobia dapat dialami ketika terkena MRI. Prosedur ini juga dapat berlangsung beberapa waktu, tergantung pada bagian tubuh yang di-scan.

Contoh Kasus: Interpretasi Hasil MRI pada Cedera Lutut

Jika seseorang menderita cedera lutut dan dokter mencurigai ada masalah pada ligamen atau tulang rawan, dokter mungkin akan merujuk pasien ke MRI. Hasil MRI dapat membantu dokter dalam diagnosis. Dalam hal ini, dokter akan mencari pusaran ligamen atau retak pada tulang rawan. Ini akan memandu dokter untuk mengembangkan rencana pengobatan yang lebih tepat, seperti terapi fisik atau bahkan operasi.

Citra MRI Lutut Normal Citra MRI Lutut Cedera
Citra MRI Lutut Normal Citra MRI Lutut Cedera

Hasil MRI ini akan memberikan informasi tentang tingkat keparahan cedera. Dalam contoh ini, gambar MRI pada sisi kiri menunjukkan lutut yang normal dan pada sisi kanan menunjukkan pembengkakan pada ligamen ACL dan kerusakan pada tulang rawan.

Terima Kasih Telah Membaca Artikel Apa Itu MRI dalam Dunia Kedokteran

Sekarang, kalian sudah tahu apa itu MRI dan bagaimana pentingnya teknologi ini dalam dunia kedokteran. Semoga artikel ini telah memberikan kamu pemahaman yang lebih baik tentang MRI dan bagaimana ia digunakan oleh para dokter untuk membantu mendiagnosis dan merawat pasien. Jangan lupa untuk tetap mengunjungi website kami untuk artikel-artikel menarik lainnya seputar kesehatan dan kedokteran. Sampai jumpa lagi dan selamat membaca!