Apa Itu Islam Syiah? Mengenal Lebih Dekat Ajaran Islam Syiah

Apa itu Islam Syiah? Sebuah pertanyaan yang sering menjadi perbincangan di masyarakat. Namun, sebenarnya Islam Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang memiliki perbedaan dalam pandangan keagamaan dan sosial dengan aliran Islam Sunni. Banyak hal yang membedakan di antara keduanya, seperti pengakuan Syiah terhadap kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, cucu dan menantu Nabi Muhammad SAW, sebagai khalifah pertama dalam Islam.

Namun, jika kita ingin memperdalam pemahaman mengenai Islam Syiah, kita harus meluangkan waktu untuk belajar dan memahami pandangan-pandangan yang dianut oleh aliran ini. Sebagai contohnya, umat Syiah percaya bahwa hikmah dan pengetahuan seorang mahdi merupakan landasan dalam pengaturan sebuah negara dan masyarakat yang baik. Selain itu, prinsip ketaatan terhadap Imam atau pemimpin lebih penting daripada ketaatan terhadap pemimpin dunia lainnya.

Banyak yang menganggap bahwa Islam Syiah hanya memicu persekusi dan perpecahan antara umat Islam. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebagai kaum muslim, kita seharusnya tidak hanya mengenal Islam secara umum, melainkan juga mengenal cabang-cabangnya, termasuk Islam Syiah. Dengan memahami perbedaan itu, kita dapat menghargai dan menghormati keberagaman yang ada dalam Islam. Yuk, mari kita kembangkan pemahaman kita mengenai Islam Syiah!

Sejarah munculnya Islam Syiah

Islam Syiah adalah salah satu dari cabang besar agama Islam. Mereka yang mengikuti ajaran Syiah disebut Syiah atau Syi’ah. Sejarah munculnya Islam Syiah bermula dari perbedaan politik yang terjadi sepeninggal Nabi Muhammad SAW.

Saat Nabi Muhammad SAW menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 632 M, terjadi perdebatan mengenai siapa yang akan memimpin umat Islam selanjutnya (khalifah). Mayoritas umat Islam memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, sedangkan sebagian kecil memilih Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW. Kelompok yang memilih Ali kemudian dikenal sebagai Syiah, yang bermakna pengikut Ali.

  • Konflik politik
  • Konflik antara golongan Abu Bakar dan Ali berlanjut pada masa pemerintahan kedua khalifah, yaitu Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Ali dianggap oleh para pengikutnya sebagai khalifah yang seharusnya pertama, dan konflik antara kedua kelompok semakin memuncak hingga akhirnya Utsman dibunuh oleh pemberontak yang didukung oleh Syiah di tahun 656 M.

  • Perpecahan besar-besaran
  • Melalui peristiwa tersebut, perpecahan besar-besaran terjadi di kalangan umat Islam pada masa itu, sehingga muncullah kelompok Syiah. Mereka percaya bahwa kepemimpinan Islam seharusnya diberikan kepada keluarga Nabi Muhammad SAW, yang diwakili oleh Ali dan keturunan-keturunannya.

  • Perkembangan Syiah
  • Pada masa-masa awal perkembangannya, kelompok Syiah tidak memiliki organisasi atau kelompok yang terstruktur. Namun, pengikut Syiah terus bertambah dan berkembang di berbagai belahan dunia Islam, terutama di wilayah-wilayah Kufah, Basrah, Lebanon, Bahrain, dan Iran.

Namun, terdapat perbedaan besar antara Syiah Sunni dalam hal pemahaman agama, kepemimpinan, dan aspek-aspek lainnya. Hingga saat ini, Syiah masih menjadi salah satu cabang besar dalam agama Islam yang memiliki pengikut dan ciri khas sendiri.

Perbedaan antara Islam Sunni dan Syiah

Islam adalah agama yang memiliki banyak cabang dan denominasi, di antaranya Sunni dan Syiah. Perbedaan utama antara kedua cabang Islam ini berasal dari perbedaan sejarah dan perselisihan teologis dalam interpretasi hukum Islam.

  • Perbedaan Sejarah
  • Syiah lahir sebagai kelompok politik yang membela hak Imam Ali sebagai penerus Nabi Muhammad setelah kematiannya. Sementara itu, kaum Sunni menerima kepemimpinan Khulafa’ al-Rasyidin setelah kematian Nabi Muhammad. Pada saat itu, para Sahabat Rasulullah tidak ada yang mengiklaskan kepentingannya untuk menjadi khalifah selanjutnya, sehingga terjadi perdebatan mengenai siapa yang pantas menjadi pemimpin.

  • Perbedaan Perselisihan Teologis
  • Selain itu, syiah memiliki beberapa keyakinan teologis yang berbeda dengan Sunni, seperti kepercayaan bahwa imam-imam mereka memiliki status yang sama dengan Nabi Muhammad dalam keistimewaan dan bahwa seorang imam harus dipilih oleh Allah. Sunni, di sisi lain, tidak menjunjung tinggi keistimewaan imam-imam tersebut, dan percaya bahwa siapapun dapat menjadi khalifah selama mereka dianggap paling memenuhi syarat.

  • Perbedaan Tradisi Keagamaan
  • Secara tradisional, Sunni dan Syiah juga memiliki cara ibadah yang berbeda, seperti perbedaan dalam cara mengucapkan doa dan penanggalan kalender Islam.

Meskipun perbedaan teologis antara Sunni dan Syiah masih menjadi perdebatan, kedua kelompok ini tetap memegang erat prinsip-prinsip inti Islam yang sama, seperti keyakinan pada satu Tuhan, melakukan ibadah secara teratur, dan memegang nilai-nilai moral yang baik.

Sunni Syiah
Menyembah Tuhan saja Menyembah Tuhan dan Ahlulbayt ( keturunan Nabi Muhammad)
Menggunakan Kalender Islam Menggunakan Kalender Islam dan Kalender Husaini
Mengimami dengan beberapa imam pilihan Mengimami dengan seorang pemimpin agama

Namun, penting untuk diingat bahwa perbedaan antara kedua kelompok ini seharusnya tidak digunakan untuk membenarkan diskriminasi atau kekerasan. Sebagai umat manusia, kita seharusnya menghormati perbedaan dalam pandangan agama selama kita dapat hidup berdampingan dalam kerukunan dan saling menghargai.

Ajaran-ajaran dalam Islam Syiah

Islam Syiah merupakan salah satu dari dua cabang utama dalam Islam, selain Islam Sunni. Meski keduanya sama-sama meyakini dasar-dasar ajaran Islam, namun terdapat perbedaan dalam hal pandangan, praktik keagamaan, dan sejarah. Berikut ini adalah beberapa ajaran dalam Islam Syiah yang perlu diketahui:

Tauhid

  • Islam Syiah mengaplikasikan konsep Tauhid sebagai prinsip utama dalam kehidupan keagamaan mereka. Tauhid adalah keimanan terhadap keesaan Tuhan yang dinyatakan oleh Bismillah dalam setiap shalat, dan juga dengan memberikan kekuasaan penuh hanya kepada Tuhan. Bukan kepada manusia, termasuk nabi Muhammad SAW dan Ahlul Bait sebagai pemimpin mereka.
  • Islam Syiah menganggap bahwa keimanan kepada imam tersembunyi (imam maksum) adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan keesaan Tuhan. Oleh karena itu, mereka selalu mempercayai seorang Imam tersembunyi atau Ahlul Bait sebagai pemimpin mereka setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
  • Islam Syiah juga percaya bahwa Allah SWT memilih para nabi dan imam untuk memberikan hukum dan menjadi wakil-Nya. Oleh karena itu, mereka sangat memuliakan nabi dan imam-imam mereka sebagai perantara Allah SWT.

Imamah

Imamah adalah konsep kepemimpinan dalam Islam yang mengikuti keberadaan Ahlul Bait sebagai imam atau pemimpin masyarakat. Islam Syiah percaya bahwa pemimpin yang harus menyusul Nabi Muhammad sebagai orang yang menjadi pengganti beliau adalah Ali bin Abu Thalib, sepupu dan menantunya, dan kemudian diikuti oleh keturunannya. Imam dalam Islam Syiah dianggap lebih dari sekadar pemimpin politik atau keagamaan, tetapi sebenarnya mereka adalah perantara antara umat manusia dengan Allah SWT.

Qiyamat

Islam Syiah memandang hari kiamat atau Qiyamat sebagai suatu peristiwa penting dalam agama mereka. Qiyamat dipercayai sebagai hari ketika Tuhan akan memulai kiamat dan menghancurkan seluruh alam semesta dan menciptakan alam baru. Pada hari itu, Imam akan muncul sebagai perantara Tuhan. Oleh karena itu, Islam Syiah selalu menantikan kedatangan Imam Mahdi sebagai tanda akhir zaman dan pembawa keselamatan bagi umat manusia.

Conclusion

Dalam Islam Syiah, konsep Tauhid, Imamah, dan Qiyamat dianggap sangat penting dan selalu dipegang teguh oleh umat Syiah. Ajaran-ajaran ini menunjukkan perbedaan signifikan dengan Islam Sunni, meskipun keduanya sama-sama mendasarkan kepercayaan mereka pada ajaran Islam yang murni.

Nama Konsep Penjelasan
Tauhid Konsep keesaan Tuhan, menjunjung tinggi imam tersembunyi, dan memuliakan nabi serta imam-imam
Imamah Konsep kepemimpinan yang dipegang oleh keturunan Ali bin Abu Thalib dan Ahlul Bait
Qiyamat Peristiwa penting dalam agama Islam yang dianggap sebagai tanda akhir zaman dan kedatangan Imam Mahdi

Pemahaman dan Pandangan Masyarakat terhadap Islam Syiah

Islam Syiah merupakan salah satu cabang dalam agama Islam yang memiliki kepercayaan dan praktik yang berbeda dari Sunni. Akan tetapi, pandangan masyarakat terhadap Islam Syiah seringkali hanya sebatas berasumsi dan belum benar-benar memahami kepercayaan dan praktik dalam Islam Syiah. Berikut adalah beberapa hal terkait pemahaman dan pandangan masyarakat terhadap Islam Syiah:

  • Banyak masyarakat Sunni menganggap Islam Syiah sebagai satu ajaran sesat dan menolak segala bentuk ajaran Islam Syiah.
  • Pemahaman bahwa Islam Syiah memiliki kecenderungan yang bermusuhan dengan Sunni dan memusuhi para sahabat dan khalifah.
  • Beberapa informasi dan tindakan radikal yang berasal dari kelompok-kelompok minoritas di dalam Islam Syiah membuat beberapa orang menganggap Islam Syiah berbahaya dan tidak dapat diterima di negara-negara kaum Sunni.

Perbedaan Pemahaman Antara Sunni dan Syiah

Salah satu perbedaan utama antara Sunni dan Syiah terletak pada interpretasi mereka tentang suksesi kepemimpinan secara politik di dalam Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sunni percaya bahwa para khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali adalah pemimpin yang sah sedangkan Syiah hanya mengakui kepemimpinan Ali dan keturunannya sebagai imam. Ini menghasilkan perbedaan pemahaman mengenai sejarah awal Islam dan pengaruh politik dan mungkin menimbulkan ketidaksepakatan antara Sunni dan Syiah.

Kebenaran tentang Pandangan Masyarakat terhadap Islam Syiah

Pandangan masyarakat terhadap Islam Syiah seringkali didasarkan pada asumsi dan kurangnya pengetahuan yang berarti tentang kepercayaan dan praktik dalam Islam Syiah. Sebagai umat Muslim, kita harus berkewajiban untuk mempelajari dan memahami agama kita yang sebenarnya, termasuk cabang-cabang yang ada di dalamnya. Dengan membangun pemahaman yang lebih baik tentang Islam Syiah, kita dapat memperkuat toleransi dan saling pengertian di antara umat Islam secara global.

Pandangan Masyarakat terhadap Islam Syiah Kenyataan tentang Islam Syiah
Islam Syiah dianggap sebagai ajaran sesat. Islam Syiah adalah salah satu cabang Islam yang memiliki kepercayaan dan praktik yang berbeda dari Sunni.
Islam Syiah dianggap bermusuhan dengan Sunni dan memusuhi para sahabat dan khalifah. Islam Syiah menghormati sejarah Islam dan para sahabat serta mengakui kepemimpinan Ali dan keturunannya sebagai imam.
Islam Syiah dianggap berbahaya dan tidak dapat diterima di negara-negara kaum Sunni. Sebagai umat Muslim, kita perlu menghargai perbedaan di antara kita dan membangun toleransi untuk saling mengerti dalam agama kita yang sama.

Kita sebagai umat Muslim harus membuat keputusan berdasarkan pengetahuan, memperkuat pemahaman yang lebih baik tentang Islam Syiah, dan merefleksikan semangat kebebasan berpikir dan menghargai perbedaan. Dalam menghormati perbedaan kita sebagai umat Muslim dan menciptakan cinta dan kesatuan di antara kita, kita dapat membuat perubahan yang lebih baik di dunia ini.

Konflik Politik dan Sosial yang Melibatkan Penganut Islam Syiah

Sebagai salah satu cabang utama dari agama Islam, Syiah memiliki sejarah panjang konflik politik dan sosial dengan penganut agama Islam Sunni dan pihak-pihak lain di berbagai negara di dunia.

Berikut adalah beberapa contoh konflik politik dan sosial yang melibatkan penganut Islam Syiah:

  • Konflik politik di Irak antara pihak Syiah dan Sunni yang bermula sejak jatuhnya Saddam Hussein pada tahun 2003. Konflik ini memuncak pada tahun 2006-2007 dengan merebaknya kekerasan sektarian. Banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang diakibatkan oleh konflik ini.
  • Konflik di Yaman antara penganut Syiah Houthi dan pemerintah Yaman yang didukung oleh Arab Saudi. Konflik ini telah menimbulkan banyak korban jiwa dan pengungsian, serta menimbulkan krisis kemanusiaan yang serius.
  • Konflik di Suriah, di mana pihak Syiah Iran dan kelompok-kelompok Syiah yang didukung oleh Iran (seperti Hizbullah) mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara melawan pemberontak Sunni.

Konflik-konflik tersebut menjadi penyebab perpecahan dan ketegangan antara umat Islam Sunni dan Syiah, serta menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan yang sangat besar. Selain itu, konflik-konflik tersebut juga menunjukkan kompleksitas dan beragamnya faktor yang mempengaruhi dan memperparah konflik antara kelompok-kelompok agama di negara-negara di Timur Tengah dan sekitarnya.

Perlu dicatat bahwa konflik-konflik tersebut tidak hanya disebabkan oleh faktor agama semata, namun juga oleh faktor sosial, politik, dan sejarah yang sangat kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya-upaya yang serius dan holistik untuk meredakan konflik-konflik tersebut dan mendorong dialog antar kelompok-kelompok agama dan budaya yang berbeda.

Islam Syiah di Berbagai Negara

Islam Syiah sebagai salah satu denominasi agama Islam memiliki pengikut yang tersebar di berbagai belahan dunia. Meskipun dianggap sebagai minoritas di dunia Islam, namun Islam Syiah memiliki pengaruh yang signifikan dalam sejarah dan budaya negara-negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara.

  • Iran – Iran merupakan negara dengan populasi mayoritas Islam Syiah. Sejarah mencatat, Islam Syiah menjadi agama resmi di Iran setelah kekalahan Dinasti Safawiyah pada abad ke-16. Sejak saat itu, pengaruh Islam Syiah secara signifikan meningkat di Iran.
  • Irak – Meskipun mayoritas penduduk Irak adalah Muslim Sunni, namun Syiah merupakan kelompok minoritas terbesar. Terdapat beberapa daerah di Irak yang mayoritas penduduknya adalah Syiah, termasuk di kota Karbala dan Najaf, yang menjadi pusat bagi para peziarah Syiah dari seluruh penjuru dunia.
  • Lebanon – Lebanon memiliki populasi campuran antara Muslim Sunni dan Syiah. Partai politik Syiah, Hezbollah, memainkan peran penting dalam politik dan keamanan Lebanon.

Selain itu, terdapat juga komunitas Syiah yang signifikan di negara-negara seperti Bahrain, Kuwait, India, Pakistan, dan Afghanistan. Di Indonesia sendiri, Islam Syiah terutama dianut oleh masyarakat di wilayah Timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

Perbedaan dalam pandangan keagamaan antara Islam Syiah dan Sunni menjadi salah satu penyebab ketegangan sosial dan konflik politik di beberapa negara di Timur Tengah. Namun, banyak pula yang menganggap perbedaan tersebut dapat bersatu dan hidup berdampingan dengan damai sebagai bagian dari toleransi dan pluralisme dalam Islam.

Negara Persentase Penduduk Syiah
Iran 90%
Irak 36%
Bahrain 70%
Lebanon 30%
Kuwait 30%
Pakistan 20%
Afghanistan 10%

Secara keseluruhan, Islam Syiah merupakan salah satu komunitas agama terbesar di dunia dan memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya negara-negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Meskipun terdapat perbedaan pandangan keagamaan, namun toleransi dan pluralisme tetap menjadi nilai penting dalam Islam.

Perkembangan dan Tantangan Islam Syiah di Era Modern

Islam Syiah adalah salah satu cabang Islam yang memiliki keberadaan dan pemahaman yang berbeda dari Sunni, cabang Islam yang paling banyak diikuti. Sejak awal mula berdirinya, Islam Syiah selalu menghadapi tantangan dan kontroversi. Di era modern, Islam Syiah terus mengalami perkembangan baik dalam hal jumlah pengikut maupun pemikiran dan ajarannya.

  • Perkembangan jumlah pengikut
    Jumlah pengikut Islam Syiah di era modern semakin bertambah, terutama di negara-negara dengan mayoritas Muslim seperti Iran, Irak, dan Lebanon. Di Iran, Islam Syiah menjadi agama negara dan memiliki kekuatan politik yang signifikan.
  • Pemikiran dan ajaran baru
    Dalam menghadapi perkembangan zaman, beberapa ulama Syiah memperbarui pemikiran dan ajaran mereka. Beberapa di antaranya adalah Ayatollah Khomeini dari Iran dan Ayatollah Sistani dari Irak, yang memperkenalkan konsep “welayatul faqih” atau kepemimpinan ulama dalam hal politik.
  • Tantangan dari pihak Sunni
    Hubungan antara Sunni dan Syiah selalu tegang. Konflik klasik dalam sejarah Islam seperti Pertempuran Karbala masih menjadi kontroversi antara kedua belah pihak. Di beberapa negara, Sunni menganggap Syiah sebagai kelompok sesat dan bahkan melakukan penindasan terhadap orang Syiah.

Perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh Islam Syiah di era modern adalah sesuatu yang kompleks. Namun, dengan terus memperbarui pemikiran dan memperbaiki hubungan dengan pihak Sunni, Islam Syiah dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi umat Islam dan dunia pada umumnya.

Tantangan Perkembangan
Penindasan oleh pihak Sunni Perkembangan jumlah pengikut dan pemikiran baru
Perbedaan pemahaman dengan Sunni Munculnya pemikiran yang lebih terbuka dan inklusif
Beberapa negara menganggap Syiah sebagai kelompok sesat Adanya upaya untuk memperbaiki hubungan antara Sunni dan Syiah

Secara keseluruhan, Islam Syiah terus menunjukkan perkembangan yang signifikan di era modern, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dari dalam dan luar. Namun, dengan terus mencari solusi dan memperbarui pemikiran, Islam Syiah dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat.

Terima Kasih Telah Membaca!

Itulah apa itu Islam Syiah. Tentunya, masih banyak hal yang dapat dipelajari tentang agama ini. Namun, secara umum, Islam Syiah menyajikan pandangan dunia yang sangat penuh dengan penghormatan, rasa saling menghargai, dan keadilan. Jangan ragu untuk kembali lagi dan membaca artikel-artikel menarik lainnya seputar dunia agama dan budaya. Terima kasih!