Halo sahabat pembaca sekalian! Hari ini kita akan membahas topik yang menarik sekaligus kontroversial yaitu “apa itu Islam Sunni”. Sebelum kita mulai, perlu diketahui bahwa Islam Sunni adalah salah satu dari dua kelompok besar dalam agama Islam. Meskipun begitu, banyak orang yang masih bertanya-tanya apa perbedaan antara Sunni dan kelompok lainnya yaitu Syiah. Oleh karena itu, saya akan menjelaskan secara singkat tentang apa itu Islam Sunni dan karakteristik apa saja yang menjadi ciri khas dari kelompok ini.
Dalam Islam, Sunni mengacu pada orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad dan sunnahnya. Sunni berasal dari kata “Sunna” yang berarti “jalan yang ditunjukkan Nabi”. Oleh karena itu, Sunni menyatakan bahwa mereka menerima semua catatan dan tindakan Nabi Muhammad seperti yang tercatat dalam Hadis dan Sirah. Sunni juga mempercayai bahwa pemimpin muslim harus dipilih dari kalangan pemimpin umat terbaik, dan bahwa otoritas untuk menafsirkan agama harus diberikan kepada para ulama terkemuka. Inilah beberapa ciri khas yang membedakan Sunni dari Syiah dan kelompok muslim lainnya.
Jadi, mengapa kita harus memahami perbedaan antara Sunni dan Syiah? Jawabannya sederhana: karena perbedaan ini ternyata sering menjadi sumber konflik antara umat muslim. Konflik Sunni-Syiah telah terjadi secara berulang selama berabad-abad, baik dalam bentuk ketegangan politik, maupun kekerasan fisik. Namun, dengan memperkuat pemahaman kita tentang perbedaan antara kedua kelompok ini, kita dapat mempromosikan kerjasama dan saling pengertian antara kedua kelompok, sehingga kita dapat hidup berdampingan secara damai sekaligus mempromosikan toleransi dan keterbukaan di masyarakat. Semoga artikel ini dapat membantu kita untuk lebih memahami apa itu Islam Sunni dan perbedaan antara Sunni dan Syiah.
Sejarah Islam Sunni
Islam Sunni merupakan salah satu dari dua aliran besar Islam di dunia, selain Islam Syiah. Meskipun sama-sama berasal dari agama Islam, keduanya memiliki perbedaan dalam hal pemahaman, keyakinan, dan amalan. Aliran Islam Sunni menjadi mayoritas di banyak negara di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Tenggara, dan Amerika Utara.
Sejarah Islam Sunni dimulai sejak masa kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, yang dikenal sebagai pendiri agama Islam. Setelah wafatnya, umat Islam terpecah menjadi beberapa golongan, termasuk ketika terjadi pengangkatan Khalifah Abu Bakar oleh umat Islam. Dari sini, muncul golongan yang percaya kepada keabsahan kepemimpinan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, yang kemudian disebut sebagai aliran Islam Sunni.
Secara garis besar, berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam Sunni:
- Pada tahun 632 M, Rasulullah Muhammad SAW wafat.
- Pada tahun yang sama, terpilihlah Abu Bakar sebagai Khalifah pertama umat Islam, yang kemudian diikuti oleh Umar, Utsman, dan Ali.
- Pada tahun 661 M, Ali bin Abi Thalib dibunuh, yang kemudian melahirkan golongan Syiah.
- Pada abad ke-8 hingga 10 M, munculah empat mazhab besar dalam Islam Sunni, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
- Pada abad ke-18 hingga 19, terjadi gerakan pembaruan dalam Islam Sunni yang dikenal sebagai Wahabi di Arab Saudi dan santri di Indonesia.
Aqidah Muslim Sunni
Aqidah Muslim Sunni adalah keyakinan yang diyakini oleh umat Islam Sunni. Aqidah ini mencakup pandangan umat Islam Sunni terhadap agama, Tuhan, Kitab Suci, dan Rasul Allah. Aqidah Muslim Sunni adalah fondasi utama bagi ajaran Islam Sunni dan menentukan praktik keagamaan mereka sehari-hari.
- Keberadaan Tuhan – Umumnya, umat Islam Sunni percaya akan keberadaan Tuhan yang merajai alam semesta. Tuhan Mahaesa, Mahaadil dan Maha Penyayang. Semua apa yang terjadi di alam semesta ini, semua makhluk hidup dan tak hidup, dapat dilihat sebagai tanda kebesaran dan keagungan Tuhan.
- Kitab Suci – Umat Islam Sunni memandang Al-Qur’an sebagai Kitab Suci utama mereka. Kitab Suci ini dianggap sebagai wahyu yang diberikan langsung oleh Tuhan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril dan diturunkan melalui akal dan hati Nabi Muhammad. Sunnah juga dianggap sebagai sumber penting ajaran Islam Sunni, yang menunjukkan contoh bagaimana Nabi Muhammad menjalani kehidupan sehari-hari.
- Iman – Iman dalam ajaran Islam Sunni dianggap sebagai kunci untuk memasuki surga dan berada di sisi Allah. Iman terdiri dari enam pilar, yaitu keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, para nabi, hari kiamat, dan takdir.
Umat Islam Sunni juga menganggap penting untuk memelihara hubungan baik dengan sesama umat manusia. Mereka disebutkan sebagai “Ummat yang selamat”, dan diharapkan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam. Adapun ajaran Islam Sunni lainnya meliputi salat, puasa, zakat, dan haji. Semua ajaran ini dipandang sebagai cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menegakkan nilai-nilai kebaikan di dalam masyarakat.
Penutup
Aqidah Muslim Sunni merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari umat Islam Sunni. Ajaran ini meliputi keyakinan mereka terhadap agama, Tuhan, Kitab Suci, dan tentu saja Rasul Allah. Selain itu, kepedulian terhadap sesama manusia juga ditekankan sebagai bagian integral dari kehidupan umat Islam Sunni.
Aqidah Muslim Sunni | Fondasi Ajaran Islam |
---|---|
Keyakinan pada keberadaan Tuhan Mahaesa, Mahaadil dan Maha Penyayang; | Mengenal agama, Tuhan, Kitab Suci, dan tentu saja Rasul Allah. |
Al-Qur’an sebagai Kitab Suci utama dan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad; | Mengetahui Sunnah sebagai sumber penting ajaran Islam Sunni, menunjukkan contoh bagaimana Nabi Muhammad menjalani kehidupan sehari-hari. |
Keimanan pada enam pilar yaitu Allah, malaikat, kitab-kitab suci, para nabi, hari kiamat, dan takdir; | Memahami iman sebagai kunci untuk memasuki surga dan berada di sisi Allah serta menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam. |
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, penting bagi umat Islam Sunni untuk memperkuat aqidahnya dan mengaplikasikan ajaran agama dalam praktek sehari-hari. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup mereka dan merealisasikan masyarakat yang lebih baik.
Perbedaan Islam Sunni dan Syiah
Islam adalah agama yang banyak dianut di Indonesia. Namun, tidak semua umat Islam memiliki keyakinan yang sama. Terdapat dua cabang utama dalam Islam, yakni Sunni dan Syiah. Berikut adalah perbedaan mendasar antara keduanya:
- Kepemimpinan: Sunni memilih pemimpin berdasarkan kesepakatan mayoritas. Sedangkan Syiah memilih pemimpin yang berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW.
- Adaptasi budaya: Sunni cenderung lebih mudah beradaptasi dengan budaya setempat. Syiah lebih mempertahankan tradisi dan budaya dari negara asal mereka.
- Praktik keagamaan: Sunni dan Syiah memiliki beberapa perbedaan dalam praktik keagamaan. Salah satunya terkait dengan cara shalat. Sunni melakukan shalat dengan meletakkan tangan di atas perut, sedangkan Syiah dengan di samping tubuh.
Meskipun terdapat perbedaan di antara mereka, Sunni dan Syiah tetap sama-sama mempercayai Tuhan yang satu dan mengikuti ajaran dari Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.
Perbedaan antara Sunni dan Syiah sangat penting untuk dipahami karena dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial dan politik. Perbedaan ini seringkali memicu konflik di beberapa negara dengan mayoritas Sunni atau Syiah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antara kedua kelompok.
Contoh Kasus Perbedaan Sunni-Syiah: Konflik di Irak
Perbedaan antara Sunni dan Syiah dapat dicermati melalui contoh kasus konflik di Irak yang terjadi pada tahun 2014. Pada saat itu, kelompok militan Sunni yang dikenal sebagai ISIS merebut wilayah yang dikuasai oleh pemerintahan Syiah di Irak.
Konflik ini diawali dari ketidakpuasan kelompok Sunni terhadap pemerintah Syiah yang diyakini melakukan diskriminasi dan penganiayaan. Akibatnya, kelompok Sunni memberontak dan mencari dukungan dari kaum Sunni dari negara-negara tetangga, termasuk ISIS.
Konflik ini menunjukkan bagaimana perbedaan Sunni-Syiah dapat berdampak pada situasi politik dan sosial di sebuah negara. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan toleransi antara kedua kelompok guna mencegah konflik yang lebih besar di kemudian hari.
Kitab Suci dalam Islam Sunni
Islam Sunni memiliki sejumlah kitab suci yang menjadi pedoman hidup dan ajaran agama. Kitab suci dalam Islam Sunni terdiri dari Al-Quran dan Hadis. Berikut penjelasan tentang kedua kitab suci tersebut:
Al-Quran
- Al-Quran adalah kitab suci Islam Sunni yang berisi ayat-ayat yang diwahyukan Allah SWT ke Nabi Muhammad SAW.
- Al-Quran memiliki 114 surat dan lebih dari 6.000 ayat.
- Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam dan menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim.
Hadis
Hadis merupakan sumber kedua ajaran Islam Sunni selain Al-Quran. Hadis berisi kumpulan perkataan, perbuatan, dan pendapat Nabi Muhammad SAW. Hadis menjadi sumber penting dalam memahami ajaran agama Islam dan memberikan petunjuk dalam menjalankan ibadah serta tata cara kehidupan sehari-hari. Hadis dibagi menjadi dua, yaitu hadis qudsi dan hadis nabawi.
Hadis qudsi adalah hadis yang berisi ucapan Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan hadis nabawi berisi ucapan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh para sahabatnya. Hadis diwariskan secara lisan selama beberapa tahun sebelum akhirnya ditulis dalam kitab hadis yang beredar saat ini.
Kesimpulan
Al-Quran dan Hadis merupakan kitab suci dalam Islam Sunni yang menjadi panduan dalam menjalankan ajaran agama dan tata cara kehidupan umat Muslim. Al-Quran menjadi sumber utama ajaran Islam, sedangkan Hadis memberikan penjelasan lebih rinci tentang pelaksanaan ajaran tersebut. Kedua kitab suci tersebut menjadi pedoman hidup bagi umat Muslim dan terus dijadikan rujukan dalam memahami ajaran Islam hingga saat ini.
Syarat menjadi Muslim Sunni
Islam Sunni adalah salah satu denominasi utama dalam agama Islam. Syarat untuk menjadi seorang Muslim Sunni adalah:
- Iman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan.
- Iman kepada semua Nabi dan Rasul, termasuk Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir dan Rasulullah.
- Iman kepada Kitab-kitab Suci, termasuk Al-Quran sebagai Kitab Suci terakhir yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
- Iman kepada Malaikat dan Hari Akhir.
- Menjadi pengikut Mazhab Sunni, yang dianjurkan untuk mengikuti empat Mazhab Sunni yaitu Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i, dan Mazhab Hanbali.
Iman adalah inti dari keyakinan seorang Muslim Sunni, sehingga syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi Muslim Sunni pun bersifat iman. Hal ini sejalan dengan makna kata Sunni, yang berasal dari kata Arab Sunnah yang berarti jalan yang ditempuh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Menjadi pengikut Mazhab Sunni juga penting untuk menjaga keberagaman pandangan dan praktik keagamaan dalam Islam. Keempat Mazhab Sunni ini memiliki perbedaan pendapat dalam masalah-masalah keagamaan tertentu, namun tetap memiliki kesamaan dan kebersamaan dalam prinsip-prinsip agama yang mendasar.
Syarat Umat Islam Sunni menurut Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali, seorang ulama penting dalam sejarah Islam, juga mengemukakan syarat-syarat dalam menjadi seorang Muslim Sunni. Syarat-syarat tersebut meliputi:
- Memiliki keyakinan yang kuat terhadap aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan ibadah secara sempurna, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
- Menjaga akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari, seperti jujur, adil, dan menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama.
Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu syarat menjadi Muslim Sunni. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengedepankan pentingnya moralitas dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.
Perbedaan Sunni dan Syiah
Islam Sunni dan Islam Syiah adalah dua denominasi utama dalam agama Islam yang memiliki perbedaan dalam beberapa hal. Salah satu perbedaan utama adalah dalam pemilihan khalifah, yang menjadi pemimpin umat Muslim setelah Nabi Muhammad SAW.
Islam Sunni | Islam Syiah |
---|---|
Memilih khalifah dari kalangan umat Islam secara konsensus atau perjanjian. | Memilih khalifah dari keluarga Nabi Muhammad SAW, yaitu sayyid. |
Tidak ada figur sentral dalam Mazhab Sunni, keempat Mazhab Sunni dianggap memiliki otoritas yang sama. | Memiliki figur sentral dalam pemahaman agama, yaitu imam. |
Mempercayai para sahabat Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin Muslim setelah Nabi. | Mereka yang percaya bahwa hanya keluarga Nabi Muhammad SAW dan keturunannya yang layak untuk memimpin umat Islam. |
Perbedaan-perbedaan ini menciptakan dinamika dan keragaman dalam dunia Islam, namun tidak mengurangi prinsip-prinsip dasar yang sama antara Sunni dan Syiah yaitu keyakinan kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan Kitab-kitab Suci.
Fiqih dalam Islam Sunni
Fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukum-hukum Islam yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi umat Muslim Sunni, fiqih memiliki peran yang penting dalam kehidupan mereka. Ada delapan mazhab dalam fiqih Islam Sunni yang berbeda dalam memandang hukum-hukum fiqih.
- Mazhab Hanafi adalah mazhab fiqih yang paling banyak diikuti di dunia Muslim. Mazhab ini berasal dari Abu Hanifah dan cenderung memperhatikan contoh-contoh dari Nabi Muhammad SAW dan Sahabatnya sebagai sumber hukum.
- Mazhab Maliki berasal dari Imam Malik. Mazhab ini menggunakan ajaran-ajaran dari para ulama di Madinah sebagai sumber utama dalam penentuan hukum.
- Mazhab Syafi’i adalah mazhab yang berasal dari Imam Syafi’i. Mazhab ini mengambil sumber dari Al Quran, hadis, serta pengamatan pada praktik Sahabat Nabi Muhammad SAW.
- Mazhab Hanbali adalah mazhab yang berasal dari Ahmad bin Hanbal. Mazhab ini memperhatikan hukum dari Al-Quran dan hadis sebagai sumber utama, serta mengutamakan pada pendapat para Sahabat Nabi Muhammad SAW.
- Mazhab Zahiri adalah mazhab yang lebih mengacu pada literal teks Al Quran dan hadis dalam penentuan hukum. Mazhab ini berasal dari Dawud al-Zahiri.
- Mazhab Ibadi adalah mazhab yang paling sedikit diikuti di dunia muslim. Mazhab ini mengikuti ajaran Abd Allah bin Ibadh dan lebih memperhatikan hukum dari Al-Quran.
Setiap mazhab memiliki aturan dan pandangan yang berbeda dalam penentuan hukum. Meski demikian, umat Muslim Sunni diakui memiliki kesepakatan dalam beberapa masalah penting yang meliputi: tauhid, shalat, zakat, puasa, haji, serta halal-haram yang berkaitan dengan makanan dan minuman, hubungan suami-istri, dan waris.
Fiqih dalam Islam Sunni sangat memerlukan dukungan dari berbagai sumber pengetahuan, termasuk ulama, kitab suci, dan hadis. Dalam memeriksa sebuah masalah hukum, para ulama Sunni mencari referensi hukum dari sumber-sumber tersebut dan melakukan interpretasi yang teliti dan cermat.
Fiqih dalam Islam Sunni dan Peran Ulama
Ulama Sunni memiliki peran penting dalam penentuan hukum fiqih. Mereka dipercaya untuk memberikan fatwa atau pendapat hukum yang kemudian dapat dijadikan acuan. Mereka harus diberikan kepercayaan yang cukup dalam melaksanakan tugas ini, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas dalam masalah agama.
Setiap ulama Sunni memiliki metodologi tersendiri dalam mengeluarkan fatwanya. Ada yang lebih mengutamakan interpretasi textual, sementara ada yang mencari kesepakatan mayoritas dan ada juga yang mencari interpretasi yang paling tepat dari segi akal sehat dan kemampuan logika.
Kesimpulan
Fiqih dalam Islam Sunni memiliki sejarah dan perkembangannya sendiri dalam menentukan hukum-hukum penting dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Terdapat delapan mazhab dalam fiqih dan ketentuan hukum yang berbeda, namun umat Muslim Sunni sepakat pada kesepakatan dalam beberapa masalah penting. Peran ulama dalam membuat keputusan hukum sangat penting dalam fiqih Sunni.
Mazhab | Pendiri | Jumlah Pengikut |
---|---|---|
Hanafi | Abu Hanifah | Paling banyak diikuti di dunia |
Maliki | Imam Malik | Lebih populer di Afrika Utara |
Syafi’i | Imam Syafi’i | Paling banyak diikuti di Indonesia dan Timur Tengah |
Hanbali | Ahmad bin Hanbal | Lebih populer di Arab Saudi |
Zahiri | Dawud al-Zahiri | Sedikit diikuti |
Ibadi | Abd Allah bin Ibadh | Lebih banyak diikuti di Oman, Tunisia, dan Libya |
Tabel di atas menjelaskan pendiri mazhab, jumlah pengikut, dan popularitasnya di berbagai wilayah. Selamat mempraktikkan fiqih dalam Islam Sunni dengan penuh kesadaran dan kecermatan.
Kerajaan Islam Sunni Terbesar dalam Sejarah
Islam Sunni adalah salah satu dari dua kelompok besar dalam agama Islam, selain Islam Syiah. Dalam sejarah perkembangan Islam, Kerajaan Sunni terbesar adalah Kerajaan Utsmaniyah yang didirikan oleh Utsman bin Affan pada tahun 1299 di wilayah Anatolia (sekarang Turki). Kerajaan ini berlangsung selama hampir 600 tahun, dari awal abad ke-14 hingga awal abad ke-20.
- Kerajaan Utsmaniyah memiliki wilayah yang sangat luas, meliputi sebagian besar wilayah Balkan, kawasan timur tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah. Total wilayah Kerajaan Utsmaniyah mencapai lebih dari 5,2 juta km persegi, menjadikannya salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah dunia.
- Selain wilayah yang luas, Kerajaan Utsmaniyah juga dikenal sebagai kerajaan yang sangat berkuasa. Beberapa puncak kejayaan Kerajaan Utsmaniyah adalah saat merajai lautan Mediterania dan membentuk persekutuan dengan negara-negara lain di Eropa. Trakta Concordia antara negara-negara Eropa dengan Turki pada tahun 1533 adalah contoh kerjasama internasional yang berhasil dilakukan.
- Sistem pemerintahan di Kerajaan Utsmaniyah juga sangat teratur dan efisien. Sultan sebagai kepala negara didampingi oleh sejumlah menteri dan pejabat tinggi yang membantu menjalankan pemerintahan. Di bawah pimpinan mereka, wilayah Kerajaan Utsmaniyah dipimpin oleh sejumlah gubernur dan kepala wilayah yang juga dibantu oleh sejumlah pejabat tinggi.
Meskipun Kerajaan Utsmaniyah telah runtuh pada awal abad ke-20 setelah berhasil dikalahkan selama Perang Dunia I, namun peninggalan sejarahnya masih tetap terasa hingga saat ini. Banyak arsitektur bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Utsmaniyah masih dapat ditemukan di berbagai negara, seperti Masjid Biru di Istanbul, Turki.
Berikut adalah tabel wilayah Kerajaan Utsmaniyah:
Negara | Luas Wilayah (km2) |
---|---|
Turki | 2.061.647 |
Irak | 438.317 |
Suriah | 185.180 |
Libya | 1.759.540 |
Tunisia | 164.150 |
Aljazair | 2.381.741 |
Yordania | 89.342 |
Lebanon | 10.452 |
Israel | 20.330 |
Wilayah lainnya di Asia Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara juga menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Utsmaniyah.
Terima Kasih Telah Membaca!
Itulah sedikit ulasan mengenai apa itu Islam Sunni, semoga artikel ini bisa membantu kalian memahami konsep tentang Islam Sunni dengan lebih baik. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke website kami lain kali untuk membaca artikel-artikel menarik seputar agama dan budaya. Sampai jumpa!