Kalimat pasif, apa itu ya? Kalau kamu termasuk orang yang kerap menggunakan bahasa Inggris, mungkin sudah familier dengan kalimat pasif. Tapi, jika kamu belajar bahasa Indonesia, mungkin agak asing mendengarnya. Meski terdengar rumit, sebenarnya kalimat pasif bisa jadi sangat mudah dipelajari.
Kalimat pasif adalah jenis kalimat yang menekankan pada objek sebagai fokus utama. Kalimat ini biasanya diawali dengan kata kerja bentuk ketiga (V3) seperti ‘dikirim’ atau ‘diperbaiki’. Kalimat pasif berguna ketika kita ingin menekankan pada objek atau peristiwa yang terjadi, bukan pada pelakunya. Namun, cara penggunaannya tidak boleh sembarangan, karena bisa membuat makna kalimat menjadi menyesatkan.
Mungkin kamu pernah mendengar istilah ‘kalimat aktif’ dan ‘kalimat pasif’, tapi belum tahu bedanya. Kalimat aktif adalah kalimat yang menekankan pada pelaku atau subjeknya. Contohnya, “Saya membeli bunga di pasar” memiliki subjek yang jelas, yaitu “saya”. Sementara kalimat pasif lebih menekankan pada objek dari sebuah kalimat. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa memilih jenis kalimat yang cocok untuk mengekspresikan ide atau pesan yang ingin disampaikan.
Definisi Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya menerima tindakan yang dilakukan oleh pelaku dalam kalimat tersebut. Dalam kalimat pasif, fokus diberikan pada objek atau benda yang menjadi penerima dari tindakan, bukan pada pelakunya. Kalimat pasif digunakan untuk menyampaikan informasi tanpa menunjukkan siapa yang melakukan tindakan.
Kalimat pasif dibentuk dengan menggunakan to be (is, am, are, was, were, etc) diikuti oleh kata kerja yang bentuk ketiganya (past participle). Kalimat pasif sering digunakan dalam karya tulis ilmiah atau jurnal karena dianggap lebih objektif dan formal.
Contoh Kalimat Pasif
- Buku ini telah dibaca oleh banyak orang. (kalimat aktif: Banyak orang telah membaca buku ini.)
- Novel itu sedang ditulis oleh penulis terkenal. (kalimat aktif: Penulis terkenal sedang menulis novel itu.)
- Pesawat itu akan diperbaiki besok. (kalimat aktif: Teknisi akan memperbaiki pesawat itu besok.)
Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif
Perbedaan utama antara kalimat aktif dan kalimat pasif adalah bahwa dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan pada objek, sedangkan dalam kalimat pasif, objek menerima tindakan yang dilakukan oleh subjek.
Contoh perbedaannya:
Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
---|---|
Tom mengambil kunci. | Kunci diambil oleh Tom. |
Perusahaan itu memproduksi mobil. | Mobil diproduksi oleh perusahaan itu. |
Sheila memasak makanan itu. | Makanan itu dimasak oleh Sheila. |
Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif
Saat menulis kalimat, ada dua bentuk yang sering digunakan, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjek kalimat melakukan tindakan terhadap objek, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat di mana objek kalimat menjadi fokus utama kalimat dan menerima tindakan dari subjek kalimat. Berikut ini adalah perbedaan dari kedua jenis kalimat tersebut:
- Subjek dan objek kalimat dalam kalimat aktif eksplisit dibicarakan dan jelas terlihat. Sedangkan dalam kalimat pasif, subjek tidak selalu disebutkan atau ditempatkan di awal kalimat.
- Pada kalimat aktif, tindakan yang dilakukan oleh subjek terlihat jelas dan lebih efektif digunakan jika penulis ingin menekankan pada tindakan yang dilakukan oleh subjek. Sedangkan pada kalimat pasif, fokus utama justru pada objek dan tindakan yang dilakukan terhadap objek.
- Penggunaan kalimat aktif cenderung lebih mudah dipahami dan memiliki kejelasan, sedangkan kalimat pasif memberikan kesan kurang konkrit dan kurang gamblang dalam menyampaikan suatu informasi.
Untuk memahami perbedaan antara kedua jenis kalimat tersebut, berikut adalah contoh kalimat aktif dan pasif:
Kalimat Aktif: Saya menulis artikel ini.
Kalimat Pasif: Artikel ini ditulis oleh saya.
Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
---|---|
Budi membeli mobil baru. | Mobil baru dibeli oleh Budi. |
Perusahaan merekrut karyawan baru. | Karyawan baru direkrut oleh perusahaan. |
Dia menendang bola ke arah gawang. | Bola ditendangnya ke arah gawang. |
Jadi, dari perbedaan antara kalimat aktif dan pasif tersebut, penulis dapat memilih jenis kalimat yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari tulisan yang dibuat.
Contoh Kalimat Pasif
Apakah kamu pernah mendengar tentang kalimat pasif? Kalimat pasif adalah jenis kalimat yang sering digunakan pada saat kita tidak ingin menyebutkan siapa yang melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam sebuah kalimat. Dalam kalimat pasif, subyek kalimat menerima tindakan dan tindakan tersebut dilakukan oleh objek kalimat.
Sebagai contoh, perhatikan kalimat “Mobil itu dicuci oleh bapak saya”. Dalam kalimat ini, objek kalimat adalah mobil dan subyek kalimat adalah bapak saya. Namun, bapak saya tidak disebutkan pada awal kalimat, sehingga kalimat tersebut menjadi pasif.
- “Buku itu dibeli oleh saya.”
- “Makanan itu dimasak oleh orang tua.”
- “Kerja rumah itu akan dikerjakan oleh siswa.”
Contoh kalimat pasif dapat juga kita temukan dalam kalimat-kalimat berita. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berita berikut:
“Polisi telah menangkap pelaku penjambretan kemarin malam di pusat kota.”
Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
---|---|
Polisi telah menangkap pelaku penjambretan kemarin malam di pusat kota. | Pelaku penjambretan telah ditangkap oleh polisi kemarin malam di pusat kota. |
Bagaimana dengan contoh kalimat pasif yang lain? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
Kelebihan dan kekurangan penggunaan kalimat pasif
Memahami penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia memang penting untuk memperkaya kosa kata dan meningkatkan kemampuan menulis atau berbicara dalam bahasa tersebut. Namun, penggunaan kalimat pasif juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui. Berikut penjelasan lebih lanjut:
- Kelebihan
- Menghindari penyebutan subjek yang kurang diinginkan dalam konteks tertentu, seperti kasus kecelakaan atau kejahatan.
- Mengalihkan perhatian pembaca atau pendengar pada objek atau tindakan yang lebih penting dalam kalimat.
- Mendapatkan kesan polos dan tidak ingin menyinggung perasaan orang lain, terutama dalam percakapan sehari-hari dengan orang yang lebih senior atau terhormat.
- Memberi kesan akademis dan lebih formal dalam penulisan.
- Kekurangan
- Mengurangi kejelasan dan kejelasan kalimat.
- Meningkatkan panjang kalimat dan membuat pembaca atau pendengar mudah kehilangan fokus saat membacanya atau mendengarnya.
- Membuat kalimat terkesan lebih rumit dalam konstruksi, terutama bagi pemula yang baru belajar bahasa Indonesia.
Kami dapat mengambil contoh kalimat sederhana untuk lebih memahami kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kalimat pasif:
Kalimat aktif: Ayah membeli kue di toko
Kalimat pasif: Kue dibeli oleh Ayah di toko
Kelebihan dari penggunaan kalimat pasif adalah mengalihkan perhatian pembaca pada objek, dalam hal ini kue, dan memberikan kesan formal dalam penulisan.
Sementara itu, kekurangan dari penggunaan kalimat pasif adalah mengurangi kejelasan dan kejelasan kalimat, serta meningkatkan panjang kalimat yang dapat membuat pembaca atau pendengar mudah kehilangan fokus.
Jenis Kalimat | Contoh |
---|---|
Kalimat Aktif | Mereka memesan makanan di restoran |
Kalimat Pasif | Makanan dipesan oleh mereka di restoran |
Kesimpulannya, penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada situasi dan konteks yang digunakan. Sebagai penulis atau pembicara, kami perlu memahami kapan dan di mana penggunaannya dapat memberikan efek yang positif atau negatif dalam komunikasi.
Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Pasif
Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek menerima tindakan yang dilakukan oleh objek. Cara membuat kalimat pasif adalah dengan mengubah posisi subjek dan objek dalam kalimat aktif. Berikut adalah langkah-langkah cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:
- Identifikasi subjek, predikat, dan objek dalam kalimat aktif
- Tentukan objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif
- Jika diperlukan, tambahkan kata keterangan (seperti oleh) untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan
- Ganti kata kerja dalam kalimat aktif dengan kata kerja bentuk kedua dalam kalimat pasif
- Tambahkan kata kerja tobe sesuai dengan subjek dalam kalimat pasif
Contoh:
Kalimat Aktif: Saya minum kopi
Kalimat Pasif: Kopi diminum oleh saya
Beberapa bentuk kata kerja dalam kalimat aktif yang memiliki bentuk pasif yang berbeda-beda, seperti:
Kata Kerja Aktif | Kata Kerja Pasif |
---|---|
am/are/is + verb-ing | am/are/is + being + verb-3 |
was/were + verb-ing | was/were + being + verb-3 |
has/have + verb-3 | have/has been + verb-3 |
had + verb-3 | had been + verb-3 |
Langkah-langkah di atas dapat membantu Anda dalam mengubah kalimat aktif menjadi pasif. Dengan memahami cara membuat kalimat pasif, Anda dapat memperluas penggunaan bahasa dan meningkatkan kemampuan menulis Anda.
Penggunaan Kalimat Pasif dalam Tulisan Ilmiah
Kalimat pasif adalah tipe kalimat di mana subjek tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi dari objek. Penggunaan kalimat pasif seringkali ditemukan dalam tulisan ilmiah karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Memperlihatkan fokus pada objek atau hasil dari suatu aksi
- Menekankan kepentingan dari objek atau hasil daripada subjek
- Menghindari penggunaan kata kerja yang terlalu subjektif
- Memberikan pengaruh yang lebih persuasif atas hasil suatu penelitian atau eksperimen
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kalimat pasif dalam tulisan ilmiah, yaitu:
- Hindari penggunaan kalimat pasif yang berlebihan sehingga membuat tulisan terkesan membosankan dan kurang dinamis
- Pastikan kalimat pasif yang digunakan tetap jelas dan mudah dipahami
- Perhatikan konteks dan tujuan dari penggunaan kalimat pasif
Contoh penggunaan kalimat pasif dalam tulisan ilmiah bisa dilihat pada tabel berikut:
Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
---|---|
Peneliti mengamati perilaku tikus selama 24 jam | Perilaku tikus diamati selama 24 jam |
Kami merancang eksperimen yang sesuai dengan hipotesis kami | Eksperimen dirancang sesuai dengan hipotesis kami |
Dosen membimbing mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir | Mahasiswa dibimbing oleh dosen dalam menyelesaikan tugas akhir |
Dalam melihat contoh di atas, perlu diperhatikan bahwa pemilihan penggunaan kalimat pasif tergantung pada konteks kalimat dan penulisannya. Karena itu, dalam tulisan ilmiah, penggunaan kalimat pasif harus dipertimbangkan dengan cermat agar tulisan ilmiah dapat lebih jelas dan mudah dipahami bagi pembaca.
Mitos seputar penggunaan kalimat pasif
Banyak yang berpikir bahwa menggunakan kalimat pasif adalah tanda kelemahan dalam menulis. Sehingga, mitos-mitos seputar penggunaan kalimat pasif sebagai berikut terbentuk:
- 1. Kalimat pasif selalu memperumit kalimat
- 2. Kalimat pasif selalu membuat tulisan kurang jelas
- 3. Kalimat pasif selalu lebih panjang dari kalimat aktif
Meski begitu, mitos-mitos di atas tidak selamanya benar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjebak dalam pemikiran yang salah tentang penggunaan kalimat pasif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kalimat pasif
Jika digunakan dengan tepat, kalimat pasif bisa jadi memperkaya tulisan Anda. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- 1. Penggunaan kalimat pasif sebaiknya hanya dilakukan jika memang diperlukan. Misalnya, ketika penekanan pada tindakan yang dilakukan, bukan pada pelakunya.
- 2. Pastikan menggunakan kata kerja yang tepat dalam kalimat pasif untuk menjaga keterangannya tetap jelas dan mudah dipahami.
- 3. Cobalah untuk tidak berlebihan menggunakan kalimat pasif agar tulisan tidak terlihat kaku dan sulit dicerna.
Contoh penggunaan kalimat pasif
Berikut adalah contoh penggunaan kalimat pasif pada tabel di bawah ini:
No | Kegiatan | Kalimat Aktif | Kalimat Pasif |
---|---|---|---|
1 | Membuat kopi | Saya membuat kopi | Kopi dibuat oleh saya |
2 | Merenovasi rumah | Kami merenovasi rumah | Rumah direnovasi oleh kami |
3 | Membeli laptop baru | Saya membeli laptop baru | Laptop baru dibeli oleh saya |
Penggunaan kalimat pasif pada tabel di atas membantu menekankan pada objek yang menjadi fokus, yaitu kegiatan yang dilakukan.
Yuk Coba Buat Kalimat Pasif!
Itulah sedikit pembahasan mengenai kalimat pasif dan contohnya. Menggunakan konstruksi kalimat seperti ini memang dapat lebih memperjelas objek, namun perlu diingat juga bahwa tidak semua kalimat bisa diubah menjadi pasif. Jadi, pastikan kamu mengerti betul kapan harus menggunakan kalimat aktif dan kapan harus menggunakan kalimat pasif. Selamat mencoba membuat kalimat pasif sendiri ya! Thanks for reading and jangan lupa untuk kunjungi kembali halaman ini untuk artikel menarik lainnya 🙂