Gerakan ISIS merupakan sebuah pergerakan radikal yang muncul di dunia pada beberapa tahun terakhir ini. Meskipun telah menjadi sorotan media dan berbagai pihak, masih banyak yang belum mengetahui secara pasti apa itu gerakan ISIS dan bagaimana mereka muncul di permukaan. Gerakan ini menjadi kontroversial karena kekerasan yang mereka lakukan, yang dalam banyak kasus merugikan orang banyak dan menimbulkan trauma bagi korban serta keluarga mereka.
Gerakan ini juga kerap kali dikaitkan dengan agama Islam, meskipun ini masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti dan ahli agama. Banyak yang mengklaim bahwa gerakan ini bukanlah mewakili Islam sebagai agama secara keseluruhan, melainkan lebih merupakan hasil paham fanatisme dan radikalisme yang salah. Namun, ini tentunya menjadi persoalan yang harus dicermati dan dipahami lebih lanjut oleh masyarakat global, mengingat dampaknya yang begitu besar bagi keamanan dan kesejahteraan dunia.
Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa hal terkait gerakan ISIS dan berbagai permasalahan yang muncul seiring dengan keberadaan mereka. Namun, sebelum membahas lebih dalam lagi, penting untuk memahami secara dasar terkait apa itu gerakan ISIS dan bagaimana mereka beroperasi di lapangan. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Pengertian Gerakan ISIS
Gerakan ISIS merupakan kelompok jihadis yang berasal dari Irak dan Suriah dan secara resmi dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Syam. Grup ini didirikan pada tahun 1999 dengan nama Jamaah Al-Tawhid Wa Al-Jihad dan dipimpin oleh Abu Musab al-Zarqawi. Setelah Zarqawi tewas pada tahun 2006, kepemimpinan diambil alih oleh Abu Ayyub al-Masri dan kemudian oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang menjadi figur publik terkemuka di tahun 2010-an.
Gerakan ISIS dipandang sebagai kelompok ekstremis yang menggunakan kekerasan dan tekanan sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Tujuannya termasuk mendirikan negara Islam di Timur Tengah dan menghilangkan segala bentuk “ketidak-Islaman” seperti pemerintah sukunya dan kelompok agama yang berbeda.
Kebijakan Gerakan ISIS
- Membangun negara Islam di Timur Tengah
- Menyingkirkan segala bentuk “ketidak-Islaman” seperti pemerintah kafir dan kelompok agama yang berbeda
- Menegakkan hukum syariah secara primitif
Metode Gerakan ISIS
Gerakan ISIS menggunakan metode ekstrem untuk mencapai tujuannya, yang meliputi serangan teror dan taktik guerrila untuk mencapai tujuan mereka. Mereka sering memanfaatkan media sosial untuk menyebar pesan-pesan mereka dan menarik pengikut baru, serta menggunakan propaganda dan perang psikologis sebagai bagian dari strategi mereka.
Gerakan ISIS juga dikenal karena melakukan serangan sadis, termasuk pembunuhan massal, penyiksaan, dan pemerkosaan yang dilakukan oleh militan mereka. Mereka juga terkenal karena mengancam kesatuan dunia dengan melakukan serangan teror dan merusak iklim dunia.
Pengaruh Gerakan ISIS di Dunia
Gerakan ISIS telah menjadi momok dalam dunia internasional dan disebut-sebut sebagai organisasi teroris paling brutal di abad ke-21 ini. Mereka membentuk atribut dari biasa dan membunuh. Gerakan ini telah mendorong beberapa negara untuk mengambil tindakan militer untuk melawan mereka dan lainnya mengambil tindakan dengan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam.
Negara | Pengaruh ISIS |
---|---|
Suriah | ISIS berkontribusi dalam memperburuk konflik internal Suriah |
Irak | ISIS memproklamirkan kemerdekaan negara Islam di Irak dan memberlakukan hukum syariah secara primitif |
Eropa dan Amerika Serikat | ISIS melakukan serangan teror di Eropa dan Amerika Serikat |
Gambarannya, gerakan ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengambil tindakan keras untuk mencapai tujuannya dalam mendirikan negara Islam dan meremajakan dunia dalam kehendak mereka yang sangat kejam. Tindakan mereka telah mempengaruhi negara-negara di seluruh dunia, memberikan dukungan dan pujian di salah satu daerah dan menentangnya di daerah lainnya.
Sejarah Berdirinya ISIS
ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria didirikan pada tahun 2003 oleh kelompok militan Sunni al-Qaeda di Irak sebagai respon atas invasi Amerika Serikat ke Irak. Pada awalnya, kelompok ISIS dikenal dengan sebutan Jama’at al-Tawhid wal-Jihad dan dipimpin oleh Abu Musab al-Zarqawi. Kelompok ini memiliki tujuan untuk mengusir pasukan Amerika Serikat dari Irak dan mendirikan negara Islam di wilayah tersebut.
- Pada tahun 2006, kelompok ini resmi menjadi bagian dari al-Qaeda dan berganti nama menjadi al-Qaeda in Iraq (AQI).
- Setelah kematian al-Zarqawi pada tahun 2006, pimpinan AQI beralih ke Abu Ayyub al-Masri dan kemudian kepada Abu Bakr al-Baghdadi pada tahun 2010.
- Pada tahun 2013, al-Baghdadi memutuskan untuk memisahkan diri dari al-Qaeda dan membentuk kelompok ISIS yang independen.
Meskipun sebelumnya sudah dikalahkan oleh pasukan Amerika Serikat pada tahun 2011, kelompok ISIS berhasil bangkit kembali pada tahun 2014 dengan merebut sejumlah wilayah di Suriah dan Irak. Tindakan brutal mereka dalam memperluas wilayah kekuasaannya, seperti pemenggalan kepala dan penyiksaan, menyebabkan dunia internasional memandang serius ancaman yang dihadirkan oleh kelompok ini.
Sejak saat itu, pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah berusaha untuk memberantas ISIS dari wilayah kekuasaannya. Terlebih setelah kelompok ini melakukan serangkaian serangan teror di dunia, termasuk di Paris pada tahun 2015 dan di Istanbul pada tahun 2016.
Tahun | Peristiwa |
---|---|
2003 | Jama’at al-Tawhid wal-Jihad didirikan oleh Abu Musab al-Zarqawi. |
2006 | Jama’at al-Tawhid wal-Jihad menjadi bagian dari al-Qaeda dan berganti nama menjadi al-Qaeda in Iraq (AQI). |
2010 | Abu Bakr al-Baghdadi menjadi pimpinan AQI. |
2013 | Al-Baghdadi memisahkan diri dari al-Qaeda dan membentuk Kelompok ISIS yang independen. |
2014 | ISIS merebut wilayah di Suriah dan Irak. |
Sejarah berdirinya ISIS mencerminkan perjuangan militan Sunni untuk merebut kembali kekuasaan dan menegakkan ideologi mereka di wilayah yang dianggap sakral. Walau hingga saat ini pasukan koalisi internasional masih terus berjuang untuk memberantas keberadaan ISIS, pergerakan tersebut tetap menjadi ancaman besar bagi perdamaian dunia.
Ideologi yang Dianut oleh ISIS
ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria adalah kelompok teroris yang mengangkat ideologi Islam Sunni yang sangat radikal. Mereka memiliki visi untuk membangun kembali kekhalifahan Islam yang memerintah dunia pada abad ke-7 hingga abad ke-13. Salah satu tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk menumbangkan pemerintahan yang ada dan menciptakan pemerintahan berskala global yang dipimpin oleh Khalifah, seorang pemimpin spiritual yang diangkat oleh umat Islam.
- Salafisme
- Khilafah
- Takfirisme
Gerakan ISIS memiliki tiga karakteristik utama dalam ideologi yang dianut, yaitu salafisme, khilafah dan takfirisme. Salafisme adalah pandangan gerakan untuk menolak segala tradisi dan tindakan yang dianggap tidak sesuai dengan kepercayaan dan praktek awal umat Islam. Mereka percaya bahwa Islam harus dijalankan sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan pada zaman para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, ISIS juga menghendaki pembentukan Khilafah sebagai pengganti sistem pemerintahan yang berlaku saat ini, seperti berbagai negara Arab ataupun Barat. Mereka meyakini bahwa Islam memerintahkan dalam pembentukan Khilafah sebagai ungkapan dari peleburan semua wilayah yang dikuasai oleh Muslim. Gerakan ISIS kemudian berjuang untuk merealisasikan visi ini, dengan cara umumnya yang sangat bengis dan menjunjung tinggi ajaran jihad.
Yang tak kalah penting dalam ideologi yang diusung adalah takfirisme, yaitu pandangan bahwa kelompok atau individu yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam dan kepemimpinan bukan Sunni harus dianggap kafir dan harus diperangi. ISIS mengklaim bahwa semua kelompok Muslim yang tidak sepaham dengan mereka adalah musuh dan harus dilawan sampai tuntas. Itulah mengapa, sering kali kelompok ini memuka-muka dengan cara paling bengis dan menggunakan bahasa kekerasan untuk membangkitkan umatnya.
Peran Ideologi dalam Aksi ISIS
Ideologi yang dianut oleh ISIS sangat mempengaruhi tindakan kelompok ini. Kehendak untuk membentuk khilafah dan memerangi orang yang dianggap tidak sepaham dengan mereka menjadi alasan kuat dalam setiap aksi yang mereka lakukan. Tak hanya di Irak dan Syria, tetapi juga menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Beberapa aksi ISIS di Indonesia terjadi sebagai dampak dari propaganda yang dilakukan melalui media sosial, yang menyebarkan ajaran-ajaran yang menarik bagi para pemuda yang masuk dalam lingkungan radikal.
Tabel berikut merangkum beberapa tindakan bengis yang dilakukan oleh ISIS sebagai bentuk pengaruh ideologinya dalam gerakan.
Tindakan | Tanggal | Tempat |
Bunuh Diri Bom | 11 Maret 2021 | Katedral Makassar |
Penggalan kepala warga negara Inggris David Haines | 14 September 2014 | Suriah |
Serangan Paris | 13 November 2015 | Paris, Prancis |
Bom Bandara Bandara Brussel-Zaventem dan Metro Brussel | 22 Maret 2016 | Brussel, Belgium |
Dalam pandangan ISIS, setiap aksi tersebut memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk membela Islam dan untuk memberantas segala tindakan yang dianggap mengganggu. Namun aksi tersebut jelas melanggar hak asasi dan merugikan banyak orang. Karena itu, penting untuk memahami ideologi yang diusung oleh ISIS dan juga menentang tindakan bengis yang mereka lakukan demi memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
Metode Rekrutmen ISIS terhadap Anggotanya
Terorisme menjadi isu yang semakin panas diperbincangkan di seluruh dunia. Salah satu kelompok teroris yang memiliki pengaruh besar adalah ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau juga dikenal sebagai ISIL (Islamic State of Iraq and Levant). ISIS merupakan kelompok teroris yang menyebarkan ideologi radikal Islam dan melakukan tindakan kekerasan di berbagai belahan dunia. Salah satu cara yang dilakukan oleh ISIS dalam memperoleh anggotanya adalah melalui metode rekrutmen yang agresif.
- Rekrutmen Online
- Rekrutmen Melalui Kelompok Radikal
- Rekrutmen Melalui Jaringan Sosial
Salah satu metode rekrutmen ISIS adalah melalui dunia maya. Mereka memanfaatkan media sosial dan platform daring untuk merekrut anggota baru. Para perekrut ISIS banyak beroperasi di jejaring sosial Twitter, Facebook, dan YouTube. Mereka mencoba mempengaruhi para pengguna media sosial dengan menyajikan konten yang mengesankan, seperti gambaran idyllic tentang kehidupan di bawah pemerintahan ISIS.
ISIS juga merekrut anggotanya melalui kelompok-kelompok yang memiliki afiliasi dengan paham radikal Islam, seperti Jamaah Tabligh, Hizbut Tahrir, dan sejenisnya. Mereka meminta bantuan dari kelompok-kelompok tersebut untuk merekrut simpatizer atau pengikut baru yang siap bergabung dan melakukan aksi terorisme.
Salah satu cara yang dilakukan oleh ISIS adalah merekrut melalui jaringan sosial. Mereka mengirimkan perekrut atau tenaga-cadangan untuk menjalin hubungan secara fisik dengan calon korban. Perekrut ini dipilih dengan cermat dan seringkali adalah orang-orang yang telah lama terlibat dalam gerakan militan atau memiliki pengalaman dalam aksi terorisme.
Peran Propaganda dalam Rekrutmen ISIS
Propaganda juga memainkan peran penting dalam merekrut anggota ISIS. Propaganda ISIS menampilkan gambaran yang ideal tentang kehidupan di bawah pemerintahan ISIS. Mereka menyajikan imajinasi tentang negara Islam yang ideal dan kehidupan di dalamnya. Propaganda ini juga memperlihatkan dukungan terhadap seperangkat nilai yang seringkali tidak dimengerti oleh masyarakat umum, seperti menolak demokrasi dan melawan pemerintah yang dianggap kafir atau sekuler.
Taktik Propaganda ISIS | Deskripsi |
---|---|
Video-Video High-End | ISIS sering kali membuat video-propaganda dengan kualitas produksi tinggi. Video ini menampilkan aksi mereka yang kejam, ataupun kehidupan masyarakat yang ideal di bawah pemerintahan ISIS. |
Media Sosial | Propaganda ISIS tersebar melalui berbagai platform media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Mereka membuat akun-akun sebagai sarana propaganda atau posting pada komentar-komentar lain. |
Surat Kabar ISIS | ISIS mempublikasikan surat kabar yang disebut Al-Furat. Surat kabar ini menampilkan berbagai berita dan laporan seputar perjuangan mereka. Penerbitan surat kabar ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kekuatan ISIS. |
Propaganda ISIS berperan penting dalam membentuk persepsi masyarakat global terhadap gerakan ini. Mereka merombak taktik propaganda mereka secara periodik agar tetap efektif dalam menarik perhatian masyarakat umum.
Aktivitas Teroris yang Dilakukan ISIS
ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) adalah kelompok militan Islamic yang memimpin aksi terorisme di sejumlah negara. Gerakan isis memiliki tujuan untuk menguasai wilayah baik di Timur Tengah maupun di luar wilayah tersebut. Kelompok ISIS dikenal memiliki kebiasaan melakukan aksi terorisme terhadap warga sipil. Berikut adalah beberapa aktivitas teroris yang dilakukan oleh ISIS:
- Bom bunuh diri: ISIS sering melakukan bom bunuh diri untuk menargetkan warga sipil dan kelompok minoritas agama. Mereka melakukan aksi ini untuk menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat.
- Pembunuhan massal: ISIS dikenal sering melakukan pembunuhan massal terhadap kelompok minoritas agama. Mereka juga membunuh orang-orang yang dianggap sebagai musuh di daerah yang mereka kuasai.
- Pemerkosaan dan perdagangan manusia: ISIS melakukan pemerkosaan terhadap perempuan dan anak perempuan yang mereka tangkap. Mereka juga melakukan perdagangan manusia dengan menjual perempuan dan anak perempuan yang berhasil mereka tangkap sebagai budak.
Strategi dan Taktik ISIS
Sebagai nasihat bagi kelompok militan lain, ISIS menjalankan strategi dan taktik mereka dengan sangat efektif. Mereka mampu melakukan serangan teror secara simultan di lokasi yang berbeda, dan mengalihkan perhatian ke tempat lain setelah melakukan aksi teror. ISIS juga menggunakan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan diri dan merekrut simpatisan dari berbagai negara.
Strategi mereka dalam merekrut anggota baru adalah dengan mencari orang-orang yang merasa tidak puas dengan pemerintah atau masyarakat setempat. Mereka juga menargetkan orang yang merasa terdiskriminasi atau tidak adil sehingga memudahkan mereka untuk merekrut anggota baru. Kelompok ini juga menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta memberikan imbalan kepada anggota yang berhasil melakukan aksi terorisme.
Konflik ISIS dengan Negara-negara Barat
Pada awalnya, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris menganggap ISIS sebagai ancaman yang tidak signifikan. Namun, setelah kelompok ini berhasil merebut beberapa wilayah di Irak dan Suriah, negara-negara Barat mulai memperhatikan keberadaan kelompok ISIS. Negara-negara Barat kemudian melakukan serangan udara terhadap wilayah yang diduduki ISIS.
Negara Barat | Aksi Melawan ISIS |
---|---|
Amerika Serikat | Memberikan bantuan militer kepada pasukan Irak dalam melawan ISIS. Melakukan serangan udara terhadap wilayah yang diduduki oleh ISIS. |
Inggris | Memberikan bantuan logistik serta melakukan serangan udara terhadap wilayah yang diduduki oleh ISIS. |
Terlepas dari upaya oleh negara-negara Barat, kelompok ISIS masih bisa melakukan serangan teror di berbagai negara di dunia. Oleh karena itu, peran masyarakat sangat penting dalam memberikan informasi kepada pihak keamanan jika mengetahui adanya aktivitas teroris yang mencurigakan.
Dampak dari Kegiatan ISIS terhadap Masyarakat dan Politik Internasional
Gerakan ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria merupakan kelompok militan yang bermaksud untuk mendirikan khilafah atau negara Islam di Timur Tengah. Dalam perjalanannya, kelompok ini telah melakukan banyak kegiatan yang merugikan masyarakat dan menyebabkan ketegangan politik internasional yang mempengaruhi banyak negara di dunia.
Dampak pada Masyarakat
- Terjadinya tindakan terorisme dan kekerasan yang mengancam keselamatan masyarakat di berbagai negara.
- Meningkatnya suhu politik di negara-negara dengan populasi Muslim yang signifikan.
- Tingginya tingkat radikalisasi di kalangan beberapa kelompok masyarakat.
Dampak pada Politik Internasional
Kegiatan ISIS juga memberikan dampak yang signifikan pada arena politik internasional.
- Terjadinya ketegangan di antara negara-negara pimpinan Barat dan negara-negara Islam yang merasa terancam akan adanya serangan dari negara-negara Barat.
- Banyak negara-negara yang bergabung dalam koalisi internasional untuk melawan gerakan ISIS.
- Menjadi masalah yang sulit diatasi bagi dunia internasional, karena ISIS memiliki pengaruh yang besar di masyarakat dan sulit untuk dihentikan.
Peran Media Massa
Media massa berperan penting dalam memperkuat atau melemahkan gerakan ISIS. Dalam beberapa kasus, media massa dapat memberikan porsi yang berlebihan terhadap kegiatan ISIS sehingga menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat. Namun, media massa juga dapat memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang gerakan ISIS sehingga dapat meminimalisir tingkat radikalisasi di kalangan masyarakat.
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keberadaan ISIS | Menimbulkan ketakutan dan kepanikan di masyarakat |
Memperkuat koalisi internasional untuk melawan ISIS | Mendorong tindakan radikal dari beberapa kelompok masyarakat |
Memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang gerakan ISIS | Memberikan porsi yang berlebihan terhadap kegiatan ISIS |
Sebagai konklusi, gerakan ISIS membawa dampak yang sangat besar tidak hanya bagi masyarakat di Timur Tengah, melainkan juga bagi dunia internasional secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya melawan gerakan ini harus dilakukan oleh semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun media massa.
Upaya Pemerintah Internasional dalam Memerangi ISIS
Terorisme yang dilakukan oleh ISIS tidak hanya mempengaruhi keamanan negara-negara di Timur Tengah, tetapi juga negara-negara di seluruh dunia. Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah internasional dalam memerangi ISIS:
- Intervensi Militer – Beberapa negara internasional melakukan intervensi militer terhadap ISIS, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis. Pihak-pihak ini terlibat dalam perang udara melawan posisi-posisi ISIS dan melancarkan operasi darat.
- Pembatasan Keuangan – Negara-negara internasional membatasi keuangan ISIS dengan mengurangi sumber daya keuangan mereka. Hal ini dilakukan dengan melarang pengiriman uang dari luar negeri, membekukan rekening bank ISIS, dan memotong jalur pendanaan mereka.
- Kerjasama Intelijen – Untuk memerangi ISIS, negara-negara internasional meningkatkan kerjasama intelijen mereka. Intelijen yang saling berkaitan memungkinkan mereka untuk bekerja sama dalam mencari keberadaan ISIS dan penggemar-penggemar mereka.
Senjata utama untuk memerangi ISIS ialah kerjasama dan koordinasi internasional. Ini merupakan ancaman yang tidak hanya memengaruhi satu negara atau satu daerah tertentu, sehingga diperlukan upaya bersama negara-negara dunia untuk mengatasi ancaman ini.
Perang melawan ISIS telah menghasilkan perubahan besar dalam dinamika geopolitik dan stabilitas keamanan di sekitar Timur Tengah. Namun, upaya pemerintah internasional dalam memerangi ISIS masih terus berlanjut.
Peran Indonesia dalam Memerangi ISIS
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, telah menjadi sasaran utama ISIS. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah orang Indonesia bergabung dengan kelompok teror tersebut. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh ISIS, Indonesia melakukan upaya berikut:
- Penguatan Hukum – Undang-undang anti-terorisme yang lebih tegas telah disahkan oleh pemerintah Indonesia untuk memerangi ancaman terorisme ISIS di Indonesia.
- Operasi Intelijen – Pemerintah Indonesia melaksanakan operasi intelijen untuk mengungkapkan penggemar ISIS di dalam negeri. Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan orang Indonesia yang terkait dengan ISIS telah ditangkap.
- Kerjasama Internasional – Indonesia bekerja sama dengan negara-negara internasional, terutama negara-negara Asia dan Australia dalam memerangi ancaman ISIS. Indonesia aktif berpartisipasi dalam forum internasional untuk menangani ancaman kelompok teror.
Meskipun Indonesia bukan merupakan negara yang berperang melawan ISIS, tetapi Indonesia aktif berpartisipasi dalam upaya pemerintah internasional untuk memerangi kelompok teror ini. Pemerintah Indonesia sadar akan ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS, dan berupaya agar ancaman ini tidak menghancurkan keamanan nasional.
Kasus Kontroversial Penangkapan Warga Negara Asing
Penangkapan warga negara asing yang diduga terkait dengan ISIS menjadi kontroversi dalam upaya pemerintah internasional memerangi kelompok teror ini. Berikut adalah beberapa kasus kontroversial terkait dengan penangkapan warga negara asing:
Kasus | Detail |
---|---|
Kasus John Cantlie | John Cantlie, seorang wartawan Inggris, ditawan sebagai sandera ISIS selama lebih dari 6 tahun. Ada spekulasi bahwa Cantlie disiksa dan dipaksa untuk membuat video untuk ISIS. |
Kasus El Shafee Elsheikh dan Alexanda Kotey | Kedua pria ini adalah warga negara Inggris yang menjadi pengembara ISIS dan dituduh terlibat dalam beberapa eksekusi. Pada Oktober 2019, mereka ditangkap oleh pasukan Kurdi di wilayah Suriah Utara. Kontroversi muncul ketika Inggris menolak untuk menerima kedua pria ini ke negaranya dan menanggapi permintaan Amerika Serikat untuk membawa kedua pria ini ke pengadilan Amerika Serikat. |
Kasus Shamima Begum | Shamima Begum adalah seorang warga negara Inggris yang bergabung dengan ISIS pada usia 15 tahun. Pada 2019, ia ditemukan di kamp pengungsi di Suriah dengan seorang anak berusia satu tahun. Keputusan pemerintah Inggris untuk mencabut kebangsaan Begum mengangkat kritik internasional dan kontroversi hukum. |
Kasus-kasus penangkapan seperti ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi oleh pemerintah internasional dalam memerangi ISIS. Ditangkapnya penggemar asing ISIS di wilayah Suriah dan Irak meningkatkan masalah hukum yang rumit dan masalah diplomasi antarnegara.
Sampai Jumpa Lagi!
Nah, sekarang kamu udah tau kan apa itu Gerakan ISIS? Meskipun terkesan menyeramkan, namun kita gak perlu takut asal kita bisa waspada dan bijak dalam menyikapinya. Kita harap tulisan ini bisa memberi kamu insight terbaru ya. Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa untuk mampir lagi ke website ini untuk artikel-artikel menarik lainnya. Sampai jumpa lagi!